Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Program Pelatihan Pemadaman Kebakaran di Peternakan Kelinci Karanganyar Setyawan, Haris; Qadrijati, Isna; Fajariani, Ratna; Wardani, Tyas Lilia; Atmojo, Tutug Bolet; Sjarifah, Ipop
Khadimul Ummah Vol. 4 No. 1 (2020): November 2020
Publisher : Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/ku.v4i1.4936

Abstract

Kebakaran merupakan api yang tidak terkendali yang terjadi di luar kendali manusia. Api dapat terjadi melalui proses kimiawi, antara uap bahan bakar dengan oksigen dengan bantuan panas yang saling berinteraksi. Suatu kejadian kebakaran akan menimbulkan banyak kerugian, baik material maupun nonmaterial. Oleh karena itu, kesiapsiagaan sangat diperlukan untuk dapat mencegah dan menanggulangi kebakaran, salah satunya melalui pelatihan pemadaman kebakaran sehingga bisa mengurangi kerugian-kerugian yang ditimbulkan akibat kebakaran.Pada peternakan kelinci di Karanganyar terdapat banyak material dan bahan yang bersifat mudah terbakar, serta sumber listrik yang dapat memicu terjadinya nyala api. Selama ini, para peternak belum pernah mendapatkan pelatihan ataupun sosialisasi tentang bahaya kebakaran dan pengendaliannya. Berdasarkan kondisi tersebut, maka pelatihan pemadaman kebakaran menjadi hal yang sangat dibutuhkan pada peternakan ini.Sasaran pelaksanaan pengabdian masyarakat ini yaitu para peternak kelinci yang tergabung dalam Perkumpulan Peternak Kelinci Sumber Urip. Metode pelaksanaan pengabdian menggunakan metode ceramah, demonstrasi, dan simulasi pemadaman kebakaran. Adapun media yang akan digunakan meliputi: power point, video, alat pemadam tradisional, alat pemadam api ringan (APAR), poster, dan leaflet.Hasil dari pengabdian pada masyarakat ini berdasarkan hasil pre-test dan post-test dengan menggunakan kuisioner. Secara keseluruhan, terdapat peningkatan persentase pada praktik pemadaman kebakaran setelah pekerja mengikuti pelatihan pemadaman kebakaran. menambah pengetahuan dan keterampilan pekerja tentang kesiapsiagaan pekerja dalam menghadapi bencana kebakaran. Dengan keterampilan dan kesiapsiagaan yang dimiliki pekerja, maka dapat mengurangi kerugian akibat kebakaran yang bisa berdampak pada produktivitas kerja.Kata kunci : pelatihan, pemadaman kebakaran, peternakan kelinci
Keterkaitan Indeks Massa Tubuh dan Kelelahan Kerja dengan Stres Kerja pada Pekerja Lapangan PT X Wijayanti, Reni; Wardani, Tyas Lilia; Widjanarti, Maria Paskanita
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 24 No 2 (2024): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulo.v24i2.927

Abstract

The increasing workload and productivity demands in the industrial sector have significantly impacted the physical and mental health of workers, particularly field workers who face considerable challenges daily. These field workers, who frequently encounter various physical and mental challenges, are at a higher risk of experiencing health issues, including job-related stress. This study aims to explore the relationship between Body Mass Index (BMI) and work fatigue with the level of job stress among field workers at PT X. The research design employed is an analytical observational study with a Cross-Sectional approach. A total of 151 field workers at PT X were selected as the sample using a total sampling technique. The research utilized the Fatigue Assessment Scale (FAS) questionnaire to assess work fatigue, the workplace stress place questionnaire to measure job stress levels, and height and weight data to calculate the respondents' Body Mass Index (BMI). Data analysis was conducted using Spearman's rank correlation test. The results indicate a moderately strong positive correlation between BMI and job stress, with a Spearman correlation coefficient of 0.487 (p < 0.001). Furthermore, a strong positive correlation was also found between work fatigue and job stress, with a correlation coefficient of 0.529 (p < 0.001). These findings suggest that increases in BMI and work fatigue are associated with higher levels of job stress.
Hubungan Pengetahuan K3 dan Sikap dengan Unsafe Action pada Mekanik Bengkel di Pulogebang Jakarta Timur Cakraningrum, Sri Aji; Rinawati, Seviana; Wardani, Tyas Lilia
Journal of Applied Agriculture, Health, and Technology Vol. 2 No. 2 (2023): December
Publisher : Sekolah Vokasi, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jaht.v2i2.941

Abstract

The average motorcycle repair industry grows and operates in the informal sector. Mechanic activities such as oil change services, oil filter replacement, carburetor cleaning, spare parts replacement, and engine disassembly usually come into contact with chemicals such as lubricants or oils, thinners, battery fluids, and gasoline. These activities can lead to work accidents and diseases such as slips, sprains, pinches, falls, and being hit by work equipment such as pliers and screwdrivers. This study aims to analyze the relationship between occupational safety and health knowledge and attitudes towards unsafe actions in mechanics in Pulogebang, East Jakarta. This study uses an analytical observational research method with a quantitative research approach. The research design used was a cross-sectional study conducted at a motorcycle automotive workshop. The sampling method used was a saturated sampling technique with 38 respondents. The tools used in this study were questionnaires on occupational safety and health knowledge, attitude, and unsafe action. The results of the study showed that there was a relationship between occupational safety and health knowledge (p=0.000) and attitude (p=0.000) with unsafe action. Occupational safety and health knowledge had a wald value of 4.732 and attitude had a wald value of 4.806. Therefore, the attitude variable had a greater influence on unsafe action. The Nagelkerke R-Square of 0.582 means that the variables of knowledge and attitude could explain 58.2% of the variance in unsafe action. There is a significant relationship between K3 knowledge and attitude with unsafe action among mechanics in Pulogebang, East Jakarta.
PROGRAM EDUKASI K3 PADA GURU DI SURAKARTA UNTUK MENCEGAH KELELAHAN MATA Fajariani, Ratna; Qadrijati, Isna; Sumardiyono, Sumardiyono; Wardani, Tyas Lilia; Rinawati, Seviana; Atmojo, Tutug Bolet
Reswara: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Dharmawangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46576/rjpkm.v4i1.2604

Abstract

Saat ini, pekerjaan seorang guru sangat erat dengan penggunaan perangkat gadget, seperti komputer, laptop atau handphone sebagai alat utama dalam bekerja karena tuntutan pembelajaran dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat. Intensitas penggunaan gadget pada guru semakin meningkat sejak munculnya pandemi Covid-19 memberikan dampak positif berupa peningkatan keterampilan guru dalam mengakses teknologi untuk pembelajaran yang lebih kreatif. Namun, kondisi tersebut juga berisiko untuk menimbulkan kelelahan mata berupa mata terasa perih dan kering, hingga sakit kepala. Oleh karena itu, diperlukan upaya pencegahan kelelahan mata pada guru melalui program edukasi ini. Sasaran pelaksanaan pengabdian masyarakat ini yaitu para guru MTsN 1 Surakarta. Metode pelaksanaan pengabdian menggunakan metode pemberian edukasi berupa seminar online dan pendampingan pembuatan buku panduan penggunaan gadget yang aman. Kegiatan pengabdian dilakukan secara daring dan luring. Analisis kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan melalui pemberian soal pre-test dan post-test pengetahuan para guru pada saat edukasi dengan menggunakan google form. Berdasarkan hasil pre-test dan post-test dengan menggunakan kuisioner diperoleh sebanyak 88,8% responden mengalami peningkatan skor setelah mengikuti kegiatan seminar online pencegahan kelelahan mata. Selain itu, hasil rekapan jawaban responden menunjukkan adanya peningkatan rerata persentase responden yang menjawab benar sebesar 32,2% setelah diberikan materi. Sehingga, kegiatan seminar sudah efektif, dapat meningkatkan pengetahuan peserta terhadap materi yang disampaikan. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah kelelahan mata antara lain: pembiasaan perilaku penggunaan gadget secara benar, melakukan istirahat mata dengan menerapkan kaidah 20-20-20 atau segera beristirahat sejenak jika mata sudah mulai lelah, mengatur tampilan layar gadget, dan intensitas pencahayaan ruangan yang memadai.
Pengaruh Penerapan Program Behavioural Safety (B-Safety) untuk Penurunan Unsafe Action Operator Sewing PT X Ulhaq, Muhammad Dhiya; Wardani, Tyas Lilia; Fauzi, Rachmawati Prihantina
Blantika: Multidisciplinary Journal Vol. 3 No. 7 (2025): Special Issue
Publisher : PT. Publikasiku Academic Solution

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57096/blantika.v3i7.374

Abstract

Kecelakaan kerja adalah penyebab utama kerugian yang signifikan. Menurut data ILO, 430 juta insiden terjadi setiap tahun, dengan kerugian ekonomi mencapai hingga 4% dari PDB suatu negara. Di Indonesia, meskipun jumlah perusahaan yang mencapai nol kecelakaan telah meningkat, banyak yang masih menghadapi tantangan dalam mengendalikan kecelakaan kerja. Diketahui bahwa 88% kecelakaan kerja disebabkan oleh tindakan yang tidak aman. Penelitian ini mengkaji implementasi program B-Safety di PT X Sragen. Berdasarkan data K3 perusahaan, kecelakaan terus sering terjadi di unit jahit, yang telah diselidiki karena tindakan yang tidak aman. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak dan efektivitas program dalam mengurangi tindakan tidak aman sebagai bagian dari upaya peningkatan manajemen keselamatan kerja. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan pra-eksperimental dengan desain pasca tes pra-uji satu kelompok. Intervensi penelitian adalah implementasi program B-Safety, dengan total pengambilan sampel populasi yang melibatkan 55 operator jahit di PT X Sragen. Studi ini mengukur tindakan tidak aman responden dan efektivitas implementasi B-Safety melalui kuesioner. Data dianalisis menggunakan uji-T berpasangan dan d Cohen. Penelitian menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam tindakan tidak aman (p-value = 0,000; p ? 0,05) sebelum dan sesudah implementasi program B-Safety. Efektivitas program B-Safety termasuk dalam kategori tinggi, seperti yang ditunjukkan oleh nilai ukuran efek d = 0,8 (d > 0,8). Implementasi program B-Safety secara signifikan mengurangi tindakan tidak aman di PT X Sragen, menunjukkan tingkat efektivitas yang tinggi.
PENGARUH APLIKASI PENGAWASAN K3 TERHADAP PERILAKU KERJA AMAN PADA PEKERJA BAGIAN STRUKTUR ATAS PT X YOGYAKARTA Aditya Rangga, Pranadewa; Setyawan, Haris; Wardani, Tyas Lilia
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health Vol. 9 No. 2 (2025): Industrial Hygiene and Occupational Health
Publisher : Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/jihoh.v9i2.12364

Abstract

Perilaku kerja aman merupakan kesadaran dalam melindungi diri terhadap risiko bahaya. Upaya untuk menurunkan angka kecelakaan dapat dengan meningkatkan kesadaran dan berperilaku kerja secara aman. Faktor penting dalam meningkatkan pelaksanaan perilaku kerja aman ialah melalui pengawasan K3. PT X Yogyakarta dalam aktivitas kerjanya memiliki risiko kecelakaan kerja yang tinggi meliputi jatuh dari ketinggian, tertimpa material, serta tertabrak oleh alat berat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh aplikasi pengawasan K3 terhadap perilaku kerja aman pada pekerja bagian struktur atas PT X Yogyakarta. Penelitian kuasi ekperimen ini menggunakan pendekatan two group pre-test and post-test design with control group design. Teknik sampling menggunakan total sampling sebanyak 110 orang. Penelitian ini menggunakan aplikasi pengawasan K3 dan kuesioner perilaku kerja aman untuk monitoring dan menilai perilaku kerja aman. Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil post-test perilaku kerja aman antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol (ρ-value < 0.001), dengan ditunjukkan kenaikan skor perilaku kerja aman kelompok intervensi menjadi 56.4%. Aplikasi pengawasan K3 mempunyai pengaruh yang positif terhadap perilaku kerja aman pada pekerja. Penerapan aplikasi pengawasan K3 dapat dijadikan alternatif solusi dalam mengatasi permasalahan terkait perilaku di tempat kerja.
PENYULUHAN KESEHATAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN DETEKSI DINI TUBERKULOSIS (TB) PADA PEKERJA TEKSTIL DI SRAGEN Fauzi, Rachmawati Prihantina; Wardani, Tyas Lilia; Qadrijati, Isna; Wijayanti, Reni; Faradisha, Jihan; Harjono, Afrian Eskartya; Sari, Rizqi Kartika; Riansyah, Rici; Kinasih , Eka Ayu Putri
Jurnal Abdi Insani Vol 12 No 8 (2025): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v12i8.2716

Abstract

Tuberkulosis (TBC) masih menjadi salah satu penyakit menular yang berdampak pada produktivitas pekerja, terutama di sektor industri tekstil yang memiliki tingkat paparan terhadap debu kapas yang tinggi. Paparan debu jangka panjang akan menyebabkan kerusakan saluran pernapasan dan penurunan fungsi pertahanan paru. Penurunan  fungsi paru ini akan meningkatkan risiko pekerja terhadap berbagai penyakit infeksi paru, termasuk Tuberkulosis. Pada tahun 2021 tercatat sebanyak 969.000 kasus angka kejadian TBC di Indonesia, dan 54.800 diantaranya adalah kasus pada pekerja. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan pekerja mengenai penyakit TBC, termasuk gejala, penularan, dan pencegahannya melalui program penyuluhan. Selain itu, kegiatan ini bertujuan memperkenalkan deteksi dini TBC agar kasus dapat ditemukan lebih cepat dan penularan di tempat kerja dapat dicegah. Kegiatan ini dilaksanakan melalui penyuluhan menggunakan media audio-visual, presentasi materi dan interaksi diskusi. Sasaran kegiatan ini adalah 40 pekerja bagian Spinning. Evaluasi dilakukan dengan mengukur perubahan pengetahuan sebelum (Pre-test) dan sesudah intervensi (post-test) menggunakan uji Wilcoxon. Hasil analisis menunjukkan terdapat peningkatan signifikan pengetahuan pekerja mengenai TBC setelah mengikuti penyuluhan. Nilai median pengetahuan meningkat dari 70 menjadi 80, dengan uji wilcoxon yang menunjukkan p-value 0,001 (<0,005) yang menandakan perbedaan tersebut bermakna signifikan. Peningkatan terutama terjadi pada lima aspek utama, yaitu deteksi dini TBC, pemahaman program P2TB, sikap preventif terhadap rekan kerja yang terdiagnosis TBC, tindakan saat mengalami batuk lebih dari dua minggu, dan pengetahuan tentang cara penularan penyakit. Program penyuluhan penyakit TBC terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan pekerja industri tekstil secara signifikan. Pengetahuan yang meningkat diharapkan dapat mendorong perilaku pencegahan yang lebih baik, sehingga berkontribusi pada upaya pengendalian TBC di tempat kerja secara berkelanjutan.
HUBUNGAN STATUS GIZI DAN MASA KERJA DENGAN GANGGUAN KAPASITAS PARU PADA PEKERJA TEKSTIL DI PT X SRAGEN Harjono, Afrian Eskartya; Qadrijat, Isna; Wardani, Tyas Lilia; Fauzi, Rachmawati Prihantina; Wijayanti, Reni; Faradisha, Jihan; Sari, Rizqy Kartika; Riansyah, Rici
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 2 (2025): AGUSTUS 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i2.49070

Abstract

Industri tekstil merupakan sektor vital yang berpotensi menimbulkan risiko kesehatan kerja, khususnya gangguan pernapasan, akibat paparan debu dan serat. Selain paparan lingkungan, faktor individu seperti status gizi dan masa kerja juga diduga berperan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara status gizi (IMT) dan masa kerja dengan gangguan fungsi paru pada pekerja tekstil. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross-sectional, melibatkan 51 pekerja tekstil di PT. X Sragen yang diambil secara purposive sampling. Data status gizi (IMT) diperoleh melalui pengukuran antropometri, sedangkan gangguan fungsi paru diukur dengan spirometry. Analisis data dilakukan dengan uji korelasi Spearman menggunakan SPSS. Penelitian ini telah disetujui secara etik. Analisis statistik menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara status gizi dengan gangguan fungsi paru (p-value= 0,000). Nilai korelasi positif moderat (r=0,602) menunjukkan bahwa semakin buruk status gizi (baik obesitas maupun malnutrisi), semakin besar kemungkinan terjadinya gangguan fungsi paru. Sebaliknya, tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara masa kerja dengan gangguan fungsi paru (p-value = 0,168), meskipun sebagian besar pekerja dengan masa kerja lebih singkat menunjukkan gangguan paru sedang. Temuan ini mengindikasikan bahwa status gizi menjadi faktor risiko dominan dibandingkan masa kerja dalam memengaruhi fungsi paru pada populasi ini.