Agus Wijaya
Divisi Penyakit Dalam Dan Patologi Klinik, Sekolah Kedokteran Hewan Dan Biomedis, Institut Pertanian Bogor

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Seroprevalensi Rabies Pascavaksinasi pada Populasi Anjing di Kawasan Endemik Rabies di Kabupaten Sukabumi Sri Murtini; Dordia Anindita Rotinsulu; Yusuf Ridwan; Denny Widaya Lukman; Abdul Zahid; Ardilasunu Wicaksono; Usamah Afiff; Asah Hilaliah; Risqika Akla Velayati; Etih Sudarnika; Koekoeh Santoso; Agus Wijaya
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 10 No. 1 (2022): Maret 2022
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avi.10.1.87-95

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi hasil vaksinasi rabies dan membandingkan kenaikan titer antibodi yang terbentuk di Kecamatan Cisolok dan Jampang Tengah sebagai Kawasan endemik rabies Kabupaten Sukabumi dan mengasosiasikan titer antibodi yang terbentuk dengan umur, jenis kelamin, dan cara pemeliharaan anjing yang diperiksa . Sebanyak 211 anjing diamati pada studi ini. Sampel serum prevaksinasi dan pascavaksinasi diambil dan selanjutnya diuji dengan uji ELISA tidak langsung untuk mengetahui titer antibodinya. Data titer antibodi dari masing-masing sampel dianalisis secara deskriptif, sedangkan asosiasi umur, jenis kelamin, dan cara pemeliharaan dengan titer antibodi yang terbentuk pascavaksinasi dihitung menggunakan uji chi-square. Hasil pengujian menunjukkan seroprevalensi rabies di Kecamatan Cisolok dan Jampang Tengah sebelum vaksinasi adalah 17,3% dan 2,6% dengan titer 0,58 EU/mL dan 0,55 EU/mL, sedangkan seroprevalensi setelah vaksinasi menjadi 62,5% dan 93% dengan titer 1,29 EU/mL dan 1,33 EU/mL. Variabel umur, jenis kelamin, dan cara pemeliharaan tidak berasosiasi nyata dengan peningkatan titer antibodi rabies setelah vaksinasi. Hasil studi menyimpulkan bahwa seroprevalensi rabies di kawasan endemik rabies di Kabupaten Sukabumi meningkat setelah dilakukan vaksinasi dari sebelumnya 11% menjadi 75,8%, dengan nilai peningkatan titer (Δ titer) sebesar 1,09 EU/mL.
Perbandingan Deteksi Titer Antibodi Pascavaksinasi Rabies Berbasis Kolorimetri Menggunakan ELISA Reader dan Kamera Telepon Genggam Koekoeh Santoso; Ulfatin Khoiriyah Herowati; Dordia Anindita Rotinsulu; Sri Murtini; Muhammad Yusuf Ridwan; Denny Widya Hikman; Abdul Zahid; Ardilasunu Wicaksono; Arifin Budiman Nugraha; Usamah Afiff; Agus Wijaya; Ridi Arif; Ronald Tarigan; Edi Sukmawinata
Jurnal Veteriner Vol 22 No 1 (2021)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.315 KB) | DOI: 10.19087/jveteriner.2021.22.1.79

Abstract

Rabies is an infectious disease, zoonotic, caused by virus from the genus Lyssa virus and generally transmitted by the bite of rabid animal, especially rabies infected dog. Rabies is preventable but is always fatal to humans if the central nervous system (CNS) is infected. Vaccination has been used as one of rabies prevention programmed. A total of 83 samples were tested using an Indirect ELISA (Enzyme Linked Immunosorbent Assay) to identify post-vaccination rabies antibody titer. Antibody titres correlated with absorbance values and standard solutions concentrations. Absorbance value can be determined using ELISA reader and mobile phone camera. Absorbance were read at 450 nm and 620 nm as reference using ELISA reader and image from mobile phone camera using image processing software (ImageJ). The aim of this study is to compared between ELISA reader as gold standard and mobile phone camera through validity testing such sensitivity, specificity, and accuracy. There is no significant difference between gold standard and alternative test equipment. The mobile phone camera has sensitivity 98,6%, specificity 88.8 % and accuracy 97,5%. The image processing method using ELISA reader is relatively expensive and difficult to hold in laboratory with minimum funds. Image processing method using a mobile phone camera with ImageJ application is expected to be an alternative tool to read the result of ELISA.
Keragaman Endoparasit pada Macaca fascicularis dan Potensi Zoonotiknya dengan Cuaca Berbeda di Kota Kupang (ENDOPARASITIC DIVERSITY IN MACACA FASCICULARIS AND ITS ZOONOTIC POTENTIAL ON DIFFERENT WEATHER IN KUPANG CITY) Jayusman Arsiyanti Joesoef; Dondin Sajuthi; Agus Wijaya; Maxs Urias Ebenhaizar Sanam
Jurnal Veteriner Vol 19 No 4 (2018)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (135.564 KB) | DOI: 10.19087/jveteriner.2018.19.4.451

Abstract

Long-tailed macaque (Macaca fascicularis) belongs to least concern categories of animals, and often found in various regions of Indonesia, including Kupang, East Nusa Tenggara. Their habitat are one of the tourist destinations, causing interaction between them and humans. The interaction facilitates the transmission of disease agents, for example endoparasit. This study was conducted to find out the diversity and prevalence of endoparasites in long-tailed macaque, weather effects, and zoonotic potential in Kupang City. Fifty fecal samples were collected and analyzed using formalin ethyl acetate concentration technique (FECT). A total of six endoparasites were recovered including four helmints (hookworm, Strongyloides, Toxocara, and Acantocephala) and two protozoans (Balantidium coli and Entamoeba sp.). The highest prevalence of infection occurred in February (rainfall 302.4 mm) and consisted of hookworm (86%) and B. coli (66%). If rainfall increases, prevalence will also increase. The high prevalence of parasites is not always associated with the appearance of clinical symptoms. An individu diagnosed with parasites if the eggs or cysts have been identified from the faeces. The high prevalence caused by the absence of deworming program. Among the endoparasites that have been found, some of which are potentially zoonotic, such as: Strongyloides sp., Toxocara sp., Acanthocephala, B. coli, and Entamoeba sp.
Gastrointestinal Parasite Infection on Stray Cat and Pet Cat at Blitar Regency, East Java Province Egga Johar Praptanto; Bambang Purnomo Sunardi; Budiarto Budiarto; Agus Wijaya
Journal of Parasite Science (JoPS) Vol. 5 No. 1 (2021): Journal of Parasite Science
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.526 KB) | DOI: 10.20473/jops.v5i1.29958

Abstract

The purpose of this study was to find out the parasite species and prevalence of gastrointestinal parasite on stray cat and pet cat at Blitar. In an amount of 90 cats feces were collected from two different types of sample, those are stray cat and pet- cat from three sub-districts located at Blitar Regency. Cats feces were analyzed with native, sedimentation and float techniques. The result showed that prevalence of gastrointestinal parasite infection on cat at Blitar was amounted to 71% at stray cat and 40% at pet cat. The parasite that was found in this research are Toxocara cati, Ancylostoma sp. and Isospora sp.
Profil hematologi anjing lokal di wilayah endemik rabies Agus Wijaya; Ronald Tarigan; Koekoeh Santoso; Yusuf Ridwan; Etih Sudarnika; Abdul Zahid Ilyas; Denny Widaya Lukman; Ardilasunu Wicaksono; Arifin Budiman Nugraha; Usamah Afiff; Sri Murtini; Edi Sukmawinata; Annisa Madyanti Geminastiti Parampasi
ARSHI Veterinary Letters Vol. 2 No. 1 (2018): ARSHI Veterinary Letters - Februari 2018
Publisher : School of Veterinary Medicine and Biomedical Sciences, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.224 KB) | DOI: 10.29244/avl.2.1.1-2

Abstract

Provinsi Jawa Barat merupakan satu dari 24 provinsi di Indonesia yang dilaporkan belum bebas Rabies. Usaha pembebasan wilayah Jawa Barat dari penyakit Rabies sangat strategis mengingat posisi Jawa Barat berada di antara daerah bebas Rabies. Jampang Tengah menjadi salah satu kecamatan di Sukabumi yang pada tahun 2016 dilaporkan telah terjadi 13 kasus gigitan Rabies. Penelitian ini menggunakan 81 sampel darah anjing lokal yang dikoleksi dari enam desa di kecamatan Jampang Tengah dan diperiksa dengan menggunakan alat Rayto® hematology analyzer. Parameter profil hematologi dikelompokkan berdasarkan perbedaan umur dan jenis kelamin anjing. Hasil pemeriksaan hematologi secara umum berdasarkan umur menunjukkan nilai rataan yang lebih besar pada anjing lokal umur ≥1 tahun dan konsentrasi leukosit menunjukkan nilai statistik yang signifikan berbeda (p<0.05). Berdasarkan jenis kelamin, nilai rataan parameter hematologi secara umum lebih tinggi pada anjing lokal betina dan adanya perbedaan signifikan (p<0.05) pada konsentrasi leukosit dan granulosit.
Metode nephrosplenic entrapment reposition untuk penanganan kasus large colon displacement pada kuda Hadi Putra Rihansyah; Agus Wijaya; Yohan Naim Nurul Fatonah; Wahyu Sri Wulandari; Faisal Amri Satrio; Muhammad Elmanaviean; Intan Maria Paramita; Citra Ayu Lestari
ARSHI Veterinary Letters Vol. 2 No. 1 (2018): ARSHI Veterinary Letters - Februari 2018
Publisher : School of Veterinary Medicine and Biomedical Sciences, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.217 KB) | DOI: 10.29244/avl.2.1.17-18

Abstract

Large colon displacement merupakan perpindahan posisi kolon menjadi ke arah kiri disebut left dorsal displacement of colon (LDDC), atau ke arah kanan disebut right dorsal displacement of colon (RDDC). Perpindahan ini menyebabkan kolik pada kuda. Palpasi per rektal pada kuda G. Galunggung menunjukkan adanya perubahan konsistensi dan perpindahan lokasi kolon sehingga dugaan utama adalah terjadinya large colon displacement. Palpasi per rektal daerah nephrosplenic menunjukkan limpa pindah ke arah caudal di dinding kiri abdomen. Hal ini menunjukkan bahwa kuda G. Galunggung mengalami LDDC. Reposisi mekanis metode nephrosplenic entrapment reposition menggunakan katrol dilakukan untuk mengembalikan posisi kolon yang terperangkap di antara ginjal dan limpa setelah kuda G. Galunggung dibius terlebih dahulu. Konfirmasi secara palpasi per rektal menunjukan bahwa metode tersebut berhasil mengembalikan posisi kolon pada kasus kuda G. Galunggung. Setelah 3 hari perlakuan, kuda makan dan minum secara normal, konsitensi feses normal, serta tidak terjadi kolik maupun ambruk.
Profil Leukosit Burung Puyuh yang Mengalami Cekaman Panas setelah Pemberian Aspirin K. Santoso; F. B. Harlimawan; A. Wijaya; Isdoni Isdoni; H. Maheshwari; D. R. Ekastuti; P. Achmadi; R. Tarigan; A. S. Satyaningtijas; A. Suprayogi; W. Manalu
Jurnal Peternakan Indonesia (Indonesian Journal of Animal Science) Vol 24, No 2 (2022): Jurnal Peternakan Indonesia
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jpi.24.2.180-189.2022

Abstract