Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

Pengaruh Latihan Aerobik terhadap Penurunan Ketebalan Lemak Subkutan Wahyana Mujari Wahid; Arimbi MB
Riyadhoh : Jurnal Pendidikan Olahraga Vol 4, No 2 (2021): Riyadhoh : Jurnal Pendidikan Olahraga
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/rjpo.v4i2.5382

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan aerobik terhadap penurunan indeks massa tubuh dan penurunan ketebalan lemak subkutan.Penelitian ini adalah penelitian Experiment yang hanya menggunakan satu kelompok perlakuan tanpa menggunakan kelompok kontrol. Penelitian dilakukan selama 12 minggu dengan frekuensi latihan 3 kali seminggu dengan durasi latihan 30 menit. Adapun latihan aerobik yang diberikan adalah jogging. dengan standar training zone 60% - 80% kali denyut nadi maksimal (DNM). Desain penelitian menggunakan one group pretest-postest dan menunjukkan hasil yang signifikan dengan aktifitas latihan aerobik. Pengambilan data dilakukan sebelum dan sesudah latihan.Populasi dalam penelitian ini adalah remaja putra atau siswa SMAN 3 Takalar, sedangkan sampel dalam penelitian ini berjumlah 25 orang yang ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling.Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan latihan aerobik terhadap penurunan indeks massa tubuh dan ketebalan lemak subkutan. Indeks massa tubuh diperoleh thitung sebesar 13,981 dan nilal p=0.000 (p< 0,05). Sementara lemak tubuh diperoleh thitung sebesar 13,063 dan nilai p= 0,000 (p<0,05). Ini membuktikan bahwa ada pengaruh yang signifikan latihan aerobik terhadap penurunan indeks massa tubuh dan penurunan ketebalan lemak subkutan.
PERBANDINGAN PENGARUH COLD BATH DAN CONTRAST BATH TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM LAKTAT Wahyana Mujari Wahid
Sains Olahraga : Jurnal Ilmiah Ilmu Keolahragaan Vol 6, No 1: April 2022
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/so.v6i1.27357

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Perbedaan pengaruh cold bath dan contrast bath terhadap kadar asam laktat. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan jenis penelitian Quasi Eksperimental. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan two group pretest-posttest. Adapun latihan maksimal yang diberikan adalah sprint 400 m. Populasi dalam penelitian ini adalah atlet Persatuan Bolavoli Seluruh Indonesia (PBVSI) Kabupaten Takalar dengan jumlah 30 atlet Putra. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik sampling total, dimana semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara cold bath dan contrast bath terhadap kadar asam laktat, dimana diperoleh nilai p = 0.655 (P<0.05). Metode cold bath dan contrast bath masing-masing memiliki tingkat efektivitas yang baik dalam mereduksi dan menurunkan kadar asam laktat setelah latihan dengan intensitas maksimal. Kedua metode recovery memiliki prinsip yang sama yaitu menyebabkan vasokonstruksi dan vasodilatasi yang berdampak pada percepatan aliran darah, meningkatkan laju metabolisme serta meningkatkan suplai oksigen. Kata kunci: Cold bath, Contrast bath, Asam laktat
WORKSHOP GIZI OLAHRAGA : PENGATURAN MAKAN ATLET Arimbi Arimbi; Poppy Elisano Arfanda; Nurliani Nurliani; Wahyana Mujari Wahid
J-ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 2 No. 7: Desember 2022
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53625/jabdi.v2i7.3994

Abstract

Ada tiga pondasi utama yang penting dan wajib dipedomani untuk mencapai target prestasi atlet yaitu, potensi genetik, kecukupan nutrisi dan latihan terprogram. Nutrisi yang tepat akan sangat membantu penampilan optimal atlet saat bertanding. Selain itu nutrisi ini dibutuhkan pula pada kerja biologik tubuh, untuk penyediaan energi tubuh pada saat seorang atlet melakukan berbagai aktivitas fisik, misalnya pada saat latihan, bertanding dan saat pemulihan. Nutrisi juga dibutuhkan untuk memperbaiki atau mengganti sel tubuh yang rusak. Banyak pelatih atau atlet yang menganggap bahwa asupan nutrisi pada atlet sama saja dengan yang bukan atlet. Kenyataannya tidak demikian, asupan nutrisi pada atlet disiapkan berdasarkan pengetahuan tentang dominasi energi yang akan digunakan, peran sumber nutrisi tertentu pada proses penyediaan energi. Dalam hal ini termasuk pula tentang pemberian suplemen dan usaha khusus berupa modifikasi yang dilakukan terhadap asupan nutrisi pada waktu tertentu, dalam upaya meningkatkan kinerja atlet. dari workshop yang telah dilaksanakan ini para atlet bisa mencapai prestasi maksimal melalui pengaturan makan yang tepat dan variatif.
Pengaruh Pemberian L-Citrulline dalam Memperlambat Kelelahan Otot Pada Atlet Arimbi Arimbi; Arifuddin Usman; Wahyana Mujari Wahid
Indonesian Journal of Fundamental Sciences Vol 8, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (547.419 KB) | DOI: 10.26858/ijfs.v8i1.33169

Abstract

Abstract. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan nilai kelelahan otot atlet futsal saat berikan jus buah semangka dan saat tidak diberikan jus buah semangka sebelum beraktivitas. Penelitian ini merupakan penelitian pre experiment dengan rancangan one group pre post  test. Subjek penelitian adalah 10 orang atlet laki-laki, hari pertama melakukan permainan futsal tanpa pemberian jus semangka, lalu diukur kadar asam laktatnya, kemudian di hari yang berbeda 10 orang atlet yang sama diberi konsumsi jus semangka sebelum aktivitas dan setelah aktivitas dilakukan pengukuran kembali kadar asam laktatnya. Pemberian jus semangka masing-masing sebanyak 500 ml dengan kandungan sitrulin setara 1,17 ml. Jus semangka diberikan 60 menit sebelum aktivitas fisik dilakukan. Hasil penelitian diperoleh kadar asam laktat atlet setelah diberi jus semangka sebelum beraktivitas lebih rendah daripada ketika tidak diberi jus semangka sebelum beraktivitas dengan nilai P = 0.041(p < 0.05 ) yang bermakna signifikan. Keywords: L-Citrulline, Kelelahan Otot, Atlet
WORKSHOP ON INCREASING CARDIOVASCULAR ENDURANCE AND CONCENTRATION THROUGH LOW-IMPACT LOW IMPACT AEROBIC DANCE Poppy Elisano Arfanda; Ians Aprilo; Arimbi Arimbi; M. Adam Mappompo; Nurliani Nurliani; Wahyana Mujari Wahid
J-ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 2 No. 9: February 2023
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53625/jabdi.v2i9.4953

Abstract

The main problem is the decreased level of fitness and concentration. The reason is technological advances so that a person does not need the energy to carry out his activities and can be recorded and stored in an online database. The author provides a community service solution with low-impact aerobic dance to increase cardiovascular endurance and concentration in 36 female students aged 18-20 years. The pretest at the first meeting, low-impact aerobic dance material is 30 minutes long, 3 times per week is carried out for 6 weeks, and ends with a posttest. The pretest and posttests used the Multi-Stage 20m Shuttle Run Fitness Test for cardiovascular endurance and the Grid Concentration Test for concentration. There was an average increase in cardiovascular endurance of 3.34 and concentration of 2.11. This dedication is necessary for increasing cardiovascular endurance and concentration so that daily activities do not experience fatigue and still have energy reserves to carry out other activities and be more focused.
Pelatihan Aktivitas Fisik dengan tujuan Pencegahan Penyakit Persendian Wahyana Mujari Wahid; Nur Fadly Alamsyah; Arimbi Arimbi; Haeril Haeril
Jurnal Pengabdian Olahraga Masyarakat Vol 4, No 1 (2023): Mei 2023
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/jpom.v4i1.15412

Abstract

ABSTRACTJoint disease is the occurrence of pain in the joints followed by a feeling of stiffness, redness and swelling which is not caused by a collision or accident (Ministry of Health, Republic of Indonesia, 2018). Basic health research (Riskesdas) shows that the prevalence of joint disease nationally reaches 7.30%. This data shows that joint disease is a disease that knows no age. The data shows that joint disease can attack a person from the age of 15 years. The purpose of this service is to provide education to the public about the risks faced when a person rarely does physical activityThe method of community service is carried out by socializing and training "mini training" with physical activity that can prevent the risk of degenerative diseases, especially joint diseases. The target participants for this service are 20 people who are members of the Indonesian Sports Health and Achievement Potential Development (P3KORIN). The results of this training are then for participants to increase their knowledge about the management of degenerative diseases, especially joint diseases and can directly carry out physical activity treatments to the community in an effort to prevent the risk of joint disease. In conclusion, at this time our concern should not only focus on infectious diseases caused by viruses and bacteria but also must focus on non-communicable diseases or degenerative diseases which are more caused by unhealthy patterns and lifestyles but have the same risks. to death. Therefore, it is important to continue to educate the public about degenerative diseases, their risks and prevention.ABSTRAKRiset kesehatan dasar (Riskesdas) menunjukkan hasil bahwa prevalensi penyakit persendian secara nasional mencapai 7,30% (Kementerian Kesehatan RI, 2018). Data ini menunjukkan bahwa penyakit persendian merupakan salah satu penyakit yang tidak mengenal usia, pada data tersebut menunjukkan hasil bahwa penyakit persendian dapat menyerang seseorang sejak usia 15 Tahun. Sedangkan provinsi Sulawesi Selatan termasuk provinsi yang mempunyai prevalensi cukup tinggi yaitu sebesar 6,39%.Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang resiko yang dihadapai ketika seseorang jarang melakukan aktifitas fisikMetode pengabdian kepada masyarakat dilakukan dengan sosialisasi serta pelatihan “mini training” dengan aktivitas fisik yang dapat mencegah resiko penyakit degeneratif khususnya penyakit persendian. Target peserta pengabdian ini adalah 20 orang yang tergabung dalam LSM Pengembangan Potensi Prestasi dan Kesehatan Olahraga Indonesi (P3KORIN). Hasil dari pelatihan ini kemudian bagi peserta menambah pengetahuannya tentang manajemen penyakit degeneratif khususnya penyakit persendian serta dapat secara langsung melakukan treatmen aktivitas fisik kepada masyarkat dalam upaya pencegahan resiko penyakit persendian. Kesimpulannya, saat ini kekhawatiran kita tidak boleh hanya terfokus pada penyakit-penyakit menular yang disebabkan oleh terjangkitnya virus dan bakteri tetapi juga harus berfokus pada penyakit-penyakit tidak menular atau penyakit degeneratif yang lebih disebabkan oleh pola dan gaya hidup tidak sehat tetapi memiliki resiko yang sama sampai pada kematian. Oleh karena itu penting untuk terus mengedukasi masyarakat tentang penyakit degeneratif, resiko serta pencegahannya. Sehingga dari pengabdian ini akan bertambah lagi orang-orang yang dapat memberikan edukasi dan pembinaan kepada masyarakat dalam upaya pencegahan penyakit persendian dan penyakit degeneratif secara umum.
Pengaruh Latihan Aerobik Terhadap Daya Tahan Kardiovaskuler Pada Pemain Club Pb Karsa Mandiri Wahyana Mujari Wahid
Gerak: Journal of Physical Education, Sports, and Health Vol 3 No 1 (2023): Januari 2023
Publisher : Phsyical Education Health and Recreation Department of STKIP-YPUP Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37086/gerak.v3i1.1403

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh latihan aerobik terhadap daya tahan kardiovaskuler pada pemain Club PB Karsa Mandiri. Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan desain one group pretest and posttest design. Program olahraga berupa jogging selama 20 menit sebanyak 16 kali pertemuan. Populasi dalam penelitian ini adalah pemain bulutangkis klub PB Karsa Mandiri dengan jumlah sampel sebanyak 10 pemain dan pengambilan sampel menggunakan simple random sampling atau penentuan sampel secara acak. Selanjutnya data penelitian dianalisis, mulai dari analisis deskriptif hingga analisis inferensial. Berdasarkan uji hipotesis dalam penelitian ini, diperoleh hasil pengaruh latihan aerobik terhadap daya tahan kardiovaskuler pada pemain bulu tangkis klub PB Karsa Mandiri. Hal ini terlihat dari nilai hasil uji statistik. Tes ketahanan kardiovaskular awal diperoleh nilai rata-rata 37,5200. Nilai Thitung 48,602 dan nilai P 0,00 (P<0,05). Dari data uji daya tahan kardiovaskuler akhir didapatkan nilai mean/rata-rata sebesar 42,0600. Nilai Thitung 133,272 dan nilai P 0,00 (P<0,05). Dari data uji daya tahan kardiovaskuler awal dan uji akhir daya tahan kardiovaskuler diperoleh nilai mean/average difference sebesar 4,5400, nilai T hitung sebesar -84,67 dan nilai P sebesar 0,000 (P<0,05).
FASE DAN METODE RECOVERY Wahyana Mujari Wahid; Arimbi MB; Abdul Rahman
KORSAcs: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1, No 1 (2022): November
Publisher : Program Studi Ilmu Keolahragaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Competitive sport is a sport that requires every athlete, both in training and in competitions, to bring out all of his abilities, the impact of which will certainly cause physical and mental fatigue which will cause various negative impacts if the situation is left unchecked, including a decrease in performance which will lead to a decrease in achievement. Therefore, after doing exercises or matches, recovery should be done. This recovery phase is very much needed by the body to restore the body to its initial state before exercising or competing. The provision of knowledge about the importance of recovery aims to enable administrators, managers, coaches and athletes to know, design and choose the right recovery method and time to restore the athlete's best performance after training or competition. The problem faced by partners in this Community Partnership Program (PKM) is the lack of knowledge about the importance of phases and recovery. How is the threat of overtraining when the recovery phase is less than optimal and what recovery methods can accelerate the process of recovering from fatigue for an athlete. The solution that can be given to partners is to provide socialization and training on the importance of recovery phases and methods. With the increase in partner knowledge, it is hoped that in the future partners can apply the recovery phase and recovery methods well so that athletes can show their best performance in every practice and match. Partners who are sports administrators, managers, coaches and athletes under the guidance and collaboration of P3KORIN feel directly the benefits of this socialization and training. Partners feel that these recovery phases and methods are very important for sports players to know because the phase and selection of a good recovery method is one of the keys for athletes to continue to perform in their best performance, both in training and in competitions.
SENAM DIABETES TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE-2 Arimbi Arimbi; Haeril Haeril; Wahyana Mujari Wahid
KORSA: Jurnal Kajian Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan Vol 1, No 1 (2022): November
Publisher : Program Studi Ilmu Keolahragaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to determine the effect of diabetes exercise intervention on blood glucose levels in type-2 diabetes mellitus. by implementing routine exercise activities for 8 weeks and a frequency of 2 times a week. This research method used the one-group pre-posttest design pre-experiment. The instrument used in this study was blood glucose measurement with a digital glucometer. From the results of the study, it was obtained an overview of blood glucose test data before and after the diabetes exercise intervention in type-2 diabetes mellitus patients at the hospital. Pelamonia Makassar, blood glucose test before, obtained an average value of 239.6 mg/dL, with the lowest blood glucose level of 200 mg/dL and the highest 317 mg/dL, while the final test obtained an average blood glucose value of 179.1 mg /dL, with the lowest blood glucose level of 116 mg/dL and the highest blood glucose level of 224 mg/dL. With a significant value of 0.001 (α ≤ 0.005). The conclusion of this study is that there is an effect of diabetic exercise on reducing blood glucose in type-2 diabetes mellitus patients in RS. Pelamonia City of Makassar.
PELATIHAN PENYUSUNAN KTI MAHASISWA DALAM BIDANG KEOLAHRAGAAN Arimbi Arimbi; Rusli Rusli; Sarifin G; Muhammad Nur; Andi Atssam Mappanyukki; Wahyana Mujari Wahid
KORSAcs: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1, No 1 (2022): November
Publisher : Program Studi Ilmu Keolahragaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Writing scientific papers can simply be one of the requirements for completing a student's level of education or become a productive and useful hobby. A scientific work is actually the responsibility of academics in ensuring the development of knowledge from time to time. Writing scientific papers is not the same as writing non-scientific articles in general. Writing scientific papers means we make scientific research and can be accounted for. For this reason, writing scientific papers cannot be arbitrary, there are standard provisions that need to be followed, therefore, student understanding, especially in the scope of sports science related to the preparation of scientific papers, needs special attention so that they can produce good scientific papers that are oriented towards something. publication so that the scientific work that is made is widely useful in the community.