Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

OTONOMI SEKOLAH PADA MASYARAKAT PESISIR, MENYONGSONG ASEAN ECCONOMY COMMUNITY (AEC) (Rekonseptualisasi Pokok Pikiran Ki Hadjar Dewantara Untuk Pendidikan Maluku Utara) Irwan Djumat
EDUKASI Vol 17, No 2 (2019): EDISI JUNI 2019
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.947 KB) | DOI: 10.33387/j.edu.v17i2.1512

Abstract

School autonomy with its local curriculum as a sign for an area will provide opportunities for the region to develop its regional potential, including North Maluku, where most of the people live in coastal areas. Regional autonomy opens up space for the region to improve its education, and the coastal communities of North Maluku must be of special concern because of the potential of fisheries, coral reefs, mangrove forests, marine tourism islands, and others not touched by skilled hands, because they are not taught in education . Not to mention the local potential and cultural values of the people who are very very diverse which tend to be ignored. Even though all of this is the foundation supporting the national strength and integrity of the NKRI. Over time, the ASEAN Ecconomy Community (AEC) or the ASEAN Economic Community (MEA) was present and became a challenge for the people of North Maluku. If the education of the people of North Maluku is not qualified and ignores local values, then the output of education will be spectators and slaves in their own country. Ki Hadjar Dewantara has reminded us that "our culture is pressured by European culture; this is good, but even the big language seems to be hanging up ... The tools for reducing that language are: ... education, education for our children, for many people in our society.Key Words: Otonomi, local curriculum, asean ecconomy community 
KEMAPANAN SISTEM DEMOKRASI DI INDONESIA (Antara Demokrasi Islam Versus Demokrasi Barat) (Review) Irwan Djumat
Jurnal Geocivic Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (455.815 KB) | DOI: 10.33387/geocivic.v2i1.1470

Abstract

Demokrasi kini telah menjadi bagian terpenting dari kehidupan manusia. Demokrasi sebagai suatu sistem telah dijadikan alternatif dalam berbagai tatanan aktifitas kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Terdapat dua alasan dijadikannya demokrasi sebagai sistem bermasyarakat dan bernegara, Pertama, hampir semua negara di dunia ini telah menjadikan demokrasi sebagai asas yang fundamental; kedua, demokrasi sebagai asas kenegaraan secara esensial telah memberikan arah bagi peranan masyarakat untuk menyelenggarkan negara sebagai organisasi tertingginya. Dalam prakteknya di Indonesia masih terbelenggu oleh demokrasi Islam ataukah Barat. Namun demikian intin dari demokrasi adalah dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Artinya pemerintahan memberikan penekanan pada keberadaan kekuasaan di tangan rakyat, baik dalam penyelenggaraan negara maupun pemerintahan. Kekuasaan pemerintahan berada di tangan rakyat mengandung arti; pertama, pemerintahan dari rakyat (goverment of the  people) mengandung pengertian yang berhubungan dengan pemerintahan yang sah dan diakui (legitimate government); kedua, pemerintahan oleh rakyat (goverment by people), yakni suatu pemerintahan yang menjalankan kekuasaan atas nama rakyat, bukan atas dorongan dan keinginan sendiri; ketiga, pemerintahan untuk rakyat (government for the people), mengandung pengertian bahwa kekuasaan yang diberikan oleh rakyat kepada pemerintah harus dijalankan untuk kepentingan rakyat.
PEMBELAJARAN KEARIFAN LOKAL DI SMP NEGERI 2 KOTA TERNATE Jainudin Abdullah; Irwan Djumat; La Fandi
Jurnal Geocivic Vol 3, No 2 (2020): Issue Oktober
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/geocivic.v3i2.2671

Abstract

Abstrak. Latar belakang dalam penelitian ini adalah menggali nilai-nilai kearifan lokal yang diajarkan dalam pembelajran muatan  lokal  di SMP Negeri 2 Kota Ternate.Tujuan penelitian:(1).mengetahui bentuk-bentuk kearifan lokal di SMP Negeri 2 Kota Ternate.(2).mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat pembelajaran kearifan lokal di SMP Negeri 2 Kota Ternate (3). mengetahuiupaya yang dilakukan guru dalam mengatasi kendala-kendala  pembelajaran kearifan lokal di SMPNegeri 2 Kota Ternate. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dan pendekatan deskriptif Teknik pengumpulan data yakni, observasi, wawancara dan analisis dokumen.Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.Sedangkan subjek penelitian adalah guru kesenian, guru prakarya, kepsek, wakasek kurikulum,dan peserta didik di SMP Negeri 2 Kota Ternate. Selanjutnya peneliti dapat mendeskripsikanhasil penelitian ini sebagai berikut:(1). bentuk–bentuk penerapan pembelajaran kearifan lokal di SMPNegeri 2 Kota Ternate biasa dilakukan dalam bentuk kata-kata bijak seperti nasehat,pepatah, dan folklore yang dilakukan pada awal pembelajaran di samping itu juga di lakukan salam penguatan pendidikan karakter (PPKn) salah satu harus ada lagu-lagu nasional dan lagu-lagu daerah sehingga nilai-nilai yang diterapkan dalam  pembelajaran kearifan lokal yaitu nilai religius, nilai nasionalis, integritas, mandiri dan  gotong royong. Kemudian ciri pembelajaran kearifan lokal itu ada secara lisan atau praktek secara langsung tentang kearifan lokal.(2) Faktor- faktor yang mendukung dan menghambat penerapan  pembelajaran kearifan lokal di SMPNegeri 2 Kota Ternate  adalah sikap antusias Guru dan peserta didik maupun dukungn dari Kepala sekolah. Sedangkan faktor yang menghambat pembelajaran kearifan lokal di SMP 2 kota Ternate adalah kurangnya fasilitas yakni belum adanya gedung teater. (3). Upaya yang dilakukan oleh Guru dalam mengatasi kendala-kendala pada pembelajaran kearaifan lokal di SMPNegeri 2 Kota Ternate adalah Guru harus menyediakan fasilitas ruang belajar yang dan alat-alat peraga dalam  pembelajaran kearifan lokal supaya peserta didik mudah memahami dan mengerti  proses pelaksananaan pembelajaran maupun pada saat praktek tentang kearifan lokal  yang ada di sekolah.Kata Kunci : Pembelajaran, Kearifan Lokal
SIKAP DEMOKRASI DALAM PEMBELAJARAN PPKN DI SMK NEGERI 2 KOTA TERNATE Ariani Djurumudi; Irwan Djumat; Siti Rahia Hi. Umar
Jurnal Geocivic Vol 4, No 1 (2021): Edisi April
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/geocivic.v4i1.3060

Abstract

Latar belakang penelitian ini adalah Pendidikan harus mampu melahirkan manusia-manusia yang demokratis, karena sikap demokratis sangat diperlukan bagi masyarakat saat ini. Kehidupan masyarakat yang demokratis harus didasarkan pada kesadaran warga dan bangsa atas ide, cita-cita demokrasi yang melahirkan kesadaran dan keyakinan bahwa hanya dalam masyarakat yang demokratislah dimungkinkan warga dan bangsa untuk memaksimalkan kesejahteraan dan kebebasan bersama. Tujuan dari penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui peran guru dalam Sikap Demokrasi Dalam Pembelajaran PPKn di SMK Negeri 2 Kota Ternate. 2. Untuk mengetahui implementasi Pembelajaran PPKn di SMK Negeri 2 Kota Ternate. Subjek penelitian adalah orang yang diminta untuk memberikan keterangan tentang suatu fakta atau pendapat dalam mengungkapkan fakta-fakta di lapangan. Subjek penelitian ini adalah seluruh Guru PPKn, wakasek kurikulu, kepala sekolah, dan siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian ini adalah 1. Sikap demokratis sangatlah diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat, karena Indonesia memiliki keberagaman etnis, budaya, bahasa, agama serta kelompok- kelompok sosial. Keberagaman ini merupakan suatu keniscayaan hidup, karena setiap orang ataupun kelompok pasti memiliki perbedaan yang beragam. Keberagaman tersebut merupakan suatu tantangan tersendiri bagi Indonesia, khususnya bagi kelompok-kelompok sosial dengan pemikiran dan pendapat yang berbeda..2. Implementasi sikap  demokrasi yang diharapkan selain melalui kegiatan pembelajaran yang lebih kreatif, strategi atau metode pembelajaran yang digunakan juga melalui keteladanan yang baik dari perilaku guru. Implementasi nilai-nilai demokrasi dalam proses pembelajaran     Pendidikan Kewarganegaraan di kelas tidak lepas dari peran guru. Dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya pada siswa untuk belajar. Kata Kunci : Sikap Demokrasi, Pembelajaran PPKn, SMK N 2 Kota Ternate
PERSEPSI DOSEN TERHADAP KEMAPUAN MAHASISWA JURUSAN PIPS FKIP UNKHAIR DALAM PEMBELAJARAN DARING VIRTUAL CLASS DAN WHATSAPP GROUP DI MASA PANDEMI COVID-19 lIrwan Djumat; Hasmawati; Nani I. Rajaloa
Jurnal Pendidikan Dasar dan Sosial Humaniora Vol. 1 No. 9: Juli 2022
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (447.096 KB)

Abstract

Jenis penelitian ini merupakan penelitian survei dengan menggunakan tiga teknik pengumpulan data, yaitu kuesioner, dokumentasi dan wawancara. Penelitian ini bertujuanmengetahui persepsi dosen terhadap kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan berpikir logis mahasiswa Jurusan PIPS FKIP Unkhair berpengaruh dalam pembelajaran daring Virtual Class dan WhatsApp Groupdi Masa Pandemi Covid-19. Variabel yang diteliti adalah Persepsi Dosen terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif X1; Persepsi Dosen terhadap Kemampuan Berpikir Logis (X2); dan Kemampuan Mahasiswa dalam Pembelajaran Daring Virtual Class dan WhatsAppGroup(Y).Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Persepsi Dosen terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif (X1)secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Kemampuan dalam Pembelajaran Daring VirtualClass Dan WhatsAppGroup dengan nilai Standardized Coefficients adalah sebesar 0,958 atau sebesar 95,8%. Artinya Persepsi Dosen terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif 95,8 % berpengaruh terhadap Kemampuan dalam Pembelajaran Daring VirtualClass dan WhatsAppGroup; (2) Persepsi Dosen terhadap Kemampuan Berpikir Logis (X2)secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Kemampuan dalam Pembelajaran Daring Virtual Class dan WhatsAppGroup dengan nilai Standardized Coefficients adalah sebesar 0,045 atau sebesar 4,5%. Hal ini menunjukkan bahwa Kemampuan Berpikir Logis (X2) berpengaruh terhadap Kemampuan dalam Pembelajaran Daring Virtual Class dan WhatsAppGroup. Berdasarkan pada apa yang didapatkan dari penelitian ini maka terbukti bahwa persepsi dosen terhadap kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan berpikir logis mahasiswa Jurusan PIPS FKIP Unkhair berpengarauh signifikan terhadap kemampuan dalam pembelajaran daring Virtual Class dan WhatsAppGroupdi masa Pandemi Covid-19.
Persepsi Guru PPKn dan Peserta Didik Terhadap Kekerasan di SMP Al-Quran Putra Bahari Kota Ternate Amaludin Hamiru; Irwan Djumat; Hasmawati Hasmawati
Jurnal Geocivic Vol 5, No 2 (2022): Edisi Oktober
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/geocivic.v6i2.5482

Abstract

Background The problems in this study are: the causes of violence, perceptions of civics teachers and students towards violence at SMP Al-Quran Putra Bahari Ternate City. This study aims to find out opinions and attitudes in overcoming violence and forms of violence as well as efforts to overcome violence at SMP Al-Quran Putra Bahari Ternate City. The research used in this study is qualitative research on case studies, namely: in- depth research on programs, events, processes, activities of one or more people. The purpose of this case study research is to seek to find meaning, examine the process and obtain a deep and complete understanding and understanding of a particular individual, group, or situation. For the data collected the authors used interview, observation, and documentation techniques. The data collected can be analyzed in depth. Based on the results of the research that the author conducted, and analyzed at SMP AL-Quran Putra Bahari Kota Ternate, it can be concluded that: From the results of the research that the author conducted at SMP Al-Quran Putra Bhari, Ternate City. It can be concluded that violence in the world of education is not good because it can damage the physical and psychic of students but rather an emphasis because it is a way or last resort in educating but not to the point of physically or psychologically injuring children. Keywords: Perception, violence, learners.
Strengthening Banuroja Multicultural Social Integration from Social Conflict Threats Socio-Cultural Ethnographic Study in Gorontalo Wahyudin Noe; Epin Saepudin; Irwan Efendy; Irwan Djumat
Jurnal Civicus Vol 22, No 2 (2022): JURNAL CIVICUS, DECEMBER 2022
Publisher : Department of Civic Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/civicus.v22i2.51800

Abstract

This research was motivated by the researcher’s anxiety about the nation’s problems that seem to never end from social conflicts related to ethnicity and religion, because of the attitude of sectoral egoism and intolerance towards diversity. The people of Banuroja are very aware of the impact of risks if social conflict befalls their citizens. This can happen due to a lack of understanding in accepting diversity as a necessity. Their critical readiness has been built very strongly, where seeing diversity is not a threat to people's lives. Therefore, it is important to strengthen social integration in multicultural societies as practiced by the Banuroja community. This study aims to describe the efforts of the Banuroja multicultural community in strengthening social integration in order to avoid the threat of conflict in their communities. This research used a qualitative approach with ethnographic study methods. The results showed that strengthening social integration in the multicultural society of Banuroja was carried out through (1) Strengthening tolerance in the midst of community diversity; 2) Prevent the emergence of sectoral egoism and foster an attitude of solidarity; and 3) Strengthening the role of community leaders as unifier from the threat of social conflict.
Peran Guru dalam Membentuk Karakter Disiplin Peserta Didik Terhadap Tata Tertib di SMA Negeri 10 Tidore Kepulauan Irwan Djumat
Jurnal GeoCivic Vol 6, No 2 (2023): EDISI OKTOBER
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/geocivic.v6i2.7606

Abstract

The purposes of this research are: (1) To find out the teacher's role in shaping the disciplinary character of students through school rules at SMA Negeri 10 Tidore Kepulauan City, and (2) To identify factors that influence the teacher's role in shaping the disciplinary character of students through governance. school discipline at SMA Negeri 10 Tidore Islands. The research method used is a case study qualitative research. The subjects of this research were school principals, deputy head of curriculum, deputy head of education, teachers and students. The data collection techniques used were observation, interviews and documentation with data analysis techniques using data reduction, data presentation, and making conclusions. The results of the study show that: (1) The role of the teacher in shaping the disciplined character of students at SMA Negeri 10 Tidore Kepulauan is that the teacher acts as a Role Model for students so that they can be used as an example in life both at school and in society. In addition, the attitude and obedience of the teacher can be emulated by students in order to familiarize students to come to school on time, dress neatly, and not play truant during class hours. Thus the character of discipline can be applied in everyday life. (2) there are 2 factors that influence the disciplinary character of students, namely: (a) Supporting factors, namely the existence of cooperation between teachers and parents of students as the key to success in shaping the disciplinary character of students and the teacher's firmness in carrying out action will affect the disciplined character of students in school; (b) Inhibiting factors, namely lack of self-awareness to be disciplined,as well as a lack of understanding of the disciplinary attitude that is applied in schools
PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBIASAAN SIKAP DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 7 KOTA TERNATE Rovika I Talib; Irwan Djumat; Nani Rajaloa
Jurnal GeoCivic Vol 7, No 1 (2024): EDISI APRIL
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/geocivic.v6i2.7268

Abstract

Tujuan penelitian yang hendak dicapai peneliti yaitu (1) Untuk mengetahui proses penerapan pendidikan karakter melalui pembiasaan sikap disiplin dan tanggung jawab peserta didik di SMP Negeri 7 Kota Ternate, (2) Untuk mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan pendidikan karakter melalui pembiasaan sikap disiplin dan tanggung jawab peserta didik di SMP Negeri 7 Kota Ternate. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi, dan analisis data adalah reduksi data, menyajikan data, dan mengambil kesimpulan hasil penelitian.Hasil penelitian ini dapat dijelaskan bahwa (1) Penerapan pendidikan karakter melaluipembiasaan sikap disiplin dan tanggung jawab di SMP Negeri 7 Kota Ternate bekerja sama dengan semua elemen sekolah yang terkait, mulai dari kebijakan kepala sekolah, suri teladan seorang guru dan staf, serta peserta didik sebagai pelaksana pendidikan karakter itu sendiri. (2) Faktor penghambat dan pendukung, yang menjadi faktor penghambat yaitu berkurangnya pemahaman peserta didik tentang sikap disiplin dan tanggung jawab sehingga ada sebagian peserta didik yang sering dan ke sekolah tidak tepat waktu dan mengumpulkan tugas tidak tepat waktu karena berkurangnya rasa tanggung jawab pada diri peserta didik tersebut dan masih terdapat peserta didik yang malas untuk beribadah, faktor pendukung yaitu sekolah mempunyai motivasi besar untuk melahirkan alumni yang berakhlak mulia sehingga sekolah menguatkan pendidikan karakter dalam kurikulum sekolah untuk diterapkan dengan sungguh-sungguh dan adanya sarana prasarana yang menunjang penerapan pendidikan karakter serta dukungan dari orang tua peserta didik.
The Impact of Family Conflict on The Treatment of Students in Bullying in High Schools Irwan Djumat; Nani I. Rajaloa; Balqis Nurmauli Damanik; Komari
Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 8 No. 1 (2024): Maret 2024
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jipp.v8i1.69662

Abstract

The problem of bullying is a phenomenon that often occurs in the school environment. Facts show that students who often commit bullying acts have a less harmonious family background. The aim of this study was to identify the relationship between family conflict and the stages of bullying in male students in secondary school. This type of research is quantitative research. The subjects were students whose population was 450 people and only 76 students had bullying tendencies. These 76 students were selected as a sample in the study. Data collection techniques with instruments. Question instrument to investigate the Stage of Bullying Behavior. Family Conflict Violence Investigation is used to measure the stages of student family conflict. Measurement with Likert scale 1-5. Descriptive statistical analysis techniques and inference statistics (Pearson correlation test). Results and findings show that bullying rates among male students tend to be at low levels (2.52). It was found that the frequency of conflict was minimal for the type of sibling conflict within the scope of students at school and the most frequent conflict between parents and students. The findings suggest that family conflict factors need serious attention and are taken into account in designing intervention programs to prevent the phenomenon of bullying from becoming more serious in schools. The implications of this study point to the need for serious attention to family conflict factors in designing intervention programs to prevent the phenomenon of bullying from becoming more serious in schools.