Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Channel : Jurnal Komunikasi

PERSEBAYA DAN BONEK DALAM KONGLOMERASI JAWA POS Junaedi, Fajar; Nugroho, Heru; Wahyono, Sugeng Bayu
CHANNEL Jurnal Komunikasi Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (112.317 KB)

Abstract

IntisariPada awal dekade 1980-an, Jawa Pos adalah sebuah koran yang hampir bangkrut setelah mengalami krisis sejak satu dekade sebelumnya. Pada akhir 1970-an, oplah Jawa Pos mengalami kemerosotan tajam, dan titik nadir Jawa Pos terjadi ketika di tahun 1982, oplahnya tinggal 6.800 perhari. Pemilik Jawa Pos, The Chung Sen memutuskan menjual Jawa Pos kepada kelompok bisnis media Tempo Grafiti. Kelompok bisnis media ini menunjuk Dahlan Iskan sebagai nahkoda baru Jawa Pos. Jawa Pos di bawah kendali Dahlan Iskan mengembangkan jurnalisme olahraga, sebuah praktek jurnalisme yang sering disebut sebagai jurnalisme mainan karena sifatnya yang tidak serius, dengan mengangkat secara massif pemberitaan tentang Persebaya dan Bonek. Persebaya adalah klub sepakbola dari kota Surabaya dan Bonek adalah fans Persebaya. Awalnya, Jawa Pos memanfaatkan Persebaya untuk menaikan oplahnya dengan cara mengalokasikan pemberitaan yang berlimpah tentang klub sepakbola ini, dan sekaligus mereproduksi identitas Bonek bagi fansnya. Bersamaan dengan berlimpahnya pemberitaan tentang Persebaya dan reproduksi terhadap identitas Bonek, Jawa Pos berkembang menjadi koran terkemuka di kota Surabaya pada akhir dekade 1980-an. Sejak dekade 1990-an, Jawa Pos berkembang menjadi koran nasional dan mengembangkan bisnisnya baik di lini media maupun non media. Jawa Pos berkembang menjadi konglomerasi media dan non media di tingkat nasional dengan keberhasilannya melakukan ekspansi bisnis ke berbagai lini media. Di tengah redupnya bisnis media cetak, terutama akibat laju pertumbuhan media daring, Jawa Pos mengembangkan konglomerasinya dengan mengambil alih kepemilikan Persebaya pada awal tahun 2017.Kata Kunci : Konglomerasi, Jawa Pos, Persebaya, Bonek
Manajemen Produksi Media Digital Mojok.co dan Pemetaan Konten Sokowati, Muria Endah; Junaedi, Fajar
CHANNEL: Jurnal Komunikasi Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (30.57 KB) | DOI: 10.12928/channel.v7i1.13012

Abstract

AbstrakMojok.co adalah sebuah media digital daring (online) yang menampilkan konten yang berbeda dibandingkan dengan media yang pernah ada sebelumnya. Media daring yang berasal dari Yogyakarta ini menyuguhkan konten yang unik, satir, jenaka dan cenderung sarkastik dalam format esai, artikel dan opini. Berangkat dari hal ini, penelitian ini berusaha menelaah tentang manajemen produksi media digital Mojok.co  dan pemetaan konten yang disajikan oleh Mojok.co. Dengan melakukan wawancara mendalam, observasi ke ruang redaksi Mojok.co dan kajian pustaka, penelitian ini menemukan bahwa ruang redaksi Mojok.co dibangun dalam bangunan fisik yang tidak formal. Dalam hal pengumpulan konten, redaksi Mojok.co melakukan kurasi terhadap naskah yang dikirimkan oleh pembacanya sebagai wujud dari kebijakan keterlibatan komunitas. Selain naskah yang berasal dari pembaca, konten Mojok.co  juga berasal dari internal redaksi. Meskipun disajikan dalam bahasa yang cenderung sarkastik, Mojok.co menghindari konten yang bisa mematik persoalan SARA. Rubrikasi yang ada di Mojok.co dikemas dengan penamaan yang unik, sehingga benar-benar membedakan Mojok.co dari media digital yang lain. Mojok.co berhasil memenuhi kebutuhan audiens melalui tampilan, rubrikasi dan isi konten.
PERSEBAYA DAN BONEK DALAM KONGLOMERASI JAWA POS Fajar Junaedi; Heru Nugroho; Sugeng Bayu Wahyono
CHANNEL: Jurnal Komunikasi Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (112.317 KB) | DOI: 10.12928/channel.v6i1.10209

Abstract

IntisariPada awal dekade 1980-an, Jawa Pos adalah sebuah koran yang hampir bangkrut setelah mengalami krisis sejak satu dekade sebelumnya. Pada akhir 1970-an, oplah Jawa Pos mengalami kemerosotan tajam, dan titik nadir Jawa Pos terjadi ketika di tahun 1982, oplahnya tinggal 6.800 perhari. Pemilik Jawa Pos, The Chung Sen memutuskan menjual Jawa Pos kepada kelompok bisnis media Tempo Grafiti. Kelompok bisnis media ini menunjuk Dahlan Iskan sebagai nahkoda baru Jawa Pos. Jawa Pos di bawah kendali Dahlan Iskan mengembangkan jurnalisme olahraga, sebuah praktek jurnalisme yang sering disebut sebagai jurnalisme mainan karena sifatnya yang tidak serius, dengan mengangkat secara massif pemberitaan tentang Persebaya dan Bonek. Persebaya adalah klub sepakbola dari kota Surabaya dan Bonek adalah fans Persebaya. Awalnya, Jawa Pos memanfaatkan Persebaya untuk menaikan oplahnya dengan cara mengalokasikan pemberitaan yang berlimpah tentang klub sepakbola ini, dan sekaligus mereproduksi identitas Bonek bagi fansnya. Bersamaan dengan berlimpahnya pemberitaan tentang Persebaya dan reproduksi terhadap identitas Bonek, Jawa Pos berkembang menjadi koran terkemuka di kota Surabaya pada akhir dekade 1980-an. Sejak dekade 1990-an, Jawa Pos berkembang menjadi koran nasional dan mengembangkan bisnisnya baik di lini media maupun non media. Jawa Pos berkembang menjadi konglomerasi media dan non media di tingkat nasional dengan keberhasilannya melakukan ekspansi bisnis ke berbagai lini media. Di tengah redupnya bisnis media cetak, terutama akibat laju pertumbuhan media daring, Jawa Pos mengembangkan konglomerasinya dengan mengambil alih kepemilikan Persebaya pada awal tahun 2017.Kata Kunci : Konglomerasi, Jawa Pos, Persebaya, Bonek
Model Manajemen Produksi Film Dokumenter Bulu Mata Karya Tonny Trimarsanto Khalda Ahmad Muafa; Fajar Junaedi
CHANNEL: Jurnal Komunikasi Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/channel.v8i1.14428

Abstract

This research discusses about production management of a documentary film Bulu Mata which was produced in collaboration between an organization called Suara Kita and Rumah Dokumenter to raised the issues of transgender. This research aim to find out how the production management model used in the pre-production, production, and post-production during the filmmaking process. This research used a positivistic approach with case study method. The research data obtained from in-depth interview, documentation, and literature. The result showed in the pre-production step are planning ideas, research, storytelling approach, and production design. Then in the production step, the production crew prepared tool, briefing with film subjects, and ready to takes the audio visual. And the finally, the post-production step are editing, discussion, preview, and correction until the film was finished. So, the conclusion of this research want to know the production management model used during the filmmaking process.
Resepsi Audiens Terhadap Transgender dalam Film Dokumenter Bulu Mata Kevi Restu Pradhita; Fajar Junaedi
CHANNEL: Jurnal Komunikasi Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/channel.v7i2.13167

Abstract

Film is one of the mass communication media that is e ective in disseminating information that aims to convey messages to the public. One documentary lm entitled Bulu Mata tells how transgender life is in a region that ill upholds Islamic law. Transgender is a person who has a gender identity that is di erent from his original gender. In Indonesia, transgender is ill a taboo thing in society and is considered a negative behavior. This study aims to nd out how the audience’s reception of transgender in a documentary entitled Bulu Mata. The theory used in this research is the theory of audience reception from Stuart Hall. This study uses a qualitative descriptive approach method and data collection techniques using in-depth interview method. In this study, it was successful to show audience receptions in interpreting Bulu Mata lms very di erently. Informants with backgrounds who are intere ed in gender issues are in a dominant position, informants with backgrounds that follow Kine’s lm organization are in negotiated positions, and informants who follow Rohis organizations are in oppositional positions.
Co-Authors Abdhilla, Aji Yudha Abdul Kholik, Fikri Adhinata, Radi Kusuma Adhitya Prasetyo Afiannur, Restu Rizqy Allanm Nugroho, Mochammad Amalia Asfriyani Aminuyati Anggun Pratiwi, Raudha Yulindra Ansar Suherman, Ansar ansyah, Fachri Anugrahni, Sisilia Arifianto, Budi Dwi Aziza, Reyhan Yozaf Azwar, Khairil Bhakti Gusti Walinegoro Brian Taufiqurrahman Budi Dwi Arifianto Cahyani, Alifa Laili Cantika, Elvera Tiarra Cindy Silviana Putri Deni Hardianto Ditha Aditya Pernikasari Dwi Marzein, Mentari Fatihi Fauzia, Gefira Afra Fawwaz, Muhammad Hafizh Filosa Gita Sukmono Filosa Gita Sukmono Filosa Gita Sukmono Filosa Gita Sukmono Filosa Gita Sukmono Firmansyah, Riffat Fitri Julaika , Amelia Framanahadi, Framanahadi Ghozi Daffa Satria Hagi Julio Salas Hanifah, Azhar Haq, Hatta Luqmanul Hasbudi, Sofia Aziza Hazza, Faishal Heru Nugroho Heru Nugroho Heru Nugroho Ihsan, Fikri Nur Indriyani, Icha Kevi Restu Pradhita Khairil Azwar Khairiyah, Rizqi Lailatul Khalda Ahmad Muafa Listya Kumara, Anindya Maulana, Alya Raihani Muarif, Nur Affan Muhammad Fajrin, Muhammad Muhammad fauzan Muhammad Nurdin Musa, Ivan Wisnu Nabila Hilma Mujahidah Nadia, Khoirunnisa Anna Nafza, Gisellya Noorrahma Shalihatan Naufal Azzuhdi, Abdurrohman Norfauzi, Rikza Nugroho, Heru Nugroho, Irawan Aditya Nurcholis Rokan, Muhammad Nurmaulida, Firda Permana, Ryan Wahyu Adi Prameswari, Cucu Awaliyah Prihandini, Fadila Putra Tri Anggara, Aditya Qamari, Ika Nurul Rachmadi, Naufal Irsyad Raihan, Asvi Rama, Taufik Adi Ramadani, Aliya Putri Ramadhani, Reihana Bornov RASYID, ERWIN Ratnasari, Evita Reni Herawati Rivalda, Reza Zulfiqar Rizqi, Aldi Aprilla Nur Rochimah, Tri Hastuti Nur Ryedo Misbahul Adha Sakir Sakir Salsabila, Alisya Chantika Sartika, Amalia Sashi, Adena Sayidina, Grafika Shelsa Aurelia Gunawan Putri Sokowati, Muria Endah Sri Handayani Suci Ria Ardinata Sudiwijaya, Erwan Sugeng Bayu Wahyono Sukmono, Filosa Gita Sukmono, Filosa Gita Syakira, Aliyah taufiq, Aditya Tri Hastuti Nur R Wulandari, Pingkan