Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Sosialisasi Pengelolaan Teaching Farm Pembibitan Kakao Unggul pada Kelompok Tani Kakao se-Kota Padang Obel Obel; Rachmad Hersi Martinsyah; Armansyah Armansyah; Meisilva Erona Sitepu; Munzir Busniah; Yulmira Yanti; Eka Candra Lina; Nugraha Ramadhan
Warta Pengabdian Andalas Vol 30 No 3 (2023)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jwa.30.3.405-412.2023

Abstract

Cocoa is a plantation commodity that is essential to the Indonesian economy. There are still many problems in cocoa cultivation found in the field, such as using poor-quality seedlings. One of the ways to do this is by taking preventive action by providing immunity induction from the seedling stage. Immunity induction can be done by utilizing Rhizobacteria, arbuscular mycorrhizal fungi, Entomopathogenic fungi, and vegetable pesticides. The Faculty of Agriculture of Universitas Andalas collaborated with the entrepreneurs through a Ministry of Education and Culture program, Matching Fund 2022, to make an innovation, namely the Teaching Farm for superior cocoa nurseries. This activity aims to socialize the cocoa nursery teaching farm in the hope of helping farmers prepare high-quality and sustainable cocoa seeds. This community service activity has been carried out at the Padang City Agriculture Office. The conclusions of this activity include: a) The community service program made by the Teaching Farm Team of Universitas Andalas is by the needs of the farmer group; the farmer group is satisfied and feels this service activity was helpful for the development of the Cocoa farmer group in the future, b) enrichment of understanding of farmer group members regarding biofertilizers and vegetable pesticides.
Socialization and Practice of Processing Organic Waste into Eco-Enzyme at Sungai Nanam Elara Resigia; Aswaldi Anwar; Indra Dwipa; Irawati Irawati; Armansyah Armansyah; Sanna Paija Hasibuan; Nilla Kristina
Warta Pengabdian Andalas Vol 31 No 1 (2024)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jwa.31.1.202-211.2024

Abstract

The village of Sungai Nanam, Lembah Gumanti, is an area in Solok Regency, West Sumatra, that produces significant organic waste from horticultural agriculture. If not managed properly, this waste can cause environmental and aesthetic issues. However, this waste can be converted into an eco-enzyme. An eco-enzyme is a liquid enzyme produced by fermenting organic waste. Eco-enzyme has many benefits, including being used as a liquid organic fertilizer, cleaner, and pest repellent. This community service aims to educate and train the community, especially the women farmers group, named Kelompok Wanita Tani (KWT) Rimbo Data Sejahtera, on converting organic waste into eco-enzymes. The program used three methods: socialization, demonstration, and mentoring. It has been proven to be an effective way to educate and train the community, particularly KWT Rimbo Data Sejahtera, on proper waste management. This program is a perfect fit for their needs and is very useful in reducing the impact of pollution.
Kolonisasi Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) pada Rizosfer Beberapa Vegetasi di Lahan Pasca Tambang Batu Bara dengan Tingkat Kelerengan Berbeda Muhammad Parikesit Wisnubroto; Armansyah Armansyah; Aswaldi Anwar; Dede Suhendra
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 6, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37637/ab.v6i3.1514

Abstract

Kegiatan pertambangan khususnya batu bara berpotensi memberikan dampak negatif bagi lingkungan karena menyebabkan kerusakan lahan. Adapun guna merehabilitasi lahan tersebut diperlukan suatu tindakan revegetasi, antara lain menggunakan bantuan Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase kolonisasi spora FMA yang mengindikasikan tingkat kecocokan antara FMA dengan vegetasi eksisting di lahan pasca tambang batu bara pada beberapa kelerengan yang berbeda, sehingga diharapkan dapat diperoleh suatu informasi awal dalam menentukan jenis tanaman yang cocok untuk dikombinasikan dengan spora FMA yang mendukung langkah revegetasi tersebut. Tahapan kajian yang dilakukan ialah mengambil sampel tanah lahan bekas tambang batu bara, identifikasi vegetasi, ekstraksi spora, dan identifikasi spora FMA yang ditemukan. Pengambilan sampel tanah untuk analisis sifat kimia tanah serta pengamatan spora mikoriza pada lahan bekas tambang batu bara dilakukan berdasarkan random sampling pada kedalaman 0-20 cm dengan 5 tipe kelerengan, yaitu datar, landai, agak curam, curam, dan sangat curam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kolonisasi mikoriza di dalam tanah lahan pasca tambang batu bara memiliki nilai persentase yang berbeda pada masing-masing tipe kelerengan, yaitu mencapai 30% (datar), 21,58% (landai), 13,16% (agak curam), 23,34% (curam), dan 6,19% (sangat curam). Semakin curam lereng, kolonisasi akan semakin menurun. Berdasarkan frekuensinya, Glomus sp. dapat ditemukan pada setiap tipe kelerengan, sehingga mengindikasikan bahwa jenis FMA tersebut mampu bersimbiosis dengan baik dengan tumbuhan yang ditemukan antara lain seperti Centrosema pubescens, Fimbristylis littoralis, Vigna luteola, Alysicarpus vaginalis, dan Mimosa sp. Persentase kolonisasi akar berkorelasi negatif dengan kadar P dan berkorelasi positif dengan kadar Ca dalam tanah. Persentase kolonisasi spora FMA tertinggi terjadi pada lereng datar dengan vegetasi Centrosema pubescens. 
Eksplorasi dan Identifikasi Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) serta Karakteristik Tanah Lahan Pasca Tambang Batu Bara pada Tingkat Kelerengan Berbeda di Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto Wisnubroto, Muhammad Parikesit; Armansyah, Armansyah; Anwar, Aswaldi; Suhendra, Dede
Agrikultura Vol 35, No 1 (2024): April, 2024
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v35i1.53685

Abstract

Kegiatan penambangan memberikan nilai keuntungan ekonomi yang cukup besar bagi suatu negara, salah satunya tambang batu bara. Akan tetapi, dampak kerusakan lingkungan yang ditimbulkan juga relatif besar. Upaya revegetasi lahan dapat dicapai antara lain dengan penggunaan fungi mikoriza arbuskular (FMA). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh FMA indigen dari lahan bekas tambang batu bara di Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto untuk dikembangkan sebagai sumber inokulum, sehingga dapat diaplikasikan dalam upaya revegetasi lahan. Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel tanah dari lahan bekas tambang batu bara sebanyak sepuluh titik yang dibedakan menjadi lima macam tipe kelerangan yaitu datar, landai, curam, agak curam, dan sangat curam. Hasil analisis tanah menunjukkan bahwa lahan bekas tambang batu bara tergolong tanah marginal dengan tingkat kesuburan rendah ditandai dengan dominasi fraksi pasir, pH rendah, kadar hara P, N, K, Ca, Mg, dan KTK yang rendah serta memiliki kandungan unsur logam Al dan Pb yang tinggi. Adapun dari lima kategori kelerengan ditemukan empat jenis spora FAM yaitu Glomus sp., Acaulospora sp., Gigaspora sp., dan Sclerocystis sp. Lereng datar memberikan jumlah spora tertinggi dibanding lereng lainnya. Glomus sp. memiliki kemampuan adaptasi yang lebih tinggi di semua tipe lereng dibandingkan jenis lain. Semakin tinggi pH dan kadar P dalam tanah, jumlah dan keanekaragaman spora akan semakin menurun. Sementara itu, semakin tinggi nilai KTK tanah, jumlah dan keanekaragaman spora akan semakin tinggi sampai batas optimal tertentu bergantung dari kemampuan adaptasi masing-masing spora FMA.
Socialization and Practice of Processing Organic Waste into Eco-Enzyme at Sungai Nanam Elara Resigia; Aswaldi Anwar; Indra Dwipa; Irawati Irawati; Armansyah Armansyah; Sanna Paija Hasibuan; Nilla Kristina
Warta Pengabdian Andalas Vol 31 No 1 (2024)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jwa.31.1.202-211.2024

Abstract

The village of Sungai Nanam, Lembah Gumanti, is an area in Solok Regency, West Sumatra, that produces significant organic waste from horticultural agriculture. If not managed properly, this waste can cause environmental and aesthetic issues. However, this waste can be converted into an eco-enzyme. An eco-enzyme is a liquid enzyme produced by fermenting organic waste. Eco-enzyme has many benefits, including being used as a liquid organic fertilizer, cleaner, and pest repellent. This community service aims to educate and train the community, especially the women farmers group, named Kelompok Wanita Tani (KWT) Rimbo Data Sejahtera, on converting organic waste into eco-enzymes. The program used three methods: socialization, demonstration, and mentoring. It has been proven to be an effective way to educate and train the community, particularly KWT Rimbo Data Sejahtera, on proper waste management. This program is a perfect fit for their needs and is very useful in reducing the impact of pollution.
Corn Waste Compost: Organic Fertilizer to Anticipate the Scarcity of Chemical Fertilizers and Agricultural Land Damage in Nagari Manggopoh Armansyah Armansyah; Nurwanita Eka Sari Putri; Netti Herawati
Warta Pengabdian Andalas Vol 31 No 2 (2024)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jwa.31.2.327-335.2024

Abstract

The Nagari Manggopoh is a central area for agricultural product corn, mainly corn for livestock, in Lubuk Basung District, Agam Regency, West Sumatra, Indonesia. The corn kernels produced are sold to animal feed processing factories. However, the corn stalk waste left after harvest is typically burned, leading to land biota damage and air pollution. This community service project aims to raise awareness and demonstrate the process of converting corn plant waste into compost. The project involved socializing, training, and practical demonstrations on composting corn crop waste. These activities have been conducted through counseling sessions, focus group discussions, and hands-on training from June to August 2022. Following the activities, an evaluation was conducted through discussions with the participants. The project's initial result was that ten stakeholders participated in the socialization of using corn crop waste for composting. Additionally, 15 Batang Piarau Jorong Sago farmer group members in Kenagarian Manggopoh have received training and successfully produced compost from corn stalk waste generated from animal feed crops.