Krisnanda Dwi Apriyanto
Universitas Negeri Yogyakarta

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Profil daya tahan jantung paru, fleksibiltas, kelincahan dan keseimbangan mahasiswa Ilmu Keolahragaan FIK UNY Krisnanda Dwi Apriyanto
MEDIKORA Vol 19, No 1 (2020): April
Publisher : Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.972 KB) | DOI: 10.21831/medikora.v19i1.30884

Abstract

Setiap orang menginginkan status kebugaran jasmani yang baik. Untuk mendapatkan kebugaran jasmani yang baik, salah satu alternatif cara yang paling efektif dan aman adalah dengan olahraga atau latihan. Status kebugaran jasmani seseorang dapat dikategorikan baik atau tidak, maka perlu dilakukan suatu pengukuran. Studi ini bertujuan untuk menggambarkan profil kebugaran jasmani mahasiswa IKOR A 2017 yang meliputi: daya tahan jantung paru, fleksibilitas, kelincahan dan keseimbangan. Subjek dalam studi ini adalah mahasiswa IKOR A angkatan tahun 2017 sejumlah 23 mahasiswa. Instrument yang digunakan dalam studi ini adalah multistage fitness test (MFT) untuk mengukur daya tahan jantung paru, sit and reach untuk mengukur fleksibilitas, Illinois agility run test untuk mengetahui kelincahan, dan standing stork untuk mengetahui keseimbangan. Hasil studi pada multistage fitness test menunjukkan 43,6% memiliki kategori kebugaran jantung paru yang kurang. Hanya satu mahasiswa (4,3%) yang indeks kebugaran jantung parunya dalam kategori sangat baik, Pada komponen fleksibilitas hasil menunjukkan bahwa 52,2% memiliki tingkat fleksibilitas yang sangat baik. Hasil pengukuran komponen kelincahan menunjukkan bahwa tidak ada mahasiswa yang meliliki tingkat kelincahan yang baik dan sangat baik. Sebagian besar mahasiswa memiliki tingkat kelincahan yang sedang yaitu sebesar 87%, dan pada kategori keseimbangan didapatkan hasil 43,6% mahasiswa memiliki tingkat keseimbangan yang sangat baik. Hasil studi menunjukkan bahwa komponen kebugaran jasmani daya tahan jantung paru dan kelincahan pada mahasiswa IKOR 2017 masih perlu ditingkatkan. Cardiorespiratory endurance, flexibility, agility and balance profile of sport science student in Sport Science Faculty Universitas Negeri YogyakartaAbstractEvery person wants a good physical fitness status. To get good physical fitness, one of the most effective and safe alternatives is exercise. Physical fitness status can be categorized as good or poor if measurement is needed. This study aims to describe the physical fitness profile of sport science student class A 2017, which include: cardiorespiratory endurance, flexibility, agility and balance. The subjects in this study were sport science student class A 2017, who were 23 students. The instrument used in this study is a multistage fitness test (MFT) to measure cardiorespiratory endurance, sit and reach to measure flexibility, Illinois agility run test to determine agility, and standing stork to determine balance. The results of studies on the multistage fitness test showed 43.6% had a category of poor cardiorespiratory endurance fitness. Only one student (4.3%) had an excellent cardiorespiratory endurance fitness index. The flexibility component showed that 52.2% had a excellent level of flexibility. The results of the agility showed that there were no students who have good and excellent agility levels. Most students have a moderate level of agility that is equal to 87%, and in the balance category the results obtained are 43.6% students have a excellent level of balance. The study results showed that the physical fitness component of cardiorespiratory endurance and agility in sport science student class A 2017 needs to be improved.
PEMBERIAN MADU SEBELUM AKTIVITAS FISIK INTENSITAS SEDANG TERHADAP KADAR MALONDIALDEHID PLASMA TIKUS WISTAR Krisnanda Dwi Apriyanto
MEDIKORA Vol 17, No 1 (2018): April
Publisher : Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (700.277 KB) | DOI: 10.21831/medikora.v17i1.23497

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian madu sebelum aktivitas fisik intensitas sedang terhadap penurunan kadar malondialdehid (MDA) plasma pada tikus jantan.Penelitian yang dilakukan adalah eksperimental laboratorium dengan menggunakan rancangan posttest dengan kelompok kontrol (posttest only control group design) yang dilakukan selama 7 hari. Sampel penelitian ini menggunakan 20 ekor tikus putih Wistar jantan (Rattus norvegicus). Tikus dibagi menjadi 2 kelompok secara acak dan masing-masing kelompok terdiri dari 10 tikus. Kedua kelompok adalah: K0 = kelompok kontrol dan K1 = kelompok pemberian madu dosis 2,5 g/kg BB. Aktivitas fisik intensitas sedang dilakukan dengan cara merenangkan tikus selama 70% dari kemampuan maksimal tikus berenang dan diberikan tambahan beban 6% dari berat badan tikus. Madu diberikan satu kali setiap hari selama 7 hari dilakukan melalui sonde. Data dianalisis menggunakan program statistik SPSS 16.Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kadar MDA plasma dalam kelompok K0 adalah 12,02 ± 1,85 nmol/ml dan 9,89±0,9 nmol/ml pada kelompok K1. Uji analisis independen t-test menunjukkan perbedaan yang signifikan p = 0,007 (p 0,05). Terjadi penurunan kadar MDA plasma sebesar 17,72%. Pemberian madu dengan dosis 2,5 g/kg BB mengakibatkan penurunan yang signifikan terhadap kadar MDA. Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar penelitian lebih lanjut untuk mengetahui penggunaanya pada manusia.
PENYULUHAN AKTIVITAS FISIK DAN SCREENING PARAMETER SINDROM METABOLIK PADA POPULASI LANSIA Cerika Rismayanthi; Prijo Sudibjo; Novita Intan Arovah; Krisnanda Dwi Apriyanto
MEDIKORA Vol 18, No 1 (2019): April
Publisher : Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (333.736 KB) | DOI: 10.21831/medikora.v18i1.29194

Abstract

Kegiatan Program Pengabdian kepada Masyarakat ini bertujuan untuk: (1) mendapatkan informasi tentang profil tingkat kebugaran lansia binaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Ikatan Istri Dokter Indonesia (IIDI) Yogyakarta, (2) mendapatkan informasi tentang faktor risiko sindrom metabolik bagi lansia binaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Ikatan Istri Dokter Indonesia (IIDI) Yogyakarta, (3) memberikan pengetahuan bagi lansia binaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Ikatan Istri Dokter Indonesia (IIDI) Yogyakarta tentang pentingnya melakukan aktivitas fisik dan mengetahui parameter sindrom metabolik. Khalayak sasaran utama dari kegiatan ini adalah Kelompok Lansia Teratai Nogotirto, Kelurahan Nogotirto, Kecamatan Gamping Sleman berjumlah 118 orang. Metode kegiatan PPM dilakukan dengan beberapa kegiata meliputi: cek kesehatan, tes pengukuran kebugaran jasmani bagi lansia, serta evaluasi dan penyuluhan. Cek kesehatan meliputi pengukuran tekanan darah, lingkar perut, trigliserida, HDL dan glukosa darah puasa. Penyuluhan diberikan setelah para lansia mendapatkan hasil dari cek kesehatan. Metode penyuluhan dilakukan agar para lansia mempunyai motivasi untuk menjaga kesehatan dan terhindar dari sindrom metabolik yang dapat memicu munculnya penyakit degeneratif. Tes pengukuran kebugaran jasmani meliputi jalan selama 6 menit, fleksibilitas, keseimbangan. Pengisian kuesioner dilakukan untuk mengetahui seberapa penting manfaat kegiatan PPM ini bagi para lansia. Berdasarkan hasil cek kesehatan diperoleh data bahwa sejumlah 78 (66,1%) lansia terindikasi sindrom metabolik. Dan dari sejumlah 78 lansia, 98,71% (77 lansia) yang terindikasi sindrom metabolik adalah perempuan. Dari data lansia laki-laki diperoleh rata-rata usia 61,5 tahun, dengan norma normal jalan 6 menit lansia laki-laki dengan usia tersebut adalah 610 – 735 yards (558-672 meter) dan norma normal jalan 6 menit lansia wanita dengan usia tersebut adalah 545 – 660 yards (498-603 meter). Jadi kesimpulan dari tes kebugaran lansia, baik laki-laki maupun wanita mempunyai tingkat kebugaran yang di atas rata-rata (above average). Physical Activity Counseling and Screening Parameter Metabolic Syndrome in the Elderly PopulationAbstractThe Community Service Program activity aims to: (1) obtain information on the profile of the fitness level of the elderly under the guidance of the Indonesian Doctors Association (IDI) and the Indonesian Doctors' Wives Association (IIDI) Yogyakarta, (2) obtain information about the risk factors for metabolic syndrome for the elderly under the guidance of the Association Indonesian Doctors (IDI) and the Indonesian Doctors 'Wives Association (IIDI) Yogyakarta, (3) provides knowledge for the elderly assisted by the Indonesian Doctors Association (IDI) and the Indonesian Doctors' Wives Association (IIDI) Yogyakarta about the importance of physical activity and knowing the parameters of metabolic syndrome. The main target audience for this activity is the Elderly Lotus Group Nogotirto, Kelurahan Nogotirto, Sleman Gamping District, with a total of 118 people. The PPM activity method is carried out with several activities including: health check, physical fitness measurement test for the elderly, as well as evaluation and counseling. Health checks include measurements of blood pressure, stomach circumference, triglycerides, HDL and fasting blood glucose. Counseling is given after the elderly get the results of a health check. The counseling method is done so that the elderly have motivation to maintain health and avoid the metabolic syndrome which can trigger the emergence of degenerative diseases. Physical fitness measurement tests include walking for 6 minutes, flexibility, balance. The questionnaire was filled out to find out how important the benefits of PPM activities are for the elderly. Based on the results of health checks obtained data that a number of 78 (66.1%) elderly indicated metabolic syndrome. And of the 78 elderly, 98.71% (77 elderly) who indicated metabolic syndrome were women. From the data of elderly men obtained an average age of 61.5 years, with the normal norm of walking 6 minutes elderly men with that age is 610 - 735 meters (558-672 meters) and the normal norm of walking 6 minutes elderly women with age these are 545 - 660 yards (498-603 meters). So the conclusion of the elderly fitness test, both men and women have a fitness level that is above average (above average).
PROGRAM AKTIVITAS BERBASIS AEROBIK PADA LANSIA UNTUK MENINGKATKAN KEBUGARAN DAN KUALITAS PROFIL ANTROPOMETRI Prijo Sudibjo; Suharjana Suharjana; Krisnanda Dwi Apriyanto
MEDIKORA Vol 17, No 2 (2018): Oktober
Publisher : Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.823 KB) | DOI: 10.21831/medikora.v17i2.29186

Abstract

Kegiatan Program Pengabdian kepada Masyarakat ini bertujuan untuk : (1) mendapatkan informasi tentang profil tingkat kebugaran lansia pensiunan Bank Mandiri Yogyakarta, (2) mendapatkan informasi tentang profil tingkat fleksibilitas lansia pensiunan Bank Mandiri Yogyakarta dengan sit and reach test, (3) mendapatkan gambaran antropometri lansia pensiunan Bank Mandiri Yogyakarta yang meliputi berat badan, tinggi badan, IMT, lingkar perut dan lingkar panggul dan (4) memberikan pengetahuan bagi lansia pensiunan Bank Mandiri tentang pentingnya mempertahankan tingkat fleksibilitas dan pentingnya menjaga berat badan ideal. Khalayak sasaran utama dari kegiatan ini adalah Lansia pensiunan Bank Mandiri Yogyakarta yang berjumlah 100 orang. Metode kegiatan PPM dilakukan dengan metode tes pengukuran fleksibilitas dan pelatihan. Pengukuran tes yang dilakukan adalah sit and reach test untuk mengukur tingkat kelentukan/fleksibilitas. Metode pelatihan dilakukan dengan tujuan untuk memberikan gambaran pengetahuan tentang pentingnya melakukan aktivitas fisik utamanya yang bersifat aerobik untuk menjaga kebugaran serta melakukan latihan untuk menjaga tingkat fleksibilitas dan menjaga berat badan ideal bagi lansia pensiunan Bank Mandiri. Pelaksanaan kegiatan PPM ini yang meliputi pengukuran antropometris (pengukuran tinggi badan, berat badan, lingkar perut dan lingkar panggul), cek kesehatan (tekanan darah, denyut nadi), pengukuran kebugaran jasmani dan senam lansia mendapat apresiasi yang baik oleh pihak peserta lansia pensiunan Bank Mandiri Yogyakarta. Dengan adanya kegiatan PPM ini diharapkan para lansia khususnya pensiunan Bank Mandiri Yogyakarta mampu menjaga kesehatan dan melakukan aktivitas fisik sesuai dengan kemampuannya agar kebugaran tetap terjaga. AEROBIC BASED ACTIVITY PROGRAMS IN ELDERLY TO IMPROVE FITNESS AND QUALITY OF ANTHROPOMETRY PROFILE  AbstractThis Community Service Program activity aims to: (1) get information about the fitness level profile of elderly Bank Mandiri Yogyakarta retirees, (2) get information about the flexibility level profile of Bank Mandiri Yogyakarta retired elderly people with sit and reach tests, (3) get an anthropometric picture Bank Mandiri Yogyakarta pensioners who cover weight, height, BMI, abdominal circumference and hip circumference and (4) provide knowledge to Bank Mandiri retired elderly people about the importance of maintaining a level of flexibility and the importance of maintaining an ideal body weight. The main target audience for this activity is 100 Mandiri Bank Indonesia pensioners. The method of PPM activities is carried out by the test method of measurement of flexibility and training. Measurement of tests performed is sit and reach test to measure the degree of flexibility / flexibility. The training method is carried out with the aim of providing an overview of knowledge about the importance of performing primarily aerobic physical activities to maintain fitness as well as doing exercises to maintain a level of flexibility and maintain ideal body weight for elderly Bank Mandiri retirees. The implementation of PPM activities which included anthropometric measurements (measurements of height, weight, abdominal circumference and pelvic circumference), health checks (blood pressure, pulse rate), physical fitness measurements and elderly exercise received good appreciation by the elderly participants of Bank Mandiri pensioners Yogyakarta. With this PPM activity it is hoped that the elderly, especially retirees at Bank Mandiri Yogyakarta, will be able to maintain their health and carry out physical activities in accordance with their abilities so that fitness is maintained.
Hubungan antara sindrom metabolik dengan kebugaran jasmani pada lansia Prijo Sudibjo; Cerika Rismayanthi; Krisnanda Dwi Apriyanto
Jurnal Keolahragaan Vol 9, No 2: September 2021
Publisher : Program Studi Ilmu Keolahragaan Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.285 KB) | DOI: 10.21831/jk.v9i2.41007

Abstract

Prevalensi sindrom metabolik pada lansia cukup tinggi. Sindrom metabolik dapat dicegah salah satunya dengan aktivitas fisik. Aktivitas fisik juga dapat meningkatkan kebugaran kardiorespirasi, kelenturan sendi, keseimbangan dan kekuatan otot. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sindrom metabolik dengan kebugaran kardiorespirasi, fleksibilitas, kekuatan, dan keseimbangan pada lansia. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan teknik consecutive sampling pada 118 lansia di Yogyakarta. Sindrom metabolik ditetapkan berdasarkan kriteria diagnosis dari Adult Treatment Panel. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes jalan 6 menit (6-minute walking test), sit and reach, hand grip dynamometer, leg and back dynamometer dan berdiri satu kaki. Teknik analisis dengan menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 32 lansia mengalami sindrom metabolik. Tujuh puluh dari 118 orang memiliki data yang lengkap untuk analisis korelasi. Terdapat korelasi antara sindrom metabolik dengan kekuatan otot tungkai/leg strength (r=-0,295, p=0,013) dan keseimbangan (r=-0,282, p=0,018), namun tidak ada korelasi antara sindrom metabolik dengan kekuatan peras tangan/hand grip, kekuatan otot punggung/back strength (p=0,405), kebugaran kardiorespirasi (p=0,103) dan fleksibilitas (p=0,488). Dapat disimpulkan bahwa lansia yang terdiagnosis mengalami sindrom metabolik cenderung mengalami pelemahan kekuatan tungkai dan penurunan keseimbangan. Oleh karenanya, lansia perlu melakukan aktivitas fisik untuk meningkatkan kekuatan otot tungkai dan keseimbangan. The Correlation between metabolic syndrome and physical fitness in elderly AbstractThe prevalence of metabolic syndrome in the elderly is quite high. One way to prevent metabolic syndrome is by being physical active. Physical activity can also improve cardiorespiratory fitness, joint flexibility, balance and muscle strength. This study aimed to determine the relationship between metabolic syndrome and cardiorespiratory fitness, flexibility, strength, and balance in the elderly. This study was a cross sectional study with a consecutive sampling technique on 118 elderly people in Yogyakarta. Metabolic syndrome was defined based on the diagnostic criteria from the Adult Treatment Panel. The instruments used to collect the data were a 6-minute walking test, sit and reach, hand grip dynamometer, leg and back dynamometer and standing on one leg. The analysis technique used the Spearman correlation test. The results of the study showed that 32 elderly had metabolic syndrome. Seventy out of 118 people had complete data for correlation analysis. There was a correlation between metabolic syndrome and leg muscle strength (r = -0.295, p = 0.013) and balance (r = -0.282, p = 0.018), but there was no correlation between metabolic syndrome and hand grip strength. back muscle strength (p = 0.405), cardiorespiratory fitness (p = 0.103) and flexibility (p = 0.488). It can be concluded that the elderly who are diagnosed with metabolic syndrome tend to experience weakened leg strength and decreased balance. Therefore, the elderly need to do physical activity to improve leg muscle strength and balance.
Interest and motivation of Indonesian and Malay students in the implementation of sports injury therapeutic massage Ali Satia Graha; Kamal Bin Talib; Rina Yuniana; Martono Martono; Krisnanda Dwi Apriyanto; Satya Perdana
Jurnal Keolahragaan Vol 10, No 2: September 2022
Publisher : Program Studi Ilmu Keolahragaan Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jk.v10i2.51953

Abstract

This study was to find out the impact of interest and motivation of Indonesian and Malay students on implementation of management of minor post-Sports injury therapeutic massage. It was a descriptive-qualitative and descriptive quantitative mixed study with survey method. Conducted in 2021 in the Faculty of Sports Science of Yogyakarta State University. Total participans 68 students involved 50 Indonesian students and 18 Malay students. Used linkert scale instrument with modified questionnaire of interest, motivation and implementation, r-count r-table (0.235) and alpha chronbach of 0.655. The results of the study showed that: the interest of the students in the management of the injury was very low (2 students or 3%), low (21 students or 31%), high (42 students or 60%), and very high (4 students or 6%); the motivation of the students in the management of the injury was very low (3 students or 4%), low (25 students or 37%), and high (36 students or 53%), and very high (4 students or 6%); impact of the implementation of the Sports injury management by the students was very low (3 students or 4%), low (34 students or 50%), high (23 students or 34%), and very high (8 students or 12%). Concluded that the interest and the motivation was influenced by intrinsic and extrinsic factors that could influence learning result, while the learning result could be found out in the implementation. It was necessary to organize hard skill learning using repetitive method consistent with stimulus-response theoretical perspective.