Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

HUBUNGAN IKLAN POLITIK KANDIDAT PRESIDEN TERHADAP TINGKAT KOGNISI DAN SIKAP POLITIK PEMILIH PEMULA Suherman, Ansar; Sultan, Muhammad Iqbal; Hasrullah, Hasrullah
KAREBA : Jurnal Ilmu Komunikasi Vol.3 No.4 Oktober - Desember 2014
Publisher : KAREBA : Jurnal Ilmu Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract The research is motivated by the ability of political advertising on television in shaping the image and increase the popularity of a figure and the large number voters which amounts to 30% -40% of the total voters nationally. This study aims to determine the relationship of political advertising with the level of cognition and political attitudes voters. The method used is the method quantitative descriptive correlational approach. This study is located in Southeast Sulawesi Baubau City with a sample of 377 respondents of whom are first-time voters. To collect the necessary data, used questionnaires distributed to all respondents. Some of the statistical test used is the statistical terms and tests the hypothesis that political ads are used as research subjects Abu Rizal Bakrie political advertising, Prabowo and Wiranto. The results showed that political advertising on television is more effective in conveying the message to the respondent because the television is able to provide audio and visual display together. Political ad also contribute effectively to the improvement of cognition and political attitudes of the respondents. Respondents felt the benefit of political advertising because respondents generally gain knowledge of the candidates vision and mission. Visible changes in the attitude of the respondents which is the accumulation of information and the level of cognition or knowledge gained from the respondents who watch political ads. The higher level of cognition of respondents to the presidential candidates will increasingly affect the political attitudes of the respondents. In this study also found that environmental factors (political support parents and attitudes about environmental politics) did influence the level of cognition and political attitudes of the respondents. In conclusion the study that political ads on television presidential candidate than as a powerful strategy for shaping the image and increase the popularity of a presidential candidate, is also very helpful for the voters to know the Indonesian presidential candidates.Abstrak Penelitian dilatarbelakangi oleh kemampuan iklan politik di televisi dalam membentuk citra dan menaikkan popularitas seorang figur serta besarnya angka pemilih pemula yang jumlahnya mencapai 30%-40% dari total wajib pilih secara nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan iklan politik dengan tingkat kognisi dan sikap politik pemilih pemula. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif korelasional melalui pendekatan kuantitatif. Penelitian ini berlokasi di Kota Baubau Provinsi Sulawesi Tenggara dengan jumlah sampel 377 responden yang kesemuanya merupakan pemilih pemula. Untuk mengumpulkan data yang diperlukan, digunakan kuesioner yang disebarkan kepada seluruh responden. Beberapa uji statistik yang digunakan adalah uji syarat statistik dan uji hipotesis Iklan politik yang dijadikan subyek penelitian ini adalah iklan politik Abu Rizal Bakrie, Prabowo Subianto, dan Wiranto. Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklan politik di televisi lebih efektif dalam menyampaikan pesan kepada responden karena televisi mampu memberikan tampilan audio dan visual secara bersama-sama. Iklan politiknya juga memberikan sumbangan yang efektif terhadap peningkatan kognisi dan sikap politik responden. Responden merasakan manfaat dari iklan politik karena responden umumnya mendapatkan pengetahuan tentang visi dan misi kandidat. Terlihat perubahan sikap responden yang merupakan akumulasi dari informasi dan tingkat kognisi atau pengetahuan yang diperoleh responden dari iklan politik yang ditonton. Semakin tinggi tingkat kognisi responden terhadap kandidat presiden maka akan semakin memengaruhi sikap politik responden. Dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa faktor lingkungan (dukungan politik orang tua dan sikap politik lingkungan sekitar) ikut memengaruhi tingkat kognisi dan sikap politik responden. Sebagai kesimpulan penelitian bahwa penayangan iklan politik kandidat presiden di televisi selain sebagai salah satu strategi ampuh untuk membentuk citra dan menaikkan popularitas seorang kandidat presiden, juga sangat membantu pemilih pemula untuk mengenal para kandidat presiden Republik Indonesia. 
STRATEGI MARKETING POLITIK ANGGOTA LEGISLATIF PEREMPUAN PADA PEMILU TAHUN 2014 DI KOTA BAUBAU Suherman 1), Ansar
MEDIALOG: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 2 No 1 (2019): Medialog
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UM Buton

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35326/medialog.v2i1.150

Abstract

Marketing politik memiliki peran penting saat ini sebagai instrumen yang dapat dipergunakan oleh calon anggota legislatif dalam menentukan strategi untuk memenangkan pemilihan legislatif. Dalam penelitian ini kemudian menjadikan marketing politik sebagai salah satu konsep untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Informan ditentukan dengan purposive sampling yakni penentuan disesuaikan atas kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian. Data diperoleh dari hasil wawancara mendalam dan dokumentasi. Analisis data dilakukan melalui reduksi data, display atau penyajian data dan tahap kesimpulan (verifikasi). Lokasi penelitian di Kota Baubau. Informan dalam penelitian ini berjumlah 3 orang yang terdiri dari anggota legislatif perempuan yang terpilih pada pemilu legislatif tahun 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran parpol dalam mengawal caleg perempuannya masih sangat minim. Strategi politik anggota legislatif perempuan terangkum dalam marketing politik meliputi Produk (product), dan Promosi (promotion). Para informan umumnya melakukan kampanye secara bersama-sama. Caleg perempuan menggunakan jaringan sosial, jaringan media, jaringan keagamaan, jaringan kekerabatan, melakukan pendekatan secara psikologis dan sosiologis. Hambatan yang dihadapi selama berkampanye seperti, rendahnya dukungan partai politik, tidak semua tim sukses membantu pencalonan secara ikhlas, terdapat tim sukses yang memanfaatkan moment pemilu untuk memenuhi kebutuhan pribadi, melakukan manipulasi data atas perolehan suara politik kandidatnya, terdapat tim sukses yang rangkap jabatan (menjadi tim sukses pada caleg lain) dan selama berkampanye ada sebagian masyarakat banyak menuntut materi yang berlebihan.
STRATEGI KOMUNIKASI BENCANA PADA MASYARAKAT KABUPATEN BUTON SELATAN Suherman 1), Ansar
MEDIALOG: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 1 No 2 (2018): Medialog
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UM Buton

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35326/medialog.v1i2.272

Abstract

Komunikasi dalam bencana tidak saja dibutuhkan dalam kondisi darurat bencana, tapi juga penting pada saat pra bencana.Mempersiapkan masyarakat di daerah rawan bencana tentu harus senantiasa dilakukan. Selain informasi yang memadai tentang potensi bencana di suatu daerah, pelatihan dan internalisasi kebiasaan menghadapi situasi bencana juga harus dilakukan secara berkelanjutan Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan adanya strategi komunikasi interaktif dalam kesiapan menghadapi bencana, yaitu : Penentuan aparat desa/tokoh masyarakat sebagai komunikator/ sumber yang kredibel, Pemilihan pesan yang mudah diterima oleh masyarakat di kawasan kaki gunung Burangrang, Penggunaan media komunikasi yang sesuai dengan karakteristik masyarakat desa, Pemahaman karakteristik masyarakat desa, Mengatasi hambatan komunikasi yang terjadi selama pelaksanaan strategi komunikasi tersebut.
Pengaruh Sosialisasi Partai Politik Terhadap Partisipasi Pemilih umum Pada Pemilihan Bupati 2017 Di Kelurahan Busoa Kecamatan Batauga Kabupaten Buton Selatan Suherman, Ansar
MEDIALOG: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 1 No 1 (2018): Medialog
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UM Buton

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35326/medialog.v1i1.303

Abstract

Tiap pelaksanaan pemilu tentu akan terdapat perbedaan jumlah pemilih berdasarkan jumlah penduduk yang terdaftar sebagai pemilih. Salah satunya yakni baik dipengaruhi pengurangan jumlah pemilih karena adanya jumlah kematian, maupun adanya penambahan jumlah daftar pemilih karena adanya pemilih baru atau pemilih pemula, Mengingat pemilih umum merupakan pemilih yang sangat potensial dalam perolehan suara pada pemilu. Permasalahan ini juga dirasa telah menjadi permasalahan yang sama di berbagai daerah termasuk Kabuputen Buton Selatan sebagai daerah otonomi baru Jenis Penilitian yang digunakan dalam penyusunan Proposal ini adalah jenis penilitian kuantitatif dengan menggunakan data-data yang berhubungan dengan jumlah pemilih umum tahun 2017 di keluarahan Busoa kecamatan Batauga kabupaten Buton Selatan. metode kuantitatif adalah pendekatan ilmiah yang memandang suatu realitas itu dapat diklasifikasikan, konkrit, teramati dan terukur,hubungan variabelnya bersifat sebab akibat dimana data penelitiannya berupa angka-angka dan analisisnya menggunakan statistik. Penelitian dilakukan di dalam paradigma kuantitatif. Penelitian ini difokuskan pengaruh sosialisasi partai politik terhadap partisipasi pemilih umum pada pemilihan Bupati 2017 di Kelurahan Busoa Kecamatan Batauga Kabupaten Buton Selatan Hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji-t  menujukan bahwa Thitung  pada variabel sosialisasi partai politik yaitu sebesar 6,231 dan signifikan pada angka 0,000. Dimana nilai signifikan lebih kecil dibandingkan angka signifikasi yang ditetapkan (0,000<0,05). Maka dapat ditarik kesimpulan H1 diterima dan Ho di tolak. Artinya bahwa terdapat pengaruh yang  positif antara variabel sosialisasi partai politik terhadap partisipasi pemilih umum.
KEARIFAN LOKAL SEBAGAI BASIS KOMUNIKASI PEMERINTAH DALAM PENYELESAIAN KONFLIK SOSIAL DAN KOMUNAL Ansar Suherman; Arief Sirajuddin
DIALEKTIKA: Jurnal Ekonomi dan Ilmu Sosial Vol 3 No 2 (2018): Dialektika : Jurnal Ekonomi dan Ilmu Sosial
Publisher : Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Raden Rahmat Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (590.229 KB) | DOI: 10.36636/dialektika.v3i2.152

Abstract

ABSTRAK Perhatian pemerintah yang lebih tertuju pada pembangunan fisik dengan mengabaikan kearifan lokal mengakibatkan Indonesia mulai mengalami pergeseran tata nilai kehidupannya serta hilangnya karakter sebagai bangsa yang berbudaya. Terabaikannya nilai-nilai kearifan lokal berujung pada hilangnya semangat kebersamaan yang menjadi ciri bangsa Indonesia serta ancaman hilangnya kelestarian budaya yang ada disetiap daerah di nusantara. Hilangnya semangat kebersamaan dan persaudaraan menjadi bibit lahirnya konflik dan disintegrasi. Ancaman konflik horizontal di Indonesia sangat rentan terjadi setiap saat.Mulai dari konflik SARA, konflik elite akibat dari pertarungan suksesi politik dalam semua tingkatan suksesi, dan konflik sektarianisme. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis yaitu mengumpulkan fakta melalui observasi, literatur kepustakaan dan tulisan dimedia. Fakta menunjukkan bahwa konflik adalah bahaya laten yang dapat terjadi kapanpun. Apalagi, Indonesia adalah negara majemuk yang terdiridari berbagai suku dan budaya. Konflik yang terjadi salahsatunya diakibatkan ketidakmampuan pemerintah dalam mengelola potensi konflik melalui pembangunan komunikasi berbasis kearifan lokal.Konflik umumnya sangat potensial terjadi di daerah yang sedang menuju kota besar atau daerah tujuan berinvestasi. Sehingga seorang pemimpin khususnya kepala daerah dituntut memiliki communication skill terkait dengan seluruh bagian-bagian dalam kehidupan masyarakat di wilayahnya. Banyaknya konflik yang terjadi di suatu daerah mengindikasikan bahwa komunikasi yang berlandaskan kearifan lokal oleh kepala daerah kepada masyarakatnya belum secara maksimal atau bahkan tidak dilakukan. Penyertaan nilai kearifan lokal dalam membangun komunikasi dengan semua pihak akan membantu mencari solusi terhadap penanganan dan pencegahan konflik sehingga pembangunan dapat berjalan lancar menuju masyarakat yang modern tanpa kehilangan identitas lokalnya. Kata-Kata Kunci: Kearifan Lokal, Komunikasi, Pemerintah Daerah, Konflik Sosial dan Komunal. ABSTRACT The government's focus on physical development by ignoring local wisdom has resulted in Indonesia beginning to experience a shift in the values ??of its life and the loss of character as a cultured nation. The neglect of the values ??of local wisdom leads to the loss of spirit of togetherness that characterizes the Indonesian nation and the threat of loss of cultural sustainability that exist in every region in the archipelago. The loss of the spirit of togetherness and brotherhood becomes the seed of the birth of conflict and disintegration. The threat of horizontal conflict in Indonesia is very vulnerable at all times. Ranging from SARA conflicts, elite conflicts resulting from political succession struggles at all levels of succession, and sectarian conflict. This research uses qualitative method with descriptive analysis approach that is collecting facts through observation, literature and literature writing dimedia. The facts show that conflict is a latent danger that can happen at any time. Moreover, Indonesia is a plural country consisting of various tribes and cultures. Conflict is one of the causes of the government's inability to manage the potential for conflict through the development of local wisdom-based communication. Conflict is generally very potential to occur in areas that are heading to big cities or destination areas to invest. So a leader, especially the head of the region is required to have communication skills related to all parts of community life in the region. The number of conflicts that occurred in a region indicates that communication based on local wisdom by the head of the region to the community has not been maximally or even not done. Inclusion of local wisdom values ??in building communication with all parties will help to find solutions to the handling and prevention of conflict so that development can run smoothly to modern society without losing its local identity. Keywords: Local Wisdom, communication, local government, social conflic and, comunal.
PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL DAN PELATIHAN MANAJEMEN USAHA BAGI PENGRAJIN KAIN TENUN TRADISIONAL DI DESA WABULA KECAMATAN WABULA KABUPATEN BUTON PROVINSI SULAWESI TENGGARA Ansar Suherman; Sry Mayunita; Mahyudin Mahyudin
Dharmakarya Vol 7, No 3 (2018): September
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/dharmakarya.v7i3.19062

Abstract

ABSTRACT. Small and medium enterprises, including home industries in regions in Indonesia, experience almost the same problems, namely low productivity, one of which is caused by business management that is still very traditional and the absence of use or use of information and communication technology to support goods promotion activities or services produced. The problem encountered by partners in this program is that the business management carried out is still very simple, does not have a good and neat bookkeeping system, so that profits and losses cannot be detected properly, and the marketing network that is owned is very limited, and does not have the ability to use technology Information as a media for promotion and marketing. Business management training and training in the use of information and communication technology in the form of using social media by maximizing social networks is expected to increase turnover or productivity levels of partners. With the aim of this activity, can provide solutions in the form of the ability to make bookkeeping, technical ability to get business assistance from other parties, and the motivation. Keyword: Social Media, Business Management, Traditional Woven Fabrics. ABSTRAK. Usaha kecil menengah termasuk industri rumah tangga yang terdapat di daerah-daerah di Indonesia mengalami permasalahn yang hampir sama yakni rendahnya produktifitas yang salah satunya disebabkan oleh manajemen usaha yang masih sangat tradisional dan belum adanya pemanfaatan atau penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung kegiatan promosi barang atau jasa yang dihasilkan. Permasalahan yang ditemui di pada UKM yang menjadi mitra dalam program ini adalah Manajemen usaha yang dijalankan masih sangat sederhana, belum memiliki sistem pembukuan yang baik dan rapi, sehingga keuntungan maupun kerugian tidak dapat terdeteksi dengan baik, dan jaringan pemasaran yang dimiliki sangat terbatas, serta belum memiliki kemampuan penggunaan Teknologi Informasi sebagai media promosi dan pemasaran. Pelatihan manajemen usaha dan pelatihan pemanfaatan tekonologi informasi dan komunikasi berupa pemanfaatan media sosial dengan memaksimalkan jejaring-jejaring sosial diharapkan mampu meningkatkan omset atau tingkat produktifitas para mitra. Dengan tujuan kegiatan ini, dapat memberikan solusi berupa kemampuan membuat pembukuan, kemampuan teknis mendapatkan bantuan usaha dari pihak lain, dan adanya motivasi berusaha. Kata kunci: Media Sosial, Manajemen Usaha, Kain Tenun Tradisional.
Pengembangan Kapasitas Mahasiswa Menuju Generasi Unggul di Era 4.0 Ansar Suherman; Herman Lawelai; Nurtang Nurtang; Nabila Salam; Ahmad Muhardin Hadmar
Society : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 1, No 2 (2022): Maret
Publisher : Edumedia Solution

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (493.663 KB) | DOI: 10.55824/jpm.v1i2.80

Abstract

The purpose of this community service is to face the Industrial Revolution 4.0, every individual, especially students, seeks to master the talents or skills needed to give birth to a professional workforce that can adapt to current conditions. To be able to adapt to the Industrial Revolution 4.0, a student must have qualities that machines do not have. One example is the ability to solve problems or creativity, and soft skills are very important for a student to have. The result of community service is that students are equipped with competencies such as complex problem solving, critical thinking, creativity, management, coordination with others, emotional intelligence, judgment, and decision making, service orientation, negotiation, and cognitive flexibility needed to meet future developments. In addition, students who already have expertise must continue to improve their abilities, while those who currently have skills but are no longer relevant must immediately adjust their skills to meet current market demands.
SENTIMENT ANALYSIS ON SOCIAL MEDIA: HATE SPEECH TO THE GOVERNMENT ON TWITTER Anwar Sadat; Herman Lawelai; Ansar Suherman
PRAJA: Jurnal Ilmiah Pemerintahan Vol 10 No 1 (2022): Edisi Februari
Publisher : FISIP Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55678/prj.v10i1.584

Abstract

This study aims to determine public sentiment towards hate speech against the government on Twitter social media. This study analyzes and uses data available on Drone Emprit Academic. This study analyzed a total of 1,088 tweets collected on Twitter with the tweet “Hate Speech Kepada Pemerintah”. The results of this study indicate that the public's response to hate speech against the government during September 1 to December 31, 2021 is positive with 67% responding positively, 31% responding negatively, and the remaining 1% responding neutrally. Thus, government policies are needed to protect freedom of expression as a very basic human right while at the same time limiting the spread of hate speech. The role of law enforcement in fighting hate speech is critical, but it is not the only option.
DEMOCRACY AND FREEDOM OF OPINION IN SOCIAL MEDIA: SENTIMENT ANALYSIS ON TWITTER Herman Lawelai; Anwar Sadat; Ansar Suherman
PRAJA: Jurnal Ilmiah Pemerintahan Vol 10 No 1 (2022): Edisi Februari
Publisher : FISIP Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55678/prj.v10i1.585

Abstract

This study aims to determine public sentiment towards democracy and freedom of opinion on Twitter social media. This study analyzes and uses the data available on the Drone Emperit Academic. This study analyzes a total of 1,388,221 tweets were collected on Twitter with the tweet “Demokrasi dan Kebebasan Berpendapat”. The results of this study indicate that the public response to democracy and freedom of opinion during 2021 is positive with 54%, 43% responding negatively, and the rest responding neutrally at 3%. Thus, social media facilitates the creation of a space where people can understand, share, and interactively negotiate the meaning of protest through dialogue about democracy, although data and information disseminated through social media such as Twitter can be considered unreliable because anyone with an account can disseminate information.
Crisis Communication Model for The Covid-19 Task Force Team of Muhammadiyah in The Epicentrum Region Ansar Suherman; Moch Imron Rosyidi; Erwin Rasyid
Nyimak: Journal of Communication Vol 5, No 2 (2021): Nyimak: Journal of Communication
Publisher : Faculty of Social and Political Science, Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2261.062 KB) | DOI: 10.31000/nyimak.v5i2.4008

Abstract

Muhammadiyah as an Islamic missionary organization does not only limit itself to religious activities. For more than a century, this organization has shown its real role by being present in the midst of society in various sectors of life, such as education, health, other humanitarian movements, including Muhammadiyah’s response to the COVID-19 pandemic situation. The objective of this study is to determine the extent of Muhammadiyah’s progress in efforts to prevent the transmission of the Covid-19 pandemic from the perspective of crisis communication and Anthony Giddens’ adaptive structuring, and also to identify the crisis communication model for the COVID-19 Muhammadiyah Task Force Team in the Epicenter area. The method used in this research is a phenomenological approach through data analysis with the Interpretative Phenomenological Analysis technique. This research itself is included in the category of the hermeneutic paradigm. The results showed that there were various communication models implemented by the Covid-19 Muhammadiyah task force team at the central and epicenter regions. Each region has different characteristics, in Makassar, the strength of Kyai (religious Leader) and Muhammadiyah figures to provide education and information is still considered very effective as a form of legitimacy. Meanwhile in Jakarta, an effective communication pattern that implements 1 line of coordination with the central MCCC is implemented so that bias does not occur and creates hoaxes in strengthening the significance of the central government. Coordination and consolidation between various regions at the central MCCC continue to be conducted intensively with the collaboration of the Top-down and Bottom-up systems as a form of domination. Coordination and a wider reach by adopting the system developed by the MCCC need to be implemented so that the outreach of the community does not partially focus on Muhammadiyah citizens in particular.Keywords: Covid-19, crisis communication, Muhammadiyah, task force team ABSTRAKMuhammadiyah sebagai organisasi dakwah Islam tidak hanya membatasi diri hanya pada kegiatan keagamaan. Lebih dari satu abad, organisasi ini telah menunjukkan peran nyatanya dengan hadir di tengah-tengah masyarakat dalam berbagai sektor kehidupan. Seperti pendidikan, kesehatan, gerakan kemanusiaan lainnya, termasuk respon Muhammadiyah dalam situasi pandemi COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kiprah Muhammadiyah dalam upaya pencegahan penularan pandemic Covid-19 dari perspektif komunikasi krisis dan strukturasi adaptif Anthony Giddens. Mengidentifikasi bagaimana model komunikasi krisis Tim Gugus Tugas COVID-19 Muhammadiyah yang berada dalam wilayah Episentrum. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan fenomenologi melalui analisis data dengan teknik Interpretative Phenomenological Analysis. Penelitian ini sendiri termasuk dalam kategori paradigma hermeneutik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat berbagai macam model komunikasi yang dlakukan Tim gugus tugas Covid-19 Muhammadiyah di pusat dan daerah epicentrum. Setiap  daerah memiliki karakteristik yang berbeda, di Makassar kekuatan sosok kyai maupun tokoh muhammadiyah untuk memberikan edukasi dan informasi dinilai masih sangat ampuh sebagai suatu bentuk legitimasi. Sedangkan di Jakarta pola komunikasi efektif yang menerapkan 1 garis kordinasi dengan MCCC pusat dilaksanakan agar tidak terjadi bias dan menimbulkan hoax dalam memperkuat signifikansi dari pusat. Koordinasi dan konsolidasi antar berbagai daerah di dengan MCCC pusat terus dijalankan secara intens dengan kolaborasi sistem Top down dan Bottom up sebagai suatu bentuk dominasi. Koordinasi dan jangkauan yang lebih luas dengan mengadopsi Sistem yang dikembangkan MCCC perlu dijalankan agar jangkauan masayarakat tidak secara parsial berfokus pada warga muhammadiyah saja secara khusus.Kata Kunci: Covid-19, komunikasi krisis, Muhammadiyah, tim gugus tugas