Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

ANALISIS FAKTOR KETIDAKBERHASILAN CALON BUPATI PEREMPUAN PADA PILKADA KABUPATEN KUDUS-KOTA SANTRI TAHUN 2018 Dewi, Tevana Sari; Dewi, Siti Malaiha
PALASTREN Jurnal Studi Gender Vol 14, No 2 (2021): PALASTREN
Publisher : STAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/palastren.v14i2.13927

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor ketidakberhasilan calon bupati perempuan pada Pilkada Kabupaten Kudus yang merupakan kota santri pada Tahun 2018. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan hasil penelitian menunjukkan bahwa factor ketidakberhasilan calon bupati perempuan ada dua: Pertama,  faktor   internal, meliputi: kurangnya  waktu untuk  sosialisasi diri sebagai calon pemimpin perempuan, dan faktor primordialisme karena bukan asli  orang  Kudus;   Kedua,  faktor  eksternal  meliputi:  adanya money politic, dan terbentuknya  jaringan  botoh.  Maka, pertama, pendidikan politik bagi masyarakat secara masif harus dilaksanakan oleh lembaga penyelenggara maupun pengawas pemilu serta perguruan tinggi dan NGO sehingga primordialisme dan pandangan yang bias gender dari masyarakat tentang calon bupati perempuan terkikis. Kedua, penegakan regulasi tentang larangan money politic oleh lembaga pengawas pemilu mesti diperkuat bersama-sama dengan pengawasan partisipatif oleh masyarakat. 
SIKAP DAN PEMAKNAAN PEREMPUAN MARGINAL TERHADAP POLITIK UANG: Studi Kasus Pemilu Tahun 2014 di Kabupaten Kudus Siti Malaiha Dewi
ADDIN Vol 9, No 1 (2015): ADDIN
Publisher : LPPM IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/addin.v9i1.613

Abstract

PENCEGAHAN PERKAWINAN DINI DAN SIRRI MELALUI COLLABORATIVE GOVERNANCE BERBASIS GENDER DI KABUPATEN PATI Siti Malaiha Dewi; Rahayu Rahayu; Kismartini Kismartini; Tri Yuniningsih
PALASTREN Jurnal Studi Gender Vol 12, No 2 (2019): PALASTREN
Publisher : STAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/palastren.v12i2.6357

Abstract

Pernikahan dini di pedesaaan marak terjadi termasuk di Desa Prawoto, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati. Sebagian besar perkawinan dilakukan secara sirri, selebihnya dilakukan secara tercatat melalui proses dispensasi nikah. Berbagai upaya pencegahan pernikahan di bawah umur sudah dilakukan terutama oleh pihak KUA Sukolilo dengan melakukan penolakan secara institusional melalui pelaksanaan kebijakan pembatasan usia minimal perkawinan dan pendekatan terhadap tokoh agama yang berperan menikahkan mereka secara sirri, tetapi hasilnya belum signifikan, bahkan banyak persoalan kesenjangan gender  yang terjadi dalam pelaksanaan kebijakan tersebut setelah dianalisis menggunakan Gender Analysis Pathway.  Dengan demikian, collaborative governance  berbasis gender menjadi solusi alternatifnya dengan melibatkan masyarakat, pemuda, tokoh agama, tokoh perempuan, Ketua RT, Kepala Desa, Kecamatan, KUA, dan Pengadilan Agama.
Fenomena Pernikahan Sikum dan Di Bawah Umur Di Dukuh Ploso Kerep, Desa Prawoto, Kecamatan Sukoilo, Kabupaten Pati Siti Malaiha Dewi
PALASTREN Jurnal Studi Gender Vol 9, No 2 (2016): PALASTREN
Publisher : STAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/palastren.v9i2.2442

Abstract

Tulisan ini diawali ketertarikan penulis terhadap fenomena banyaknya pernikahan dini yang terjadi di dusun Ploso Kerep salah satu wilayah Desa Prawoto yang berbeda dari daerah lain, antara lain soal motif dan dampak. Jika di tempat lain umumnya disebabkan factor ekonomi, di sana tidak. Jika di tempat lain pernikahan dini berkorelasi dengan tingginya tingkat perceraian, dan terganggunya fungsi reproduksi perempuan, di sana pun tidak terjadi hal yang demikian. Motif pernikahan dini di sana adalah: 1) Kebanggaan orang tua jika anaknya menikah di usia belia; 2) Kemauan sendiri anak untuk menikah sebab menganggap kebahagiaan hidup adalah dengan berkeluarga; 3) Pemahaman terhadap satu prinsip “menolak mafsadat lebih utama daripada mengambil maslahat”, maka menikah dini lebih utama bagi mereka sebagai pencegah terjadinya zina; dan 4) Telah hamil duluan. Pernikahan di bawah umur dilaksanakan dengan dua model, yaitu: 1) system sikum atau pernikahan yang tidak tercatat di KUA; 2) Pernikahan di bawah umur tercatat di KUA melalui pengajuan dispensasi nikah ke pengadilan. 
Pengembangan Model Pembelajaran Responsif Gender di PAUD Ainina Mejobo Kudus Siti Malaiha Dewi
ThufuLA: Jurnal Inovasi Pendidikan Guru Raudhatul Athfal Vol 1, No 1 (2013): ThufuLA: Jurnal Inovasi Pendidikan Guru Raudhatul Athfal
Publisher : PIAUD IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/thufula.v1i1.4249

Abstract

One that perpetuates gender inequality is education at various levels.Then break ing the early gender bias chain through gender responsive learningat Pre-school (PAUD) on the agenda are not inevitable. Manipulating genderresponsive learning can be taught in two aspects: teaching materials and teachinglearning process. The subject matter development is done by inserting a gender quality message into the subject matter. While the development of teaching and learning activities is carried out since teachers set instructional design models to the classroom learning implementation process. They are packaged so that thegender equality implementation could be realized.
Literasi Informasi Mahasiswa STAIN Kudus dalam Memanfaatkan Digital Library Siti Malaiha Dewi
LIBRARIA Vol 5, No 1 (2017): LIBRARIA
Publisher : UPT. Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/libraria.v5i1.2486

Abstract

Perkembangan teknologi yang begitu pesat direspon oleh dunia pendidikan khususnya perpustakaan dengan bermetamorfofis bentuk pelayanannya dari manual ke digital. Salah satunya yaitu tersedianya digital library dengan aplikasi EPrints. Di STAIN Kudus, Setelah berjalan lebih dari setahun aplikasi tersebut dihadirkan, ternyata hanya sebagian saja mahasiswa memiliki cukup literasi informasi dalam penggunaan EPrints sebagai sumber referensi penyelesaian tugas kuliah mereka, sementara sebagian besar lainya masih belum memiliki literasi informasi. Mereka yang sudah literat memiliki kemampuan tool literacy, resource literacy dan research literacy. Sementara kemampuan publishing literacy belum mereka miliki. Factor dominan yang menjadi penyebab belum literatnya mahasiswa STAIN Kudus adalah ketidakbiasaan mereka dalam mengggunakan media digital. Mereka masih terbiasa menggunakan referensi maupun pelayanan perpustakaan yang sifatnya manual. Ketidakbiasaan tersebut disebabkan kurang masifnya sosialisasi yang dilakukan oleh pihak perpustakaan maupun dosen dalam menciptakan mahasiswa sebagai masyarakat literasi yang mandiri dalam belajar dan mencari informasi. 
TRANSFORMASI KUDUS SEBAGAI KOTA LAYAK ANAK ( Tinjauan atas Pemenuhan Hak Sipil dan Partisipasi ) Siti Malaiha Dewi
Muwazah Vol 3 No 1 (2011)
Publisher : UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/muwazah.v3i1.13

Abstract

Abstract: Children are a gift of God's mandate and at the same time that always must be maintained. Unfortunately, some cases such as child exploitation, child sexual abuse, trafficking, was just always there. In fact, the City of Eligible Children (KLA) has long been proclaimed. Kudus, is one of them. The research is to know "Why is the implementation of the KLA in particular compliance with civil rights and child participation has not materialized". The results of civil rights compliance situations and children's participation is still minimal. This can be seen from the following indicators: 1) There are still 30% of children who do not have birth certificates of children; 2) involvement of children in public policy decisions not yet exist; 3) Lack of information and communication center-based child; Only the fourth indicator of presence forum child in the Kudus District are met. Obstacles in the implementation KLA in Kudus City were: 1) Program of the KLA is considered as a program that is not sexy and not able to boost the image of officials, 2) Institutionally, egosektoral SKPD is still so difficult to integrate the issue of children into the program all SKPD , 3) Institutional Capacity inadequate implementation, and 4) specific budget for children not in the budget.
SIKAP DAN PEMAKNAAN PEREMPUAN MARGINAL TERHADAP POLITIK UANG: Studi Kasus Pemilu Tahun 2014 di Kabupaten Kudus Siti Malaiha Dewi
ADDIN Vol 9, No 1 (2015): ADDIN
Publisher : LPPM IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/addin.v9i1.613

Abstract

Distorsi Perilaku Keberagamaan Masyarakat Majemuk dalam Membangun Toleransi Beragama di Dukuh Kayuapu Siti Malaiha Dewi; Novi Nurul Hidayah
FIKRAH Vol 5, No 2 (2017): December 2017
Publisher : Prodi Aqidah dan Filsafat Islam, Jurusan Ushuluddin, Institut Agama Islam Negeri Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5626.652 KB) | DOI: 10.21043/fikrah.v5i2.2977

Abstract

The application of inter-religious tolerance in Kayuapu has been distorted. This research is a qualitative field research. Sources of the data were collected from observations or documentation and interviews with Muslim and Christian communities in the Kayuapu Kulon, Kudus Regency, Central Java, Indonesia. The result is revealed that the tolerance understood by the Kayuapu community are provides freedom for anyone to embrace religion and the practice of worship according to their own beliefs. But some residents also practice religious conversion repeatedly. The contributing factors are: first, environmental factors or playmates; second, changes in status such as marriage and divorce; third, economic factors (poverty); and fourth, the lack of understanding of religion.
KONTEKTUALISASI MISI RISALAH KENABIAN DALAM MENANGKAL RADIKALISME Siti Malaiha Dewi
FIKRAH Vol 3, No 2 (2015): FIKRAH: JURNAL ILMU AQIDAH DAN STUDI KEAGAMAAN
Publisher : Prodi Aqidah dan Filsafat Islam, Jurusan Ushuluddin, Institut Agama Islam Negeri Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (158.646 KB) | DOI: 10.21043/fikrah.v3i2.1801

Abstract

Misi risalah atau tujuan diutusnya Nabi Muhammad SAW ke dunia yaitu untuk membawa dan menebar rahmat dan kasih sayang kepada alam semesta. Misi risalah kenabian bersifat universal untuk semua manusia, tidak hanya untuk mereka yang beriman, tetapi juga bagi mereka yang tidak beriman. Rahmat dan kasih sayang mencerminkan Islam yang ramah, santun, toleran, dan penuh dengan cinta damai. Islam tidak menebarkan kebencian dan permusuhan. Aksi kekerasan dan anakhis oleh kelompok radikal yang mengatasnamakan pembelaan dan dakwah untuk agama Islam akhir-akhir ini, menunjukkan adanya pemahaman ajaran agama Islam secara tekstual, kaku dan eksklusif. Pemahaman secara tekstual memunculkan doktrin kebenaran sepihak dan hak justifikasi atas kesalahan kelompok lain yang dianggap tidak sepaham. Pemahaman ini semakin mempertajam perbedaan yang menjadi sunnatullah. Berdakwah untuk menyampaikan misi risalah yang dilakukan dengan cara-cara yang baik dan benar, santun, beradab, dan bijaksana, bukan dengan paksaan dan dilakukan dengan cara-cara kekerasan. Dakwah yang sangat baik telah dipraktikkan oleh Rasulullah SAW yang terbukti efektif dan sukses. Semangat untuk meneladani akhlak Nabi Muhammad SAW yang ramah, santun, cinta damai, toleran, dan penuh kasih sayang harus terus diaktuliasaikan dan dikontekstualiasikan dengan semangat zaman sebagai bentuk tanggung jawab seorang muslim baik secara individual maupun sosial.