Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Sistem Peresapan Elektronik pada Keselamatan Pengobatan Pasien Asyary, Al; Kusnanto, Hari; Fuad, Anis
Kesmas Vol. 8, No. 3
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam banyak penerapannya, penggunaan sistem peresepan elektronik (computerized physician order entry, CPOE) dalam penulisan resep terbukti mampu menurunkan angka kesalahan peresepan obat (adverse drug event, ADE). Kesalahan pengobatan seperti kekeliruan penulisan nama obat, penentuan dosis, dan penggunaan jenis obat yang tepat untuk pasien dengan kondisi kesehatan tertentu di pelayanan kesehatan dapat ditekan. Namun, CPOE masih memiliki kelemahan seperti tambahan waktu untuk mengentri data pasien oleh para dokter ke dalam sistem. Untuk meng- evaluasi dampak persepsi pengguna tentang penerapan CPOE terhadap keselamatan pengobatan pasien, suatu penelitian kualitatif telah dilakukan di Gadjah Mada Medical Health Center yang telah mengadopsi sistem ini selama sepuluh tahun. Data dan informasi dikumpukan dengan wawancara mendalam terhadap sembilan dokter (tujuh dokter umum dan dua dokter spesialis) sebagai informen pengguna CPOE menggunakan pedoman wawancara, alat perekam suara, buku catat, dan daftar centang observasi. Hasil studi menunjukkan bahwa sepuluh tahun CPOE telah mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan kesehatan, tetapi potensi ADE masih terjadi akibat gangguan komunikasi pasien-dokter karena perlunya waktu tambahan untuk entri data. Disimpulkan bahwa sistem CPOE belum mampu mendukung pengambilan keputusan untuk mencegah ADE dalam pengobatan pasien. In most of its applications, Computerized Physician Order Entry (CPOE) has been improved patient safety by reducing medication errors and subsequent adverse drug events (ADEs). Medication error such as elixir in writing, determination of dose, and correct drug type used for patient with certain health condition in health services can be reduced. But, the CPOE still has some weknesses such as additional time to entry the patient information by physician to the sistem. To evaluate the impact of end-user perception using CPOE sistem on patient safety medication, a qualitative research has been conducted at Gadjah Mada Medical Health Center which has adopted this sistem for ten years. Data and informations were collected by in-depth interviewing nine physicians (seven general docters and two specialists) as end-user informen using interview guide, tape recorder, note-book, and checklist observation tools. The results show that ten year CPOE implemention has improved the effectiveness and efficiency of medical health care, but potential adverse drug event (ADE) such as drug prescription errors still occur as a result of patient-physician communication distraction due to additional time for data entry. It is concluded that CPOE sistem has not been able to support decision to prevent the ADEs in patient medication.
Pentingnya Analisis Cluster Berbasis Spasial dalam Penanggulangan Tuberkulosis di Indonesia Wardani, Dyah Wulan Sumekar Rengganis; Lazuardi, Lutfan; Kusnanto, Hari
Kesmas Vol. 8, No. 4
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengendalian tuberkulosis telah meningkatkan angka kesembuhan dan menyelamatkan banyak jiwa, tetapi kurang berhasil menurunkan insiden tuberkulosis. Oleh karena itu, pengendalian tuberkulosis menekankan pada kebijakan determinan sosial karena determinan sosial secara langsung dan melalui faktor risiko tuberkulosis berpengaruh terhadap tuberkulosis. Hasil telaah literatur menunjukkan bahwa stratifikasi determinan sosial menyebabkan clustering tuberkulosis, berupa pengelompokkan penderita tuberkulosis menurut lokasi geografis yang secara statistik signifikan. Pengetahuan tentang clustering sangat bermanfaat dalam pengendalian tuberkulosis, khususnya untuk menurunkan insiden tuberkulosis karena dapat memberikan informasi tentang lokasi populasi yang berisiko. Selain itu, telaah literatur menunjukkan bahwa implementasi analisis spasial memerlukan dukungan sumber daya yang tidak sedikit. Oleh karena itu, sebelum analisis cluster berbasis spasial dapat diterapkan, perlu didukung oleh penelitian yang menunjukkan kesiapan sumber daya dan efektivitas biaya. Tuberculosis control has increased cure rate and saved million people, but has less success in reducing tuberculosis incidence. Therefore, tuberculosis control needs to put more emphasis on social determinants policy, since social determinants directly or through tuberculosis-risk factors affect tuberculosis. Literature reviews show that stratification of social determinants will cause tuberculosis clustering, a grouping of tuberculosis patients according geographical area that is statistically significant. Knowledge on the clustering is very useful to support tuberculosis-control program, especially for reducing tuberculosis incidence through highlighting the area of vulnerable population. On the other hand, literature reviews also show that implementation of spatial analysis requires adequate resources. Therefore, before tuberculosis cluster analysis can be implemented routinely, it shouldbe supported by researches that indicate resources readiness and cost effectiveness.