AbstractThe community in Bugel 2 Hamlet, Bugel Village, Panjatan Subdistrict, Kulon Progo Regency, Yogyakarta Special Region Province, is a beach sand farmer who cultivates chilli, watermelon, melon and others. Every day they need water to watering the plants. Water is obtained by using a gasoline engine for water pump so it increases the cost of expenditure. Through a development program for sustainable education (ESD). The community was introduced to alternative energy, namely windmills as a driver of water pumps. Windmills are expected to be an alternative to change the water pump of gasoline engine. Windmill construction consists a stake was made of 4 m high cast concrete. Windmill functions to change the kinetic energy of wind into rotational motion, through eccentric wheels or crankshaft rotational motion is converted into translation. The translation motion moves the up and down pulling rod of the piston pump to pump water from the well to the surface. The piston pump was made using PVC pipe material. The capacity of the pump made from PVC pipe material is 4.5 litres/minute. While the minimum wind speed to produce this capacity is 4 meters/second.The involvement of making windmills includes lecturers, students and the community as a form of ESD-based learning. The number of windmills made as educational media made as many as 6 pieces scattered in several wells of residents. In terms of the social aspects of the community, pump technology and windmills are not very complicated technologies, it is easily mastered, socialization to the community as users. The technology of windmill is very helpful for the community. Keywords: windmills, water pumps, wells AbstrakMasyarakat di Dusun Bugel 2, Kelurahan Bugel, Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulon Progo DIY, merupakan petani lahan pasir pantai dengan budidaya tanaman cabai, buah semangka, melon dan lainnya. Setiap hari membutuhkan air untuk menyirami tanamannya. Air diperoleh dengan menggunakan motor pompa berbahan bakar bensin sehingga meningkatkan biaya pengeluaran. Melalui program pengembangan untuk pendidikan berkelanjutan atau Education Sustainable Development (ESD), masyarakat diperkenalkan energi alternatif yaitu kincir angin sebagai penggerak pompa air. Racangan kincir angin tersebut diharapkan sebagai alternatif pengganti motor pompa. Kontruksi kincir angin terdiri tiang terbuat dari beton cor setinggi 4 m. Sudu berfungsi merubah energi kinetik angin menjadi gerak rotasi, melalui roda eksentrik atau poros engkol gerak rotasi diubah menjadi translasi. Gerak translasi menggerakan batang penarik naik turun menggerakan pompa torak untuk memompa air dari sumur ke permukaan. Pompa torak dibuat menggunakan bahan pipa PVC. Kapasitas pompa yang dibuat dari bahan pipa PVC adalah 4,5 liter/menit. Sedang kecepatan minimum angin untuk menghasilkan kapasitas tersebut adalah 4 meter/detik. Keterlibatan pembuatan kincir angin menyertakan dosen, mahasiswa dan masyarakat sebagai bentuk pembelajaran berbasis ESD. Jumlah kincir angin yang dibuat sebagai media pendidikan, dibuat sebanyak 6 buah tersebar pada beberapa sumur warga. Dari segi sosial masyarakat, teknologi pompa dan kincir angin bukanlah teknologi yang sangat rumit, akan tetapi merupakan teknologi yang mudah dikuasai, sosialisasi kepada masyarakat selaku pengguna teknologi ini akan sangat membantu, khususnya di Dusun Bugel 2 Kelurahan Bugel Kecamatan Panjatan Kabupaten Kulon Progo DIY. Kata kunci: kincir angin, pompa air, sumur