Claim Missing Document
Check
Articles

PROFIL TINGKAT VOLUME OKSIGEN MASKIMAL (VO2 MAX) DAN KADAR HEMOGLOBIN (HB) PADA ATLET YONGMOODO AKADEMI MILITER MAGELANG Cerika Rismayanthi, Ario Debbian S. R,
Jorpres (Jurnal Olahraga Prestasi) Vol 12, No 2 (2016)
Publisher : Departement of Sports Coaching, Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (607.977 KB) | DOI: 10.21831/jorpres.v12i2.11874

Abstract

ABSTRACTThis research was motivated by the lack of oxygen maximum volume level tests (VO2Max)and hemaglobin levels (Hb) in athletes Yongmoodo Akmil Magelang. The purpose of this researchwas determining the level of VO2 Max and hemoglobin levels.This is a descriptive study. Survey was applied to obtain the data needed. The instrumentemployed to measure VO2 Max was cooper Test 2.4 km. It employed Cyan met hemoglobin checkmethod to measure levels of hemoglobin (Hb) carried out in the Clinical Laboratory CITOMagelang. The Subjects of the study were the ten athletes Yongmoodo Akmil Magelang. The datawas analyzed by using quantitative descriptive analysis set forth in the form of a percentage.The research result were; 8 people (80 %) categorized having high level of Vo2 Max, 1person (10 %) in excellent category, and 1 person (10 %) in moderate category. Meanwhile theHemoglobin (Hb) on Magelang Military Academy Athlete Yongmoodo result was categorizedentirely normal (100%).Keywords: Vo2 Max, Haemoglobin, Yongmoodo, Magelang Military Academy.ABSTRAKPenelitian ini dilatar belakangi oleh belum adanya tes tingkat volume oksigen maksimal(Vo2 Max) dan kadar hemaglobin (Hb) pada atlet Yongmoodo Akmil Magelang. Tujuan dalampenelitian ini untuk mengetahui tingkat Vo2 Max, dan kadar Hemoglobin.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, pengambilan data menggunakan metodesurvei dengan tes dan pengukuran. Instrumen yang digunakan untuk mengukur tes VO2 Maxmenggunakan Test cooper 2.4 km dan untuk mengukur kadar hemoglobin (Hb) dilakukan diLaboratorium Klinik CITO Magelang dengan metode periksa Cyanmethemoglobin. Subjek dalampenelitian ini adalah Atlet Yongmoodo Akmil Magelang yang berjumlah 10 orang.Teknik analisisdata yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif yang dituangkandalam bentuk presentase.Hasil Penelitian menunjukkan bahwa tingkat Volume Oksigen Maksimal (Vo2 Max) padaAtlet Yongmoodo Akmil Magelang sebagian besar berkategori baik sebanyak 8 orang (80 %), yangberkategori sangat baik sebanyak 1 orang (10 %) dan yang berkategori sedang sebanyak 1 orang (10%), sedangkan Kadar Hemoglobin (Hb) Pada Atlet Yongmoodo Akmil Magelang seluruhnyaberkategori normal (100 %).Kata Kunci : Vo2 Max, Hemoglobin, Yongmoodo, Akmil Magelang.
SISTEM ENERGI DAN KEBUTUHAN ZAT GIZI YANG DIPERLUKAN UNTUK PENINGKATAN PRESTASI ATLET Rismayanthi, Cerika
Jorpres (Jurnal Olahraga Prestasi) Vol 11, No 1 (2015): Januari
Publisher : Departement of Sports Coaching, Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.437 KB) | DOI: 10.21831/jorpres.v11i1.10270

Abstract

Seorang atlet setiap hari harus mempertimbangkan kondisi fisik mereka agar tampil di prime di setiap pertandingan. Dalam proses pelatihan dengan tujuan meningkatkan kinerja dalam olahraga kemudian makan pengaturan optimal untuk mendapatkan perhatian dari semua orang yang terlibat. Pada periode persiapan di kamp pelatihan, periode pemulihan adalah periode permainan dan makan pada atlet harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat meningkatkan kondisi fisik. Seorang atlet yang mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang secara terencana akan di status gizi yang baik dan mampu  mempertahankan kondisi fisik yang sangat baik.Makanan yang memenuhi keseimbangan gizi memainkan peran penting bagi para atlet yang ingin tampil maksimal dalam pertandingan Makanan yang tidak memenuhi syarat dan gizi tidak seimbang mungkin tidak tampil maksimal. Diet seimbang adalah makanan yang mengandung kalori dengan proporsi sebagai berikut: 60-70% karbohidrat; 10-15% protein, 20-25% lemak, dan; cukup vitamin, mineral dan air.Mencapai atlet kinerja dalam sebuah kompetisi harus diimbangi dengan nutrisi dan manajemen energi yang tepat. Untuk menjamin pasokan glikogen di otot tidak berkurang sebelum pengaturan persaingan membutuhkan makanan khusus disiapkan. Semua upaya akan mencapai hasil yang lebih baik dengan gizi atau gizi makanan kebutuhan yang lebih besar dari orang-orang biasa. lni harus diakui dan dipahami oleh para atlet, pelatih, dan keluarga dan lingkungan agar selalu menjaga kesehatan dengan gizi yang baik atau pengaturan makanan yang seimbang. Pengaturan makanan khusus harus dimasukkan ke dalam pelatihan, permainan dan pascapertandingan. Kata kunci: Sistem Energi, Kebutuhan Bahan Nutrisi, Atlet Berprestasi
HUBUNGAN STATUS GIZI DAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PRESTASI HASIL BELAJAR MAHASISWA Cerika Rismayanthi
Jurnal Kependidikan Vol. 42, No.1 (2012)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (438.495 KB) | DOI: 10.21831/jk.v42i1.2229

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status gizi dan tingkat kebugaran jasmani dengan prestasi hasil belajar mahasiswa yang tinggal di wisma olahraga FIK UNY. Penelitian ini merupakan penelitian korelasi untuk mencari hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas yaitu status gizi dan kebugaran jasmani, serta satu variabel terikat yaitu hasil belajar mata kuliah praktik. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang tinggal di wisma Olahraga FIK UNY. Teknik sampling yang di gunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa prodi IKORA yang tinggal di Wisma Olahraga FIK UNY, yang berjumlah 23 orang.Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan (p0,05) antara status gizi dengan prestasi hasil belajar mahasiswa Wismor FIK UNY. Ada hubungan yang signifikan (p0,05) antara kebugaran jasmani dengan prestasi hasil belajar mahasiswa Wismor FIK UNY. Ada hubungan yang signifikan (p0,05) antara status gizi dan kebugaran jasmani dengan prestasi hasil belajar mahasiswa Wismor FIK UNY. Kebugaran jasmani memberikan kontribusi paling besar terhadap prestasi belajar mahasiswa, dengan memberikan sumbangan efektif sebesar 28,68%; sedangkan status gizi sebesar 10,32%
MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR SEBAGAI STIMULASI MOTORIK BAGI ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI AKTIVITAS JASMANI Cerika Rismayanthi
Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia Vol 9, No 1 (2013): April
Publisher : Departement of Sports Education, Faculty of Sport Sciences Yogyakarta State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.244 KB) | DOI: 10.21831/jpji.v9i1.3065

Abstract

Developments in early childhood include physical and motor development, cognitive, social emotional and language.Kindergarten Period (TK) is the most intense period of growth and the busiest. At this time the child already has theskills and ability even though not perfect. Age of the child at this time is a fundamental phase that will determine thefuture life. Therefore, as parents and educators need to understand the development of early childhood particularphysical and motor development. Motor development is strongly influenced by the organs of the brain, stimulatinggrowth through play occurs when a child’s muscles jumping, throwing, or running. In addition, children play withusing all the emotions, feelings, and his mind. Education in kindergarten implemented the principle of “Play whilelearning, or learning while playing “. In accordance with the development , and therefore expected an educatorwhose creative and innovative so that the child can feel happy , calm , safe and comfortable during the learningprocess . Basic motor competence of kindergarten children are expected to be developed when the child is enteringkindergarten children are able ; physical activity in a coordinated manner in order to flexibility and preparation forwriting , balance , agility , and courage train . Express them and be creative with ideas and imagination and use avariety of media / materials into a work of art.Keywords: Basic Movement Skills, Stimulation of Motor, Physical Activity.
OPTIMALISASI PEMBENTUKAN KARAKTER DAN KEDISIPLINANSISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PENDIDIKAN JASMANIOLAHRAGA DAN KESEHATAN Cerika Rismayanthi
Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia Vol 8, No 1 (2011): April
Publisher : Departement of Sports Education, Faculty of Sport Sciences Yogyakarta State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (40.212 KB) | DOI: 10.21831/jpji.v8i1.3478

Abstract

Physical education, sport, and health is an integral part of overall education, which aims to develop individualorganically, neuromuscular, intellectually and emotionally. In the process of learning, growth and intellectualdevelopment, social and child emotional occurs largely through movement or motor activity that kids do. Physicaleducation, sport, and health emphasize the holistic aspects of education such as health, physical fitness, criticalthinking skills, emotional stability, social skills, reasoning and moral action, which is the goal of education ingeneral or specifically through the learning of physical education, students do activities in the form of the gamesportand exercise tailored to the growth and development of children. Education in primary schools is a formaleducation is first and foremost, so it became the foundation of all subsequent education. Therefore, through schooleducation was expected of all parties involved to provide the best in terms of optimizing the formation of characterand discipline for primary school students. Character formation and cultivation of the values of discipline isappropriate to get considerable attention. Physical education, sport, and health is an educational tool that aims todevelop students’ personalities in order to fully human formation and implementation of physical education isclosely linked to educational efforts that are orderly, planned and sustained level starting from elementary school.Keywords: characters forming, discipline, physical education, sport and healthAbstrakPendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (penjasorkes) merupakan bagian integral dari pendidikankeseluruhan, yang bertujuan untuk mengembangkan individu secara organik, neuromuskuler, intelektual danemosional. Dalam proses pembelajaran penjasorkes, pertumbuhan dan perkembangan intelektual, sosialdan emoslonal anak sebagian besar terjadi melalui aktivitas gerak atau motorik yang dilakukan anak.Penjasorkes menekankan aspek pendidikan yang bersifat menyeluruh antara lain kesehatan, kebugaranjasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral,yang merupakan tujuan pendidikan pada umumnya. Atau secara spesifik melalui pembelajaran pendidikanjasmani, siswa melakukan kegiatan berupa permainan (game), dan berolahraga yang disesuaikan denganpertumbuhan dan perkembangan anak. Pendidikan di sekolah dasar merupakan pendidikan formal yangpertama dan utama, sehingga menjadi landasan dari semua pendidikan selanjutnya. Oleh karena itu, melaluipendidikan Sekolah diharapkan semua pihak yang terkait memberikan yang terbaik dalam rangka optimalisasipembentukan karakter dan kedisiplinan bagi siswa Sekolah dasar. Pembentukan Karakter dan penanamannilai-nilai kedisiplinan sudah selayaknya mendapatkan perhatian yang cukup besar. Penjasorkes merupakansuatu sarana pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian siswa dalam rangka pembentukanmanusia seutuhnya dan pelaksanaan pendidikan jasmani tersebut berhubungan erat dengan usaha-usahapendidikan yang teratur, terencana dan berkelanjutan dimulai dari jenjang Sekolah Dasar.Kata Kunci: Pembentukan Karakter, Kedisiplinan, Penjasorkes
PENGARUH LATIHAN CIRCUIT BODY WEGHT TERHADAP VO2 MAX DAN FLEKSIBILITAS SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRA KURIKULER BOLA VOLI Texki Wahyuntoro; Cerika Rismayanthi
MEDIKORA Vol 15, No 2 (2016): Oktober
Publisher : Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1225.877 KB) | DOI: 10.21831/medikora.v15i2.23142

Abstract

Daya tahan paru jantung dan fleksibilitas merupakan komponen yang sangat penting yang harus dimiliki oleh pemain bola voli. Olahraga merupakan salah satu bentuk aktivitas yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Banyak pemain bola voli di SMA N 1 Ngaglik daya tahan paru jantung dan fleksibilitas yang kurang bagus, sehingga menghambat prestasi dalam olahraga bola voli. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh latihan circuit body weight terhadap ????????2 ???????????? dan fleksibilitas siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli di SMA N 1 Ngaglik.Penelitian ini merupakan penelitian pre-eksperimental design dengan one group pretest and posttest group desaign. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa yang aktif mengikuti ekstrakurikuler bola voli di SMA N 1 Ngaglik. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak sebanyak 19 orang. Pengambilan data dilakukan dengan tes dan pengukuran. Analisis data penelitian menggunakan uji t untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan variabel antara pretest dan posttest pada kelompok eksperimen.Hasil penelitian ini menunjukan uji t pada data Max diperoleh nilai t hitung 12,097 t tabel 2,10, dan nilai signifikansi 0,000 0.05, dengan peningkatan persentase sebesar 7,53% .Hasil uji t pada data fleksibilitas diperoleh nilai t hitung 7,554 t tabel 2,10, dan nilai signifikansi 0,000 0.05, dengan penurunan persentase sebesar 4,44%. Penelitian dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa latihan circuit body weight dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap ????????2 ????????????, dan fleksibilitas siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli di SMA N 1 Ngaglik. Jadi dapat dikatakan latihan circuit body weight dapat dijadikan pedoman untuk latihan peningkatan ????????2 ???????????? dan fleksibilitas yang efektif dan efisien.
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DIET DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP STATUS GIZI PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS Fuadi Raja Baja; Cerika Rismayanthi
MEDIKORA Vol 18, No 1 (2019): April
Publisher : Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.497 KB) | DOI: 10.21831/medikora.v18i1.29189

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi oleh banyaknya remaja yang belum mengetahui pemilihan nutrisi yang baik dan menganggap konsep diet hanya untuk menurunkan berat badan serta kebiasaan pola aktivitas fisik pasif atau sedentari pada remaja. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah 45 siswa SMAN 1 Yogyakarta. Variabel yang diteliti yaitu pengetahuan diet, aktivitas fisik dan status gizi. Instrumen yang digunakan untuk mengukur pengetahuan diet adalah dengan tes tingkat pengetahuan yang telah tervalidasi, aktivitas fisik dengan menggunakan Global Physical Activity Questonnaire(GPAQ) dan status gizi dengan indeks massa tubuh. Status gizi digolongkan menjadi status gizi baik dan tidak baik. Pengolahan data dianalisis secara deskriptif. Hubungan pengetahuan diet dan aktivitas fisik terhadap status gizi dengan metode Chi Square dan Goodman Kruskall - Gamma Statistic. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan diet terhadap status gizi pada siswa SMAN 1 Yogyakarta (r=0,62 : p=0,01) serta ada hubungan antara aktivitas fisik terhadap status gizi pada siswa SMAN 1 Yogyakarta (r=0,85 ; p=0,000). Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan diet dan aktivitas fisik siswa maka akan semakin baik status gizinya.RELATIONSHIP OF DIET KNOWLEDGE LEVELS AND PHYSICAL ACTIVITIES TOWARD NUTRITIONAL STATUS IN MIDDLE SCHOOL STUDENT AbstractThis research is motivated by the many teenagers who do not know the selection of good nutrition and consider the concept of diet only to lose weight and habitual patterns of passive or sedentary physical activity in adolescents. This type of research is a descriptive study with cross sectional approach. The sample in this study were 45 students of SMAN 1 Yogyakarta. The variables studied were dietary knowledge, physical activity and nutritional status. The instrument used to measure dietary knowledge is to test the level of knowledge that has been validated, physical activity using the Global Physical Activity Questonnaire (GPAQ) and nutritional status with body mass index. Nutritional status is classified as good and bad nutritional status. Data processing was analyzed descriptively. The relationship of dietary knowledge and physical activity to nutritional status with the Chi Square method and Goodman Kruskall - Gamma Statistics. The results showed that there was a relationship between dietary knowledge and nutritional status in students of SMAN 1 Yogyakarta (r = 0.62: p = 0.01) and there was a relationship between physical activity and nutritional status in students of SMAN 1 Yogyakarta (r = 0.85; p = 0,000). It can be concluded that the higher the level of dietary knowledge and physical activity of students, the better the nutritional status.
EFEKTIVITAS MANIPULASI EFFLEURAGE TERHADAP TINGKAT DEPRESI, KECEMASAN DAN STRES PADA LANSIA Muhammad Nurul Anwar; Cerika Rismayanthi
MEDIKORA Vol 18, No 2 (2019): Oktober
Publisher : Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (420.513 KB) | DOI: 10.21831/medikora.v18i2.29203

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi oleh pola pikir berlebih dan perasaan cemas pada lansia semakin naik ketika mengalami kelelahan akibat aktivitas sehari-hari.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh efektivitas manipulasi effleurage terhadap tingkat depresi, kecemasan dan stres pada lansia di Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Metode yang digunakan adalah Pre-experimental design dengan pendekatan One-Shoot Case Study. Populasi penelitian ini adalah seluruh lansia laki-laki yang mengikuti perkumpulan di komplek Masjid Al Muhtadin dusun Plumbon, Banguntapan, Bantul. Sampel penelitian ini adalah lansia laki-laki di perkumpulan komplek Masjid Al Muhtadin terdapat 15 orang. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah angket. Teknik analisis yang dilakukan adalah deskriptif statistik frekuensi dalam bentuk persentase. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa manipulasi effleurage efektif terhadap tingkat depresi, kecemasan dan stres pada lansia di Yogyakarta. Tingkat efektivitas manipulasi effleurage terhadap tingkat depresi pada lansia yang berkategori normal 10 orang atau 66,67%, dan ringan 5 orang atau 33,33%. Efektif untuk tingkat kecemasan berkategori normal 13 orang atau 86,67%, dan parah 2 orang atau 13,33%. Sedangkan untuk tingkat stres yang berkategori normal 13 orang atau 86,67%, dan ringan 2 orang atau13,33%. EFFECTIVENESS OF EFFLEURAGE MANIPULATION ON DEPRESSION, ANXIETY AND STRESS LEVELS IN THE ELDERLY AbstractThis research is motivated by excessive thought patterns and feelings of anxiety in the elderly increases when they experience fatigue due to daily activities. This study aims to determine the effect of the effectiveness of effleurage manipulation on the level of depression, anxiety and stress in the elderly in Yogyakarta. This research is a descriptive research. The method used is a pre-experimental design with a One-Shoot Case Study approach. The study population was all elderly men who participated in the gathering at the Al Muhtadin Mosque complex in Plumbon hamlet, Banguntapan, Bantul. The sample of this study is 15 elderly men in the Al Muhtadin Mosque complex. The sampling technique was purposive sampling. The instrument used was a questionnaire. The analysis technique used is descriptive frequency statistics in the form of percentages. The results of this study indicate that effleurage manipulation is effective against depression, anxiety and stress levels in the elderly in Yogyakarta. The effectiveness level of effleurage manipulation on the level of depression in the elderly is in the normal category of 10 people or 66.67%, and mild 5 people or 33.33%. Effective for the level of anxiety in the normal category of 13 people or 86.67%, and severe 2 people or 13.33%. Whereas for stress levels that are in the normal category of 13 people or 86.67%, and mild 2 people or 13.33%.
TERAPI INSULIN SEBAGAI ALTERNATIF PENGOBATAN BAGI PENDERITA DIABETES Cerika Rismayanthi
MEDIKORA Vol. VI No. 2 Oktober 2010
Publisher : Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1906.001 KB) | DOI: 10.21831/medikora.v0i2.4680

Abstract

Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang  berdampak pada produktivitas dan dapat menurunkan sumber daya manusia.  Penyakit ini  tidak hanya berpengaruh secara individu, tetapi sistem kesehatan   suatu negara.  Walaupun belum ada survey nasional, sejalan dengan  perubahan gaya hidup termasuk pola makan masyarakat, diperkirakan  penderita DM semakin meningkat,  terutama pada kelompok umur dewasa ke  atas pada seluruh status sosial ekonomi.  Saat ini upaya penanggulangan  penyakit D M belum menempati skala prioritas utama dalam pelayanan  kesehatan, walaupun diketahui dampak negatif yang ditimbulkannya cukup  besar antara lain komplikasi kronik pada penyakit jantung kronis,  hipertensi,  otak, system syaraf, hati, mata dan ginjal. DM merupakan salah satu  penyakit   degeneratif, dimana terjadi gangguan metabolisme karbohidrat, lemak  dan  protein serta ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah (hiperglikemi)  dan dalam urin (glukosuria).Kini ditemukan jenis insulin yang bisa disuntikkan satu kali sehari. Penyakit  diabetes mellitus atau kencing manis memang tak bisa dianggap remeh. Bagi  pasien  DM I atau beberapa pasien diabetes mellitus tipe II (DM II) terapi  insulin wajib  hukumnya. Injeksi insulin menjadi keharusan karena hormone  insulin pada tubuh  penderita diabetes mellitus tidak bisa dihasilkan, atau tidak   dapat digunakan dengan  baik. Dalam tubuh hormone insulin diperlukan untuk   mengangkut glukosa dari  darah masuk ke sel. Karena tak mampu melakukan   pengangkutan gula ke sel, maka  pasien DM mempunyai kadar glukosa tinggi  dalam darahnya. Keadaan ini dikenal  sebagai gula darah tinggi atau  hiperglikemi. Hormone insulin ini dikeluarkan oleh  organ tubuh yang bernama   pankreas.Kata Kunci : insulin, diabetes mellitus.
PENYULUHAN AKTIVITAS FISIK DAN SCREENING PARAMETER SINDROM METABOLIK PADA POPULASI LANSIA Cerika Rismayanthi; Prijo Sudibjo; Novita Intan Arovah; Krisnanda Dwi Apriyanto
MEDIKORA Vol 18, No 1 (2019): April
Publisher : Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (333.736 KB) | DOI: 10.21831/medikora.v18i1.29194

Abstract

Kegiatan Program Pengabdian kepada Masyarakat ini bertujuan untuk: (1) mendapatkan informasi tentang profil tingkat kebugaran lansia binaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Ikatan Istri Dokter Indonesia (IIDI) Yogyakarta, (2) mendapatkan informasi tentang faktor risiko sindrom metabolik bagi lansia binaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Ikatan Istri Dokter Indonesia (IIDI) Yogyakarta, (3) memberikan pengetahuan bagi lansia binaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Ikatan Istri Dokter Indonesia (IIDI) Yogyakarta tentang pentingnya melakukan aktivitas fisik dan mengetahui parameter sindrom metabolik. Khalayak sasaran utama dari kegiatan ini adalah Kelompok Lansia Teratai Nogotirto, Kelurahan Nogotirto, Kecamatan Gamping Sleman berjumlah 118 orang. Metode kegiatan PPM dilakukan dengan beberapa kegiata meliputi: cek kesehatan, tes pengukuran kebugaran jasmani bagi lansia, serta evaluasi dan penyuluhan. Cek kesehatan meliputi pengukuran tekanan darah, lingkar perut, trigliserida, HDL dan glukosa darah puasa. Penyuluhan diberikan setelah para lansia mendapatkan hasil dari cek kesehatan. Metode penyuluhan dilakukan agar para lansia mempunyai motivasi untuk menjaga kesehatan dan terhindar dari sindrom metabolik yang dapat memicu munculnya penyakit degeneratif. Tes pengukuran kebugaran jasmani meliputi jalan selama 6 menit, fleksibilitas, keseimbangan. Pengisian kuesioner dilakukan untuk mengetahui seberapa penting manfaat kegiatan PPM ini bagi para lansia. Berdasarkan hasil cek kesehatan diperoleh data bahwa sejumlah 78 (66,1%) lansia terindikasi sindrom metabolik. Dan dari sejumlah 78 lansia, 98,71% (77 lansia) yang terindikasi sindrom metabolik adalah perempuan. Dari data lansia laki-laki diperoleh rata-rata usia 61,5 tahun, dengan norma normal jalan 6 menit lansia laki-laki dengan usia tersebut adalah 610 – 735 yards (558-672 meter) dan norma normal jalan 6 menit lansia wanita dengan usia tersebut adalah 545 – 660 yards (498-603 meter). Jadi kesimpulan dari tes kebugaran lansia, baik laki-laki maupun wanita mempunyai tingkat kebugaran yang di atas rata-rata (above average). Physical Activity Counseling and Screening Parameter Metabolic Syndrome in the Elderly PopulationAbstractThe Community Service Program activity aims to: (1) obtain information on the profile of the fitness level of the elderly under the guidance of the Indonesian Doctors Association (IDI) and the Indonesian Doctors' Wives Association (IIDI) Yogyakarta, (2) obtain information about the risk factors for metabolic syndrome for the elderly under the guidance of the Association Indonesian Doctors (IDI) and the Indonesian Doctors 'Wives Association (IIDI) Yogyakarta, (3) provides knowledge for the elderly assisted by the Indonesian Doctors Association (IDI) and the Indonesian Doctors' Wives Association (IIDI) Yogyakarta about the importance of physical activity and knowing the parameters of metabolic syndrome. The main target audience for this activity is the Elderly Lotus Group Nogotirto, Kelurahan Nogotirto, Sleman Gamping District, with a total of 118 people. The PPM activity method is carried out with several activities including: health check, physical fitness measurement test for the elderly, as well as evaluation and counseling. Health checks include measurements of blood pressure, stomach circumference, triglycerides, HDL and fasting blood glucose. Counseling is given after the elderly get the results of a health check. The counseling method is done so that the elderly have motivation to maintain health and avoid the metabolic syndrome which can trigger the emergence of degenerative diseases. Physical fitness measurement tests include walking for 6 minutes, flexibility, balance. The questionnaire was filled out to find out how important the benefits of PPM activities are for the elderly. Based on the results of health checks obtained data that a number of 78 (66.1%) elderly indicated metabolic syndrome. And of the 78 elderly, 98.71% (77 elderly) who indicated metabolic syndrome were women. From the data of elderly men obtained an average age of 61.5 years, with the normal norm of walking 6 minutes elderly men with that age is 610 - 735 meters (558-672 meters) and the normal norm of walking 6 minutes elderly women with age these are 545 - 660 yards (498-603 meters). So the conclusion of the elderly fitness test, both men and women have a fitness level that is above average (above average).