Endah Sri Hartatik
Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro

Published : 21 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

PENDAMPINGAN PENCATATAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN DI SD NEGERI MANYARAN 01 SEMARANG Tri Handayani; Endah Sri Hartatik
Harmoni: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 2 (2021): HARMONI
Publisher : Departemen Linguistik, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/hm.5.2.79-89

Abstract

ABSTRAKPendampingan merupakan kegiatan menemani seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Pendampingan dalam kegiatan ini adalah pendampingan pencatatan koleksi perpustakaan sekolah dasar dengan menggunakan sistem yang telah diatur dalam Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah. Pencatatan koleksi perpustakaan dilakukan pada Buku Induk secara manual maupun elektronik. Tujuan pendampingan adalah meningkatkan efektifitas kerja para pengelola arsip dalam mencapai tujuan. Tujuan pencatatan koleksi pustaka identik dengan tujuan pengolahan koleksi, yaitu memudahkan temu balik koleksi yang diperlukan. Buku Induk juga merupakan salah satu komponen sarana prasarana yang dinilai dalam program penilaian sekolah. Kegiatan pendampingan diperlukan oleh Sekolah Dasar Negeri Manyaran 01 Semarang karena sekolah ini belum pernah membuat Buku Induk. Peserta pendampingan adalah pengelola perpustakaan dan guru kelas yang diberikan tugas tambahan mengelola perpustakaan. Hasil kegiatan adalah pengelola perpustakaan memiliki pengetahuan baru tentang Buku Induk. Hasil tambahan adalah draft Buku Induk. Draft ini sangat penting karena merupakan salah satu kelengkapan dokumen sarana prasarana yang dinilai dalam kegiatan penilaian sekolahKata kunci : Pendampingan, Perpustakaan, Buku Induk, Sarana Prasarana, Sekolah Dasar ABSTRACTMentoring is an activity to accompany a person or group of people to achieve the expected goals. Mentoring in this activity is mentoring in recording elementary school library collections using a system that has been regulated in the School Library Administration Guidelines. Recording of library collections is carried out on the Main Book manually or electronically. The purpose of the mentoring is to increase the effectiveness of the library managers' work in achieving the goals.  The purpose of recording library collections is identical to the purpose of processing collections, that is to facilitate the retrieval of the required collection. The Parent Book is also one of the components of the facilities that are assessed in the school assessment program. Mentoring activities are needed by this school because this school has never made the Main Book. Mentoring participants are library managers and classroom teachers who are given additional tasks to manage the library. The result of the activity is that the library manager has new knowledge about the Main Book. An additional result is a draft of the Main Book.  This draft is very important because it is one of the completeness of the infrastructure documents that are assessed in school assessment activitiesKeywords: Mentoring, Library, Main Book, Facilities, Primary School
Peran Partisipasi Pimpinan dan Pegawai Administrasi dalam Penyusunan Klasifikasi dan Jadwal Retensi: Studi Kasus pada Terminal LPG Semarang Tri Handayani; Endah Sri Hartatik
Anuva: Jurnal Kajian Budaya, Perpustakaan, dan Informasi Vol 3, No 2 (2019): Juni
Publisher : Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.402 KB) | DOI: 10.14710/anuva.3.2.135-149

Abstract

Partisipasi adalah peran serta seseorang atau sekelompok orang terhadap suatu kegiatan. Partisipasi dalam konteks kebijakan publik adalah partisipasi aktif pihak yang berada pada posisi rentan tidak hanya pada proses pembuatan melainkan hingga terlibat secara langsung terhadap dampak yang diakibatkan oleh kebijakan tersebut. Klasifikasi dan jadwal retensi arsip merupakan dua dari empat pilar penyelenggaraan kearsipan dinamis. Keberadaannya diperlukan sebagai pendukung keberlangsungan sistem informasi organisasi. Metode penelitian ini adalah dengan wawancara, observasi, dan penggunaan dokumen pemerintah, dan dokumen milik perusahaan Terminal LPG Semarang. Penelitian ini menggunakan pendekatan administrasi publik dan manajemen arsip. Hasil penelitian menunjukkan, pimpinan atau manajer beserta para pegawai administrasi memiliki tingkat partisipasi yang tinggi dalam proses penyusunan klasifikasi dan jadwal retensi arsip. Keberhasilan penelitian terjadi karena gaya kepemimpinan manajer perusahaan yang baik, komunikasi manajer pada para pegawai administrasi yang baik, serta serta komunikasi antar pegawai administrasi yang baik. Penelitian ini perlu ditindaklanjuti hingga perusahaan benar-benar memiliki klasifikasi dan jadwal retensi arsip sebagai pedoman bagi penyelenggaraan kearsipan perusahaan.
PENDAMPINGAN PENETAPAN NOMOR INVENTARIS KOLEKSI PERPUSTAKAAN DI SD NEGERI MANYARAN 01 SEMARANG Tri Handayani; Endah Sri Hartatik
Harmoni: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 1 (2022): HARMONI
Publisher : Departemen Linguistik, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/hm.6.1.109-123

Abstract

Buku Inventaris merupakan salah satu sarana perpustakaan yang diperlukan sebagai dasar bagi pelaksanaan pengolahan koleksi pustaka selanjutnya. Observasi yang dilakukan terhadap sejumlah perpustakaan sekolah dasar di Indonesia melalui berbagai laporan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, menunjukkan bahwa masih ditemukan sekolah-sekolah dasar yang kondisi perpustakaannya tidak terkelola sesuai standar yang telah ditetapkan oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Pendampingan dalam kegiatan ini adalah pendampingan terhadap para pengelola perpustakaan dalam menetapkan nomor inventaris. Penetapan ini harus dilakukan agar tahapan selanjutnya dalam pengolahan koleksi pustaka dapat dilakukan. Kegiatan pendampingan penetapan nomor inventaris koleksi pustaka yang dimiliki perpustakaan Sekolah Dasar Negeri Manyaran 01 Semarang diperlukan karena sekolah ini belum pernah membuat Buku Inventaris. Peserta pendampingan adalah Operator dan guru kelas yang diberikan tugas tambahan mengelola perpustakaan. Hasil kegiatan adalah pengelola perpustakan memiliki pengetahuan baru tentang Nomor Inventaris. Hasil lainnya adalah SD Negeri Manyaran 01 Semarang memiliki draft baru Buku Inventaris yang lebih lengkap informasinya.  Kata kunci : Pendampingan, Perpustakaan, Nomor Inventaris, Buku Inventaris, Sekolah DasarInventory books are one of the library facilities needed as a basis for the implementation of further processing of library collections. Observations made on several elementary school libraries in Indonesia through various research reports that have been carried out previously show that there are still elementary schools whose library conditions are not managed according to the standards set by the National Library of the Republic of Indonesia. Mentoring in this activity is mentoring library managers in determining inventory numbers. This determination must be made so that the next stage in processing library collections can be carried out. Mentoring activities in determining the inventory number of library collections owned by the Manyaran 01 Semarang State Elementary School library are needed because this school has never made an Inventory Book. Mentoring participants are Operators and classroom teachers who were given the additional task of managing the library. The result of the activity is that the library manager has new knowledge about Inventory Numbers. Another result is that the Manyaran 01 State Elementary School Semarang has a new draft of the Inventory Book with more complete information.Keywords: Mentoring, Library, Inventory Number, Inventory Books, Elementary School   
PENDAMPINGAN VERIFIKASI KOLEKSI PERPUSTAKAAN PASCA PELABELAN CALL NUMBER JENIS BUKU BACAAN DI SD NEGERI MANYARAN 01 SEMARANG Handayani, Tri; Hartatik, Endah Sri
Harmoni: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 8, No 1 (2024): HARMONI
Publisher : Departemen Linguistik, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/hm.8.1.41-52

Abstract

ABSTRAKVerifikasi koleksi perpustakaan pasca pelabelan call number merupakan kegiatan verifikasi terhadap koleksi perpustakaan pasca dilakukannya pelabelan call number pada punggung-punggung koleksi. Kegiatan ini dilakukan karena ditemukan sejumlah koleksi yang belum mendapatkan label call number pasca kegiatan pelabelan call number pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat semester gasal 2023/2024. Sejumlah besar koleksi tersebut bahkan telah ditempel call number nya pada punggung buku masing-masing. Metode yang digunakan adalah observasi dan diskusi. Kegiatan yang dilakukan meliputi:  (1) rekruitmen anggota, (2) mengurus perizinan, (3) menetapkan warna identitas verifikator, (4) mengunggah file Buku Inventaris Koleksi Perpustakaan SD Negeri Manyaran 01 Semarang ke google drive, (5) melaksanakan verifikasi koleksi yang belum mendapatkan label call number, (6) menyatukan koleksi yang sama, (7) menjajarkan koleksi ke rak sesuai klasifikasinya. Simpulan, perlu perhatian dari pemerintah daerah maupun pemilik yayasan sekolah terhadap perpustakaan sekolah terkait: ruang perpustakaan, petugas perpustakaan dengan kompetensi di bidang perpustakaan, penganggaran operasional perpustakaan, program baca koleksi perpustakaan, membuat program-program menarik agar peserta didik meningkat minat bacanya.  Kata kunci:  call number, label call number, klasifikasi, koleksi, perpustakaan sekolah dasar ABSTRACTVerification of library collections after call number labeling is an activity to verify library collections after labeling call numbers on the backs of collections. This activity was carried out because it was found that a number of collections had not received call number labels after call number labeling activities in the 2023/2024 odd semester community service activities. A large number of these collections even have call numbers affixed to the spine of each book.  The methods used were observation and discussion.  Activities include:  (1) recruitment of members, (2) licensing, (3) assigning verifier identity colors, (4) uploading the Library Collection Inventory Book file of SD Negeri Manyaran 01 Semarang to google drive(5) verifying collections that have not received a call number label, (6) putting together the same collection, (7) arranging the collection on the shelf according to its classification. In conclusion, local government and school foundation owners need to pay attention to school libraries related to: library space, library staff with competence in the library field, library operational budgeting, library collection reading programs, creating interesting programs so that students increase their interest in reading. Keywords: call number, call number label, classification, collections, elementary school libraries 
PENDAMPINGAN PELABELAN CALL NUMBER JENIS BUKU BACAAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN DI SD NEGERI MANYARAN 01 SEMARANG Handayani, Tri; Hartatik, Endah Sri
Harmoni: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7, No 2 (2023): HARMONI
Publisher : Departemen Linguistik, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/hm.7.2.101-110

Abstract

Pelabelan call number merupakan kegiatan pengolahan pustaka, khususnya pada sub kegiatan memberi label buku. Keberadaan label call number memudahkan para Pustakawan menemukan lokasi buku dan menjajarkan buku. Keberadaan label call number bagi para Pemustaka adalah memudahkan mereka menemukan lokasi penyimpanan koleksi buku yang mereka perlukan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat di SD Negeri Manyaran 01 Semarang adalah (1) membuat data koleksi buku menggunakan Microsoft Excel. Setiap halaman memuat data buku dengan huruf depan judul yang sama. Huruf depan judul buku diketik pada tab. (2) membuat pola label call number. (3) melakukan input seluruh call number pada label call number. (4) memotong-motong label call number. (5) memasukkan setiap label call number ke dalam kantong plastik bening. (6) menempelkan plastik bening berisi label call number pada bagian dalam sampul buku depan. (7) menempel label call number pada punggung buku. (8)  menjajarkan buku yang sudah ditempel call number ke rak penyimpanan koleksi berdasar kesamaan klasifikasi. Akibat dari inovasi dan kreasi yang dilakukan adalah: (1) setiap buku sudah memiliki label call number, (2) keberadaan label call number pada masing-masing mempercepat pekerjaan penempelan label call number pada masing-masing punggung buku, (3) label call number yang ditempelkam tidak akan salah.  Kata kunci:  judul buku, klasifikasi, koleksi buku, label call number, perpustakaan sekolah dasar  Call number labeling is a library processing activity, especially in the sub-activity of labeling books. The existence of call number labels makes it easier for librarians to find book locations and line up books. The existence of a call number label for library users makes it easier for them to find the storage location for the book collection they need. Public service activities at the Manyaran 01 State Elementary School Semarang are (1) create book collection data using Microsoft Excel. Each page contains book data with the same first letter of the title. The first letter of the book title is typed on the tab. (2) create a call number label pattern. (3) input all call numbers on the call number label. (3) input all call numbers on the call number label. (4) cutting up the call number label. (5) put each call number label in a clear plastic bag. (6) attach clear plastic containing a call number label to the inside of the front book cover. (7) attach a call number label to the spine of the book. (8) aligning books with call numbers attached to collection storage shelves based on similar classifications. The consequences of innovation and creation are: (1) each book has a call number label, (2) the existen of a call number label on each book speeds up the work of attaching the call number label to each book's spine, (3) the call number label attached will not be wrong.Keywords: book titles, classification, book collections, call number labels, elementary school libraries
Road Infrastructure Development in Jambi Province During the New Order Period Musdalifah, Musdalifah; Hartatik, Endah Sri; Rinardi, Haryono
Indonesian Historical Studies Vol 8, No 1 (2024)
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ihis.v8i1.16982

Abstract

This article examines the development of road infrastructure in Jambi Province during the New Order era and its impact on the socioeconomic aspects of the local community. The study employs a historical research methodology, encompassing heuristics, source criticism, interpretation, and historiography. The development initiatives of the New Order period were pivotal in the expansion of road infrastructure in Jambi Province. This infrastructure development, particularly road construction, was integrated into the Five-Year Development Plans (Repelita) and implemented in phases. For Jambi Province, the Repelita aimed to accelerate development and bridge the gap with other regions. This study analyzes the impact of infrastructure development, specifically focusing on its role in facilitating economic activity and the mobility of people and goods. The findings reveal that infrastructure development contributed significantly to social and economic life, including increased agricultural yields, diversification of professions, the emergence of new productive areas, changes in demographics and multi-ethnic diversity, and an overall improvement in the quality of life for the population. 
PELATIHAN PENATAAN ADMINISTRASI DAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN DI SD NEGERI MANYARAN 01 SEMARANG Handayani, Tri; Hartatik, Endah Sri
Harmoni: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 8, No 2 (2024): HARMONI
Publisher : Departemen Linguistik, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/hm.8.2.98-107

Abstract

ABSTRAKPelatihan Penataan Administrasi dan Koleksi Perpustakaan adalah kegiatan melatih tata cara mengadministrasi dan tata cara menjajarkan koleksi di rak perpustakaan. Kegiatan ini dilakukan karena perpustakaan di sekolah ini belum memiliki: Pustakawan tetap, Buku Peminjaman dan Pengembalian Koleksi Perpustakaan, Buku Tamu, penyangga buku, sekat buku, pengelola perpustakaan. Koleksi belum dilayankan walau semua koleksi sudah tercatat dalam Buku Inventaris digital dan sudah memiliki label, belum ada kebijakan dari Pemerintah Kota Semarang tentang jadwal berkunjung peserta didik ke perpustakaan SD/MI. Perpustakaan SD Negeri Manyaran 01 Semarang perlu didukung untuk mengembalikan tugas dan fungsi perpustakaan sekolah sebagai sarana pendukung tercapainya tujuan pendidikan peserta didik tingkat dasar. Metode yang digunakan adalah diskusi, observasi, studi pustaka, ceramah. Kegiatan yang dilakukan meliputi: (1) mengurus perizinan dan diskusi dengan perwakilan pengelola perpustakaan, kepala sekolah, serta tim pengabdian kepada masyarakat dari unsur mahasiswa, (2) observasi terhadap kebutuhan sarana, sumber daya manusia, dan pemustaka potensial (3) studi pustaka dilakukan terhadap artikel-artikel jurnal dan buku-buku dengan topik pelatihan layanan pustaka, serta opini pencinta pustaka melalui platform blog (4) Ceramah dalam bentuk pelatihan diberikan kepada guru dan 12 murid asal kelas 4 hingga kelas 6 yang dipilih sebagai calon pustakawan kecil. Simpulan: pelatihan terlaksana dengan baik, peserta dari unsur pengelola perpustakaan dapat memahami materi pelatihan, peserta dari unsur peserta didik kelas 6 paling memahami materi karena mereka sudah mendapatkan pendidikan ms word dan ms excel. Saran: perlu perhatian dari pemerintah tentang kebijakan akses peserta didik khususnya sekolah dasar terhadap koleksi perpustakaan.Kata Kunci:  administrasi, koleksi, pelatihan, penataan, perpustakaan sekolah dasarABSTRACTLibrary Administration and Collection Arrangement Training is a training activities on how to administer and how to arrange collections on library shelves. This activity was carried out because the library of SD Negeri Manyaran 01 Semarang does not yet have:permanent librarian, Library Collection Borrowing and Returning Book, Guest Book, bookend, barrier between classifications. The collection has not been served even though all collections have been recorded in the digital Inventory Book and have been labeled, there is no policy from the Semarang city government on the schedule of students’ visits to SD/MI libraries. The library of SD Negeri Manyaran 01 Semarang needs to be supported to restore the duties and functions of the school library as a means of supporting the achievement of the educational goals of primary level students. The methods used were observation, discussion, literature study, lecture. Activities included: (1) arranging licenses and discussions with representatives of library managers, the school principal, the community service team from the student element, (2) observation of facility needs, human resources, and potential users, (3) literature study was conducted on journal articles and books on the topic of library service training, as well as library lovers' opinions through mainstream media, (4) Lectures in the form of training were given to teachers and 12 students from grade 4 to grade 6 who were selected as potential child librarians. Conclusion: the training was well organized, and participants from library management could understand the training materials, participants from Grade 6 students understood the material best because they had already received ms word and ms excel education. Suggestion: the government needs to pay attention to the access policy of students, especially elementary school students, to library collections.Keywords: administration, collection, training, organization, elementary school library
Promoting Peacebuilding through Humanistic Learning in History Class Ba'in, Ba'in; Suyahmo, Suyahmo; Pramono, Suwito Eko; Atmaja, Hamdan Tri; Shokheh, Muhammad; Hartatik, Endah Sri
Paramita: Historical Studies Journal Vol 34, No 1 (2024): The Election and Political History
Publisher : History Department, Semarang State University and Historian Society of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/paramita.v34i1.44975

Abstract

This study aims to construct a history-learning scheme using a humanistic approach to create peace in the Boyolali region. This study used a descriptive method within the Cresswell framework. This study’s data sources were informants, consisting of fifteen participants. Data analysis applies an interactive model. The results showed that mass trauma related to past events, namely the 1965 Incident, still occurred in Boyolali, which is an indication of the ambivalence of society and has an impact on a less harmonious social situation. Reconciliation through education is necessary for creating a peaceful atmosphere. A history-learning scheme with a humanistic approach, which is constructed based on the phenomena and social conditions of the community, has succeeded in creating a proactive learning atmosphere to break hatred and spread the spirit of peace. In conclusion, history learning with a humanistic approach is relevant for creating a peaceful society, free of conflict and ambivalence, and able to think constructively about social development in the Boyolali region.Penelitian ini bertujuan untuk menyusun skema pembelajaran sejarah dengan pendekatan humanistik untuk menciptakan perdamaian di wilayah Boyolali. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dalam kerangka Cresswell. Sumber data penelitian ini adalah informan yang terdiri dari lima belas partisipan. Analisis data menggunakan model interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa trauma massal terkait peristiwa masa lalu yaitu Peristiwa 1965 masih terjadi di Boyolali yang merupakan indikasi ambivalensi masyarakat dan berdampak pada kurang harmonisnya situasi sosial. Rekonsiliasi melalui pendidikan diperlukan untuk menciptakan suasana damai. Skema pembelajaran sejarah dengan pendekatan humanistik yang dibangun berdasarkan fenomena dan kondisi sosial masyarakat berhasil menciptakan suasana pembelajaran yang proaktif untuk mematahkan kebencian dan menyebarkan semangat perdamaian. Kesimpulannya, pembelajaran sejarah dengan pendekatan humanistik relevan untuk mewujudkan masyarakat damai, bebas konflik dan ambivalensi, serta mampu berpikir konstruktif terhadap pembangunan sosial di wilayah Boyolali.
Majapahit Heritage in the Cultural System of the Sultanate of Demak Bintara Romdhoni, Ali; Che Noh, Noorsafuan Bin; Cholid, Nur; Hartatik, Endah Sri; Wasino, Wasino
Paramita: Historical Studies Journal Vol 34, No 2 (2024): Disaster and Disease in History
Publisher : History Department, Semarang State University and Historian Society of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/paramita.v34i2.50310

Abstract

Abstract: Although historical researchers do not doubt the identity of the Demak Bintara Sultanate as an Islamic kingdom, there are old cultural systems that continue to be used by generations of the Demak Bintara Sultanate. This article aims to study the legacy of Majapahit in the cultural system of the Demak Bintara Sultanate. The research method used in this article is historical, examining secondary sources on the history of Majapahit and Demak Bintara. The results of this study indicate the existence of a social and political system that prevailed when Majapahit still existed until the establishment of Demak Bintara. Majapahit and Demak Bintara operated a mandala political system, a pattern of relationships among kingdoms in a region with a large kingdom as the center. In addition, the pattern of relations between the clergy and rulers in the Majapahit and Demak Bintara eras shows similarities. The rulers maintained good relations with the clergy to gain political support and power. On the other hand, the kings provided various facilities to the clergy for educational needs and religious rituals. Majapahit and Demak Bintara also had an orientation as maritime kingdoms. These findings imply that the cultural heritage identities of Majapahit and Demak Bintara that can be found today are not necessarily different. This refutes some people's assumption that the Demak Bintara generation always purified any cultural heritage of Majapahit. Abstrak: Meskipun identitas Kesultanan Demak Bintara sebagai kerajaan Islam tidak diragukan oleh para peneliti sejarah, namun demikian terdapat sistem budaya lama yang terus digunakan oleh generasi Kesultanan Demak Bintara. Artikel ini bertujuan mengkaji warisan Majapahit dalam sistem budaya Kesultanan Demak Bintara. Metode penelitian yang digunakan dalam artikel ini adalah metode sejarah dengan mengkaji sumber-sumber sekunder tentang sejarah Majapahit dan Demak Bintara. Hasil kajian ini menunjukkan adanya sistem sosial dan politik yang berlaku pada masa Majapahit masih eksis sampai berdirinya Demak Bintara. Majapahit dan Demak Bintara menjalankan sistem politik mandala, yaitu pola hubungan antar kerajaan di satu wilayah dengan satu kerajaan besar sebagai pusatnya. Selain itu, pola hubungan antara para agamawan dan penguasa di era Majapahit dan Demak Bintara menunjukkan kesamaan. Para penguasa menjaga hubungan baik dengan kaum agamawan untuk mendapatkan dukungan politik dan kekuasaan. Di sisi lain, para raja memberikan berbagai fasilitas kepada agamawan untuk kebutuhan pendidikan dan ritual agama. Majapahit dan Demak Bintara juga memiliki orientasi sebagai kerajaan maritim. Implikasi dari temuan ini adalah identitas warisan budaya Majapahit dan Demak Bintara yang masih bisa dijumpai hari ini tidak selalu berbeda. Hal ini membantah anggapan sebagian orang bahwa setiap budaya warisan Majapahit selalu dibersihkan oleh generasi Demak Bintara. 
Workshop on Creating History Content Videos for High School Teachers in Pemalang, Indonesia Hartatik, Endah Sri; Utomo, Ilham Nur; Raharjo, Bahagio; Pratama, Olga S.; Ramadhan, Fauzan Syahru; Wasino, Wasino
Journal of Community Empowerment Vol. 5 No. 2 (2025): Journal of Community Empowerment
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jce.v5i2.36783

Abstract

The Deep Learning Curriculum, as the latest educational curriculum, focuses on the application of technology in classroom learning activities for school students, but not all teachers are proficient in its use and application. Therefore, this community service team aims to provide a solution to this problem by holding a workshop on creating historical video content for history teachers in Pemalang Regency. The method used consisted of four stages, namely: 1) observation and problem identification; 2) material preparation; 3) workshop implementation; 4) evaluation. The workshop was held offline at SMA Negeri 1 Bodeh, Pemalang Regency. In the workshop, participants were given an understanding of the local history of Pemalang, techniques for searching for historical sources digitally, types of historical documentary films, and techniques for making historical films based on video editing applications. The workshop results demonstrated that mastering the technological skills needed to create historical video content is crucial for history teachers. This can support the learning process and enhance students' digital literacy skills. Teachers' understanding of historical video content creation technology improved after participating in the workshop. This workshop supports the Ministry of Primary and Secondary Education's program to improve understanding and skills in using technology.