Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jihbiz: Jurnal Ekonomi, Keuangan dan Perbankan Syariah

Islamic Hedging, Spekulasi atau Manajemen Risiko? (Analisis Kritik terhadap Islamic Hedging) Fatturroyhan Fatturroyhan; Royyan Ramdhani Djayusman
Jihbiz : Jurnal Ekonomi, Keuangan dan Perbankan Syariah Vol 1 No 2 (2017)
Publisher : Universitas Islam Raden Rahmat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (526.148 KB) | DOI: 10.33379/jihbiz.v1i2.712

Abstract

Permasalahan fluktuatif nilai tukar mata uang menyebabkan tergeraknya para ekonom keuangan konvensional melaksanakan hedging dalam bentuk kontrak-kontrak derivatif untuk menghindari risiko yang diakibatkan dari fluktuasi mata uang. Para ekonom Muslim, dalam menawarkan reformasi hedging mainstream dengan menghilangkan unsur-unsur pelanggaran syari’ah dan memasukkan akad-akad syari’ah ke dalamnya. Namun demikian, apakah unsur-unsur penyebab dilarangnya hedging sudah dieliminasi secara menyeluruh. Tulisan ini mencoba mendiskusikan permasalahan Islamic hedging, untuk dapat menawarkan solusi dari permasalahan tersebut. Penelitian ini adalah jenis penelitian literatur, metode analisis kritik pemikiran dengan menggunakan metode induktif dalam menemukan konsep Islamic hedging secara umum. Kemudian, dijelaskan dengan menggunakan metode deskriptif dengan analisis kritik sebagai kritikan terhadap Islamic hedging. Kesimpulan akhir dari tulisan ini adalah Islamic investment funds dan cadangan risiko nilai tukar sebagai alternatif dari Islamic hedging yang ternyata belum sepenuhnya mengeliminasi unsur-unsur gharar, riba dan maysir dan dapat dikatakan bahwa Islamic hedging adalah bentuk spekulasi.
Pembiayaan Defisit APBN menurut Umer Chapra (Studi Analisis Kritik terhadap Pembiayaan Defisit APBN Indonesia Periode 2010-2015) Royyan Ramdhani Djayusman; Fatturroyhan Fatturroyhan
Jihbiz : Jurnal Ekonomi, Keuangan dan Perbankan Syariah Vol 1 No 2 (2017)
Publisher : Universitas Islam Raden Rahmat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (542.378 KB) | DOI: 10.33379/jihbiz.v1i2.713

Abstract

APBN Indonesia menggunakan konsep defisit sebagai stimulus pertumbuhan ekonomi. Defisit tersebut didanai dengan pinjaman, baik internal maupun eksternal yang mengandung unsur riba yang akhirnya akan mengakibatkan terjadinya inflasi dan terkadang malah menjurus ke resesi dan depresi ekonomi. Sedangkan, keadaan yang seharusnya defisit dibiayai dengan cara yang tidak mengandung riba dan menjaga kestabilan ekonomi. Menurut data yang ada pada tahun 2010-2015 memperlihatkan defisit yang meningkat diikuti pembiayaan defisit yang meningkat pula. Umer Chapra ia tidak hanya membahas aspek teoritis saja, melainkan juga aspek aplikasi sehingga gagasan-gagasannya dalam bidang ekonomi Islam cukup realistis untuk diaplikasikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembiayaan defisit APBN Indonesia tahun 2010-2015 dan untuk melakukan analisis kritik terhadap pembiayaan defisit APBN Indonesia tahun 2010-2015 ditinjau dari pemikiran Umer Chapra. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian literatur, dengan metode analisis kritik. Penelitian ini menunjukkan bahwa pembiayaan defisit APBN Indonesia pada tahun 2010-2015 pembiayaan defisit anggaran berasal dari dua sumber, yaitu pembiayaan utang yang terdiri pinjaman dalam negeri dan pinjaman luar negeri, dan pembiayaan non-utang yang terdiri dari pendapatan pajak, manajemen atau privatisasi BUMN, dan hasil pengelolaan aset. Dari analisis kritik terhadap pembiayaan Defisit Indonesia peneliti melakukan kritik dari 3 unsur yaitu penerimaan, pembiayaan dan pengeluaran APBN. Masalah utama adalah pembiayaan defisit APBN menggunakan instrumen utang luar negeri yang mengandung unsur riba dan melemahkan kemampuan APBN selanjutnya, sedangkan ada alternatif lain yaitu sukuk negara untuk menutup defisit APBN tersebut. Dengan kata lain, bahwasanya utang luar negeri yang dilakukan pemerintah malah melemahkan APBN itu sendiri dengan beban pokok utang dan cicilan bunganya. Dari sisi non utang penerimaan pemungutan pajak yang terjadi tidak adil, dan privatisasi BUMN yang terjadi merugikan negara. Sedangkan dari sisi pengeluaran APBN untuk pembiayaan belum memprioritaskan kesejahteraan masyarakat terlihat dari pos anggaran pengeluaran APBN tahun 2010-2015 membengkak pada pos anggaran pertahanan militer.