Claim Missing Document
Check
Articles

IbM KELOMPOK IBU RUMAH TANGGA DI KAMPUNG KOKOSAN DALAM PRODUKSI ABON IKAN BANDENG Wikanastri Hersoelistyorini; Yunita Nugraheni; Diana Hardiyanti
Jurnal Abdimas Vol 19, No 1 (2015): June 2015
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/abdimas.v19i1.4703

Abstract

Ibu rumah tangga memiliki peran dan potensi yang sangat strategis dalam mendukung program pengentasan kemiskinan di Indonesia. Karena itu, program pemberdayaan ibu rumah tangga dalam bidang ekonomi perlu dimaksimalkan dan dilakukan secara berkesinambungan, melalui program- program usaha peningkatan pendapatan keluarga sejahtera (UPPKS) yang bertujuan untuk memaksimalkan peran serta ibu rumah tangga dalam mengisi waktu luangnya untuk meningkatkan pendapatan keluarga. Mitra kegiatan ipteks bagi masyarakat (IbM) adalah 2 (dua) kelompok ibu rumah tangga dari RT 10 dan RT 11 RW 07 kampung Kokosan, Sendangguwo, Tembalang, Semarang. Keluarga mitra masuk dalam kategori keluarga sederhana. Adanya keterbatasan ekonomi maupun pengetahuan serta peran dan potensi strategis yang dimiliki mitra untuk meningkatkan pendapatan keluarga, maka ibu-ibu rumah tangga ini layak dijadikan mitra dalam program IbM ini, melalui pelatihan produksi abon ikan bandeng. Metode kegiatan IbM ini menggunakan strategi pelatihan ketrampilan usaha dibidang boga dengan metode pendekatan participatory learning dengan menekankan learning by doing, melalui penyuluhan, pembinaan, demonstrasi, dan simulasi penyelenggaraan usaha produksi abon ikan bandeng. Melalui program IbM ini berhasil dibentuk kelompok UPPKS “MAKMUR JAYA” yang bergerak dibidang usaha boga produksi abon ikan bandeng. Produk abon ikan bandeng yang dihasilkan menggunakan merk “ETY” dan nomor P-IRT: 206337401514-17. Teknologi yang ditransfer pada program IbM ini adalah penggunaan alat presto elektrik untuk melunakan tekstur ikan bandeng dan penggunaan alat sealer untuk mengemas abon ikan bandeng.Kata kunci : Abon ikan bandeng, entrepreneurship, ibu rumah tangga,participatory learning, dan UPPKS.
Pengaruh Penambahan Buah Bit Merah terhadap Aktivitas Antioksidan, Sifat Fisik, dan Sensori Engay Food Berbasis Ikan Nila Livia Isnaini; Nur rahman; Wikanastri Hersoelistyorini
Jurnal Pangan dan Gizi Vol 13, No 2 (2023): Kajian Pangan dan Gizi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jpg.13.2.2023.30-44

Abstract

Engay food is a food whose texture is modified so that it produce a soft, smooth texture and is easy swallow texture. The main ingredient used is tilapia because it has an affordable price with the addition of beets to increase its nutritional value. This study aims to determine the effect of beetroot on the antioxidant, physical and sensory engay food of tilapia fish. The research method is beetroot flouring, tilapia grinding, shaping, and roasting. The result showed that the use of beetroot had an effect on antioxidant activity, physical and sensory properties of tilapia based engay food. The best treatment was on engay food products with the addition of 10% beetroot. The result of engay food has an antioxidant activity of 28,24%, has hue of 78,97 and chrome  of 15,3, beside that it also has cohesiveness 0,2175 J/m2, adhesion value 0,0575 mJ and a gumminess value of 164, 16 N/m2. The best engay for tilapia fish also contains water content of 68,70%, ash content of 1,04%, fat content of 1,89%, protein content of 9,80% and carbohydates by different 18,57%.
Karakteristik Fisik Dan Sensoris Mi Basah Tepung Beras Menir Termodifikasi Dengan Penambahan Xanthan Gum Faridha Arinachaque; Agus Suyanto; Wikanastri Hersoelistyorini
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 6 (2023): Membangun Tatanan Sosial di Era Revolusi Industri 4.0 dalam Menunjang Pencapaian Susta
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemanfaatan beras menir menjadi tepung beras menir untuk pembuatan Mi Basah. Peningkatkan mututepung beras menir yaitu dengan memodifikasi menjadi tepung beras menir kaya pati resisten tipe 3 (RS3)melalui metode microwave-cooling. Penambahan Xanthan Gum diharapkan bisa memberikan teksturkenyal pada Mi Basah yang dihasilkan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik fisik (cookingtime, cooking loss, dan elastisitas) dan sensoris (warna, aroma, rasa, dan tekstur) Mi Basah tepung berasmenir termodifikasi dengan penambahan Xanthan Gum. Metode penelitian menggunakan Rancangan AcakLengkap (RAL) faktor tunggal. Variasi penambahan Xanthan Gum yaitu 0, 1, 1,5, 2 dan 2,5%. Hasilpenelitian menunjukan bahwa penambahan Xanthan Gum berbeda nyata terhadap cooking time, cookingloss, elastisitas, sifat sensoris aroma dan tekstur, tetapi penambahan Xanthan Gum tidak berbeda nyataterhadap sifat sensoris warna dan rasa. Perlakuan terbaik penambahan Xanthan Gum pada Mi Basah tepungberas menir termodifikasi yaitu sebanyak 2,5%. Kata Kunci : beras menir, mi basah, xanthan gum, karakteristik fisik, karakteristik sensoris
Kadar Amilosa, Tingkat Kekerasan, dan Sifat Sensori Stick dengan Substitusi Tepung Gadung (Dioscorea hispida Dennst) Rinesti Dwiyaning Putri; Wikanastri Hersoelistyorini; Nurhidajah Nurhidajah
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 2 (2019): Tantangan Implementasi Hasil Riset Perguruan Tinggi untuk Industrialisasi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stick merupakan salah satu jenis makanan ringan yang cukup diminati masyarakat. Kesukaan masyarakat terhadap stick ini menjadikannya sebagai salah satu produk olahan makanan ringan yang banyak diproduksi. Bahan baku utama pembuatan stick adalah tepung terigu,dimana impor tepung terigu di Indonesia terus menerus mengalami peningkatan. Upaya mengurangi kebutuhan tepung terigu perlu dilakukan antara lain dengan cara mensubstitusikan tepung terigu dengan produk pangan lokal seperti tepung gadung yang berasal dari umbi gadung (Dioscorea hispida Dennst). Umbi gadung mengandung karbohidrat yang cukup tinggi yaitu sebesar 18%, untuk itu umbi gadung berpotensi sebagai sumber karbohidrat. Tetapi, disisi lain umbi gadung mengandung kadar HCN. Untuk mengurangi kadar HCN pada umbi gadung maka dilakukan modifikasi pembuatan tepung gadung melalui fermentasi menggunakan ekstrak kubis fermentasi. Tujuan dari penelitian iniadalah untuk mengetahui kadar amilosa, tingkat kekerasan dan sifat sensori serta perlakuan terbaik stick dengan substitusi tepung gadung dengan variasi penambahan tepung gadung sebanyak 0%, 10%, 20%, 30% dan 40%. Hasil analisis menunjukkan ada pengaruh nyata(p<0,05) jumlah substitusi tepung gadung terhadap kadar amilosa dan tingkat kekerasan stick, sedangkan pada sifat sensori menunjukkan tidak ada pengaruh nyata (p>0,05). Hasil terbaik dari penelitian ini adalah stick dengan substitusi tepung gadung dengan formulasi penambahan tepung gadung sebanyak 10% dengan hasil kadar amilosa 58,47%, tingkatkekerasan 0,61N, sifat sensori 3,20 (suka) dan kadar HCN 37,45 ppm. Kriteria kesukaan stick gadung 10% yaitu warna kuning-kecoklatan, aroma harum, tekstur renyah dan rasa gurih.  Kata Kunci : Stick, umbi gadung, kadar amilosa, tingkat kekerasan
Pelatihan Pengemasan Yogurt dengan Mesin Cup Sealer bagi Kelompok Ibu Rumah Tangga di Desa Sruni, Musuk, Kabupaten Boyolali Sri Sinto Dewi; Stalis Norma Ethica; Ayu Rahmawati Sulistyaningtyas; Yuni Nurkuntari; Wikanastri Hersoelistyorini
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 2 (2019): Tantangan Implementasi Hasil Riset Perguruan Tinggi untuk Industrialisasi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desa Sruni yang berada di Kecamatan Musuk merupakan produsen utama susu sapi segar yang sangat potensial. Namun upaya mengolah susu segar menjadi yogurt untuk meningkatkan nilai tambah ekonominya dan dapat dijual belum dilakukan. Sebelumnya, penyuluhan tentang pentingnya pembuatan yogurt dari susu sapi segar telah dilaksanakan di Desa Sruni. Namun Masyarakat Desa Sruni belum mengetahui cara pengemasan yogurt yang layak jual. Oleh karena itu, melalui program pelatihan pengemasan yogurt, pemberdayaan masyarakat perlu dilakukan. Pelatihan pengemasan yogurt dan pemberian bantuan berupa alat cup-sealer telah diberikan kepada kelompok ibu rumah tangga yang beranggotakan 12 orang di Desa Sruni pada bulan September 2019.Kegiatan ini merupakan bagian dari pelaksanaan Program Kemitraan Masyarakat dengan dana hibah dari Kemenristek Dikti tahun 2019. Pelatihan diakhiri dengan penyerahan alat cup sealer telah dilakukan ketua salah satu Kelompok Dasa Wisma ibu-ibu rumah tangga yang ada di Desa Sruni, yaitu Ibu Sulasdi. Kegiatan acara serah terima alat ini disaksikan oleh seluruh peserta pelatihan pengemasan yogurt yang ada. Evaluasi kegiatan dilakukan dengan menguji langsung kemampuan setiap peserta pada akhir sesi pelatihan dalam menggunakan mesin cup sealer. Dari kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat disimpulkan bahwa pelatihan pengemasan yogurt yang dilakukan mampu meningkatkan ketrampilan kelompok ibu rumah tangga di Desa Sruni dalammenggunakan mesin cup sealer.Kata kunci: Pelatihan pengemasan, mesin cup sealer, yogurt, ibu rumah tangga, Desa Sruni
Review Artikel : Enkapsulasi Meningkatkan Kualitas Komponen Bioaktif Minuman Instan Siti Aminah; Wikanastri Hersoelistyorini
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 4 (2021): Inovasi Riset dan Pengabdian Masyarakat Post Pandemi Covid-19 Menuju Indonesia Tangguh
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembuatan minuman fungsional instan dapat menggunakan berbagai bahan. Prinsip pengolahandilakukan melalui  dua proses utama yaitu ekstraksi dan penguapan atau pengeringan.  Prosespengolahan dapat menurunkan kualitas, khususnya komponen-komponen yang sensitif sepertisenyawabioaktif, vitamin, mineral, enzim dan zat gizi mikro lainnya. Metode enkapsulasi dapatdiaplikasikan untuk melindungi komponen-komponen tersebut.   Artikel ini mengulas tentangteknologi enkapsulasi, , aspek-aspek enkapsulasi, aplikasi enkapsulasi pada minuman  minumaninstan. Data diperloleh  melalui studi literatur  baik berupa buku maupun artikel-artikel hasil-hasilpenelitian dari berbagai sumber. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa metode enkapuslasidapat melindungi komponen fungsional sehingga menjadi lebih stabil.  Enkapsulasi merupakanproses pengolahan dengan menyalut bahan inti dari senyawa bioaktif menggunakan bahan penyalutyang dapat melindungi dari kerusakan.  Kata Kunci : enkapsulasi, bioactif, minuman instan
PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU PEDAGANG IKAN ASIN DI PASAR AJIBARANG TERHADAP PENGGUNAAN FORMALINSEBAGAI BAHAN PENGAWET PANGAN Dian Anggisari; Wikanastri Hersoelistyorini; Agus Suyanto; Muhammad Yusuf
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 5 (2022): Inovasi Riset dan Pengabdian Masyarakat Guna Menunjang Pencapaian Sustainable Developm
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ikan asin berformalin masih banyak beredar di pasaran, terutama pasar tradisional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kandungan formalin dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pedagang dalam penggunaan formalin serta sifat sensori ikan asin di Pasar Ajibarang. Penelitian ini menggunakan penelitian observasi dan penelitian kualitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi 20 pedagang ikan asin di pasar Ajibarang. Instrumen dalam penelitian inimenggunakan kuisioner dan uji formalin menggunakan Test Kit Formalin. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik yaitu uji T dan uji F (α = 0,05). Hasil penelitian dari 20 responden memiliki pengetahuan, sikap, dan perilaku baik dengan masing-masing skor yaitu 76,9%, 79,0%, dan 85,5%. Hasil uji formalin menunjukkan bahwa 1 dari 20 sampel positif mengandung formalin. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu tidak ada hubungan secara simultan antara pengetahuan dengan sikap dan perilaku terhadap penggunaan formalin sebagai pengawet pangan(sig. 0,304). Hasil analisis sensori pada ikan asin menggunakan uji Kruskal Wallis menunjukkan tidak ada perbedaan nyata pada warna dan tekstur antara sampel P5 (positif formalin) dan P3 (negatif formalin). Pada aroma ikan asin menunjukkan adanya perbedaaan nyata antara sampel P5 (positif formalin) dan sampel P3 (negatif formalin).Kata kunci: : ikan asin, formalin, pengetahuan, sikap, perilaku, sensori
Derajat keasaman, kadar antosianin, dan sensori cocogurt dengan penambahan tape ketan hitam Niza Hudani Nabila; Wikanastri Hersoelistyorini; - Nurhidajah
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 6 (2023): Membangun Tatanan Sosial di Era Revolusi Industri 4.0 dalam Menunjang Pencapaian Susta
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cocogurt merupakan fermentasi bubur kelapa dengan kultur bakteri asam laktat. Produk berbasis kelapamengandung asam lemak seperti asam laurat, sehingga memiliki potensi sebagai pangan fungsional untukmembantu menjaga kesehatan tubuh. Aktifitas metabolisme mikroba tape ketan akan menciptakan aroma dancitarasa yang khas. Penambahan tape ketan hitam sebagai starter berpengaruh nyata terhadap citarasa cocogurtyang dihasilkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan tape ketan hitamterhadap derajat keasaman, kadar antosianin maupun sensori pada cocogurt. Metode penelitian bersifateksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) monofaktor. Tahapan penelitian yang dilakukandiawali dengan pembuatan cocogurt dengan penambahan tape ketan hitam, kemudian dilakukan analisisproduk. Penambahan tape ketan hitam sebanyak (5, 15, 25, 35, dan 45%). Pengujian produk meliputi derajatkeasaman, kadar antosianin, dan sifat sensori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tape ketanhitam berpengaruh nyata terhadap derajat keasaman (4,0), kadar antosianin (86,03 mg CyE/g), warna, aroma,dan rasa; namun tidak berpengaruh pada tekstur cocogurt. Formulasi cocogurt terbaik terdapat padapenambahan tape ketan hitam sebanyak 45%. Kata Kunci  : Tape ketan hitam, cocogurt, derajat keasaman, antosianin, sensoris.
ANALISIS KOMPONEN UTAMA DALAM PEMETAAN KARAKTERISTIK SENSORI MI BASAH TEPUNG BERAS MENIR TERMODIFIKASI DENGAN PENAMBAHAN XANTHAN GUM Suyanto, Agus; Hersoelistyorini, Wikanastri; Arinachaque, Faridha; Santoso, Wahyu Imam; Khamdi, Ali
Edible: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Teknologi Pangan Vol 12, No 1 (2023): Edible: Jurnal Penelitian Ilmu dan Teknologi Pangan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jedb.v12i1.7788

Abstract

Analisis Kompoenen Utama (AKU) merupakan salah satu analisis statistik multivariat yang mentransformasikan variabel-variabel asli menjadi variabel baru  yang disebut komponen utama (Principal Component). Mie basah subsitusi tepung beras menir termodifikasi dengan penambahan Xanthan Gum dapat menggantikan bahan utama Mi yaitu tepung terigu. Tujuan penelitian adalah memetakan atribut sensori produk Mi Basah sesuai perlakuan menggunakan AKU. Metode penelitian adalah Rancangan Acak Lengkap dengan perlakuan penambahan konsentrasi Xanthan Gum: P0=0%; P1=1%; P2=1,5%; P3=2%; dan P4=2,5%. Hasil diuji karakteristik sensori mutu pada warna, aroma, rasa, dan tekstur selanjutnya dianalisis  statistik multivariat metode AKU untuk pemetaan produk. Hasil AKU adalah pemetaan perlakuan P3 dan P3 berada dalam satu group dengan penciri mutu sensori warna, rasa, dan tekstur; perlakuan P2 group tersendiri dengan penciri sensori aroma; sedangkan perlakuan P0 dan P1 tidak memiliki penciri khusus. Hasil AKU diverifikasi dengan Teknik pemeringkatan metode Bayes diperoleh hasil yang sama bahwa perlakuan terbaik adalah P4 yaitu penambahan Xanthan Gum 2,5%. Teknik AKU memiliki keunggulan yaitu dapat memetakan produk dengan parameter penciri.
Peningkatan Kualitas Produk Pangan Mahasantri Ponpes PRA Kedungmundu melalui Good Manufacturing Practices Aminah, Siti; Hersoelistyorini, Wikanastri; Rully Syahirul Alim, Muhammad; Adzani Firdaus, Aldifa
IJECS: Indonesian Journal of Empowerment and Community Services Vol. 5 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/ijecs.v5i1.4680

Abstract

Program kewirausahaan merupakan salah satu upaya penguatan kompetensi keterampilan dan kemandirian mahasantri Ponpes ‘Aisyiyah Kedungmundu. Bidang usaha yang paling memungkinkan dilakukan mahasantri adalah produk pangan. Pembekalan keterampilan produksi pangan yang baik atau good manufacturing practices (GMP) sangat penting dilakukan untuk mendapatkan produk yang aman. Mahasantri Ponpes ‘Aisyiyah Kedungmundu telah memulai rintisan usaha produk pangan, namun implementasi GMP masih perlu ditingkatkan. Program Kemitraan Kepada Masyarakat (PkM) ini bertujuan untuk: a) memberikan informasi tentang GMP dan implementasinya; b) meningkatkan keterampilan produksi pangan; c) meningkatkan kualitas produk melalui pendampingan proses produksi. Metode kegiatan dilakukan dengan cara ceramah untuk materi teori dan praktikum pembuatan produk pangan. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa secara umum kegiatan berjalan dengan baik, seluruh mahasantri sangat aktif mengikuti rangkaian kegiatan. Mahasantri telah menerima informasi tentang GPM dan mengimplemtasikan dalam proses produksi. Mahasantri telah mendapatkan dam mampu membuat olahan pangan. Perbaikan kualtas produk terlihat pada kemasan, label, dan penggunaan bahan tambahan pangan. Produk yang diolah mahasantri adalah: balung kuwuk, kripik pangsit, pisang mesir; brownis kukus, rempeyek dan dimsum. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa mahasantri mendapatkan informasi dan mamahami GMP setelah mengikuti kegiatan, dan dapat mengimplementasikan dalam proses produksi. Peserta menyatakan bahwa kegiatan ini penting dan bermanfaat untuk meningkatkan kualitas produk. Kata kunci: ponpes, kualitas produk pangan, good manufacturing practices