Claim Missing Document
Check
Articles

Kesetimbangan Adsorpsi Isotermal Logam Pb Dan Cr Pada Limbah Batik Menggunakan Adsorben Tongkol Jagung (Zea Mays) Wara Dyah Pita Rengga; Harianingsih Harianingsih; Ardik Erwanto; Budi Cahyono
Journal of Chemical Process Engineering Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (675.449 KB) | DOI: 10.33536/jcpe.v4i2.321

Abstract

Batik sebagai salah satu potensi yang ada di Indonesia terkadang menggunakan pewarna sintetis yang mengandung bahan kimia. Limbah yang dihasilkan bisa jadi masih mengandung logam berat yang mempunyai toksisitas yang tinggi. Logam berat pada limbah batik yang mempunyai toksisitas tinggi tersebut antara lain logam timbal (Pb) yang biasanya berasal dari pewarna putih dan Kromium (Cr) dari pewarna merah. Solusi yang ditawarkan untuk mengurangi kadar Pb dan Cr pada limbah batik adalah melakukan proses adsorpsi menggunakan tongkol jagung. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui model kesetimbangan yang digunakan untuk melihat keefektifan tongkol jagung sebagai adsorben logam Pb dan Cr adalah Langmuir dan Freundlich dengan variasi konsentrasi Pb yaitu 10, 25, 50, 75, 100, 150 dan 200 mg/L dan Cr pada konsentrasi 500, 600, 700, 800, 900 dan 1000 mg/L. Model kesetimbangan isotherm adsorpsi logam Pb dan Cr menggunakan tongkol jagung dengan waktu kontak 60 menit, kecepatan pengadukan 100 rpm dan 150 rpm. Hasil analisis kesetimbangan adsorpsi isotherm Langmuir untuk logam Pb dan Cr menghasilkan kapasitas adsorpsi 4,25mg/g dan 4,46 mg/g. Analisis kesetimbangan adsorpsi isotermal Freundlich untuk logam Pb dan Cr menghasilkan  tetapan kesetimbangan 3,31 dan 3,41. Kesimpulannya adalah model kesetimbangan adsorpsi Langmuir lebih sesuai digunakan untuk menentukan keefektifan proses adsorpsi logam Pb dan Cr menggunakan tongkol jagung pada limbah batik dibandingkan dengan model Freundlich.
PELATIHAN PEMBUATAN KEJU LUNAK ALAMI DAN PRODUK OLAHANNYA BAGI PETERNAK SAPI DI DESA PENGGING KECAMATAN BANYUDONO BOYOLALI Indah Riwayati; Indah Hartati; Harianingsih Harianingsih
ABDIMAS UNWAHAS Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/abd.v3i2.2499

Abstract

Kabupaten Boyolali mempunyai berbagai macam potensi yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Salah satu potensi yang cukup besar adalah jumlah ternak sapi perah yang cukup besar. Selama ini susu sapi yang dihasilkan di setor ke pabrik pengolahan susu untuk dijadikan susu olahan seperti susu pasteurisasi dan susu bubuk. Susu sapi perlu diolah menjadi makanan dengan nilai yang lebih tinggi dan tahan lama untuk mengatasi masalah penyimpanan produksi yang berlebih. Salah satu produk tersebut adalah keju lunak alami dan makanan olahannya. Keju lunak berbahan susu sapi dan getah buah pepaya. Bahan-bahannya mudah diperoleh, tersedia banyak dan harga yang relatif murah. Keju lunak dapat diolah lebih lanjut menjadi pepes, kerupuk atau makanan yang lain. Kegiatan ini mempunyai tujuan memberikan pengetahuan dan ketrampilan untuk membuat produk diversifikasi susu yaitu keju lunak alami dan olahannya. Makanan berbahan susu ini diharapkan dapat menjadi komoditas unggulan daerah tersebut melalui peningkatan kegiatan ekonomi produksi dan distribusi. Kata kunci: keju, pepaya, susu, sapi,
PEMBERDAYAAN IBU RUMAH TANGGA MELALUI PELATIHAN PEMBUATAN NATA DE LERI DI KELURAHAN BANYUMANIK SEMARANG Harianingsih Harianingsih; Farikha Maharani; Maharani Kusumaningrum
ABDIMAS UNWAHAS Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/abd.v1i1.1707

Abstract

Perkembangan bioteknologi di bidang pangan semakin meningkat seiring kebutuhan bagi kesehatan tubuh. Salah satu bioteknologi pangan yang dapat dilakukan yaitu pembuatan nata de leri. Nata merupakan produk makanan yang berupa lapisan selulosa sebagai hasil fermentasi bakteri pembentuk nata, yaitu Acetobacter xylinum. Pelatihan nata de leri yang dilakukan di kelurahan banyumanik bertujuan memanfaatkan air sisa cucian beras menjadi hasil ekonomi yang dapat didiversifikasi menjadi nata. Air cucian beras yang biasa dikenal dengan leri tersebut biasanya langsung dibuang karena dianggap tidak memiliki nilai tambah, namun sebenarnya masih mengandung karbohidrat, protein, dan vitamin B. Pelatihan dilakukan menggunakan metode experimental learning. Pelatihan diawali dengan presentasi kemudian praktik secara langsung pembuatan nata de leri. Proses pembuatan terdiri dari persiapan bahan dan alat yang digunakan, pembibitan stater, pembuatan nata de leri dan uji organoleptic berupa uji warna, uji tingkat kemanisan dan uji tingkat kekenyalan. Hasil uji organoleptik yang diperoleh antara lain 16 peserta melihat warna nata de leri hasil fermentasi menarik karena berwarna putih, sedangkan 14 peserta berpendapat bahwa warna nata de leri tidak menarik karena warna yang dihasilkan putih pucat tidak putih transparan. Tingkat kemanisan dibagi menjadi dua opsi yaitu manis dan tawar. Semua peserta (30 orang) berpendapat bahwa nata de leri rasanya tawar, baru ada rasa setelah diberi essence atau perasa. Uji tingkat kekenyalan memperlihatkan, bahwa sebanyak 26 peserta menyatakan nata de leri kenyal dan 4 peserta menyatakan tidak kenyal.Kata kunci: acetobacter xylinum, leri, nata
PELATIHAN PEMBUATAN VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DI PATEMON GUNUNGPATI SEMARANG Harianingsih Harianingsih; Maharani Kusumaningrum
ABDIMAS UNWAHAS Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/abd.v3i1.2237

Abstract

Virgin Coconut Oil (VCO) yang biasanya dikenal dengan minyak perawan atau minyak dara ini saat ini menjadi tren di kalangan masyarakat. Manfaat dari VCO yang baik untuk kesehatan tubuh menjadi acuan banyak orang untuk pola hidup sehat. Pemanfaatan buah kelapa sebagai bahan baku pembuatan VCO dan proses yang sederahan serta mudah menjadikan produk ini menjadi salah satu solusi bagi permasalahan masyarakat untuk peningkatan pendapatan. Latar belakang tersebut yang mendorong adanya kegiatan pengabdian masyarakat pelatihan pembuatan VCO dengan sasaran ibu PKK daerah Patemon Kecamatan Gunungpati Semarang. Pada proses pengabdian ini yang dilakukan anatra lain sosialisasi dan penjaringan peserta, presentasi materi pembuatan VCO, demonstrasi pembuatan VCO dan evaluasi kegiatan. Pada pelaksanaan pelatihan VCO diikuti oleh 20 orang ibu PKK yang terbagi menjadi 4 kelompok yang terdiri masing-masing 5 orang. Pelaksanaan sangat mendapat respon positif baik dari peserta maupun aparat desa. Hasil dari evaluasi kegiatan bahwasanya pada pelaksanaan pelatihan pembuatan VCO terdapat 1 orang yang kurang paham, 3 orang paham dan 16 orang paham sekali. Sedangkan untuk volume VCO yang dihasilkan pada tiap kelompok sebanyak 25 ml, 30 ml, 22.5 ml dan 27 ml.Kata kunci : kelapa, pelatihan, VCO
PELATIHAN PEMBUATAN YOGHURT BAGI KELOMPOK USAHA PENGOLAH SUSU SAPI BOYOLALI Harianingsih Harianingsih; Suwardiyono Suwardiyono
ABDIMAS UNWAHAS Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/abd.v4i2.3011

Abstract

daerah penghasil susu sapi yang menopang kebutuhan susu sapi di wilayah Jawa Tengah. Perkembangan industry susu ternyata tidak berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan masyarakat kabupaten Boyolali yang kesehariannnya bekerja sebagai peternak atau pemerah susu. Harga susu segar yang murah tidak dapat menutup kebutuhan pangan sapi. Untuk itu diperlukan solusi diversifikasi susu sgar menjadi produk yoghurt agar harga susu segar yang awalnya murah dapat lebih tinggi. Inovasi yang digunakan adalah teknologi fermentasi yang dapat dilakukan di rumah dan dengan cara sederhana tapi tetap kualitas terjaga dengan baik tidak kalah dengan produk yoghurt yang ada di pasaran. Metode yang dilakukan berupa observasi mitra, persiapan, pelatihan motivasi kewirausahaan, dan pelatihan pembuatan yoghurt. Hasil Pelaksanaan kegiatan antara lain, peserta yang hadir sejumlah 20 orang yang berasal dari dua kelompok usaha pengolah susu sapi. Yoghurt yang dihasilkan disesuaikan dengan permintaan pasar dan disukai oleh anak-anak sampai orang dewasa dengan berbagai variasi rasa. Rasa yang terdapat pada yoghurt antara lain rasa strawberry, rasa anggur dan rasa lecy serta ada plan yoghurt (tanpa rasa). Kata kunci: boyolali, susu sapi, yoghurt
PEMBUATAN EDIBLE FILM DARI NATA DE SOYA (AMPAS TAHU) SEBAGAI BENTUK WASTE TO PRODUCT UKM TAHU Harianingsih Harianingsih; Suwardiyono Suwardiyono
CENDEKIA EKSAKTA Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3194/ce.v2i1.1796

Abstract

Nata de Soya merupakan salah satu bahan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku edible film karena mengandung senyawa selulosa. Nata ini dibuat dari ampas tahu yaitu limbah padat yang dihasilkan dalam proses pembuatan tahu. Ampas tahu biasanya dimanfaatkan untuk pakan ternak.Pengelolaan limbah dalam industri pembuatan tahu merupakan salah satu dari contoh teknik pengelolaan limbah secara Waste to Product yaitu menggunakan kembali limbah hasil pabrik tahu sebagai bahan baku produk baru yang memiliki nilai tambah. Prosedur penelitian yang dilakukan meliputi tiga proses antara lain pembibitan stater, pembuatan nata de soya dengan proses fermentasi, kemudian pembuatan edible film. Pada pembuatan edible film dari nata de soya ini dilakukan dengan variasi penambahan gliserol yaitu 1%, 1,5% dan 2%. Ketebalan merupakan parameter penting yang berpengaruh terhadap penggunaan film dalam pembentukan produk yang akan dikemasnya. Ketebalan dapat mempengaruhi laju trnsmisi uap, gas, dan senyawa volatil serta sifat fisik lainnya.Ketebalan edible film 0.1 mm pada penambahan 1% gliserol, 0,12 mm pada penambahan gliserol 1,5% dan 0,15 mm pada penambahan 2% gliserol. Kata kunci: edible film, gliserol, nata de soya
EKSTRAKSI ANTIOKSIDAN PADA LIDAH BUAYA (Aloe vera) BERBANTU GELOMBANG MIKRO Maharani Kusumaningrum; Harianingsih Harianingsih
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v3i2.2487

Abstract

Antioksidan sangat diperlukan oleh kesehatan tubuh sebagai penangkal radikal bebas. Banyak penelitian yang mengkaji adanya antioksidan pada beberapa tanaman. Pada penelitian ini dikaji antioksidan yang terdapat pada lidah buaya. Karena lidah buaya dianggap sebagai tanaman yang mudah dikembangbiakkan serta murah, sehingga akan menghasilkan antioksidan dengan biaya bahan baku yang murah. Proses ekstraksi antioksidan dilakukan dengan menggunakan bantuan gelombang mikro dengan pelarut n heksane dan methanol. Hasil penelitian diperoleh bahwa  pada proses ekstraksi berbantu gelombang mikro penggunaan pelarut n-heksane akan efektif jika ditambahkan pelarut methanol yang lebih polar. Antioksidan dari lidah buaya  optimum sebesar 56,29% pada suhu 50oC dan waktu ekstraksi 5 jam. Antioksidan juga akan optimum dihasilkan jika konsentrasi pelarut n-heksan 60 % sebesar 13,78%. Kata kunci : aloe vera, antioksidan, ekstraksi
PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI AIR REBUSAN OLAHAN KEDELAI MENGGUNAKAN EFFECTIVE MIKROORGANISME Suwardiyono Suwardiyono; Farikha Maharani; Harianingsih Harianingsih
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v4i2.3024

Abstract

Penelitian pembuatan pupuk organik cair dari air rebusan olahan kedelai dengan penambahan effevtive mikroorganisme (EM4) sebagai bioaktivator bertujuan untuk menentukan pengaruh waktu fermentasi terhadap kandungan Nitrogen (N) dan Fospor (P) dalam pupuk organik cair. Metode pembuatan pupuk organic cair inimerupakan proses fermentasi 500 ml air rebusan kedelai dalam bak fermentor dengan penambahan EM4 sebanyak 15ml dan sukrosa dan variasi waktu fermentasi 4,6,8,10,12,14 hari. Variasi pengambilan sampel berikutnya dilakukan dengan penambahan EM4 sebanyak 5,10,15, 20 ml dan waktu fermentasi 14 hari. Parameter yang diuji adalah prosentase nitrogen dan Fosfor menggunakan uji Kjeldah dan dilanjutkan dengan uji kandungan Fosfor menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 650-750nm. Hasil dari penelitian ini dengan penambahan 15 ml EM4 diperoleh prosentase nitrogen dan phosphor pada hari ke-10 sebesar 0,302% dan 0,0068%. Semakin lama waktu fermentasi maka prosentase semakin turun antara lain pada waktu 14 hari kandungan nitrogen dan phosphor yang diperoleh 0,128 % dan 0,0014%.. Kata kunci : Air rebusan Kedelai, Effective Microorganisme, Pupuk Organik Cair
PEMANFAATAN SAGU SEBAGAI BAHAN PEMBAWA (CARRIER) PADA KRISTALISASI GLUCONANO ACETOBACTER Harianingsih Harianingsih; Claudya Harliyanto
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v1i1.1642

Abstract

Bahan pembawa (carrier) merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses kristalisasi Gluconano acetobacter. Inokulum Gluconano acetobacter biasanya tersedia dalam bentuk cair dalam kemasan botol Gelas. Kristalisasi bertujuan untuk menjaga keberlanjutan proses inokulasi Gluconano acetobacter untuk menghasilkan produk-produk selulosa. Bahan pembawa yang digunakan adalah sagu yang mempunyai karakteristik dapat menahan air, tidak toksik terhadap mikrobia, dan tentu saja tidak mencemari lingkungan. Pada penelitian ini diuji pengaruh konsentrasi (10%, 20%, 30%) dan volume (3ml, 6ml, 9ml) penambahan bahan pembawa sagu terhadap populasi sel hidup pada inokulasi kristalisasi Gluconano acetobacter. Populasi sel hidup  terbanyak 4,4 x 10-6 , prosentase kehilangan air terbesar yang dicapai 9,3 % dan kadar berat kering selulosa terbesar 23,45% terdapat pada Gluconano acetobacter dengan konsentrasi bahan  pembawa sagu 30% dan volume yang ditambahkan 9 ml. Kata kunci: carrier, gluconano acetobacter, selulosa
PENGARUH PENAMBAHAN KITOSAN DAN GLISEROL PADA BIOPLASTIK DARI LIMBAH AIR CUCIAN BERAS (Oriza sp.) Siti Iqlima Layudha; Rita Dwi Ratnani; Harianingsih Harianingsih
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v2i2.1939

Abstract

Bioplastik atau yang sering disebut plastik biodegradable, merupakan salah satu jenis plastik yang hampir keseluruhannya terbuat dari bahan yang dapat diperbaharui dan mudah diuraikan oleh alam. Bioplastik pada penelitian ini berbahan dasar air cucian beras dengan penambahan gliserol dan kitosan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan variasi gliserol dan variasi gliserol-kitosan pada bioplastik dari air cucian beras. Penelitian diawali dengan membuat selulosa bakteri atau yang sering disebut dengan nata dari air cucian beras menggunakan metode fermentasi. Tahapan dilanjutkan dengan melakukan variasi penambahan gliserol 1%, 2%, 3%, 4% dan penambahan kitosan 1%, 2%, 3%, 4% dengan cara merendam bioplastik-gliserol yang sebelumnya telah dikeringkan dalam larutan kitosan. Hasil karakterisasi uji tarik menunjukkan bahwa bioplastik dari air cucian beras dengan kekuatan tarik optimum pada variasi penambahan gliserol 1% yaitu 0,029 N/mm2. Sedangkan pada penambahan variasi gliserol-kitosan, bioplastik dari air cucian beras memiliki kekuatan tarik optimum pada penambahan kitosan 2%, yaitu 0,076212 N/mm2. Kata Kunci: Air cucian beras, gliserol, kitosan