Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

MODEL PEMBINAAN RASA KEBANGSAAN MELALUI CITIZENSHIP EDUCATION PADA MASYARAKAT ENTIKONG WILAYAH PERBATASAN INDONESIA-MALAYSIA Mardawani Mardawani; Agusta Kurniati
Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 2, No 1 (2017): Juni 2017
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (50.883 KB)

Abstract

Abstract: This study is motivated by the condition of West Kalimantan as one of the provinces whose territory is directly adjacent to the Malaysian state is often faced with a condition of society interacting with each other in the context of social life, economy and culture. The qualitative assessment method with case study type. The model of fostering nationalism through citizenship educationin Entikong society The border region of Indonesia Malaysia is a persuasive model by inviting the community to actively participate in the success of government programs Abstrak: Kajian ini dilatarbelakangi oleh kondisi Kalimantan Barat sebagai salah satu provinsi yang wilayahnya berbatasan langsung dengan negara Malaysia sering sekali dihadapkan pada suatu kondisi masyarakat yang saling berinteraksi baik dalam konteks kehidupan sosial, ekonomi maupun budaya. Metode pengkajian menggunakan kualitatif dengan jenis studi kasus. Model pembinaan rasa kebangsaan melalui citizenship education pada masyarakat Entikong Wilayah perbatasan Indonesia Malaysia adalah model persuasif dengan mengajak masyarakat berpartisipasi aktif mensukseskan program pemerintah DOI : http://dx.doi.org/10.17977/um019v2i12017p041
MENUMBUHKAN KARAKTER KEBANGSAAN MELALUI PENDEKATAN HUMANIS BERBASIS KEARIFAN LOKAL PADA ANAK USIA DINI Mardawani Mardawani; Agusta Kurniati
Jurnal Pengabdian Masyarakat Khatulistiwa Vol 1, No 1 (2018): APRIL
Publisher : STKIP Persada Khatulistiwa Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.688 KB) | DOI: 10.31932/jpmk.v1i1.312

Abstract

Belakangan ini bangsa Indonesia sedang mengalami krisis moral yang disebabkan lemahnya pendidikan karaker yang diterima. Disisi lain, rapuhnya karakter suatu bangsa, dapat terjadi disebabkan oleh rapuhnya pendidikan karakter di bangku sekolah dikeluarga, dan di masyarakat. Salah satu penyebab  karakter kebangsaan belum sepenuhnya mendarah daging dalam kedupan masyarakat terletak pada pola pendekatan yang mengukur segela tindakan berdasarkan kepentingan pribadi dan sekelompok orang sehingga tak jarang mengabaikan sisi kemanusiaan. Pola yang relevan dengan situasi masyarakat saat ini adalah pola pendekatan humanis manusia yang berbasis kearifan lokal dimana pendekatan yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan namun tetap pada pewarisan nilai-niali tradisi dan budaya setempat. Secara umum tujuan kegiatan PKM ini memberikan penyuluhan tentang Upaya menumbuhkan Karakter Kebangsaan melalui Pendekatan Humanis Berbasis Kearifan Lokal pada Anak Usia Dini. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini dilakukan dengan metode pelatihan. Pelatihan ini dilaksanakan dengan kolaborasi antara tim dosen pelatihan bersama mahasiswa peserta PPL & KKM di desa Melayang Sari melalui 3 tahapan diantaranya: tahap pelatihan tutor, tahap pelaksanaan serta tahap pelaporan dan evaluasi. Adapun  hasil dari kegiatan pelatihan ini adalah memberi pembekalan bagi anak usia dini tentang berbagai kompetensi tentang nilai dan moral dari kearifan lokal, diarahkan pada kepemilikan kepekaan kemampuan dalam mendayagunakan dan mengembangkan potensi diri dan peluang yang ada dilingkungan sekitar agar anak memiliki melakukan keterampilan-keterampilan baik, yang merupakan muara penerapan kompetensi-kompetensi yang telah dimiliki para peserta melalui proses pelatihan pendidikan karakter melalui pendekatan humanis berbasis kearifan lokal yang berupa 16 jenis nilai. Kata Kunci:  Karakter Kebangsaan, Pendekatan Humanis, Kearifan Lokal
PEMBERDAYAAN EKONOMI PRODUKTIF BAGI KELUARGA KURANG MAMPU SEBAGAI ALTERNATIF UPAYA PEMBERANTASAN KEMISKINAN Kardius Richi Yosada; Mardawani Mardawani; Agusta Kurniati
Jurnal Pengabdian Masyarakat Khatulistiwa Vol 1, No 2 (2018): NOPEMBER
Publisher : STKIP Persada Khatulistiwa Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.791 KB) | DOI: 10.31932/jpmk.v1i2.319

Abstract

: Pemberdayaan merupakan suatu konsep untuk memberikan tanggungjawab yang lebih besar kepada orang-orang tentang bagaimana melakukan pekerjaan. Program-program pemberdayaan sumberdaya manusia telah dilakukan pemerintah bertujuan untuk pemberantasan kemiskinan.  Sedangkan kemiskinan merupakan masalah pembangunan kesejahteraan sosial yang berkaitan dengan berbagai bidang pembangunan lainnya yang ditandai oleh pengangguran, keterbelakangan, dan ketidakberdayaan. Salah satu bentuk pemberdayaan yang relevan untuk pemberantasan kemiskinan adalah.Pengembangan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) bagi kaum miskin. Ini merupakan salah satu program yang dikembangkan pemerintah melalui dinas sosial. Upaya pemberantasan kemiskinan dengan Program Usaha Ekonomi Produktif (UEP) disosialisasikan kemasyarakat dengan metode pelatihan. Adapun pelatihan yang diberikan kepada masyarakat Desa Pelimping adalah memberikan upaya penyadaran dalam bentuk pemahaman tentang bagaimana Pemberdayaan Ekonomi Produktif bagi Keluarga Kurang Mampu Sebagai Alternatif Upaya Pemberantasan Kemiskinan dengan mengajak masyarakat untuk mengubah cara pandang terhadap dunia kewirausahaan melalui perubahan pola pikir, pola kerja dan pola sikap. Selain memberikan pemahaman juga dibentuk kelompok Usaha Ekonomi Produktif serta kesepakan untuk pendampingan yang berkelanjutan bagi kelompok-kelompok usaha ekonomi produktif yang telah dibentuk.Kata Kunci: Usaha Ekonomi Produktif, Pemberantasan Kemiskinan
MENCIPTAKAN SEKOLAH RAMAH ANAK Kardius Richi Yosada; Agusta Kurniati
JURNAL PENDIDIKAN DASAR PERKHASA: Jurnal Penelitian Pendidikan Dasar Vol 5, No 2 (2019): Jurnal Pendidikan Dasar Perkhasa: Jurnal Penelitian Pendidikan Dasar
Publisher : STKIP Persada Khatulistiwa Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31932/jpdp.v5i2.480

Abstract

Sekolah ramah anak adalah satuan pendidikan formal, nonformal, dan informal yang aman, bersih dan sehat, peduli dan berbudaya lingkungan hidup, mampu menjamin, memenuhi, menghargai hak-hak anak dan perlindungan anak dari kekerasan, diskriminasi, dan perlakuan salah lainnya serta mendukung partisipasi anak terutama dalam perencanaan, kebijakan, pembelajaran, pengawasan, dan mekanisme pengaduan terkait pemenuhan hak dan perlindungan anak di pendidikan. Sekolah ramah anak bukan membuat bangunan baru melainkan membangun paradigm baru dalam mendidik dan mengajar peserta didik untuk menciptakan generasi baru yang tangguh tanpa kekerasan, menumbugkan kepekaan orang dewasa pada satuan pendidikan untuk memenuhi hak dan melindungi peserta didik. Dalam usaha mewujudkan Sekolah Ramah Anak perlu didukung oleh berbagai pihak antara lain keluarga dan masyarakat yang sebenarnya merupakan pusat pendidikan terdekat anak. Lingkungan yang mendukung, melindungi memberi rasa aman dan nyaman bagi anak akan sangat membantu proses mencari jati diri. Kebiasaan anak memiliki kecenderungan meniru, mencoba dan mencari pengakuan akan eksistensinya pada lingkungan tempat mereka tinggal. Lingkungan keluarga sebagai pendidikan yang pertama dan utama bagi anak sehingga keluarga berperan sebagai proteksi ekonomi, sekaligus memberi ruang berekpresi dan berkreasi. Sementara Lingkungan Sekolah berperan melayani kebutuhan anak didik khususnya yang termargin dalam pendidikan peduli keadaan anak sebelum dan sesudah belajar, peduli kesehatan, gizi, dan membantu belajar hidup sehat, menghargai hak-hak anak dan kesetaraan gender, sebagai motivator, fasilitator sekaligus sahabat bagi anak. Begitupun dengan peran Lingkungan Masyarakat sebagai Sebagai komunitas dan tempat pendidikan setelah keluarga, Menjalin kerjasama dengan sekolah. sebagai penerima output sekolah. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat studi pustaka (library research) yang menggunkan buku-buku dan literatur-literatur lainnya sebagai objek yang utama. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan informasi berupa  catatan dan data deskriptif yang terdapat di dalam teks yang diteliti. Dalam upaya mewujudkan sekolah Ramah Anak terlebih khusus dijenjang Sekolah Dasar ada beberapa komponen yang perlu diperhatikan. Komponen sekolah ramah anak meliputi: Pertama, Kebijakan SRA; Kedua, Pendidik dan tenaga kependidikan terlatih hak-hak anak; Ketiga, Pelaksanaan proses belajar yang ramah anak  adanya penerapan disiplin tanpa kekerasan; Keempat, Sarana dan prasarana yang ramah anak tidak membahayakan anak, dan mencegah anak agar tidak celaka; Kelima, Partisipasi anak: Partisipasi anak meliputi: mengkomunikasikan program sekolah dengan melibatkan anak. Kata kunci: Sekolah Ramah Anak (SRA)
KESULITAN BELAJAR MENULIS PADA SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR Agusta Kurniati; Yohanes Berkhmas Mulyadi; Ita Puspita Sari
JURNAL PENDIDIKAN DASAR PERKHASA: Jurnal Penelitian Pendidikan Dasar Vol 6, No 2 (2020): Jurnal Pendidikan Dasar Perkhasa: Jurnal Penelitian Pendidikan Dasar
Publisher : STKIP Persada Khatulistiwa Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31932/jpdp.v6i2.848

Abstract

This study aims to description about learning difficulties in writing of students  class II at Sekolah Dasar Negeri 02 Lanjak. This is a qualitative within case study research. The tools used are observation  sheets, interviews, and documentations. The results of this study was the writing is not legible such as writing too ugly, writing too italic and the form of letters or numbers is not readable. The results of this study indicate that there are several factors that cause children to have difficulty learning to write i.e: a) lack of attention and motivation from parents in overcoming children's writing difficulties; b) children do not have self-awareness in writing and do not memorize the letters of the alphabet; c) children also do not have the awareness and learning responsibilities; d) lack of school collaboration with parents in overcoming difficulties in learning writing. Teachers and parents efforts to overcome children learning difficulties in writing i.e: a) always providing motivation and encouragement to children so that the spirit of learning to write; b) take an individual approach to children who have difficulty learning to write, to find out the wishes of children; c) provide guidance such as additional instruction at the end of study or after school; d) collaborate between schools and parents to overcome difficulties in learning writing. 
ANALISIS PERANAN GURU KELAS DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN MELALUI KURIKULUM 2013 SISWA KELAS V SDN 17 MUNGGUK KECAMATAN SEKADAU HILIR TAHUN PELAJARAN 2020/2021 Agusta Kurniati; Muhammad Rian Subekti; Meri Okta Vera
JURNAL PENDIDIKAN DASAR PERKHASA: Jurnal Penelitian Pendidikan Dasar Vol 7, No 1 (2021): Jurnal Pendidikan Dasar Perkhasa: Jurnal Penelitian Pendidikan Dasar
Publisher : STKIP Persada Khatulistiwa Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31932/jpdp.v7i1.1088

Abstract

The purpose of this research was to know the role of clasroom teacher in educational management through curriculum of 2013 at student class V SDN Mungguk Kecqamatan Sekadau Hilir. This research was used descriptive qualitative method and the form of descriptive qualitative research. The tools were used observation sheet, interview, and documentation. The results show that in the learning process the teacher is not only teaching and delivering material but the teacher must also be able to solve psychological things that may be present and experienced by their students, therefore the teacher can act as a motivator, facilitator, organizer, informant, and corrector. There were supporting and inhibiting factors experienced by teachers in Educational management  through curriculum of 2013, the supporting factor was that the principal always sends teachers to always participate in KKG activities, while the inhibiting factor was in the delivery of material, giving assessments, and utilizing existing media sources because the teacher at SDN 17 Mungguk the majority were senior teachers. The efforts made by the teacher to overcome these factors were that the teacher must understand the character of each student, approach students, the teacher must not assume the abilities of all students were the same because basically every child has different characters and abilities and the teacher always provides motivation and enthusiasm. so that students continue to learn. 
MODEL MIND MAPPING PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV SISWA SEKOLAH DASAR Rizky Novioleta; Nelly Wedyawati; Agusta Kurniati
JURNAL PENDIDIKAN DASAR PERKHASA: Jurnal Penelitian Pendidikan Dasar Vol 6, No 1 (2020): Jurnal Pendidikan Dasar Perkhasa: Jurnal Penelitian Pendidikan Dasar
Publisher : STKIP Persada Khatulistiwa Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31932/jpdp.v6i1.645

Abstract

Secara umum tujuan penelitian untuk mengetahui penerapan model mind mapping kelas IV Sekolah Dasar Negeri 09 Nanga Tikan. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif bentuk penelitian tindakan kelas. Dilaksanakan sebanyak dua siklus. Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian adalah siswa kelas IV dengan jumlah 8 siswa dan 1 orang guru. Teknik pengumpulan data dalam penelitian yaitu teknik observasi langsung, tes, teknik kuesioner, dan teknik wawancara sedangkan alat pengumpulan data  yang digunakan yaitu lembar observasi siswa, guru, soal tes kognitif, lembar penilaian afektif, psikomotor dan angket respon siswa. Hasil yang diperoleh penerapan model mind mapping penilaian aktivitas guru siklus I 80% siklus II 100%. Penilaian aktivitas belajar siswa siklus I 80% siklus II 100%. Hasil belajar kognitif siswa menggunakan model mind mapping mengalami peningkatan dari siklus I 73,75% siklus II 92,63% terjadi peningkatan sebesar 18,88%. Peningkatan hasil belajar afektif siswa siklus I  73% siklus II 90% terjadi peningkatan pada penilaian afektif siswa sebesar 17%. Peningkatan hasil belajar psikomotor siswa siklus I 52% dan siklus II sebesar 92% terjadi peningkatan sebesar 40%. Angket respon siswa terhadap penggunaan model mind mapping pada siklus I 76% dengan kategori B dan siklus II mengalami peningkatan menjadi 98% dengan kategori A. Kesimpulan umum bahwa pembelajaran mind mapping meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar.
KONTRIBUSI POLA ASUH ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KARAKTER ANAK (Studi Kasus di Dusun Tempurau Desa Batu Buil Kecamatan Belimbing) Agusta Kurniati
JURNAL PENDIDIKAN DASAR PERKHASA: Jurnal Penelitian Pendidikan Dasar Vol 2, No 2 (2016): Jurnal Pendidikan Dasar Perkhasa
Publisher : STKIP Persada Khatulistiwa Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31932/jpdp.v2i2.113

Abstract

Keluarga merupakan tempat utama anak-anak dapat menumbuhkan dan mengembangkan karakter positif. Pembentukan karakter positif dapat dikembangkan melalui pembiasaan nilai-nilai, baik nilai sosial maupun agama yang diinternalisasikan melalui interaksi sosial. Karakter yang telah terbentuk diharapkan kelak dapat mengakar kuat dan menjadi prinsip hidup dalam kehidupan anak.  Dalam konteks ini, orang tua sebagai penanggung jawab utama dalam proses pembentukan karakter anak. Orang tua hendaknya dapat menjadi contoh “teladan” yang baik pada anak karena sebagian besar waktu anak dihabiskan dalam keluarga. Teladan dan pembiasaan yang baik menjadi langkah fundamental dalam pendidikan karakter. Pergeseran nilai-nilai dalam masyarakat mulai sering terjadi. Hal-hal yang dulunya dianggap tabu, saat ini menjadi hal biasa. Kasus korupsi, fenomena penampilan para remaja dengan pakaian ketat dan mininya, gaya pacaran yang berlebihan, sampai tragedi hamil di luar nikah. Di sekolah pun terjadi aksi contek massal dimana hasil yang ditonjolkan dan proses diabaikan. Pada saat ini terjadi split of personality (kepribadian yang terpecah) dimana individu belum mampu menyatukan antara perkataan dengan perbuatan. Budaya malu tampaknya sudah mulai terkikis. Oleh karena itu, pola asuh orang tua yang tepat diharapkan dapat membentuk karakter anak sehingga anak memiliki karakter mental yang kokoh, yang senantiasa menjadikan nilai-nilai sebagai pegangan dan prinsip hidup, tidak hanya sekedar tahu tapi juga mampu untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari yaitu pola asuh yang demokratis, bukan pola asuh permisif yang serba membolehkan ataupun pola asuh yang terlalu otoriter yang membatasi anak. Berbagai aspek, baik pihak keluarga, sekolah, masyarakat dan bangsa (pemerintah) perlu bersinergi dalam upaya mensukseskan pendidikan karakter.
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF Ignasius Ignasius; Dwi Cahyadi Wibowo; Agusta Kurniati
JURNAL PENDIDIKAN DASAR PERKHASA: Jurnal Penelitian Pendidikan Dasar Vol 6, No 1 (2020): Jurnal Pendidikan Dasar Perkhasa: Jurnal Penelitian Pendidikan Dasar
Publisher : STKIP Persada Khatulistiwa Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31932/jpdp.v6i1.674

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk untuk menggali dan memperoleh informasi secara objektif mengenai upaya meningkatkan hasil belajar siswa menggunakan pendekatan pembelajaran paradigma pedagogi reflektif pada tema 3 subtema 2 kelas V SDN 06 Peniti Sekadau Hilir tahun pelajaran 2019/2020. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Bentuk penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas V Sekolah Dasar Negeri 06 Peniti Sekadau Hilir yang berjumlah 38 orang siswa.Hasil penelitian diperoleh bahwa: (1) Penggunaan pendekatan paradigma pedagogi reflektif di kelas V SD Negeri 06 Peniti Tahun Pelajaran 2019/2020. Terlihat bahwa hasil observasi aktivitas guru sebesar 85,53 dengan kriteria sangat baik. Sedangkan hasil observasi aktivitas siswa sebesar 80,26 dengan kategori baik. (2) Terdapat peningkatan hasil belajar siswa di kelas V SD Negeri 06 Peniti setelah diterapkan pendekatan paradigma pedagogi reflektif. Hasil belajar secara keseluruhan mencapai 73,50 dengan kriteria baik. (3) Respon siswa dalam pendekatan paradigma pedagogi reflektif  pada siswa kelas V SD Negeri 06 Peniti Tahun Pelajaran 2019/2020 menyenangkan, menarik dan mudah dipahami.
STUDI SURVEI KEMAMPUAN BERBICARA SISWA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS V Lisa Citra Ayu; Agusta Kurniati; Eliana Yunitha Seran
JURNAL PENDIDIKAN DASAR PERKHASA: Jurnal Penelitian Pendidikan Dasar Vol 1, No 1 (2015): Jurnal Pendidikan Dasar Perkhasa
Publisher : STKIP Persada Khatulistiwa Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31932/jpdp.v1i1.100

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berbicara siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia di kelas V SDN 09 Sintang. Jenis  penelitian  yang  digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif berbentuk survey. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V yang berjumlah 60 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi langsung, dan teknik komunikasi langsung dengan alat pengumpulan data berupa lembar observasi, lembar wawancara, dan lembar angket. Analisis data kualitatif terdiri atas empat alur kegiatan yaitu: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Hasil penelitian yang didapat sebagai berikut: (1) kemampuan  berbicara siswa di kelas V sudah  baik; (2) upaya yang di lakukan guru untuk meningkatkan kemampuan berbicara di kelas  yaitu  penggunaan  metode  tanya  jawab dan diskusi serta mengajak siswa ke perpustakaan untuk membaca buku setelah itu meminta siswa untuk bercerita; (3) faktor  pendukung  kemampuan  berbicara  siswa  adalah  penggunaan Bahasa  Indonesia  yang  baik  dan  benar, mengikuti perintah guru dengan tekun untuk  bercerita,  berkunjung ke perpustakaan, serta mau ketika  diminta  guru  untuk  tampil  di depan kelas, sedangkan faktor penghambat adalah masih ada siswa yang pasif serta keberadaan sarana dan prasarana sekolah yang kurang memadai.