Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Studi Komparasi Praktik Perladangan Berpindah Dan Pertanian Menetap Untuk Mendukung Ketahanan Pangan Masyarakat (Studi Pada Usahatani Kentang di Kabupaten Pegunungan Arfak) Umi Yuminarti; Dwidjono Hadi Darwanto; Jamhari Jamhari; Subejo Subejo
Jurnal Ketahanan Nasional Vol 24, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkn.35367

Abstract

ABSTRACT This study examines the shifting cultivation farming and settled farming by Arfak farmers, and their implications on the community food security.  The research is conducted in Minyememut and Arion Villages at Hink District, and Suteibey and Igymbai Villages at Anggi District of Arfak Mountains Regency of West Papua Province.  The objective of the study is to compare potato farming, productivity and farmer income from potato farming.  The research uses analytical descriptive method, and in-depth interviews techniques for data collection, by using questionnaires, field observation and documentation.  Data analysis is done by tabulation analysis, data interpretation and conclusion withdrawal. The results show that potato farming is still done by using shifting cultivation system.  However, there has been a settled farming practice in Arfak Mountains Regency. Although the system used is different, but the two of the agricultural practices are still using the same technology.  Potato farms’ area of shifting cultivation is larger than the settled farming, so the production is greater.  On the other hand, the productivity of settled farming is higher than the shifting cultivation system. This condition shows that the shifting cultivation farming and settled farming have implications for supporting community food security in Arfak Regency.ABSTRAKPenelitian ini mengkaji usahatani kentang perladangan berpindah dan usahatani menetap yang dilakukan petani Arfak dan implikasinya pada ketahanan pangan masyarakat.  Penelitian ini dilakukan di kampung Minyememut dan Arion Distrik Hink, dan kampung Suteibey dan Igymbai Distrik Anggi Kabupaten Pegunungan Arfak Provinsi Papua Barat.  Tujuan penelitian adalah melakukan komparasi usahatani kentang, produktivitas dan pendapatan petani dari usahatani kentang.   Metode dalam penelitian ini adalah diskriptif analitis, dan teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam menggunakan kuisioner, observasi lapang dan dokumentasi.  Analisis data dilakukan dengan analisis tabulasi, interpretasi data serta penarikan kesimpulan.   Hasil penelitian menunjukkan bahwa usahatani kentang masih dilakukan dengan cara perladangan berpindah, namun telah ada yang mempraktekkan secara menetap di Kabupaten Pegunungan Arfak. Meskipun sistem yang digunakan berbeda, tetapi kedua praktek pertanian tersebut masih menggunakan teknologi sama.  Lahan tanaman kentang pada perladangan berpindah lebih luas, sehingga produksi lebih banyak. Namun produktivitas lahan usahatani menetap lebih tinggi dibanding perladangan berpindah dan secara statistik terdapat perbedaan. Sedangkan pendapatan yang diperoleh petani tidak terdapat perbedaan. Keadaan ini menunjukkan usahatani kentang perladangan berpindah dan usahatani menetap berimplikasi mendukung ketahanan pangan masyarakat di Kabupaten Pegunungan Arfak.   
Evaluasi Penerapan Panca Usahatani Padi Ladang Ampibi pada Petani Binaan BPTP di Kabupaten Manokwari Galih Hidayat; Umi Yuminarti; Obadja A. Fenetiruma
Igya ser hanjop: Jurnal Pembangunan Berkelanjutan Vol 2 No 2 (2020)
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Papua Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47039/ish.2.2020.115-124

Abstract

Kabupaten Manokwari memiliki potensi luas lahan kering yang luas untuk pengembangan tanaman pangan khususnya padi ladang. BPTP Papua Barat merekomendasikan pengembangan padi ladang Ampibi sesuai dengan komponen teknologi panca usahatani. Padi ladang Ampibi adalah varietas unggul padi yang dapat bertahan pada kondisi iklim atau dapat bertahan dalam dua kondisi yang berbeda, kondisi lahan yang kering maupun basah. Petani diharapkan dapat meningkatkan produksi sehingga penerimaannya meningkat dengan menerapkan panca usahatani yang baik pada budidaya padi ladang Ampibi. Penelitian ini bertujuan untuk a). Mengetahui tingkat penerapan panca usahatani oleh petani, b). Mengetahui tingkat penerimaan yang diterima petani setelah mengikuti dan menerapkan panca usahatani padi ladang ampibi. Hasil dari penelitian adalah sebagai berikut: a). Tingkat penerapan panca usahatani oleh petani setelah mengikuti kegiatan panca usahatani padi ladang Ampibi di Kabupaten Manokwari termasuk dalam tingkat kategori sedang. Nilai penerapan panca usahatani kategori sedang sebesar 76,25% dan tingkat penerapan panca usahatani tinggi sebesar 23,75%. b). Tingkat penerimaan rata-rata petani padi ladang Ampibi di Kabupaten Manokwari adalah sebesar Rp. 10.203.000,- per musim tanam atau Rp. 2.915.143 per bulan per kepala keluarga petani dan diatas nilai Kebutuhan Hidup Layak (KHL) di Provinsi Papua Barat sebesar Rp. 2.908.000,- per bulan.
KEBIJAKAN TRANSMIGRASI DALAM KERANGKA OTONOMI KHUSUS DI PAPUA: MASALAH DAN HARAPAN Umi Yuminarti
Jurnal Kependudukan Indonesia Vol 12, No 1 (2017)
Publisher : Research Centre for Population, Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/jki.v12i1.215

Abstract

Transmigration in Papua is perceived as an important approach to improve welfare, to achieve equity in regional development, and to bond the nation. However, this policy has also been a subject of criticism. Thus, the implementation of transmigration policy in Papua needs to be adjusted along with the enforcement of Special Autonomy Law in this province. The transmigration program is expected to be pro-indigenous (affirmative action). This article discusses the role of transmigration in the development of Papua with some related issues which potentially threaten the existence of the local community. Data and information sources in this study are the result of desk reviews from research reports, articles, books, and supporting documents. The result shows transmigration has a significant role in the development process of Papua. Still, it should consider the fundamental rights of the indigenous to avoid conflict in the community. Besides that, the implementation of transmigration program should follow democratic principles to foster the participation of communities in the development process. 
Analisis emisi gas buang kendaraan bermotor (angkutan umum penumpang) di Kabupaten Manokwari Hendri Irnawan Saputro; Eko Agus Martanto; Umi Yuminarti
Cassowary Vol 5 No 1 (2022): January
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30862/casssowary.cs.v5.i1.100

Abstract

Transportation is very instrumental directly in the process of development, due to the transportation community easily perform the displacement from a site to the other, thus accelerating the growth of the economy in large cities and villages. However, such transport is not feasible and provide negative impact to the environment in the form of air pollution. The purpose of research was to (1). analyse large concentrations of CO, HC, CO₂ and O₂ in the emission gas exhaust, (2). analyse the effect of emission gas exhaust of vehicles public transport, and (3) analyse the influence of the characteristics of public transport vehicles against the concentration of CO and HC test emissions existed in the District Manokwari. The research was a kind of quantitative research where all the data needed for the analysis were obtained directly. The data directly required were data obtained by measuring the amount of emission, the characteristics of the operational public transport, interviews, and analysis of regression linear multiple by using SPSS 25. The results of the study showed that the average amount of emission gas exhaust of public transport vehicles in the District Manokwari is CO at 2.13 %, HC at 534.60 ppm, CO₂ at 12.96% and O₂ at 2.71%. Most of the public transport operating in the city of Manokwari issued emission gas exhaust exceeded the threshold limit that has been set and has the potential to pollute the air or do not pass the test of emissions by 63.50% and only 36.5% in transport public passed the test of emission gas exhaust. In addition, the results of the test emission coefficient of the regression were simultaneously throughout the variables affecting the emission of CO and HC.
PENDAMPINGAN MASYARAKAT TENTANG PENANGANAN PASCA PANEN DAN MANAGEMEN USAHA PERTANIAN DI KAMPUNG BOGOR KABUPATEN MANOKWARI Yolanda Holle; Amestina Matualage; Ardha Puspitha; Umi Yuminarti
Jurnal Abditani Vol. 6 No. 2 (2023): Oktober
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ALKHAIRAAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31970/abditani.v6i2.217

Abstract

Kampung Bogor di Kabupaten Manokwari Papua Barat merupakan daerah binaan Universitas Papua yang memiliki potensi pertanian teristimewa tanaman pisang dan singkong. Peruntukkan tanaman pisang dan singkong lebih banyak diperuntukkan untuk dijual dalam bentuk mentah dibandingkan dikonsumsi. Kelebihan produksi tanaman pisang dan singkong tanpa diimbangi dengan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat dalam penanganan pasca panen menyebabkan permasalahan melimpahnya produk pertanian yang busuk dan terbuang. Situasi ini menjadi hal yang dilihat oleh tim Faperta Unipa untuk memberikan pendampingan. Tujuan pendampingan tim Faperta Unipa adalah meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat tentang penanganan pasca panen produk pertanian, dan managemen usaha produksi pertanian. Hasil pendampingan memberikan hasil bahwa, masyarakat telah memahami proses pembuatan kripik pisang dan kripik singkong, serta bersedia untuk mencoba usaha kripik dengan melibatkan anggota keluarga untuk bekerja sama.
Persepsi Masyarakat Terhadap Pemanfaatan dan Pengelolaan Hutan Mangrove di Kampung Kambala dan Yarona Distrik Buruway Kabupaten Kaimana T Wambrauw, Ludia; Widati, Agatha W.; Yuminarti, Umi
Igya ser hanjop: Jurnal Pembangunan Berkelanjutan Vol 5 No 2 (2023)
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Papua Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47039/ish.5.2023.87-101

Abstract

Kawasan hutan mangrove merupakan sumberdaya yang memiliki peran penting baik secara ekologis, ekonomi dan sosial bagi masyarakat. Keberlanjutan dari hutan mangrove membutuhkan peran bukan hanya pemerintah dan, tetapi juga masyarakat yang tinggal disekitarnya. Studi ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat berkaitan dengan pengelolaan dan manfaat kawasan hutan mangrove di Kampung Kambala dan Yarona. Penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Lokasi studi di Kampung Kambala dan Yarona Distrik Buruway Kabupaten Kaimana. Instrumen penelitian berupa kuesioner untuk memperoleh data mengenai persepsi masyarakat. Skala berjenjang digunakan untuk mengukur persepsi responden dan data dianalisis dengan statistik deskriptif dengan menghitung nilai maksimum dan minimum, kemudian menentukan jumlah skala dan interval yang diinginkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat tidak mengetahui sejarah dan luas kawasan mangrove, tetapi memiliki akses ke kawasan mangrove untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan tetap memperhatikan wilayah yang sakral pada area tersebut. Selanjutnya sebagian besar masyarakat memiliki persepsi yang baik tentang pemanfaatan kawasan hutan mangrove sebagai tempat wisata, demikian juga jika kawasan mangrove di kampungnya dimanfaatkan sebagai lokasi ekowisata. Dilain pihak bagi sebagian kecil masyarakat yang memiliki persepsi negatif tentang kampungnya dijadikan tempat ekowisata adalah khawatir sumberdaya alamnya akan rusak atau berkurang. Masyarakat memiliki persepsi yang baik tentang kawasan hutan mangrove sebagai tempat ekowisata akan memberikan keuntungan bagi masyarakat. Selanjutnya, berkaitan dengan pengelolaan kawasan ekowisata hutan mangrove, masyarakat juga memiliki persepsi yang baik dan untuk pengelolaan ekowisata kawasan hutan mangrove, masyarakat memilih pengelolaannya dilakukan secara bersama-sama oleh masyarakat, pemerintah dan swasta. Pengembangan ekowisata kawasan hutan mangrove dan pengelolaan yang baik akan memberikan manfaat untuk masyarakat.
KETERLIBATAN MASYARAKAT LOKAL ANGGOTA KOPERASI PRODUSEN “EBIER SUTH” COKRAN DALAM KEGIATAN USAHATANI KAKAO DI KAMPUNG ABRESO DISTRIK RANSIKI Medtramisia Meriani Rumwaropen; Umi Yuminarti; Yustina. L. D. Wambrauw
Sosio Agri Papua Vol 10 No 1 (2021): JUNI
Publisher : Department of Social Economic Agriculture, Faculty of Agriculture, University of Papua, Manokwari, West Papua, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30862/sap.v10i1.104

Abstract

Local Community Involvement. Cooperative members are local people who participate in carrying out their duties, rights and responsibilities in cocoa farming activities. This study aims to (1) Know the stages of the cocoa production process in the “Ebier Suth” Cokran Producers' Cooperative (2) Know the stages of the post-harvest management process for cocoa beans in the “Ebier Suth” Cokran Producer's Cooperative (3) Know the involvement of local communities in the cocoa farming activities of the Cokran “Ebier Suth” Producer's Cooperative. The method used in this research is descriptive method through a case study approach. The data in this study were analyzed using tabulation using descriptive methods, to be able to answer about the involvement of local communities in cocoa farming activities and to determine the stages of the cocoa production process, and the stages of the post- harvest cocoa management process at the “Ebier Suth” Cokran Producer's Cooperative. . Based on the analysis results obtained 5 stages of the production process and 4 stages of the post- harvest management process of cocoa. The involvement of local communities is quite large in the production process and in the management process, the number of local people is small and not many are involved.
IDENTIFIKASI USAHA NELAYAN TANGKAP DI KELURAHAN PADARNI KABUPATEN MANOKWARI (Identification Of Capture Fisherman Businesses In Padarni Kelurahan Manokwari District) Hagar Mansumber; Umi Yuminarti; Ludia T Wambrauw
Sosio Agri Papua Vol 10 No 1 (2021): JUNI
Publisher : Department of Social Economic Agriculture, Faculty of Agriculture, University of Papua, Manokwari, West Papua, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30862/sap.v10i1.109

Abstract

Potensi perikanan di Kabupaten Manokwari cukup besar karena letaknya didaerah pesisir, akan tetapi data dan informasi terkait tentang pelaku usaha yang terlibat dalam sector perikanan ini belum tersedia, termasuk jumlah dan kondisi usaha nelayan tangkap yang merupakan salah satu pelaku utama di sector perikanan. Penelitian ini bertujuan untuk (1). Mengetahui curahan kerja dari masing-masing usaha nelayan tangkap yang berada di Kelurahan Padarni. (2). Mengetahui modal yang dibutuhkan untuk memulai kegiatan penangkapan ikan. (3). Mengetahui produksi yang dihasilkan dan penerimaan yang diperoleh dari setiap usaha nelayan tangkap dalam melakukan penangkapan ikan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan menggunakan data primer dan sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Rata-rata curahan kerja dalam keluarga bagi keselurahan usaha nelayan tangkap di Kelurahan Padarni didominasi oleh pria dengan besar 14,01 HOK sedangkan rata-rata curahan kerja luar keluarga yang terbesar ada pada tahap penjualan segar sebesar 28,57 HOK ; (2). Modal yang dibutuhkan untuk kegiatan penangkap ikan terdiri dari modal tetap dengan rata-.rata keseluruhan total modal yang dikeluarkan untuk setiap jenis alat adalah sebesar Rp. 98.632.016 Per Tahun sedangkan rata- rata modal variabel yang dikeluarkan untuk setiap jenis bahan adalah sebesar Rp. 16.069.000 Per Tahun; (3). Rata-rata produksi pemilik alat tangkap untuk jenis ikan adalah sebesar 325.55 Kg/Tahun dan rata- rata produksi penyewa alat tangkap adalah sebesar 326.7 Kg/Tahun.
MOTIVASI BERWIRAUSAHA BUDIDAYA IKAN LELE DUMBO (CLARIAS SP) DI DISTRIK WANGGAR KABUPATEN NABIRE Wage Rudolf S. Katapi; Umi Yuminarti; Elsa A. Br. S. Melilala
Sosio Agri Papua Vol 10 No 1 (2021): JUNI
Publisher : Department of Social Economic Agriculture, Faculty of Agriculture, University of Papua, Manokwari, West Papua, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30862/sap.v10i1.112

Abstract

Distrik Wanggar adalah salah satu distrik dari lima belas Distrik yang berada di Kabupaten Nabire dan merupakan sentra budidaya ikan air tawar. Usaha budidaya ikan lele dumbo ini merupakan salah satu bidang wirausaha yang cukup banyak dijalankan oleh beberapa pembudidaya di Distrik Wanggar, Keinginan untuk berhasil dan sukses dalam menjalankan usaha, kemandirian dalam bertindak sebagai seorang wirausaha, keinginan untuk diakui oleh masyarakat, kemampuan menghadapi setiap tantangan dan resiko usaha, keinginan memperoleh kebahagaian, pertumbuhan usaha, serta adanya kehidupan yang lebih baik bagi keluarga diduga menjadi beberapa sumber yang memotivasi setiap pembudidaya ikan lele dumbo untuk tetap terus mengembangkan usahanyaMengetahui faktor Intrinsik yang menjadi sumber motivasi berwirausaha budidaya ikan lele dumbo di Distrik Wanggar Kabupaten Nabire. Mengetahui faktor Ekstrinsik yang menjadi sumber motivasi berwirausaha budidaya ikan lele dumbo di Distrik Wanggar Kabupaten Nabire. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa faktor intrinsik dan ekstrinsik sangat berpengaruh bagi pengusaha ikan lele dumbo.
KLASIFIKASI USAHATANI SAYURAN PETANI LOKAL SUKU ARFAK DI KAMPUNG WARBIADI DISTRIK ORANSBARI Zadrak Maling; Umi Yuminarti; Deasi Mayawati
Sosio Agri Papua Vol 11 No 1 (2022): Juni
Publisher : Department of Social Economic Agriculture, Faculty of Agriculture, University of Papua, Manokwari, West Papua, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30862/sap.v11i01.256

Abstract

Suku Arfak pada masa lampau adalah peramu dan mereka baru saja tranformasi menjadi petani intensif dalam sepuluh tahun terakhir, walaupun belum semua berorientasi ekonomis. Umumnya komoditi yang diusahakan adalah komoditi tanaman pangan dan hortikultura karena juga di gunakan untuk pemenuhan pangan keluarga. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jenis cabang usahatani sayuran, klasifikasi usahatani sayuran petani lokal suku Arfak di Kampung Warbiadi Distrik Oransbari Kabupaten Manokwari Selatan. Metode yang digunakan penelitian ini adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, dan pengamatan terhadap sekitar 30 petani asal suku Arfak yang melakukan kegiatan usahatani. Analisis data menggunakan anallisis data deskriptif yaitu dengan tabulasi. Penelitian ini menyimpulkan beberapa hal yakni: jenis cabang usahatani sayuran yang dominan di Kampung Warbiadi adalah cabang usahatani kacang panjang, buncis, tomat, bayam, kangkung dan sawi. Klasifikasi usahatani sayuran di Kampung Warbiadi menggambarkan bahwa usahatani suku Arfak di Kampung Warbiadi adalah usahatani perorangan, bercorak komersil komersial dengan pola tanam tidak khusus dan tipe usahatani lahan kering. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang menjadi penopang kehidupan sebagian besar masyarakat di Indonesia. Oleh karena itu penelitian ini merekomendasikan beberapa hal yakni bahwa perlu ada pendampingan rutin dari instansi teknis maupun pihak terkait lainnya untuk meningkatkan produksi usahatani sayuran. Bimbingan teknis, penyediaan SAPROTAN maupun pemasaran hasil adalah aspek penting yang harus didorong sehingga percepatan kesejahteraan petani Arfak dapat tercapai.