Claim Missing Document
Check
Articles

MODEL SISTEM M-GOVERNMENT (Studi Kasus : Pemerintah Kota Yogyakarta) Handayaningsih, Sri; Nugroho, Heru
Jurnal Informatika Vol 7, No 2: Juli 2013
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (23.425 KB)

Abstract

Saat ini pertambahan jumlah penduduk di suatu daerah yang sangat cepat, sistem layanan publik secara tradisional yang mana pelayanan yang berorientasi pada antrian di depan meja petugas dan tergantung pada jam kerja tidak dapat lagi memadai. Sebagai tindak lanjut dari Intruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, transparansi dan akuntabilitas bidang telematika. Pemerintah DIY menetapkan kebijakan pengembangan Jogja Cyber Province. Akan tetapi dalam perkembanganya pengembangan e-Government ini masih belum optimal, seperti e-ktp. Proses Bisnis dalam pembuatan e-KTP lebih panjang dibandingkan dengan sebelum e-KTP. Fisik e-KTP baru diterima dalam hitungan bulan, jika ada kesalahan data, proses pembuatan dimulai dari awal lagi. Data penduduk terpusat, namun penggunaannya masih belum di sharing dengan pihak lain yang membutuhkan. Untuk itu dibutuhkan media penghubung untuk melakaukan proses yang mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat yang efektif dan efisien. Tujuan penerapat tersebut adalah mempermudah masyarakat berhubungan dengan pemerintah serta menciptakan data-data yang terintegrasi antara dinas-dinas yang ada di Pemerintah  Kota Yogyakarta. Subyek pada penelitian ini adalah model sistem m-Government. Model yang dibuat  menghasilkan  sebuah pemodelan sistem yang bisa digunakan untuk  acuan dalam penerapan m-Government untuk pelayanan publik yang bersifat rutin. Dari penelitian yang dilakukan menghasilkan model sistem yaitu : “Model m-Government di Pemerintah Kota Yogyakarta” yang dapat memberikan kemudahan komunikasi dari pemerintah kepada masyarakat dalam hal proses pelayanan maupun proses penyelesaian layanan melalui handphone atau smartphone. Hasil uji kelayakan sistem menunjukan bahwa sistem yang di usulkan dapat diimplementasikan.
Garda Terdepan Penjaja "Komoditi Budaya": Pemandu Wisata dan Biro Perjalanan dalam Industri Pariwisata Nugroho, Heru
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol 1, No 1 (1997)
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1.795 KB)

Abstract

tidak tersedianot available
Dekonstruksi Wacana SARA Negara dan Implikasinya Terhadap Kemajemukan Masyarakat Indonesia Nugroho, Heru
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol 1, No 2 (1997)
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1.795 KB)

Abstract

tidak tersedianot available
PERPUSTAKAAN (Media Penanaman Modal Asing Di Perguruan Tingg Wijayanti, Luki; Nugroho, Heru; Richardus, Wisma Nugraha Christianto
PROSIDING KOMUNIKASI PROSIDING : AKSELERSI PEMBANGUNAN MASYARAKAT LOKAL MELALUI KOMUNIKASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI (BUKU
Publisher : PROSIDING KOMUNIKASI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (576.803 KB)

Abstract

Keberadaan Corner di berbagai Perpustakaan perguruan tinggi merupakan representasi pemerintahan asing di perguruan tinggi. Keberadannya tersebut menyingkap pelanggaran etika yang dilakukan oleh berbagai komponen di perguruan tinggi. Dominasi pimpinan terhadap pengelola perpustakaan memarjinalkan pustakawan yang mengemban kode etik pustakawan dan bertanggungjawab terhadap distribusi informasi kepada sivitas akdemika perguruan tinggi. Melalui area di dalam perpustakaan, pimpinan perguruan tinggi mendapatkan sponsor untuk pengembangan koleksi dari pemerintah asing, sedangkan sponsor mendapatkan media sebagai saluran menanamkan modal intelektual pada benak anak muda Indonesia melalui koleksi dan aktivitas-aktivitas di dalam perpustakaan.Penelitian yang menggunakan metode kualitatif ini menemukan bahwa perpustakaan telah dimanfaatkan sebagai media yang memediasi penyebaran ideologi, produk dan kepentingan asing di perurguan tinggi.Dengan perspektif Marshall McLuhan tentang media, tulisan ini menyimpulkan keberadaan corner di perpustakaan yang disponsori oleh pemerintah luar negeri sebagai bentuk komodifikasi “audience”. Konsep kunci yang dipakai untuk menjelaskan fenomena ini adalah media dan mediasi yang menjelaskan tentang bagaimana perpustakaan dijadikan media oleh pemerintah luar negeri untuk memediasi distribusi ideologi dan produknya kepada khalayak perguruan tinggi. Kata kunci: commodification, library studies, media.
REPRESENTASI ETIKA BUDAYA JAWA DALAM KOMIK PANJI KOMING: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM Ismail, Ismail; Nugroho, Heru; Simatupang, G.R. Lono Lastoro
El-HARAKAH (TERAKREDITASI) Vol 17, No 2 (2015): EL HARAKAH
Publisher : UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.661 KB) | DOI: 10.18860/el.v17i2.3344

Abstract

The representation of Javanese cultural ethic in the comic Panji Koming can be identified from a few scenes, for example, physical action, speech and moral values through education and learning process since childhood in Javanese culture. The comic performs the Javanese principles and ethics in each edition. Javanese society upholds the manners. Accordingly, respect is the key for harmonious living in the society as a whole. The respect is shown in various ways: gesture, hand movements, voice, greeting, and the level of the language used. However, the discourse on Javanese female stereotype is clearly viewed, because of the simple representation that reduces women to a series of exaggerated characteristics and usually imply a negative connotation. The stereotype has reduced, naturalized, created a basis, and set a difference. While in the perspective of Islamic education the educational values are taught so that their children have good manners and language reflecting the values of Javanese custom which is still applied and maintained. Representasi etika budaya Jawa dalam komik Panji Koming dapat didentifikasi dari beberapa adegan misalnya, gerak fisik, tutur kata dan nilai-nilai moral melalui proses pembelajaran dan pendidikan yang ditanamkan sejak masih anak-anak dalam kebudayaan Jawa. Komik”Panji Koming” memunculkan prinsip-prinsip dan etika ke-Jawa-an pada tiap edisinya. Masyarakat Jawa menjunjung tinggi budaya unggah-ungguh atau tatakrama. Karena itu penghormatan menjadi kunci untuk dapat hidup secara harmonis dalam tatanan masyarakat secara keseluruhan. Penghormatan itu ditunjukkan dalam berbagai cara: sikap badan, tangan, nada suara, istilah penyapa, dan tataran bahasa yang dipergunakan. Namun sisi lain, wacana stereotipe pada perempuan Jawa dipandang jelas, karena adanya representasi sederhana yang mereduksi perempuan menjadi serangkaian karakteristik yang dibesar-besarkan dan biasanya berkonotasi negatif. Jadi stereotipe mereduksi, mendasarkan, mengalamiahkan dan mematok perbedaan. Sementara dalam perspektif pendidikan Islam nilai-nilai pendidikan yang diajarkan bertujuan agar anak-anak memiliki tatakrama serta bertutur kata yang baik yang mencerminkan nilai-nilai kebiasaan orang Jawa yang sampai sekarang masih diterapkan dan dipertahankan.
PERSEBAYA DAN BONEK DALAM KONGLOMERASI JAWA POS Junaedi, Fajar; Nugroho, Heru; Wahyono, Sugeng Bayu
CHANNEL Jurnal Komunikasi Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (112.317 KB)

Abstract

IntisariPada awal dekade 1980-an, Jawa Pos adalah sebuah koran yang hampir bangkrut setelah mengalami krisis sejak satu dekade sebelumnya. Pada akhir 1970-an, oplah Jawa Pos mengalami kemerosotan tajam, dan titik nadir Jawa Pos terjadi ketika di tahun 1982, oplahnya tinggal 6.800 perhari. Pemilik Jawa Pos, The Chung Sen memutuskan menjual Jawa Pos kepada kelompok bisnis media Tempo Grafiti. Kelompok bisnis media ini menunjuk Dahlan Iskan sebagai nahkoda baru Jawa Pos. Jawa Pos di bawah kendali Dahlan Iskan mengembangkan jurnalisme olahraga, sebuah praktek jurnalisme yang sering disebut sebagai jurnalisme mainan karena sifatnya yang tidak serius, dengan mengangkat secara massif pemberitaan tentang Persebaya dan Bonek. Persebaya adalah klub sepakbola dari kota Surabaya dan Bonek adalah fans Persebaya. Awalnya, Jawa Pos memanfaatkan Persebaya untuk menaikan oplahnya dengan cara mengalokasikan pemberitaan yang berlimpah tentang klub sepakbola ini, dan sekaligus mereproduksi identitas Bonek bagi fansnya. Bersamaan dengan berlimpahnya pemberitaan tentang Persebaya dan reproduksi terhadap identitas Bonek, Jawa Pos berkembang menjadi koran terkemuka di kota Surabaya pada akhir dekade 1980-an. Sejak dekade 1990-an, Jawa Pos berkembang menjadi koran nasional dan mengembangkan bisnisnya baik di lini media maupun non media. Jawa Pos berkembang menjadi konglomerasi media dan non media di tingkat nasional dengan keberhasilannya melakukan ekspansi bisnis ke berbagai lini media. Di tengah redupnya bisnis media cetak, terutama akibat laju pertumbuhan media daring, Jawa Pos mengembangkan konglomerasinya dengan mengambil alih kepemilikan Persebaya pada awal tahun 2017.Kata Kunci : Konglomerasi, Jawa Pos, Persebaya, Bonek
EVALUASI PENGOPERASIAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI WANGAN AJI KABUPATEN WONOSOBO Nugroho, Heru; Sunaryo, Sunaryo
Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ Vol 1 No 2 (2014): Mei
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) UNSIQ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/ppkm.v1i2.248

Abstract

Keberhasilan dan keberlanjutan usaha pembangunan mikrohidro sangat ditentukan dari tenaga pengelola, terutama tenaga operator dan administrasi yang langsung bersinggungan dengan lapangan kerja. Banyak mikrohidro yang sudah dibangun pemerintah daerah tetapi tidak diimbangi pengelolaan yang baik sehingga dalam jangka yang relatif pendek tidak beroperasi lagi. Agar mikrohidro dapat berjalan dengan baik dan stabil maka perlu dilakukan evaluasi hasil energi listrik setiap tahunDalam satu tahun PLTMH Wangan Aji menghasilkan energi listrik 770.400 kWh dengan harga Rp 656 tiap kWh maka penerimaan dari penjualan energi listrik ke PLN sebesar Rp 505.382.400 dalam satu tahun, namun hasil di lapangan baru mencapai baru mencapai 486.180 kWh dengan harga Rp 656 maka pendapatan PLTMH Wangan Aji sebesar Rp 315.522.80 maka kerugian produksi mikrohidro 284.220 kWh Ada tiga faktor yang mempengaruhi penurunan produksi energi listrik mikrohidro Wangan Aji yaitu, faktor alam yang terjadi karena banjir, faktor kerusakan kerusakan peralatan mekanis dan listrik, faktor sumber daya manusia yang belum mahir. Agar pada tahun yang akan datang PLTMH Wangan Aji mendapatkan hasil maksimal dan stabil maka perlu dilakukan peningkatan jam produksi, pembuatan bak penenang agar saat banjir tetap dapat beroperasi dan meningkatkan kemampuan operator mengoperasikan dan memperbaki kerusakan mikrohidro
BANALITAS SIMBOL KEAGAMAAN DALAM SINETRON RELIGI: Analisis Tayangan Sinetron “Bukan Islam KTP” di SCTV Solikhati, Siti; Ahimsa Putra, Heddy Shri; Nugroho, Heru
Jurnal Ilmu Dakwah Vol 35, No 1 (2015)
Publisher : Da'wa and Communication Faculty State Islamic University Walisongo, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/jid.v35.1.1254

Abstract

The banality of religious symbols used in television soap opera has caused the distortion on meaning, so that some values of religious teachings have moved away from its substance. By observing the religious soap opera entitled “Bukan Islam KTP”, the writer tries to find out how such banality happens. This piece of work finds out that, in this soap opera, verbal and non-verbal religious symbols have been constructed in such a way for the sake of market interest as well as for the benefits of the symbol creator. This aim is carried out by representing religious teaching using entertainment program.***Banalitas penggunaan simbol-simbol keagamaan dalam tayangan sinetron di televisi telah mengakibatkan pembelokan makna, sehingga ajaran agama telah bergeser dari substansinya. Tulisan ini bermaksud untuk menemukan bagaimana peristiwa banalitas tersebut terjadi, dengan meneliti tayangan sinetron religi “Bukan Islam KTP”. Dalam sinetron ini, simbol kegamaan yang bersifat verbal dan non-verbal dikonstruksikan sedemikian rupa untuk kepentingan pasar serta keuntungan produsen pesan, dengan menyajikan program keagamaan yang bersifat hiburan.
Pembelaan pada Persebaya dan Glorifikasi Bonek dalam Pemberitaan Jawa Pos tentang Konflik Persebaya dan PSSI Junaedi, Fajar; Nugroho, Heru; Wahyono, Sugeng Bayu
Komuniti: Jurnal Komunikasi dan Teknologi Informasi Volume 10, No. 1, Maret 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/komuniti.v10i1.5941

Abstract

Relasi olahraga dan media telah menjadi isu yang signifikan, meskipun jurnalismeolahraga sering disebut sebagai jurnalisme mainan karena sifatnya yang tidak seriusdibandingkan dengan jurnalisme politik dan ekonomi. Namun demikian, olahragabukan sekadar apa yang terjadi di arena olahraga, namun berkelindan dengan beragamaspek lain, mulai dari ekonomi, politik dan sosial. Konflik yang terjadi antaraPersebaya dan PSSI sepanjang tahun 2009 sampai dengan 2017 membuktikan bahwaolahraga bukan hanya apa yang terjadi di lapangan hijau namun berkelindan denganaspek politik. Oleh Jawa Pos, berita tentang konflik Persebaya dan PSSI tidak lagidikemas dalam jurnalisme mainan, namun ditempatkan di halaman muka yangbiasanya diisi berita politik dan ekonomi. Di sekitar pelaksanaan Kongres PSSI padatahun 2016 dan 2017, Jawa Pos secara massif mengalokasikan halaman korannyauntuk memberitakan tentang Persebaya dan Bonek yang memperjuangkan pengakuankembali Persebaya oleh PSSI. Jawa Pos dalam berbagai pemberitaannya secaraeksplisit membingkai keberpihakan kepada Persebaya dan sekaligus membingkaiBonek sebagai fans yang memiliki loyalitas dan militansi tinggi dalam membelaPersebaya. Bonek dalam pemberitaan Jawa Pos mengenai konflik Persebaya dan PSSIdiglorifikasi sebagai pahlawan yang memperjuangkan Persebaya. Keberpihakan JawaPos pada Persebaya dan Bonek berujung pada pembelian saham PT PersebayaIndonesia oleh PT Jawa Pos Sportindo, sebuah perusahaan yang menjadi bagian darikonglomerasi Jawa Pos.
TINJAUAN KRITIS LIBERALISME DAN SOSIALISME Nugroho, Heru
Jurnal Bestari No 30 (2000)
Publisher : Jurnal Bestari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1965.846 KB)

Abstract

Aliran Marxixme revisionis banyak mempengaruhi kebijakan-kebijakan di negara-negara kesejahteraan, sehingga melahirkan ekonomi campuran. Di dalam gerakan intelektual, Marxix revisionis beranggapan ajaran-ajaran Marx bukan merupakan sistem nilai yang sakral,tetapi tidak luput dari falsifikasi,ia hanya merupakan alat analisis.