Ilham, Ilham
Jurusan Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Cenderawasih

Published : 22 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

PELATIHAN PENGGUNAAN MENDELEY REFERENCE MANAGER BAGI MAHASISWA AKHIR DI KOTA JAYAPURA Sriyono Sriyono; Hiskia C.M Sapioper; Ilham Ilham; Vience Tebay; Yosephina Ohoiwutun; Dorthea Renyaan; M. Zaenul Muttaqin; Ibrahim Kristofol Kendi; Usman Idris; Marsuki Marsuki
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 4 (2023): Volume 4 Nomor 4 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i4.19393

Abstract

Pelatihan penggunaan aplikasi Mendeley ditujukan bagi Mahasiswa Akhir di Kota Jayapura. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan mengenai aplikasi Mendeley serta kemudahan yang diberikan dalam penyusunan tugas akhir skripsi. Pelaksanaan kegiatan pelatihan ini memanfaatkan metode Participatory Rural Appraisal (PRA), metode ini terbagi dalam 3 (tiga) tahapan kegiatan, masing-masing; tahapan persiapan, pelaksanaan, serta tahap refleksi dan diskusi. Hasil akhir dari kegiatan ini; pertama, sebagian peserta sebelumnya tidak sama sekali memiliki pengetahuan tentang aplikasi Mendeley, akan tetapi setelah mengikuti pelatihan mereka telah mendapatkan gambaran serta pengetahuan mengenai kemudahan yang diberikan dalam menunjang penulisan karya ilmiah. Kedua, sebagian peserta telah mengenal aplikasi Mendeley akan tetapi belum memiliki kemampuan dalam mengoperasikannya, maka setelah mengikuti kegiatan pelatihan mereka telah mampu menjalankannya. Adapun minat dan antusias para peserta sangat tinggi dalam mengikuti kegiatan pelatihan tersebut, hal ini dapat terlihat melalui partisipasi yang berkembang dalam tahapan diskusi, serta praktek menjalankan aplikasi Mendeley. Sebagai rekomendasi, pertama pelatihan serupa penting untuk dilakukan secara rutin bagi mahasiswa, kedua peserta kegiatan diharapkan tidak hanya mahasiswa yang sedang atau hendak menyusun skripsi, ketiga ketika peserta terlalu banyak sebaiknya dibuat ke dalam beberapa sesi agar kegiatan pelatihan dapat berjalan efektif.
PELESTARIAN KULINER LOKAL SAGU (FI) SEBAGAI IDENTITAS BUDAYA ETNIS SENTANI (PUYAKHA) DI KAMPUNG AYAPO Simon Abdi K. Frank; Marlina Flassy; Usman Idris; Ilham Ilham; Nona Riri Indiarti; Andi Abisay Kogoya
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 4 (2023): Volume 4 Nomor 4 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i4.19782

Abstract

Perihal kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang dilakukan adalah aktivitas untuk pelestarian makanan olahan dari sagu sebagai kuliner lokal yang menjadi ciri khas dari etnik Sentani di Kabupaten Jayapura. Pemilihan lokasi PkM pada Kampung Ayapo, dikarenakan lokasi ini strategis karena cukup aktif dalam gerakan pelestarian budaya, sehingga diharapkan dapat menjembatani tempat-tempat lain untuk melakukan hal yang sama. Tujuan dari kegiatan PkM ini pertama adalah menyosialisasikan betapa pentingnya pelestarian kuliner lokal yang menjadi bagian dari identitas budaya pada Etnik Sentani. Kedua adalah demonstrasi atau peragaan tata cara pembuatan kuliner lokal dari olahan sagu (fi), kepada para generasi muda, agar mereka juga mendapatkan wawasan dan melihat langsung tata cara pengolahannya. Jadi, metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah sosialisasi dan partisipasi dalam demonstrasi pembuatan kuliner lokal yang dilakukan oleh ibu-ibu, sedangkan audiensnya adalah para generasi muda. Hasil pelaksanan kegiatan menunjukkan bahwa pada pelaksanaan sosialisasi, para generasi muda selama ini hanyut terhegemoni dalam modernisasi sehingga mengabaikan kebudayaan mereka sendiri, menganggap tradisional itu tidak keren, sehingga mereka lebih cenderung mengabaikan kuliner lokal, yang seharusnya mereka bangga memiliki kuliner lokal karena menjadi bagian dari identitas budaya. Sosialisasi mengenai pentingnya pelestarian kuliner lokal disambut hangat oleh para audiens untuk menumbuhkan kebanggaan mereka. Kemudian, Proses demonstrasi pembuatan kuliner lokal dari sagu (fi) berjalan dengan lancar yang ditunjukkan dengan antusias para ibu-ibu dalam memperagakan pembuatan kuliner, salah satunya adalah forna fi.