Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Pemikiran Politik Al-Ghazālī Seputar Konsesi dan Kontroversi Pengangkatan Kepala Negara Syamsul Yakin
ILMU USHULUDDIN Volume 5, Nomor 1, Januari 2018
Publisher : Himpunan Peminat Ilmu-Ilmu Ushuluddin (HIPIUS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.346 KB) | DOI: 10.15408/iu.v5i1.12381

Abstract

The paper describes an analysis of al-Ghazālī’s political thinking concerning any requirements for the appointment of states kingship which were filled with concessions that caused controversies. The paper reveals the views of experts who claim that Sunni political thought, in which al-Ghazālī’s thought is included, has been characterized by giving legitimacy. By analyzing qualitative data and using historical-critical approach, this paper shows that al-Ghazālī's thought regarding legitimacy by making concessions to the power he defended had made his thoughts were considered as a controversy and arose criticism. However, history proves that al-Ghazālī continued to do that controversy for the continuation of the Abbasid Caliphate which ruled de jure and for the existence of the de facto power of the Saljuk Dynasty who at that time gained political and dogmatic pressure from The Isma’ilis.
Kritik Al-Ghazali Terhadap Aliran Bathiniyah Terkait Konflik Politik Sunni dan Syiah di Panggung Sejarah Syamsul Yakin
Refleksi Vol 16, No 1 (2017): Refleksi
Publisher : Faculty of Ushuluddin Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.253 KB) | DOI: 10.15408/ref.v16i1.10178

Abstract

Respons aliran Bathiniyah terhadap kritik al-Ghazali bersumber dari karya polemik al-Ghazali, yaitu Fadhāih al-Bāthiniyyah wa Fadhāil al-Mustazhiriyyah. Karya al-Ghazali ini mendapat respons secara historis-kritis dari kalangan pendukung aliran Bathiniyah atau Syiah Ismailiyah, simpatisan, maupun para ilmuan. Terkait dengan penamaan Bathiniyah, misalnya, al-Ghazali dipandang kurang memahami konteks sosio-historis pada masanya. Karena jika yang dimaksud al-Ghazali adalah al-Bathiniyah, maka itu berarti bukan Ismailiyah. Alasannya, pada saat al-Ghazali menulis karya polemiknya, Ismailiyah di Iran di kenal dengan istilah al-Da’wah al-Hadiyah. Artikel ini selain menyajikan kritik al-Ghazali juga memberikan gambaran tentang respons balik aliran Bathiniyah. Karya al-Ghazali menuai kritik karena ditulis untuk merespons permintaan Khalifah Abbasiyah yang masih muda usia, yakni al-Mustazhir. Dia meminta al-Ghazali untuk mengarang sebuah buku dengan menggunakan dasar kekeliruan Syiah Ismailiyah atau aliran Bathiniyah. Bagi al-Ghazali, kampanye secara literar ini dilakukannya juga untuk membela kesultanan Saljuk yang Sunni yang terancan oleh aliran yang dibawa oleh Hasan al-Sabah tersebut. Tampaknya al-Ghazali ingin mengkompromikan Abbasiyah dan Saljuk yang keduanya Sunni untuk bersama-sama melawan aliran Bathiniyah yang Syiah.
DAKWAH KEKUASAAN DALAM AL-QUR’AN syamsul yakin
Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan Vol 23, No 1 (2019): Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan
Publisher : Faculty of Dakwah and Communication, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/dakwah.v23i1.13926

Abstract

AbstractThis paper describes an analytical study of the principles of the mission of power (dakwah-kekuasaan) in Islamic political thought originating from the al-Quran. The description of the principles of the mission of power is intended to provide a conceptual-philosophical and implementative practical description in the al-Quran. Analyzing qualitative data and using a critical-analysis approach, this paper shows that the verses of the Qur'an do not determine a particular system and form regarding social and state life in Islam, but only the principles or basics. Nevertheless, from these principles can be developed a certain system of government and political system that is most suitable in this modern era. Of course by considering the ideals of religious teachings and the empirical reality of a country.  AbstrakTulisan ini mendeskripsikan kajian analisis terhadap prinsip-prinsip dakwah kekuasaan dalam pemikiran politik Islam yang bersumber dari al-Qur’an. Uraian mengenai prinsip-prinsip dakwah kekuasaan dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara konsepsional-filosofis dan praksis implementatif dalam al-Quran. Dengan menganalisis data kualitatif dan menggunakan pendekatan analisis-kritis, tulisan ini menunjukkan bahwa ayat-ayat al-Qur’an tidak menentukan sistem dan bentuk tertentu mengenai kehidupan bermasyarakat dan bernegara dalam Islam, melainkan hanya prinsip-prinsip atau dasar-dasarnya saja. Kendati begitu, dari prinsip-prinsip itu dapat dikembangkan suatu sistem pemerintahan dan sistem politik tertentu yang paling sesuai di era modern ini. Tentu dengan mempertimbangkan antara idealitas ajaran agama dan realitas empirik suatu negara.
ANTROPOLOGI DAKWAH: Menimbang Sebuah Pendekatan Baru Studi Ilmu Dakwah Syamsul Yakin
Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan Vol 22, No 1 (2018): Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan
Publisher : Faculty of Dakwah and Communication, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/dakwah.v22i1.12049

Abstract

Abstrak: Antropologi dakwah adalah terminologi yang terdiri dari dua kata, yaitu antropologi dan dakwah. Seperti juga antropologi, dakwah merupakan salah satu disiplin ilmu. Bedanya, antropologi termasuk salah satu disiplin ilmu sosial, sedangkan dakwah adalah salah satu disiplin ilmu keislaman. Dilihat dari obyek kajian, antropologi dan dakwah sama-sama mengkaji manusia dengan tingkah lakunya secara simultan. Jika dalam dakwah, para pelaku dakwah merefleksikan pemikiran-pemikiran mereka dalam karya tulis dan pengalaman-pengalaman mereka dalam aktivitas dakwah, maka secara antropologis, itulah yang disebut kebudayaan manusia pelaku dakwah. Salah displin ilmu sosial yang mengkaji aspek kebudayaan manusia adalah antropologi. Di sinilah letak perjumpaan antara antropologi dan dakwah. Dari perjumpaan ini, harus diakui bahwa dakwah adalah salah satu pembentuk budaya manusia sebagai hasil pergumulan cipta, rasa, dan karsa para da’i dan mad’u dalam satu waktu tertentu secara terus-menerus. Tegasnya, manusia yang dimaksud dalam konteks ini adalah manusia sebagai subyek dakwah (da’i) dan manusia sebagai obyek dakwah (mad’u). Pada gilirannya, tingkah laku secara menyeluruh para da’i dan mad’u tersebut menghasilkan budaya dakwah. Budaya dakwah ini, dalam kaca mata ilmu dakwah adalah unsur-unsur dakwah yang diharapkan harus melekat dalam diri manusia baik secara konsepsional-filosofis maupun praktis-implementatif. Maka bisa dikatakan bahwa produk budaya dakwah itu minimal ada empat: manusia bertauhid, manusia beribadah, manusia berakhlak, dan manusia bermualamah. Berdasar pemikiran di atas, penting kiranya dipertimbangkan penerapan teori-teori antropologi dalam pengembangan ilmu dakwah, atau secara khusus strategi dakwah. Misalnya, teori fungsionalisme, teori strukturalisme, teori simbolisme, teori interpretativisme, dan teori difusionisme.Kata Kunci: antropologi, da’i, dakwah, filsafat dakwah
Peta Dakwah Kecamatan Sawangan Kota Depok Syamsul Yakin
Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan Vol 24, No 2 (2020): Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan
Publisher : Faculty of Dakwah and Communication, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/dakwah.v24i2.18341

Abstract

AbstractThe conditions of da’wah with various problems and solutions need to be mapped. This paper aims to provide an analysis based on research. The research is directed to collect data to arrange da’wah map at Sawangan sub district of Depok. The research uses descriptive-analytical to describe the facts of da’wah at Sawangan sub district of Depok. The method of the study is a qualitative which data are taken by using interviews. The study uses Simple Random Sampling to 100 respondents. The result of the study shows that with a comprehensive map, along with professional planning and implementation, da’wah will provide solutions to various problems of Muslims. AbstrakKondisi dakwah dengan berbagai permasalahan dan solusinya perlu dipetakan. Artikel ini bertujuan untuk memberikan analisis berdasarkan penelitian. Penelitian ini diarahkan untuk mengumpulkan data untuk membuat peta dakwah di Kecamatan Sawangan Depok. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk mendeskripsikan fakta dakwah di Kecamatan Sawangan Depok. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif yang pengambilan datanya menggunakan wawancara. Jumlah responden yang diwawancara adalah 100 pendakwah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan peta yang lengkap, disertai perencanaan dan pelaksanaan yang profesional, dakwah akan memberikan solusi bagi berbagai permasalahan umat Islam.
Multicultural Education in Islamic Boarding School Harun Rasyid; Ahmad Bisyri Abd.Shomad; Hidayatulloh Hidayatulloh; Kamarusdiana Kamarusdiana; Syamsul Yakin
TARBIYA: Journal of Education in Muslim Society TARBIYA: JOURNAL OF EDUCATION IN MUSLIM SOCIETY | VOL. 9 NO. 1 2022
Publisher : Faculty of Educational Sciences, Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/tjems.v9i1.29071

Abstract

AbstractMulticultural education is crucial in the socio-multicultural atmosphere. Multicultural education encourages students to respect those whose beliefs differ from their own—living in a diverse group of people with the principle that differences are a gift. The method used in this research is qualitative by focusing the design on source triangulation, which analyzes the references from the Qur’an and scholars’ and experts’ ijtima’. This study explored the model of multicultural education practiced by Al-Asyriah Nurul Iman Islamic boarding school in Bogor; It involved stakeholders from students, teachers, and other academic communities. The socio-multicultural values that exist, including ta’aruf, tawasuth, tasamuh, ta’awun, tawazun, peace, and religious freedom, are the foundation of the pesantren education model at the educational institution Bogor. Understanding socio-multiculturalism brings peace and reduces the possibility of social discrimination, violence, and injustice caused mainly by cultural differences in religion, race, ethnicity, language, gender, age, and social strata. AbstrakPendidikan multikultural sangat penting dalam atmosfir sosio-multikultural. Pendidikan multikultural mendorong siswa untuk menghormati mereka yang keyakinannya berbeda dari mereka sendiri—hidup dalam kelompok orang yang beragam dengan prinsip bahwa perbedaan adalah anugerah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan memfokuskan desain pada triangulasi sumber, yaitu menganalisis referensi dari para ulama dan ahli dari al-Qur’an dan ijtima’. Penelitian ini mengeksplorasi model pendidikan multikultural yang dipraktikkan pesantren Al-Asyriah Nurul Iman Islamicdi Bogor; Melibatkan pemangku kepentingan dari siswa, guru, dan civitas akademika lainnya. Nilai-nilai sosial multikultural yang ada, antara lain ta’aruf, tawasuth, tasamuh, ta’awun, tawazun, damai, dan kebebasan beragama, menjadi landasan model pendidikan pesantren di lembaga pendidikan Bogor. Pemahaman sosio-multikulturalisme membawa perdamaian dan mengurangi kemungkinan diskriminasi sosial, kekerasan, dan ketidakadilan yang disebabkan terutama oleh perbedaan budaya, agama, ras, suku, bahasa, jenis kelamin, usia, dan strata sosial.How to Cite: Rasyid, H, Shomad, A. B. A., Hidayatulloh, Kamarusdiana, Yakin, S. (2022). Multicultural Education in Islamic Boarding School. TARBIYA: Journal of Education in Muslim Society, 9(2), 77-92. doi:10.15408/tjems.v9i1. 29071. 
DAKWAH EKONOMI DALAM KITAB KUNING Konsepsi Syaikh Muhammad Nawawi Mengenai Manajemen Distribusi Zakat Syamsul Yakin
Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan Vol 26, No 1 (2022): Dakwah: Jurnal Dakwah dan Kemasyarakatan
Publisher : Faculty of Dakwah and Communication, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/dakwah.v26i1.28818

Abstract

The kitab kuning (pre-modern book) has been primary references of islamic studies in Indonesia. The kitab kuning content covers a variety of topics such as zakat. Zakat  is the third pillar of Islam. Unlike the other pillars of Islam, zakat has both personal and social dimensions. This study aims to describe and find the relevance of the zakat concepts in kitab kuning to the modern concepts about management of zakat distribution. The research studied Syaikh Muhammad Nawawi’s conception on management of zakat distribution in his fikih works such as Kaasyifah al-Sajaa and Tafsir Munir. The study used descriptive qualitative methods to provide an overview of the kitab kuning conception on management of zakat distribution. The result of this study showed that the management of zakat distribution  in kitab kuning conceptions are still conventional. While some concepts contain ideas that are relevant to the context modern management of zakat distribution.
Multicultural Education in Islamic Boarding School Harun Rasyid; Ahmad Bisyri Abd.Shomad; Hidayatulloh Hidayatulloh; Kamarusdiana Kamarusdiana; Syamsul Yakin
TARBIYA: Journal of Education in Muslim Society TARBIYA: JOURNAL OF EDUCATION IN MUSLIM SOCIETY | VOL. 9 NO. 1 2022
Publisher : Faculty of Educational Sciences, Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/tjems.v9i1.29071

Abstract

AbstractMulticultural education is crucial in the socio-multicultural atmosphere. Multicultural education encourages students to respect those whose beliefs differ from their own—living in a diverse group of people with the principle that differences are a gift. The method used in this research is qualitative by focusing the design on source triangulation, which analyzes the references from the Qur’an and scholars’ and experts’ ijtima’. This study explored the model of multicultural education practiced by Al-Asyriah Nurul Iman Islamic boarding school in Bogor; It involved stakeholders from students, teachers, and other academic communities. The socio-multicultural values that exist, including ta’aruf, tawasuth, tasamuh, ta’awun, tawazun, peace, and religious freedom, are the foundation of the pesantren education model at the educational institution Bogor. Understanding socio-multiculturalism brings peace and reduces the possibility of social discrimination, violence, and injustice caused mainly by cultural differences in religion, race, ethnicity, language, gender, age, and social strata. AbstrakPendidikan multikultural sangat penting dalam atmosfir sosio-multikultural. Pendidikan multikultural mendorong siswa untuk menghormati mereka yang keyakinannya berbeda dari mereka sendiri—hidup dalam kelompok orang yang beragam dengan prinsip bahwa perbedaan adalah anugerah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan memfokuskan desain pada triangulasi sumber, yaitu menganalisis referensi dari para ulama dan ahli dari al-Qur’an dan ijtima’. Penelitian ini mengeksplorasi model pendidikan multikultural yang dipraktikkan pesantren Al-Asyriah Nurul Iman Islamicdi Bogor; Melibatkan pemangku kepentingan dari siswa, guru, dan civitas akademika lainnya. Nilai-nilai sosial multikultural yang ada, antara lain ta’aruf, tawasuth, tasamuh, ta’awun, tawazun, damai, dan kebebasan beragama, menjadi landasan model pendidikan pesantren di lembaga pendidikan Bogor. Pemahaman sosio-multikulturalisme membawa perdamaian dan mengurangi kemungkinan diskriminasi sosial, kekerasan, dan ketidakadilan yang disebabkan terutama oleh perbedaan budaya, agama, ras, suku, bahasa, jenis kelamin, usia, dan strata sosial.How to Cite: Rasyid, H, Shomad, A. B. A., Hidayatulloh, Kamarusdiana, Yakin, S. (2022). Multicultural Education in Islamic Boarding School. TARBIYA: Journal of Education in Muslim Society, 9(2), 77-92. doi:10.15408/tjems.v9i1. 29071. 
Dakwah Politik Haji Agus Salim Sendi Ramadhan; Lia Pediati; Murodi; Syamsul Yakin
Meyarsa: Jurnal Ilmu Komunikasi dan Dakwah Vol. 5 No. 1 (2024)
Publisher : IAIN Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/meyarsa.v5i1.13471

Abstract

This research focuses on the political preaching of Haji Agus Salim, who was a charismatic cleric and accomplished diplomat who fought to defend Indonesia's sovereignty in the international arena. The aim of this research is how Haji Agus Salim's political preaching is, by presenting information about the biography, works, thoughts, and political preaching movements of Haji Agus Salim. Using qualitative descriptive methods. The results obtained in this writing are that Haji Agus Salim has a fairly long life track record in the history of the Indonesian struggle, his intelligence and skill in debating are known throughout the country, and his ability to master foreign languages ​​made him very popular among the Dutch government at that time. Haji Agus Salim is also listed as one of the Indonesian independence fighters who was later nicknamed The Grand Old Man. Haji Agus Salim carries out political da'wah through his works, starting from his writings and his ideological understanding of aqidah and syariah. His political da'wah movements can be seen from his participation in Sarekat Islam and the founding of the Jong Islamieten Bond and Volksraad to his heroism in Indonesian independence.
Dakwah Pendidikan KH Muhammad Muhajirin Amsar ad-Dari Muhammad, Azriel; Arifin, Muhammad Jaelani; Ramadhan, Sendi; Murodi; Yakin, Syamsul
Jurnal Dakwah dan Komunikasi Vol. 9 No. 2 (2024)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Curup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dakwah dalam pengertian sederhana berarti menyampaikan pesan dan seruan kepada khalayak ramai untuk menjalankan perintah agama dan menjauhi apa-apa yang dilarang melalui berbagai media.1 Dalam konteks ke Indonesiaan khususnya Betawi, penyebaran Islam yang terjadi di Indonesia tidaklah terlepas dari peran para mubaligh yang tak kenal lelah menyampaikan dakwah Islam ke berbagai penjuru Nusantara. KH Muhammad Muhajirin Amsar ad-Dari salah satu ulama dari betawi. Penelitian ini berfokus untuk mengetahui dakwah pendidikan KH Muhammad Muhajirin Amsar ad-Dari, Tujuan dalam penelitian ini adalah bagaimana dakwah pendidikan KH Muhammad Muhajirin Amsar ad-Dari dengan  memaparkan  informasi  mengenai biografi,  karya,  pemikiran  dan  gerakan  dakwah  KH Muhammad Muhajirin Amsar ad-Dari. Menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil yang diperoleh dari penulisan ini yaitu KH Muhammad Muhajirin Amsar ad-Dari dilahirkan di Kampung Baru, Cakung, Jakarta Timur pada 10 November 1924 dengan nama Muhammad Muhajirin Amsar ad-Dari.  Beliau mengajar di lembaga Dar al-'Ulum al-Diniyyah dan berhasil menyelesaikan pembelajaran kitab-kitab seperti Muwatta Imam Malik, Sunan Abi Dawud, Sunan al- Tirmidzi, Sunan al-Nasa’i, Sunan Ibn Majah, Sahih Bukhari, dan Sahih Muslim. Selama tinggal di Jeddah, KH Muhammad Muhajirin Amsar ad-Dari meluangkan waktu untuk berziarah ke makam Siti Hawa, kemudian pada malam Zulhijjah, dengan niat umrah, dia berangkat menuju Mekah, yang terjadi sekitar bulan September 1947 M. Selain itu beliau mendalami metode tahqiq (peneguhan) dan tatbiq (penyesuaian) dalam memahami bagaimana metodologi istidlal (berdalil) dan istinbat (penetapan hukum) dari pendapat-pendapat para ulama mazhab; baik Mazhab Maliki, Hanafi, Syafi'i, maupun Hanbali, dengan memperhatikan prinsip prinsip ushul hadits dan ushul fiqh.