Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Delta-Pi : Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika

PENERAPAN PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH PADA ASPEK MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP Wahyu Nugroho; Ahmad Afandi; In Hi Abdullah
Delta-Pi: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 3, No 2 (2014): Periode Bulan Oktober
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (82.37 KB) | DOI: 10.33387/dpi.v3i2.138

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Minat belajar matematika siswa setelah diterapkan model pembelajaran pemecahan masalah; (2) Pembelajaran pemecahan masalah lebih baik dari pembelajaran konvensional pada aspek minat belajar matematika siswa. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII pada SMP Negeri 2 Kota ternate, dan yang menjadi sampel penelitian adalah kelas VIII-8 dan VIII-9 yang masing-masing berjumlah 28 dan 23 siswal. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket minat. Hasil angket sesudah pembelajaran diperoleh sebanyak 18 ( 64,29%) siswa berkategori tinggi dan 10 siswa ( 35,71% ) berkategori minat sedang. Pengujian hipotesis menggunakan uji indenpendent sampel test diperoleh nilai thitung = 3,70 dan pada taraf signifikan 0,05, dan dk = (n - 1) diperoleh ttabel = 2,01. Karena thitung > ttabel sehingga Ha diterima dan H0 ditolak artinya penerapan pembelajaran pemecahan masalah lebih baik pada aspek minat belajar matematika siswa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran pemecahan masalah lebih baik dalam meningkatkan minat belajar matematika siswa.
BERPIKIR KRITIS MATEMATIK In Hi Abdullah
Delta-Pi: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 2, No 1 (2013): Periode Bulan April
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (161.692 KB) | DOI: 10.33387/dpi.v2i1.100

Abstract

Artikel ini membahas tentang salah satu kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam bidang matematika, yaitu berpikir kritis matematik. Berpikir matematik diartikan sebagai aktivitas mental dalam melaksanakan proses matematika (doing math)  atau tugas matematika (mathematical task). Kemampuan berpikir matematik mencakup: pemahaman konsep (conceptual understanding), pemecahan masalah (problem solving), penalaran dan pembuktian (reasoning and proof), komunikasi (communication), koneksi (connection)  dan representasi (representation). Berpikir kritis adalah aktivitas mental yang dilakukan menggunakan langkah-langkah dalam metode ilmiah, yaitu: memahami dan merumuskan masalah, mengumpulkan dan menganalisis informasi yang diperlukan dan dapat dipercaya, merumuskan praduga dan hipotesis, menguji hipotesis secara logis, mengambil kesimpulan secara hati-hati, melakukan evaluasi dan memutuskan sesuatu yang akan diyakini atau sesuatu yang akan dilakukan, serta  meramalkan konsekuensi yang mungkin terjadi. Dengan demikian, berpikir kritis matematis adalah aktivitas mental dalam bidang matematika yang dilakukan  menggunakan langkah-langkah metode ilmiah.
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN REPRESENTASI MATEMATIK SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL YANG TERINTEGRASI DENGAN SOFT SKILL In Hi Abdullah
Delta-Pi: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 1, No 2 (2012): Periode Bulan Oktober
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (60.235 KB) | DOI: 10.33387/dpi.v1i2.88

Abstract

Kemampuan pemahaman dan representasi matematik merupakan suatu hal yang selalu muncul ketika orang mempelajari matematika pada semua tingkatan/level pendidikan, maka dipandang bahwa pemahaman dan representasi merupakan suatu komponen yang layak mendapat perhatian serius.  Dengan demikian pemahaman dan representasi matematik perlu mendapat penekanan dan dimunculkan dalam proses pembelajaran matematika di sekolah. Beberapa penelitian menunjukkan  bahwa kemampuan  pemahaman dan representasi matematik siswa yang cerdas merupakan kunci memperoleh solusi yang tepat dalam memecahkan masalah. Akan tetapi, kebanyakan siswa gagal memahami pentingnya hubungan antara jenis-jenis representasi yang berbeda, karena kesulitan memformulasikan masalah aplikasi kongkrit kedalam masalah matematika abstrak. Oleh karenanya untuk meningkatkan kemampuan pemahaman dan representasi matematik siswa diperlukan bahan ajar dan perangkat pembelajaran yang baik pula. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan bahan ajar yang dapat meningkatkan kemampuan pemahaman dan representasi matematik. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka metode yang digunakan adalah metode pengembangan. Kegiatannya meliputi: (1) analisis secara teoritis tentang bahan ajar  dan perangkat pembelajaran matematika, (2) analisis teoritis tentang pemahaman dan representasi matematik, (3) analisis secara empiris identifikasi permasalahan lapangan berkenaan dengan bahan ajar dan perangkat  pembelajaran,  (4) mengembangkan prototipe bahan ajar untuk meningkatkan kemampuan pemahaman dan representasi matematik, (5) analisis teoritik  bahan ajar untuk meningkatkan kemampuan pemahaman dan representasi matematik siswa; (6) model konseptual yang telah disusun kemudian divalidasi oleh pakar (expert judgement)  sesuai dengan keahliannya. Tahapan validasi dilakukan agar model konseptual mempunyai dasar teori yang ajeg dan sesuai dengan kaida ilmiah, (7) penyempurnaan model bahan ajar untuk meningkatkan kemampuan pemahaman dan representasi matematik;  (8) ujicoba terbatas bahan ajar; (9) penyempurnaan bahan ajar dan rublik untuk meningkatkan kemampuan  pemahaman dan representasi matematik. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa bahan ajar dan perangkat pembelajaran yang dihasilkan telah memenuhi standar untuk digunakan dalam meningkatkan kemampuan pemahaman dan representasi matematik siswa melalui  pembelajaran kontekstual yang terintegrasi dengan soft skill.
Proses rekontruksi koneksi matematis mahasiswa dalam memecahkan masalah aljabar berdasarkan kemampuan matematis Hery Suharna; In Hi Abdullah
Delta-Pi: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 11, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/dpi.v11i2.5077

Abstract

Koneksi matematis terjadi oleh karena matematika tidak terpartisi dalam berbagai topik yang saling terpisah, namun matematika merupakan satu kesatuan. Selain itu matematika juga tidak bisa dipisahkan dari ilmu selain matematika dan masalah-masalah yang terjadi dalam kehidupan. Mahasiswa yang menguasai konsep matematika tidak dengan sendirinya pintar dalam mengoneksikan matematika. Dalam sebuah penelitian dihasilkan bahwa siswa sering mampu mendaftar konsep-konsep matematika yang terkait dengan masalah riil, tetapi hanya sedikit siswa yang mampu menjelaskan mengapa konsep tersebut digunakan dalam masalah itu. Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini mengangkat masalah proses rekontruksi koneksi matematis mahasiswa dalam memecahkan masalah aljabar berdasarkan kemampuan matematis. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa matematika Program Studi Pendidikan Matematika Unkhair semester 2 tahun 2022. Jenis penelitian ini adalah eksploratif kualitatif yang bertujuan proses metakognisi dalam pemecahan masalah matematis mahasiswa. Analisis data penelitian yaitu: (1) Reduksi data, (2) Paparan data, (3) triangulasi data dan (4) penarikan kesimpulan. Tahapan metode penelitian yakni (1) Persiapan, (2) pengumpulan data, (3) analisis data, dan (4) kesimpulan. Berdasarkan pada hasil penelitian ditemukan: (1) proses rekontruksi koneksi matematis mahasiswa berkemampuan tinggi di awali dengan terjadi disekuilibrasi, selanjutnya melakukan koneksi matematis secara kreatif dengan melakukan koneksi antar konsep dan menghubungkan matematika dengan ilmu lain; (2) proses rekontruksi koneksi matematis mahasiswa berkemampuan sedang di awali dengan terjadi disekuilibrasi, selanjutnya melakukan koneksi matematis secara dalam konsep matematika; dan (3) proses rekontruksi koneksi matematis mahasiswa berkemampuan rendah di awali dengan terjadi disekuilibrasi, selanjutnya melakukan koneksi matematis secara sederhana