Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN TUMBUH KEMBANG PSIKOSOSIAL PADA REMAJA SEBAGAI UPAYA MENCEGAH MASALAH KESEHATAN MENTAL Rika Sarfika; Bunga Permata Wenny; Dewi Eka Putri; Randy Refnandes; Feri Fernandes; Windy Freska; Atih Rahayuningsih
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 8, No 1 (2024): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v8i1.19619

Abstract

Abstrak: Masa remaja merupakan masa krusial dalam perkembangan aspek psikososial. Pada fase ini terjadi perubahan kognitif dan psikososial yang signifikan yang dapat berdampak pada hubungan sosial remaja dan kemampuannya dalam membentuk identitas diri. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan pendidikan kesehatan pada remaja sebagai upaya meningkatkan pemahaman mereka tentang tugas-tugas yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan psikososial selama tahap kehidupan ini. Kegiatan ini melibatkan 163 peserta remaja SMA Negeri 6 Padang dan disusun dalam empat tahap berurutan, yaitu: sosialisasi, pre-test untuk mengukur pengetahuan, pemberian pendidikan kesehatan dengan pendekatan presentasi dan diskusi, dan post-test untuk mengukur pengetahuan setelah intervensi. Baik pre-test maupun post-test menggunakan angket yang sama, yang dikembangkan oleh tim PKM dan berdasarkan materi yang diberikan, khususnya mengacu pada konsep tumbuh kembang psikososial Erickson. Hasil intervensi menunjukkan rata-rata skor pengetahuan peserta sebelum mendapat pendidikan kesehatan adalah 6,09 (SD = 1,463), meningkat menjadi 8,25 (SD = 1,264) setelah intervensi. Peningkatan rata-rata skor pengetahuan peserta ini menunjukkan adanya dampak positif intervensi pendidikan kesehatan terhadap pemahaman peserta tentang pertumbuhan dan perkembangan psikososial remaja. Lebih lanjut, hasil uji Paired t-test menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada pengetahuan peserta tentang pertumbuhan dan perkembangan psikososial remaja sebelum dan sesudah mendapat pendidikan kesehatan. Hasil kegiatan ini menggarisbawahi efektivitas pemberian pendidikan kesehatan dalam meningkatkan pengetahuan remaja tentang pertumbuhan dan perkembangan psikososial selama masa remaja. Hasil ini memberikan wawasan berharga mengenai potensi intervensi pendidikan kesehatan untuk memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan psikososial remaja, dan menekankan pentingnya mengatasi aspek kesejahteraan remaja ini. Inisiatif-inisiatif tersebut dapat berfungsi sebagai langkah-langkah preventif untuk mengurangi masalah kesehatan mental di kalangan remaja.Abstract: The period of adolescence is a crucial stage in the development of psychosocial aspects. During this phase, significant cognitive and psychosocial changes take place, which can have an impact on adolescents' social relationships and their ability to form a sense of self-identity. The objective of the activity was to impart health education in adolescents with the aim of enhancing their understanding of the tasks associated with psychosocial growth and development during this stage of life. This activity involved 163 teenage participants from Public Senior High School 6 Padang and was structured into four sequential stages: socialization, pre-test to measure knowledge, health education delivery using presentation and discussion approach, and post-test to measure knowledge after the intervention. Both the pre-test and post-test utilized the same questionnaire, which was developed by the PKM team and based on the material provided, specifically referring to Erickson's concept of adolescent psychosocial growth and development. The results of the intervention indicated that the average knowledge score prior to receiving health education was 6.09 (SD = 1.463), which increased to 8.25 (SD = 1.264) after the intervention. This increase in average knowledge scores suggests a positive impact of the health education intervention on the participants' understanding of adolescent psychosocial growth and development. Furthermore, the results of the Paired t-test demonstrated a significant difference in participants' knowledge about adolescent psychosocial growth and development before and after receiving health education. These findings underscore the effectiveness of providing health education in enhancing teenagers' knowledge about psychosocial growth and development during adolescence. This study provides valuable insights into the potential of health education interventions to positively influence the psychosocial development of teenagers, emphasizing the significance of addressing this aspect of adolescent well-being. Such initiatives can serve as preventive measures to mitigate mental health issues among adolescents.
Efikasi Diri dan Stres Akademik pada Mahasiswa Tahun Awal di Fakultas Keperawatan Universitas Andalas Feri Fernandes; Yuanita Ananda; Fitri Tirta Rahmili
JIK-JURNAL ILMU KESEHATAN Vol 7, No 2 (2023): JIK-Oktober Volume 7 Nomor 2 Tahun 2023
Publisher : STIKes ALIFAH PADANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33757/jik.v7i2.603

Abstract

Stres akademik muncul apabila adanya ketidaksesuaian antara tekanan dan tuntutan akademik yang dianggap sebagai beban sehingga merasa tidak yakin dan tidak sesuai dengan kemampuan yang mahasiswa miliki. Hal ini yang mendasari mahasiswa harus memiliki efikasi yang tinggi untuk mengatasi stres tersebut. Efikasi diri merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi mahasiswa tahun awal untuk menghadapi lingkungan atau sistematis di perguruan tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan efikasi diri dengan stres akademik pada mahasiswa tahun awal di Fakultas Keperawatan Universitas Andalas Tahun 2022. Penelitian ini dilakukan dari Mei – Juli 2022. Jenis Penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional jumlah sampel 121 orang mahasiswa tahun awal fakultas keperawatan dengan menggunakan teknik proportional stratified sampling dan dianalisis menggunakan uji alternatif yaitu Fisher’s Exact Test. Instrumen penelitian menggunakan Self-efficacy Scale dan Students Academic Stress Scale. Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar mahasiswa memiliki efikasi diri sedang (82,6%) dan sebagian besar mengalami stres akademik rendah (85,1%). Adanya hubungan antara efikasi diri dengan stres akademik pada mahasiswa tahun awal Fakultas Keperawatan Universitas Andalas (p–value = 0,016). Saran dari penelitian ini pihak institusi untuk menyediakan layanan konseling dan pembimbing akademik lebih perhatian terhadap anak bimbing akademik, serta memotivasi diri untuk menumbuhkan rasa minat dalam belajar agar menghindari kenaikan pada tingkat stres akademik.
Studi Fenomenologi: Pengalaman Perawat Melakukan Tindakan Restrain Pada Pasien Perilaku Kekerasan di RSJ. Hb. Saanin Padang Diana Arianti; Achir Yani S Hamid; Feri Fernandes
JIK-JURNAL ILMU KESEHATAN Vol 4, No 2 (2020): JIK-Oktober Volume 4 Nomor 2 Tahun 2020
Publisher : STIKes ALIFAH PADANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33757/jik.v4i2.305

Abstract

Perilaku kekerasan pada diri sendiri dapat berbentuk melukai diri untuk bunuh diri atau membiarkan diri dalam bentuk penelantaran diri. Perilaku kekerasan pada orang ditujukan untuk melukai atau membunuh orang lain. Perilaku kekerasan pada lingkungan dapat berupa perilaku merusak lingkungan, melempar kaca, genting dan semua yang ada di lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pengalaman perawat melakukan tindakan restrain pada pasien perilaku kekerasan dilakukan dengan alasan untuk penanganan pasien dari tindakan yang dapat menciderai dirinya, orang lain, dan lingkungan tindakan restrain. Desain penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Penelitian ini dilakukan di RSJ. HB. Saanin Padang pada tanggal 12-22 Juli 2016. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam. Partisipan pada penelitian ini berjumlah 6 orang partisipan dengan teknik purposive sampling. Data di analisa dengan menggunakan teknik analisis metode Collaizi. Etika yang diperhatikan dalam penelitian ini dengan menghormati prinsip etik dan keabsahan data. Hasil penelitian mengidentifikasi 5 tema utama yaitu indikasi restrain, perlengkapan untuk dilakukan restrain, pelaksanaan restrain, tindakan restrain dan keputusan pelepasan restrain. Diharapkan kepada pihak penyedia pelayanan kesehatan diharapkan adanya peningkatan pendidikan pada petugas yang berupa untuk mengikuti pelatihan-pelatihan mengenai tindakan dan teknik-teknik restrain agar perawat dapat profesionalitas yang berkesinambungan dalam melakukan tindakan  restrain demi keselamatan dan keamanan pasien.
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kecanduan Internet pada Siswa SMAN “X” Padang: Factors Associated with Internet Addiction in Students of SMAN “X” Padang Feri Fernandes; Aprini Yulian Sari; Mahathir
NERS Jurnal Keperawatan Vol. 17 No. 1 (2021): NJK Volume 17, Number 1
Publisher : Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/njk.v17i1.125

Abstract

Biological, psychological and social changes in adolescents made teens experience health problems in the community. The ease of internet access nowadays made teens more vulnerable to internet addiction. This study focus on factors that influence internet addiction such as academic stres, family attachment and peer attachment. The purpose of the study was to determine the relationship between academic stres, family attachment, peer attachment andinternet addiction at SMAN “X” Padang. The study design used correlation with cross sectional approach. The population was teenagers at SMAN “X” Padang. A total sample of 284 adolescents was determined for this study Respondents were recruited using simple random sampling. Data were analyzed using Pearson. Result for academic stres showed that there wasa significant relationship, a strong relationship strength and a positive relationship with internet addiction (p = 0,000), family attachment indicated that there was a significant relationship, a moderate relationship strength, a negative relationship with internet addiction (p = 0,000), and peer attachment shows that there wasa very weak, significant relationship and negative direction to the internet addiction (p = 0,000). Academic stres was the most significant influence on internet addiction in teenagers at SMAN “X”Padang. To manage academic stres experienced by students it is important to conduct guidance and counseling services so that students get help reducing stres experienced by students and functions as students can be optimized.
Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Kekambuhan pada Skizoprenia: Analysis of Factors Associated with Relapse in Schizophrenia Dewi Eka Putri; Feri Fernandes
NERS Jurnal Keperawatan Vol. 16 No. 2 (2020): NJK Volume 16, Number 2
Publisher : Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/njk.v16i2.144

Abstract

In Indonesia, the incidence of schizophrenia has increased every year. Conditions for an increase in schizophrenia cases also occur in West Sumatra. One problem in treating schizophrenia is recurrence. Many factors cause recurrence in people with schizophrenia (ODS). This study aims to analyze the factors associated with recurrence in schizophrenia patients in West Sumatra. Analytic research design with a cross-sectional study approach. The study sample was 145 patients with schizophrenia and their families who visited the outpatient clinic HB RSJ. Saanin Padang. Data collection using family support questionnaires, Level of Expression Emotion, family attitudes, and medication adherence. The results showed a median recurrence score of 1.00, which meant that the patient had a recurrence, average family support of 74.27, an average family attitude of 33.21, an average medication adherence of 9.92 as well as and an average level of emotional expression was 140. There was an association found meaningful between recurrence with medication adherence and the level of emotional expression of the family. Still, there is no relationship between recurrence with family support and family attitudes. It expected that nurses will help patients improve medication adherence and train families to reduce the level of emotional expression in treating patients with schizophrenia.