Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE

DAMPAK BURNOUT SYNDROME DAN BEBAN KERJA TERHADAP KECEMASAN PADA PEGAWAI DI LINGKUNGAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN ACEH SELATAN Milda, Sri; Efendy, Ismail; Khairatunnisa, Khairatunnisa; Afriany, Miskah; Aini, Nur
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 10, No 2 (2024): OKTOBER 2024
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v10i2.4413

Abstract

Latar belakang: Kecemasan merupakan salah satu masalah kesehatan mental yang paling umum terjadi di tempat kerja. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa kondisi kecemasan pada akhir tahun 2021 di Indonesia meningkat 6,8% dari tahun sebelumnya sebanyak 18.373 jiwa mengalami gangguan kecemasan. Berdasarkan studi awal di Lingkungan Dinas Kesehatan Aceh Selatan, dari 27 orang yang dibagikan kuesioner, 14 orang (51,9%) mengalami kecemasan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dampak burnout syndrom dan beban kerja terhadap kecemasan pada pegawai di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Selatan. Jenis penelitian ini yaitu analitik dengan desain cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh pegawai yang berlatar belakang pendidikan kesehatan di Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Selatan yang berjumlah 40 orang, dan seluruh populasi menjadi sampel. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Data diperoleh dengan membagikan kuesioner Maslach Burnout Inventory (MBI), NASA-TLX, dan Zung Self-Rating Anxiety Scale (SAS). Metode analisa data dianalisis secara univariat, bivariat dengan menggunakan uji Chi-Square, dan multivariat menggunakan uji regresi logistik berganda dengan pada taraf kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil uji chi square menunjukkan ada pengaruh burnout sindrom terhadap kecemasan (p-value=0,014) dan ada pengaruh burnout sindrom terhadap kecemasan (p-value=0,011). Faktor yang paling dominan berhubungan dengan kecemasan yaitu burnout sindrom (Exp (B)=26,222; 95%CI=1,461 – 470,595; p-value=0,027). Disarankan kepada responden untuk meningkatkan kesadaran akan gejala burnout dan kecemasan, serta mengambil langkah-langkah proaktif dalam mengelola gangguan psikologis yang dialami seperti melakukan olahraga, menjaga keseimbangan hidup-kerja, dan tidak ragu untuk berkomunikasi dengan atasan atau rekan kerja tentang masalah yang dihadapi.Kata Kunci : Burnout Sindrom, Beban Kerja, KecemasanBackground: Anxiety is one of the most common mental health problems in the Anxiety is one of the most common mental health problems in the workplace. The Health Research and Development Agency of the Ministry of Health stated that anxiety conditions at the end of 2021 in Indonesia increased by 6.8% from the previous year; as many as 18,373 people experienced anxiety disorders. Based on an initial study in the South Aceh Health Service Environment, out of 27 people who were given questionnaires, 14 people (51.9%) experienced anxiety. This study aims to analyze the impact of burnout syndrome and workload on anxiety in South Aceh District Health Service employees. This type of research is analytical with a cross-sectional design. The population in this study were all employees with a health education background in the South Aceh District Health Service Environment, totaling 40 people, and the entire population was the sample. The sampling technique used was the total sampling technique. Data were obtained by distributing the Maslach Burnout Inventory (MBI), NASA-TLX, and Zung Self-Rating Anxiety Scale (SAS) questionnaires. The data analysis method was analyzed univariately, bivariate using the Chi-Square test, and multivariate using multiple logistic regression tests with a 95% confidence level. Based on the results of the chi-square test it shows that there is an effect of burnout syndrome on anxiety (p-value = 0.014), and there is an effect of burnout syndrome on anxiety (p-value = 0.011). Burnout syndrome is the most dominant stress-related factor (Exp (B) = 26.222; 95% CI = 1.461 - 470.595; p-value = 0.027). It is recommended that respondents increase awareness of burnout and anxiety symptoms and take proactive steps in managing psychological disorders experienced, such as exercising, maintaining a work-life balance, and not hesitating to communicate with superiors or coworkers about the problems faced.Keywords: Burnout Syndrome, Workload, Anxiety
Determinan Perilaku Pencegahan Gizi Kurang Pada Balita di Puskesmas Tuntungan Tahun 2023 Khairatunnisa, Khairatunnisa; Siregar, Dian Maya Sari; Mubai, Imaniah
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 10, No 1 (2024): April 2024
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v10i1.3886

Abstract

Kurang gizi adalah terjadi akibat ketidaksesuaian antara asupan dan kebutuhan tubuh akan zat gizi. Berdasarkan survei awal yang dilakukan, masalah kesehatan yang memerlukan perhatian dan penanganan serius, karena berhubungan dengan angka kesakitan dan kematian pada balita, maka perlu dianalisis dengan baik bagaimana perilaku pencegahan kejadian kurang gizi pada balita yang baik, agar bisa dilakukan upaya pecegahan yang tepat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui determinan perilaku pencegahan gizi kurang pada balita di Puskesmas Tuntungan Tahun 2023. Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah sejumlah 1.529 orang, ibu balita di Puskesmas Tuntungan sejumlah dengan jumlah sampel sebanyak 94 responden yang diambil dengan teknik purposive sampling. Analisis data yang digunakan analisis univariat dan bivariat dengan statistik uji chi-square pada taraf kepercayaan 95% (α=0,05). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan pengetahuan (p=0,000), sikap (p=0,001), pendapatan keluarga (p=0,002), jumlah anggota keluarga (p=0,001) dengan perilaku pencegahan gizi kurang pada balita di Puskesmas Tuntungan Tahun 2023. Kesimpulan penelitian ini bahwa pengetahuan, sikap, pendapatan keluarga dan jumlah anggota keluarga ada hubungan dengan perilaku pencegahan gizi kurang pada balita. Disarankan untuk meningkatkan promosi kesehatan untuk memberikan informasi terhadap masyarakat, terutama ibu dalam pemberian makanan yang bergizi terhadap balitanya.Kata Kunci : Determinan, Perilaku Pencegahan Gizi Kurang, BalitaMalnutrition occurs due to a mismatch between intake and the body's need for nutrients. Based on the initial survey conducted, health problems require serious attention and treatment, because they are related to morbidity and mortality rates in toddlers, so it is necessary to analyze properly how to prevent malnutrition in toddlers, so that appropriate prevention efforts can be made. The aim of this research is to determine the determinants of malnutrition prevention behavior among toddlers at the Tuntungan Community Health Center in 2023. This type of research is quantitative with a cross sectional design. The population in this study was 1.529 people, mothers of toddlers at the Tuntungan Community Health Center were 94 respondents, the sample used was 94 respondents taken using a purposive sampling technique. Data analysis used univariate and bivariate analysis with chi-square test statistics at the 95% confidence level (α=0.05). Based on the research results, it shows that there is a relationship between knowledge (p=0.000<0.05), attitude (p=0.001<0.05), family income (p=0.002<0.05), number of family members (p=0.001<0.05). .05) with behavior to prevent malnutrition among toddlers at the Tuntungan Community Health Center in 2023. The conclusion of this research is that knowledge, attitudes, family income and number of family members are related to the behavior of preventing malnutrition in toddlers to become aware of the importance of paying more attention to toddlers regarding the nutritional intake they receive, because nutrients from food in general are the main source for meet children's needs for optimal growth and development so that they can achieve complete health, namely physical health, mental health and social health.Keywords:Determinants, Behavior, Prevention, Malnutrition, Toddlers