Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

PENGARUH CENDAWAN Verticillium lecanii (ZIMM) ISOLAT PALOLO TERHADAP MORTALITAS WALANG SANGIT Leptocorisa acuta Thunberg. (HEMIPTERA: ALYDIDAE) PADA TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) Fitra Jaya Ardi; Flora Pasaru; Burhanuddin Nasir
Agroland: Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Vol 24, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.461 KB)

Abstract

Rice is the raw materials for staple food that are vital to Indonesians. The production of dried unhusked rice (DUR) in Central Sulawesi province in 2014 was 1,022,054 t decreasing 9,310 t (0.90%) compared to the previous production in 2013 (1,031,364 t).  Therice production in 2014 had contributed about 1.44% to the total national DUR production of 70.85 million t (CBS, 2015). The decreasing productivity is partly due to earhead rice bugs. The purpose of the study was to determine the effect of V. lecanii Palolo fungal isolates of different suspension dilutionson the mortality of testedearhead rice bugs(Leptocorisa acuta Thunberg) keptin a house screen.  The propagation of V. lecanii using PSA media and themaking of suspension dilution were carried out in Plant Pest laboratory of Faculty of Agriculture Tadulako University in February to April 2016.  The experiment was arranged in a Completely Randomized design with five treatments i.e. control, dilutions of 10-3, 10-5, 10-7, and 10-9.  Each experimental unit was replicated thrice.  Each treatment of the dilutions was 1 ml drew up using a pipette and allowed to dropdirectly on the ear bug body.  The bugs then were released into the house screen within whichgrown plant rice had reached a milky grain phase.  The mortality of the bugs infected with V. lecanii was observed seven days after the applications.  The highest imago mortality of the earhead rice bugs was found in the 10-5 dilution of Palolo V. lecanii isolates. Keywords: Leptocorisa acuta, Rice and Verticillium lecanii.
PEMANFAATAN JAMUR ENTOMOPATOGEN BEAUVERIA BASSIANA LOKAL SULAWESI TENGAH UNTUK PENGENDALIAN SPODOPTERA EXIGUA DAN LYRIOMISA CHINENSIS HAMA ENDEMIK PADA BAWANG MERAH DI SULAWESI TENGAH Rosmini Rosmini; Burhanuddin Nasir
Agroland: Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Vol 20, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.727 KB)

Abstract

Spodoptera exigua and Lyriomisa chinensis are one of the decstuctive insect and main obstacles in development of onion in Donggala. Pest control by chemicals has been widely reported to give a variety of negative impacts. Other efforts are needed as alternative technology to reduce impact of using synthetic chemical insecticides. One of them is entomopathogenic fungi as bio-insecticide. The objective of this research was to collect Beauveria spp. as enthomopathogen fungy. More specifically, number of Beauveria spp. was collected from several location and host as bio-insecticide formulation matter. There were 12 isolates of Beauveria spp. obtained from various locations in Central Sulawesi. Seven isolates from Lepidoptera while the remaining isolates were two from Homoptera, two from Hemiptera, and one from Coleoptera. Various insect species belong to Lepidoptera order investigated were Spodoptera exigua, Helicoperva armigera, Scirphopaga innotata, Ostrinia furnacalis and Plutella xylostella; belong to Homoptera order were Nilaparvata lugens, and Aphids; belong to Hemiptera order were Leptocoryza acuta; and belong to Coleoptera order was Oryctes rhinoceros. The observation indicated that the color of colony was ranged from yellowish white to white. There was no germination difference among the Beauveria spp. isolates in relationto to their location, host of insects, and insect orders. Differences in virulence showed only in Beauveria isolates from Spodoptera exigua with a high virulence against Spodoptera exigua pest and not for the other insects. Key Words : Beauveria bassiana, Bioinsecticide, Spodoptera exigua Hubn.
STUDI BIOAKTIVITAS DAN ISOLASI SENYAWA BIOAKTIF TUMBUHAN Euphorbia tirucalli L. (EUPHORBIACEAE) SEBAGAI INSEKTISIDA BOTANI ALTERNATIF Moh. Hibban Toana; Burhanuddin Nasir
Agroland: Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Vol 17, No 1 (2010)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.26 KB)

Abstract

The objective of this research were to identify the groups of secondary metabolites which act as bioactive in E. tirucalli plants, to isolate and determine those compounds, and to determine the bioactivity and toxicity of each purified compound. The research results showed that the extraction using ethanol solvent produced more extract yield of 6.6% (23.11 g)  compared  with acetone solvent (1.74% or equal to 6.08 g), while hexane solvent resulted in extract yield of 0.05% (1.74 g).  Isolation and purification of E. tirucalli leaf extract by ethanol solvent produced 5 metabolites compounds including alkaloid, flavonoid, triterpenoid, and hydroquinone.  While the acetone solvent produced 6 metabolites compounds including alkaloid, flavonoid, steroid, triterpenoid and hydroquinone. E. tirucalli leaf extracted by acetone solvent has highest toxicity, in which concentration of 2% was able to cause 50% mortality of P xylostella insects tested, compared with the ethanol solvent at a concentration of 3%.
Pelatihan Pembuatan dan Aplikasi Pestisida Biorasional untuk Pengendalian Hama Ramah Lingkungan: Mendukung Green Economy di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah Nasir, Burhanuddin; Serdiati, Novalina; Tangkesalu, Dance; Lasmini, Sri Anjar; Taiyeb, Asgar; Yudana, Kadek
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat Universitas Ma Chung Vol. 5 (2024): Prosiding SENAM 2024: Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat Universitas Ma Chung
Publisher : Ma Chung Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kawasan permukiman transmigrasi Kota Palu terletak di Bulupountu Jaya Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, dihuni transmigran dari berbagai daerah di Indonesia termasuk Pulau Jawa, NTT, NTB dan Sulawesi yang difasilitasi dengan tempat tinggal dan lahan untuk usaha pertanian. Dengan pemberian lahan pertanian tersebut, setiap warga transmigran melakukan budidaya tanaman sayuran sehingga kawasan tersebut menjadi salah satu sentra pertanaman sayuran yang mensuplai kebutuhan sayuran Masyarakat di kota Palu. Namun terdapat beberapa hambatan agronomis dalam mengusahakan tanaman sayur-sayuran yaitu kondisi keterbatasan kesuburan tanah, serta adanya serangan hama dan penyakit. Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan penerapan beberapa tindakan agronomi yang tepat. Program pengabdian kepada masyarakat bertujuan untuk melatih petani membuat dan mengaplikasikan pestisida biorasional untuk pengendalian hama dan penyakit tanaman sayuran dalam mendukung green economy. Metode yang diterapkan adalah pelatihan dan penerapan teknologi yang dilakukan secara partisipatif. Hasil yang dicapai adalah masyarakat mengetahui teknik pembuatan dan pengaplikasian pestisida biorasional berbahan baku tumbuhan kirinyuh Choromolaena odorata L., sehingga produk sayuran yang dihasilkan tidak mengandung residu bahan kimia sintetis sehingga menjadi sehat bila dikonsumsi, serta dalam jangka waktu yang panjang lingkungan pertanian tetap dapat terjaga dalam mendukung green economy.
PENDAMPINGAN MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN PRODUKSI BAWANG MERAH MELALUI PENERAPAN GOOD AGRICULTURE PRACTICE Sulaeman, Sulaeman; Nasir, Burhanuddin; Lasmini, Sri Anjar; Monde, Anthon; Yunus, Mohammad
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 6 (2023): INOVASI PERGURUAN TINGGI & PERAN DUNIA INDUSTRI DALAM PENGUATAN EKOSISTEM DIGITAL & EK
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37695/pkmcsr.v6i0.2053

Abstract

Bawang merah termasuk salah satu komoditi unggulan daerah Sulawesi Tengah. Pengembangan bawang merah oleh petani masih dilakukan secara konvesional dengan penggunaan pupuk anorganik dan pestisida kimia yang tidak sesuai dengan rekomendasi. Untuk mengurangi pemakaian pupuk anorganik dan pestisida kimia sintetik dapat dilakukan dengan penerapan good agriculture practice (GAP). Permasalahan yang dihadapi oleh kelompok tani mitra dalam menerapkan teknik budidaya bawang merah sesuai standar GAP adalah kurangnya pengetahuan dan ketrampilan petani dalam menyiapkan sarana produksi berbasis organik yang diperlukan dalam budidaya bawang merah yang sesuai dengan GAP. Program pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk mendampingi masyarakat dalam menerapkan sistem pertanian yang baik (good agriculture practice, GAP) untuk meningkatkan produktivitas bawang merah sebagai salah satu komoditi unggulan daerah Sulawesi Tengah. Metode yang diterapkan adalah pelatihan (training), demonstrasi demplot percobaan, dan pembinaan terhadap kelompok tani mitra yang dilaksanakan dengan pendekatan Participatory Rural Appraisal (PRA). Hasil pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat memperlihatkan adanya peningkatan pengetahuan dan ketrampilan peserta terutama dalam penyiapan sarana produksi khususnya pupuk organik dan pestisida nabati dan dapat menerapkan teknik budidaya bawang merah sesuai standar GAP yang dimulai dari penyiapan lahan sampai dengan cara budidaya yang baik dan benar sesuai dengan prosedur standar operasional budidaya bawang merah.
KEANEKARAGAMAN ARTHROPODA PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) DENGAN PENGAPLIKASIAN INSEKTISIDA BOTANI DAN TANPA PENGAPLIKASIAN INSEKTISIDA BOTANI Patabang, Nina K; Yunus, Moh.; Nasir, Burhanuddin
AGROTEKBIS : JURNAL ILMU PERTANIAN (e-journal) Vol 12 No 2 (2024): April
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/agrotekbis.v12i2.2109

Abstract

Arthropods, the largest taxon in the animal kingdom, serve as indicators of ecosystem balance. This study aimed to assess the diversity, evenness, and dominance of arthropods in corn (Zea mays L.) with and without botanical insecticide application. The research was conducted in Oloboju Village, Sigi Biromaru District, Central Sulawesi, from September to November 2022. The study utilized pitfall traps, light traps, and sweep nets to observe arthropods. The results indicated higher arthropod diversity without insecticide application: 4 classes, 14 orders, 44 families, 57 species, and 1,112 individuals, compared to 4 classes, 14 orders, 39 families, 49 species, and 891 individuals with insecticide. The diversity index and evenness index were higher without insecticide (3.04 and 0.75) than with insecticide (2.81 and 0.72). Both treatments had low dominance index values (0.10 and 0.12), suggesting no single species was dominant.
EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN BABADOTAN (Ageratum conizoides L.) UNTUK PENGENDALIAN HAMA ULAT GRAYAK (Spodoptera frugiperda J. E. Smith) PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) Gafar, Putri Angriani; Nasir, Burhanuddin
AGROTEKBIS : JURNAL ILMU PERTANIAN (e-journal) Vol 12 No 6 (2024): Desember
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/agrotekbis.v12i6.2379

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun babadotan terhadap intensitas serangan dan populasi Hama Ulat Grayak serta pengaruhnya terhadap produksi Jagung. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Oloboju Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tengah. Waktu penelitian dimulai dari bulan Agustus sampai Oktober 2022. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 5 perlakuan yang diulang sebanyak 4 kali sehingga diperoleh 20 unit percobaan. Perlakuan tersebut adalah P0 = (kontrol), P1 = kosentrasi 2,5%, P2 = kosentrasi 5%, P3 = kosentrasi 7,5%, dan P4 = kosentrasi 10%. Pengamatan meliputi intensitas serangan dan populasi Spodoptera frugiperda serta produksi Jagung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dengan dosis 2,5%, 5%, 7,5%, dan 10% berpengaruh nyata terhadap intensitas serangan dan populasi Spodoptera frugiperda serta produksi Jagung. Perlakuan P4 (kosentrasi 10%) memberikan hasil intensitas serangan dan populasi yang terendah yakni intensitas serangan sebesar 4,29% dan populasi sebesar 0,88 ekor sehingga memberikan hasil yang berbeda nyata dengan perlakuan lainya. Hasil produksi Jagung yang tertinggi juga diperoleh dari perlakuan P4 sebesar 6,69 ton/ha berbeda nyata dengan semua perlakuan.
DISEMINASI TEKNOLOGI PERAKITAN DAN PENGEMBANGAN PLANT GROWTH PROMOTION RHIZOBACTERIA (PGPR) SEBAGAI BIOFERTILZER, BIOSTIMULANT DAN BIOPROTECTANT lasmini, Sri Anjar; Sulaeman, Sulaeman; Nasir, Burhanuddin; Toana, Moh. Hibban; Idham, Idham; Pasaru, Flora; Khasanah, Nur; Yudana, I Kadek
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 7 (2024): PKMCSR2024: Kolaborasi Hexahelix dalam Optimalisasi Potensi Pariwisata di Indonesia: A
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37695/pkmcsr.v7i0.2351

Abstract

UPT Lembah Palu merupakan salah satu sentra produksi bawang merah dan sayuran lainnya di Kabupaten Sigi. Para petani UPT Lembah Palu tersebut sangat mengandalkan pestisida dan pupuk kimia dalam kegiatan pertanian mereka. Bahkan residu pestisida pada ubi bawang yang mereka hasilkan sudah melebihi ambang yang dapat di toleransi. Perilaku para petani tersebut tidak terlepas dari kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam hal budidaya dan pengendalian hama yang ramah lingkungan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat bertujuan untuk menyebarluaskan informasi teknologi perakitan dan aplikasi PGPR sebagai biofertilizer, biostimulant dan bioprotectant agar dapat membantu petani dalam menyediakan saprodi yang murah dan ramah lingkungan. Metode yang diterapkan adalah pelatihan, demplot aplikasi teknologi, dan pendampingan. Dalam Program pengabdian kepada masyarakat ini, kelompok masyarakat yang menjadi mitra yaitu kelompok tani “Usaha Bersama” dibekali pengetahuan dan keterampilan tentang teknologi perakitan PGPR dan selanjutnya dilakukan pembinaan dan pendampingan kepada kelompok tani mitra tersebut dalam mengaplikasikan PGPR pada pertanaman bawang merah dan tanaman sayuran lainnya. Hasil pelaksanaan program pengabdian menunjukkan terjadinya ditransfer teknologi kepada petani anggota kelompok mitra, ditandai dengan kemampuan mengembangkan PGPR tersebut dan trampil mengaplikasikan ke lahan pertanaman bawang merah dan tanaman sayuran lainnya. Dengan produk PGPR yang dikembangkan tersebut, petani dapat melepaskan ketergantungan terhadap input bahan kimia sintetis dalam berusaha tani sehingga pendapatan dapat meningkat. Dengan kegiatan pengabdian kepada masyarakat tersebut diharapkan dapat membantu petani menghasilkan bawang merah dan tanaman sayuran lainnya yang berkualitas, bebas residu pestisida sehingga meningkatkan daya saing produk pertanian.