Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

PEMBINAAN MENTAL BAGI ATLET PEMULA UNTUK MEMBANTU PENGENDALIAN AGRESIFITAS Kiswantoro, Arista
JURNAL KONSELING GUSJIGANG Vol 2, No 1 (2016): Jurnal Konseling Gusjigang Juni 2016
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (237.684 KB) | DOI: 10.24176/jkg.v2i1.560

Abstract

Sifat agresif merupakan salah satu sifat dari setiap individu. Agresi didefinisikan secara negatif sebagai tingkah laku yang bermaksud mengakibatkan luka/kerugian pada pihak lain. Mental yang kuat, teknik dan fisik akan didapat melalui latihan yang terencana, teratur, dan sistematis. Dalam membina mental atlet, pertama yang perlu disadari bahwa setiap atlet berbeda satu dengan yang lainnya. Untuk membantu mengenal profil setiap atlet dapat dilakukan pemeriksaan psikologis. Profil psikologis atlet ini berupa gambaran kepribadian secara umum, potensi intelektual dan fungsi daya pikimya yang dihubungkan dengan olahraga. Semua latihan ketrampilan mental dan penguatan mental membutuhkan waktu yang dapat dikatakan tidak ada batas akhirnya. Hal ini dikarenakan kondisi mental atlet yang selalu berubah berubah setelah menghadapi berbagai situasi dan beban mental yang berbeda-beda. Latihan ketrampilan dan ketahanan mental juga harus terarah pada tiga aspek psikologis atlet, yaitu aspek akal, aspek kemauan, dan aspek emosional. Dari ketiga aspek psikologis tersebut harus selalu diupayakan hubungan yang serasi dan harmonis.
MODEL BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK LIFE MODEL UNTUK MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI ATLET PERSINAS ASAD KABUPATEN KUDUS TAHUN 2015 Kiswantoro, Arista
JURNAL KONSELING GUSJIGANG Vol 1, No 2 (2015): Jurnal Konseling Gusjigang Desember 2015
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.978 KB) | DOI: 10.24176/jkg.v1i2.402

Abstract

Bimbingan Kelompok adalah Salah Satu jenis Layanan Bimbingan dan Konseling yang memungkinkan setiap anggota kelompok untuk berinteraksi dalam sebuah dinamika layanan sehingga terjadi transfer pengetahuan satu dengan yang lain. Teknik Life Model digunakan sebagai alat penguatan informasi yang diperoleh melalui interaksi kelompok sehingga semakin terinternalisasi dalam sikap dan perilaku anggota kelompok. Kepercayaan Diri adalah factor penting yang dapat menunjang pencapaian prestasi seorang atlit. Bimbingan Kelompok dengan Teknik Modeling memungkinkan atlit yang tergabung dalam kegiatan bimbingan kelompok belajar cara menumbuhkan kepercayaan diri sehingga dapat termotivasi untuk menvapai prestasi terbaik.
AKSIOLOGI SPIRITUALITAS DALAM KONSELING Gudnanto, Gudnanto; Pravesti, Cindy Asli; Wahyuni, Fitri; Kiswantoro, Arista
JURNAL KONSELING GUSJIGANG Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Konseling Gusjigang Juni 2017
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (422.694 KB) | DOI: 10.24176/jkg.v3i1.1724

Abstract

Human beings are the highest in rank than other god creatures. Why is that?, of course the answer is because human beings have been given by the intellect and mind that can make men appear as a vicegerent on earth. Every human being has a belief in something that is considered supreme or sovereign. Confidence is what is called spiritual. Axiology is the branch of philosophy that studies the nature of value. Based on its main staple axiology can be divided into Ethics (philosophy of good bad human behavior) or moral philosophy and aesthetics or philosophy of magnificence. Many people feel has reached a goal or reach the pinnacle of success both career and matter, but felt something "hollow and empty". Generally, they realized that they had to climb the stairs wrong, even after they reach the top rung of his career. It turns out in the end, Money, Possessions, Honorary, and the notch is not a "thing" that they are looking for. Successful people are obviously people were very helpful both socially and economically for the company, but lost "Spiritual meaning" in itself. Such diseases suffered by many modern people, who are often called Spiritual Pathology or Spiritual illness. Axiology spirituality in Counseling is the help given by individuals (in this case the support is a counselor) to another individual (counselee) in order to find the values of ethics and aesthetics of the existence of happiness essentials (holy) is the happiness that comes from the Almighty (God).
Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah untuk Peningkatkan Profesionalisme Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor Kiswantoro, Arista
Refleksi Edukatika : Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol 4, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.265 KB) | DOI: 10.24176/re.v4i2.397

Abstract

Pekerjaan bimbingan dan konseling kerapkali dipandang sebelah mata oleh orang-orang yang justru memiliki kepentingan dengan bimbingan dan konseling itu sendiri, Misalnya, oleh siswa, guru mata pelajaran, kepala sekolah, para pemegang kebijakan lainnya dan atau masyarakat. Banyak kalangan yang masih mempertanyakan tentang kadar keprofesionalan para pelaku profesi konseling itu. Jangankan untuk setting masyarakat, di setting persekolahan tidak sedikit ditemukan pandangan-pandangan yang merendahkan tugas dan pekerjaan konselor sekolah. Semua itu tentu merupakan sesuatu yang seharusnya disikapi sebagai tantangan dalam upaya menegakkan kemartabatan profesi bimbingan dan konseling Penerapan MPMBS, sebagai upaya meningkatkan kuantitas dan kualitas layanan bimbingan dan konselor hendaknya memperhatikan pengembangan kerja sama, koordinasi dan sinergis kerja dengan berbagai komponen pendidikan lainnya. Karena dalam MPMBS, keberhasilan pendidikan di sekolah tidak lagi didasarkan pada individual yang cerdas, akan tetapi sangat mengutamakan pada team work yang kompak.
Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah untuk Peningkatkan Profesionalisme Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor Arista Kiswantoro
Refleksi Edukatika : Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol 4, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/re.v4i2.397

Abstract

Pekerjaan bimbingan dan konseling kerapkali dipandang sebelah mata oleh orang-orang yang justru memiliki kepentingan dengan bimbingan dan konseling itu sendiri, Misalnya, oleh siswa, guru mata pelajaran, kepala sekolah, para pemegang kebijakan lainnya dan atau masyarakat. Banyak kalangan yang masih mempertanyakan tentang kadar keprofesionalan para pelaku profesi konseling itu. Jangankan untuk setting masyarakat, di setting persekolahan tidak sedikit ditemukan pandangan-pandangan yang merendahkan tugas dan pekerjaan konselor sekolah. Semua itu tentu merupakan sesuatu yang seharusnya disikapi sebagai tantangan dalam upaya menegakkan kemartabatan profesi bimbingan dan konseling Penerapan MPMBS, sebagai upaya meningkatkan kuantitas dan kualitas layanan bimbingan dan konselor hendaknya memperhatikan pengembangan kerja sama, koordinasi dan sinergis kerja dengan berbagai komponen pendidikan lainnya. Karena dalam MPMBS, keberhasilan pendidikan di sekolah tidak lagi didasarkan pada individual yang cerdas, akan tetapi sangat mengutamakan pada team work yang kompak.
AKSIOLOGI SPIRITUALITAS DALAM KONSELING Gudnanto Gudnanto; Cindy Asli Pravesti; Fitri Wahyuni; Arista Kiswantoro
JURNAL KONSELING GUSJIGANG Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Konseling Gusjigang Juni 2017
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (422.694 KB) | DOI: 10.24176/jkg.v3i1.1724

Abstract

Human beings are the highest in rank than other god creatures. Why is that?, of course the answer is because human beings have been given by the intellect and mind that can make men appear as a vicegerent on earth. Every human being has a belief in something that is considered supreme or sovereign. Confidence is what is called spiritual. Axiology is the branch of philosophy that studies the nature of value. Based on its main staple axiology can be divided into Ethics (philosophy of good bad human behavior) or moral philosophy and aesthetics or philosophy of magnificence. Many people feel has reached a goal or reach the pinnacle of success both career and matter, but felt something "hollow and empty". Generally, they realized that they had to climb the stairs wrong, even after they reach the top rung of his career. It turns out in the end, Money, Possessions, Honorary, and the notch is not a "thing" that they are looking for. Successful people are obviously people were very helpful both socially and economically for the company, but lost "Spiritual meaning" in itself. Such diseases suffered by many modern people, who are often called Spiritual Pathology or Spiritual illness. Axiology spirituality in Counseling is the help given by individuals (in this case the support is a counselor) to another individual (counselee) in order to find the values of ethics and aesthetics of the existence of happiness essentials (holy) is the happiness that comes from the Almighty (God).
Bimbingan Kelompok Teknik Role playing Untuk Mengatasi Dampak Negative Bulliying Terhadap Emosi Siswa Lia Anggun Ristiyana; Arista Kiswantoro; Richma Hidayati
Jurnal Prakarsa Paedagogia Vol 3, No 1 (2020): Juni 2020
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/jpp.v3i1.5150

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Untukmendeskripsikan tindakan penelitian dalam pemberian layanan bimbingan kelompok dengan teknik role playing untuk mengatasi dampak dari perilaku bullying. 2)Untuk mengetahui peran pelaksanaan layanan bimbingan kelompok teknik role playing untuk mengatasi dampak negative bullying terhadap emosi siswa. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan bimbingan konseling. Dengan kata lain penerapan penelitian tindakan di dalam kelas diharapkan mampu mendorong guru untuk mempunyai kesadaran diri melakukan refleksi diri atau kritik diri terhadap aktivitas pembelajaran yang diselenggarakan. Berdasarkan hasil penelitian ketrampilan peneliti dalam layanan bimbingan kelompok dengan teknik role playing Pada siklus I pertemuan I mendapat skor 52 dalam kategori cukup. Siklus I pertemuan II mendapat skor 61 dalam kategori cukup. Siklus I pertemuan III mendapatkan skor 70 dalam kategori baik. Pada siklus II pertemuan I mendapatkan skor 79 dalam kategori baik. Siklus II pertemuan II mendapatkanskor 83 dalamkategoribaik.Siklus II pertemuan III mendapatkan skor 93 dalam kategori sangat baik. Berdasarkan hasil penelitian mengatasi dampak bullying melalui bimbingan kelompok dengan teknik role playing menunjukkan hasil pada pra siklus memperoleh rata – rata skor 17,75 dengan kategori sangat kurang, siklus I siswa 26,25dalam kategori cukup, yang artinya siswa dalam mengikuti bimbingan kelompok sudah cukup baik. Pada siklus II siswa memperoleh skor 38,2 dalam kategori baik, yang artinya siswa sudah mampu mengikuti bimbingan kelompok dengan baik.
Mengatasi Kejenuhan Pembelajaran Daring Melalui Konseling Rational Emotif Therapy Pada Siswa SMK Setffani Fabela Ardiyanti; Edris Zamroni; Masturi Masturi; Arista Kiswantoro
Jurnal Prakarsa Paedagogia Vol 4, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/jpp.v4i2.7265

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah: 1) Mendiskripsikan faktor penyebab kejenuhan pembelajaran daring pada siswa kelas XI Jasa Boga 4 tahun pelajaran 2020/2021. 2) Membantu mengatasi kejenuhan pembelajaran daring pada kelas XI Jasa Boga 4 SMK Negeri 3 Pati Tahun Pembelajaran 2020/2021 melalui konseling Rational Emotif Therapy. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang telah dirancang dalam bentuk studi kasus. Subjek yang diteliti yaitu WAK dan NKN siswa yang mengalami kejenuhan dalam pembelajaran daring di SMK Negeri 3 Pati Tahun Ajaran 2020/2021. Teknik Pengumpulan data yang dilakukan peneliti ialah wawancara, observasi dan dokumentasi sehingga konselor bisa memperoleh data yang akurat penyebab siswa mengalami kejenuhan pembelajaran daring. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah konseli diberikan Konseling Rational Emotif Therapy konselor dapat mengetahui penyebabnya. Konseli yang mengalami kejenuhan pembelajaran daring karena menunda-nunda tugas dan berpikir bahwa percuma mengerjakan tugas kalau tidak bisa memahami materinya sehingga membuat konseli tertinggal banyak materi pelajaran dan berdampak buruk terhadap nilai siswa. Untuk membantu konseli dalam kejenuhan pembelajaran daring maka konselor menerapkan konseling Rational Emotif Therapy. Yang diharapkan dapat tidak melakukan penundaan dalam mengerjakan tugas, dan berpikir secara logis yaitu berpikir lebih baik mengerjakan tugas supaya tugasnya tidak menumpuk dan siswa tidak lagi tertinggal banyak materi pembelajaran.
Meningkatkan Kematangan Pemilihan Karir Melalui Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Problem Solving Elfa Safitri; Arista Kiswantoro; Edris Zamroni
Jurnal Prakarsa Paedagogia Vol 3, No 1 (2020): Juni 2020
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/jpp.v3i1.5151

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah: 1. Mendiskripsikan pelaksanaan Bimbingan Kelompok dengan teknik Problem Solving untuk meningkatkan kematangan pemilihan karir, 2. Mendiskripsikan peningkatan kematangan pemilihan karir melalui Bimbingan Kelompok dengan teknik Problem Solving siswa kelas XII SMA PGRI 1 Pati tahun pelajaran 2018/2019. Jenis Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling. Subjek yang diteliti adalah siswa kelas XII, sebanyak 9 siswa yang mempunyai kematangan pemilihan karir yang belum matang. Analisis data diperoleh dari data kualitatif yang dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian pra siklus dengan meningkatkan kematangan pemilihan karir siswa diperoleh persentase 59% masuk dalam kategori kurang. Setelah diberikan layanan bimbingan kelompok dengan teknik problem solving siklus I dengan memperoleh persentase 81% masuk dalam kategori baik dan mengalami peningkatan sebesar 22% dari pra siklus. Siklus II memperoleh persentase 87% dengan kategori sangat baik dan mengalami peningkatan sebesar 6%. Berdasarkan hasil siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa bimbingan kelompok dengan teknik problem solving dapat meningkatkan kematangan pemilihan karir siswa kelas XII SMA PGRI 1 Pati tahun pelajaran 2018/2019.
Layanan Informasi Melalui Media Animasi Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Peserta Didik Nazulla Niftyra Nindya; Arista Kiswantoro; Richma Hidayati
Jurnal Prakarsa Paedagogia Vol 2, No 2 (2019): Desember 2019
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/jpp.v2i2.4504

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan pelaksanaan layanan informasi media animasi untuk meningkatkan kematangan karir peserta didik kelas XII MIPA 3 SMA Negeri 1 Karanganyar Demak Tahun Pelajaran 2018/2019, 2. Mendeskripsikan kematangan karir peserta didik kelas XII MIPA 3 SMA Negeri 1 Karanganyar Demak Tahun Pelajaran 2018/2019 setelah diberikan layanan informasi melalui media animasi. Mengetahui efektifitas Layanan Informasi Melalui Media Animasi Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Peserta Didik kelas XII MIPA 3 SMA Negeri 1 Karanganyar Demak Tahun Pelajaran 2018/2019. Hasil penelitian kematangan karir peserta didik pada pra siklus memperoleh persentase 45,5% dalam kategori tidak sesuai. Pada siklus I menjadi rata-rata persentase 60%. Dengan kategori ragu-ragu dan mengalami peningkatan siklus II memperoleh rata-rata persentase 90% dalam kategori sesuai. Dengan demikian layanan informasi media animasi meningkatkan kematangan karir peserta didik. Simpulan hasil penelitian ini adalah Terjadi Peningkatan pada Kematangan Karir setelah diberi Layanan Informasi Melalui Media Animasi Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Peserta didik Kelas XII MIPA 3 SMA Negeri 1 karanganyar Demak dapat diterim, hal ini terbukti kematangan karir siswa mengalami peningkatan sebesar 30% dari siklus I ke siklus II.