Sebagian besar wilayah Indonesia berpotensi dan rawan terhadap kejadian bencana, baik bencana alam, non alam maupun bencana social. Kejadian bencana dapat menimbulkan keadaan darurat yang harus segera dilakukan pencegahan dan penanggulangan kedalam kondisi yang aman dan selamat. Industri Batik di Kabupaten Sragen khususnya desa Pilang terletak di daerah aliran sungai Bengawan Solo yang rawan terjadi keadaan darurat dan bencana berupa banjir, kebakaran dan kecelakaan kerja akibat proses produksi batik. Sejak tahun 2007, di lokasi tersebut sering terjadi rangkaian bencana banjir pada musim penghujan yang sulit ditanggulangi dan perlu mendapatkan penanganan segera khususnya implementasi emergency respon saat terjadi keadaan darurat banjir maupun keadaan darurat yang lain. Metode yang digunakan adalah dengan pemilihan skala prioritas bencana dan keadaan darurat di 3 industri batik desa pilang dengan menggunakan matriks VCA dan melakukan pemecahan masalah dari setiap prioritas masalah menggunakan hirarki pengendalian risiko. Prioritas masalah di 3 industri batik tersebut adalah keadaan darurat banjir, kebakaran dan kecelakaan kerja. Hasil dari pengabdian pada masyarakat ini berupa penerapan model HIRADC dan sistem tanggap darurat berupa simulasi keadaan darurat kebakaran dan banjir, pembuatan rute evakuasi dan titik kumpul, sosialisasi flowchart menghadapi keadaan darurat banjir, kecelakaan dan kebakaran. Kata Kunci: Keadaan darurat, Emergency respons system, Industry informal