Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Pengemudi Bajaj di Pangkalan RSIJ Cempaka Putih Tanggap Protokol Kesehatan Menuju Adaptasi kehidupan Baru Fitrian Rayasari; Yani Sofiani; Uswatul Khasanah; Nurhayati Nurhayati; Nana Supriyatna; Abdu Rahim Kamil; Wasis Widodo; Siti Rahayu
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 12, No 1 (2021): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v12i1.7101

Abstract

Kasus Covid-19 di Indonesia terus meningkat, DKI Jakarta menjadi provinsi dengan jumlah kasus terbanyak dengan lebih dari 100.000 kasus. Sarana penyebaran kasus tertinggi salah satunya adalah dari angkutan umum yang menjadi pilihan utama sarana transportasi di Indonesia, khususnya di Jakarta. Keberadaan bajaj dimanfaatkan oleh masyarakat, khususnya di Jakarta. Banyak rumah sakit di Jakarta yang memiliki area bajaj menunggu penumpang. Dari hasil pemantauan, sebagian besar dari pengemudi bajaj di area menunggu tidak mematuhi protokol kesehatan seperti tidak memakai masker, menjaga jarak dan juga tidak memiliki sarana untuk mencuci tangan. Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pengemudi bajaj tentang protokol kesehatan di masa pandemic Covid-19, serta membantu meningkatkan standar bajaj bersih dan bebas Covid-19. Hasil yang didapatkan, 24 pengemudi bajaj mengikuti kegiatan, tercatat terjadi peningkatan pengetahuan dan kesadaran pengemudi bajaj tentang protokol kesehatan, serta tersedianya armada bajaj yang sesuai standar kesehatan untuk pencegahan Covid-19. Saran: Perilaku patuh terhadap protokol kesehatan untuk menjadikan kebiasaan dilakukan melalui monitoring dan komitmen bersama mitra (Kobagas). Upaya peningkatan perilaku penerapan protokol kesehatan kepada pengemudi bajaj di seluruh wilayah DKI dapat dapat dilanjutkan sebagai bentuk kegiatan PKM yang berkelanjutan, sehingga perilaku pencegahan penyebaran Covid 19 meningkat khususnya pada pengemudi bajaj.
IMPROVING HEALTCARE SERVICES USING MOBILE TECHNOLOGY: NEEDS AND EXPECTATION ASSESSMENT FOR THE DEVELOPMENT OF MOBILE HEALTH APPS FOR MENTAL HEALTH SERVICES IN TECHNOLOGY Slametiningsih Slametiningsih; Ninik Yunitri; Hendra Hendra; Nuraenah Nuraenah; Abdu Rahim Kamil
INTERNATIONAL JOURNAL OF NURSING AND MIDWIFERY SCIENCE (IJNMS) Vol 4 No 3 (2020): VOLUME 4 ISSUE 3 DECEMBER 2020
Publisher : Bina Sehat Press. Departement Research and Community Engagement Bina Sehat PPNI Institute of Health Science, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29082/IJNMS/2020/Vol4/Iss3/323

Abstract

The number of electronic health applications is increasing, including those that can be used for mental health. Previous studies showed that, use of several applications provides great benefits for mental health and greatly increases accessibility to mental health services. The objectives of this study were to assess needs and expectations of patients with mental disorder and a broad group of stakeholders with the expected end product being a well-functioning user-centered technology-based tool for mental disorders. The research was carried out by involving 80 patients with schizophrenia and 74 family’s caregivers in health services and local offices of health services in five cities of Indonesian capital city, Jakarta. This study was conducted through self-administered questionnaires and interviews where possible from December 2017 to July 2018. A descriptive statistic using proportion was used to present the data. The results indicated that patients needed information relevant to disease, patient care, check-up schedules and consultation with health workers. In addition, patients also wanted to get information on job vacancies due to many of them were unemployed and rehabilitation programs carried out by local health services. This study highlighted the needs to develop a mobile-based application for continuity of mental health services in the community.
The effectiveness of yoga therapy to reduce the level of depression among elderly in the community Wachidah Yuniartika; Syamsul Anwar; Abdu Rahim Kamil; Lily Herlinah
JNKI (Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia) (Indonesian Journal of Nursing and Midwifery) Vol 9, No 4 (2021)
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21927/jnki.2021.9(4).290-296

Abstract

Background : Depression is one of the most common diseases among the elderly. Depression indicates disturbances in mood, physical and cognitive symptoms. Depression symptoms related to mood disorders include sadness, loss of interest in activities, worthlessness, and death, and suicidal thoughts. Early detection of depression in elderly can be noticed if the elderly have been known to possess factors that may cause depression. Yoga is a non-pharmacological therapy used to treat depression. Yoga movements consist of three stages, pranayama (breath control), asana (body temperature), and meditation (relaxation of the mind), these movements are very important to overcome stress and depression problems. Objectives : To purpose the effectiveness of yoga therapy in reducing depression in the elderly in the community. Methods : This research uses the quantitative research method with quasi-experimental  with pre-test post-test design without control. The research site was in Gedongan Village, Baki Sub district, Sukoharjo, Central Java, in March-May 2021, with a total of 47 elderly using the purposive sampling method. Inclusion criteria include 60 years old, GDS score minimum 5, no extremity disorders, and Muslim. Screening for depression employed the Geriatric Depression Scale (GDS). The media used were videos and booklets, using Islamic religious classical music and data analysis used the Wilcoxon test. Results : The average depression level of respondents during the pre-test was 8.40 while the post-test decreased to 4.77 or a mean difference of 3.63 with a p-value of 0.001 (p <0.05). Yoga therapy and breathing program have a remarkable and refreshing effect.  Conclusion : The conclusion is that the level of depression in the elderly resulted in a higher pre-test average value than the post-test value, which means that the level of depression after yoga therapy has decreased.
Penerapan Model SOFIANI kepada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II untuk Meningkatkan Disease Awareness di RW 07 Kelurahan Utan Panjang Yani Sofiani; Fitrian Rayasari; Diana Irawati; Uswatul Khasanah; Abdu Rahim Kamil; Agus Purnama; Dian Noviati
Jurnal Pengabdian Masyarakat Saga Komunitas Vol. 1 No. 4 (2022): Jurnal Pengabdian Masyarakat Saga Komunitas
Publisher : Sagamedia Indo Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53801/jpmsk.v1i4.25

Abstract

Latar Belakang: Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang terus meningkat dari tahun ke tahun. International Diabetes Federation mengungkapkan bahwa prevalensi Diabetes pada tahun 2013 sebanyak 382 juta jiwa dan ditahun 2015 meningkat menjadi 415 juta. Demikian pula di Indonesia, RISKESDAS 2013 menunjukkan prevalensi diabetisi berdasarkan diagnosis dokter sebanyak 1.5% untuk penduduk usia diatas 15 tahun, sedangkan berdasarkan diagnosis dan gejala yang dirasakan sebanyak 2.1%. Permasalahan yang ditemukan masih banyak diabetisi yang berobat di wilayah RW 07 Kelurahan Utan Panjang untuk kontrol rutin memiliki nilai glukosa darah yang tinggi. Dengan mayoritas diabetisi merupakan pasien lama, hal ini tentunya menjadi suatu permasalahan tersendiri yang tidak bisa diabaikan. Diabetisi merupakan pemeran utama dalam peningkatan awareness dalam dirinya untuk meningkatkan self-management. Tujuan: Tujuan Umum Program Kemitraan meningkatkan disease awareness pada diabetisi agar self-management yang dimotori oleh diabetisi menjadi lebih aktif. Metode: 1) Screening pengetahuan diabetisi melalui metode kuesioner dan wawancara untuk mengetahui tingkat disease awareness dan self-management diabetisi. 2) Peningkatan pengetahuan melalui edukasi terstruktur yang dilakukan oleh perancang model SOFIANI dengan metode ceramah, diskusi, dan curhat pendapat. 3) Penyediaan fasilitas diabetisi dibekali peralatan berupa glucometer dan kelengkapannya untuk pelaksanaan self-management mandiri di rumah 4) simulasi dan resimulasi untuk melihat kemampuan diabetisi dalam melakukan pengukuran gula darah mandiri. Hasil: Kegiatan diikuti oleh 20 diabetisi di lingkungan wilayah RW 07 Kelurahan Utan Panjang. Dari hasil skrining awal didapat rata rata persepsi penyakit yang buruk dan juga self-management yang belum maksimal. Dan terjadi peningkatan persepsi penyakit dan self-management yang lebih baik setelah adanya pengabdian ini. Kesimpulan: Kegiatan pengabdian masyarakat ini berjalan dengan lancar dan mendapatkan apresiasi dan antusiasme dari seluruh peserta. Hasil survey kepuasan menunjukan 100% menyatakan kegiatan ini sangat bermanfaat, 85% menyatakan kegiatan disiapkan dengan baik, 90% isi materi sangat baik dan 90% materi disampaikan dengan baik.
Program Self Efficacy dalam Perawatan Kaki Diabetes Melitus Tipe 2 Yeni Yarnita; Fitrian Rayasari; Abdu Rahim Kamil
Jurnal Keperawatan Vol 15 No 1 (2023): Jurnal Keperawatan: Maret 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.828 KB) | DOI: 10.32583/keperawatan.v15i1.569

Abstract

Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit dengan peringkat ke-9 penyebab kematian utama di dunia. Jumlah penderita diabetes melitus di dunia diprediksi terus meningkat mencapai 578 juta di tahun 2030 dan 700 juta di tahun 2045. Kaki diabetes merupakan komplikasi yang umum pada penderita diabetes yang dapat menimbulkan gejala dan akibat yang cukup berat  bagi penderita diabetes melitus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan self efficacy perawatan kaki pada pasien diabetes melitus setelah dilakukan program self efficacy dalam perawatan kaki diabetes di ruang rawat Inap RS Islam Jakarta Cempaka Putih dengan metode yang dilakukan yaitu quasi experiment dengan pendekan pre eksperimental design rancangan one group pretest post test design. Populasi adalah seluruh pasien diabetes melitus di ruang rawat Inap dengan jumlah sampel 21 responden dengan teknik pengambilan non probability sampling yaitu purposive sampling dengan menggunakan kriteria inklusi dan eklusi. Pengumpulan data dengan kuesioner self efficacy perawatan kaki diabetes melitus analisis data univariat dengan distribusi frekuensi dan bivariat menggunakan uji Wilcoxon. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan self efficacy pasien setelah mengikuti program self efficacy perawatan kaki diabetes melitus dengan v palue 0.000.
Upaya Menurunkan Burnout Syndrome Perawat Aliansi Rumah Sakit Islam Jakarta Yani Sofiani; Abdu Rahim Kamil; Rizki Nugraha Agung; Nuraeni Nuraeni; Suryani Suryani
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 5 (2023): Volume 6 No 5 Mei 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i5.9536

Abstract

ABSTRAK Burnout syndrome merupakan suatu kondisi yang sering terjadi pada perawat akibat dari tuntutan pekerjaan yang tinggi dan kurangnya dukungan sosial. Burnout syndrome dapat mempengaruhi kinerja perawat dan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien. Oleh karena itu, upaya untuk menurunkan burnout syndrome pada perawat sangat penting dilakukan. Kegiatan ini bertujuan untuk menurunkan tingkat burnout syndrome pada perawat Aliansi Rumah Sakit Islam Jakarta melalui kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM). Kegiatan PKM yang dilakukan adalah edukasi tentang burnout syndrome, gejala, dampak, serta hal-hal yang dapat mencegah atau mengurangi burnout pada perawat. Selama kegiatan PKM, terdapat partisipasi yang aktif dari perawat dan terlihat antusias dalam memperoleh informasi baru terkait burnout syndrome. Kegiatan ini dilaksanakan pada 29 November 2022 diikuti 30 perawat dari Aliansi Rumah Sakit Islam Jakarta. Hasil dari kegiatan PKM menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan perawat tentang burnout syndrome, gejala, dampak, dan cara mencegah atau menguranginya. Selain itu, terdapat peningkatan kesadaran perawat untuk melakukan self-care dan mengelola stres dengan baik. Diharapkan melalui kegiatan PKM ini, dapat membantu perawat Aliansi Rumah Sakit Islam Jakarta dalam menurunkan tingkat burnout syndrome dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien. Kegiatan PKM ini juga dapat menjadi model bagi rumah sakit atau institusi lainnya dalam upaya penurunan burnout syndrome pada perawat. Kata Kunci: Burnout Syndrome, Perawat, PKM  ABSTRACT Burnout syndrome is a condition that often occurs in nurses due to high job demands and lack of social support. Burnout syndrome can affect the performance of nurses and the quality of health services provided to patients. Therefore, efforts to reduce burnout syndrome in nurses are very important. This activity aims to reduce the level of burnout syndrome among nurses at the Jakarta Islamic Hospital Alliance through Community Service (PKM) activities. PKM activities carried out are education about burnout syndrome, symptoms, impacts, and things that can prevent or reduce burnout in nurses. During the PKM activities, there was active participation from nurses and they seemed enthusiastic in obtaining new information regarding burnout syndrome. This activity was held on 29 November 2022 attended by 30 nurses from the Jakarta Islamic Hospital Alliance. The results of PKM activities show an increase in nurses' knowledge about burnout syndrome, its symptoms, impacts, and how to prevent or reduce it. In addition, there is an increase in the awareness of nurses to carry out self-care and manage stress well. It is hoped that through this PKM activity, it can help nurses at the Jakarta Islamic Hospital Alliance in reducing burnout syndrome rates and improving the quality of health services provided to patients. This PKM activity can also be a model for hospitals or other institutions in efforts to reduce burnout syndrome in nurses. Keywords: Burnout Syndrome, Nurses, PKM
Lama Pengobatan Anti-Retroviral dan Hubungannya dengan Kualitas Tidur Pasien HIV Abdu Rahim Kamil; Uswatul Khasanah; Wati Jumaiyah; Yanto Suryanto
Malahayati Nursing Journal Vol 5, No 6 (2023): Volume 5 Nomor 6 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v5i6.9534

Abstract

ABSTRACT Changes in sleep can occur at different stages of HIV infection. A study concluded that the course of HIV disease is associated with changes in architect or pattern and quality of sleep. This research is a cross-sectional study to look at the sleep quality of patients with HIV who are undergoing ARV therapy at the Kramatjati District Health Center in 2021. A lower sleep quality score means better sleep quality. This correlation is statistically significant, with a p-value of 0.001. These findings indicate that the longer the duration of ARV treatment, the better the patient's sleep quality (the higher the PSQI score, the worse the sleep quality). Keywords: Treatment, Anti-Retrovial, Sleep Quality, HIV  ABSTRAK Perubahan pada tidur dapat terjadi pada berbagai tahap infeksi HIV. Sebuah studi menyimpulkan bahwa perjalanan alami penyakit HIV dikaitkan dengan perubahan arsitek atau pola dan kualitas tidur. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional untuk melihat kualitas tidur pasien dengan HIV yang menjalani terapi ARV di Puskesmas Kecamatan Kramatjati tahun 2021. Skor kualitas tidur rendah berarti kualitas tidur semakin baik. Korelasi ini signifikan secara statistik, dengan nilai p 0,001. Temuan ini menunjukkan bahwa semakin lama durasi pengobatan ARV, semakin baik kualitas tidur pasien (Skor PSQI semakin tinggi semakin buruk kualitas tidur). Kata Kunci: Pengobatan, Anti-Retrovial, Kualitas Tidur, HIV
Brief Behavioral Treatment terhadap Kualitas Tidur Pasien Congestive Heart Faillure Ahmad Redho; Dina Rahmawati; Sapriyanti Sapriyanti; Wati Jumaiyah; Abdul Rahim Kamil
Jurnal Keperawatan Silampari Vol 5 No 1 (2021): Jurnal Keperawatan Silampari
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.942 KB) | DOI: 10.31539/jks.v5i1.2971

Abstract

This study aims to determine the effect of Behavioral Therapy Intervention (BBT-I) on sleep quality in CHF (Congestive Heart Failure) patients based on the results of the latest research (Evidence-Based Nursing Practice). This study used an experimental method with a practical design of 2 groups, pre-test, and post-test. The research results on the characteristics of respondents based on gender in the control group and the intervention of the 12 control groups were primarily women, as many as seven people (58.3%). While in the intervention group, most of them were female and male, each of which was six people (50.0%). Behavioral Therapy for Insomnia (BBT-I) affects the sleep quality of CHF (Congestive Heart Failure) patients. It follows the latest research results (Evidence-Based Nursing Practice) Implementation of BBT-I therapy in CHF grade 1-II patients with stable sleep disorders. Implementing BBT-I treatment in regular CHF grade I-II patients with adequate sleep disturbances affects and improves sleep quality. The results of Behavioral Therapy for Insomnia (BBT-I) research affect the sleep quality of CHF (Congestive Heart Failure) patients. They are by the latest research results (Evidence-Based Nursing Practice). In conclusion, Behavioral Therapy for Insomnia (BBT-I) affects the sleep quality of CHF (Congestive Heart Failure) patients. Keywords: Brief Behavioral Treatment, Congestive Heart Failure, Sleep Quality
Penerapan Intervensi Pursed-Lips Breathing Meningkatkan Arus Puncak Ekspirasi pada Pasien Penyakit Paru Obstruksi Kronik Sri Mulati Nendah Agreta; Fitrian Rayasari; Abdu Rahim Kamil
Jurnal Keperawatan Silampari Vol 6 No 2 (2023): Jurnal Keperawatan Silampari
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.937 KB) | DOI: 10.31539/jks.v6i2.4955

Abstract

This study aims to determine the magnitude of the effect of pursed-lip breathing (PLB) exercises on increasing the highest flow achieved by maximal expiration peak expiratory flow (APE) in COPD patients at Jakarta Islamic Hospital Cempaka Putih based on the latest research results (evidence-based Nursing Practice). This study uses a quantitative method with a type of quantitative experimental research with a quasi-experimental approach. The results showed that the results of APE measurements before and after PLB breathing exercises to male COPD sufferers at the Jakarta Islamic Hospital showed that, in general, the effects of APE before and after PLB breathing exercises on Day-1 were 278.3 liters or minutes and general after PLB Day-1 breathing exercise was 290.0 greater. From the results of the T-Test experiment, it can be interpreted that there is a significant comparison between APE before and after PLB with the number P = 0.000 or statistically in general APE before and after PLB is smaller than in general in male respondents by (290.0– 278.3 =11.7). In conclusion, age is related to the increased value of pulmonary ventilation function in COPD patients. Age may explain the increased peak expiratory pulmonary flow in COPD patients. Thus there is a significant relationship between age and an increase in the height expiratory flow (APE) value of COPD patients after receiving pursed-lips breathing intervention. Keywords: Peak Expiratory Flow, Chronic Obstructive Pulmonary Disease, Pursed-Lip Breathing