Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

Edukasi Pijat Refleksi Kaki sebagai Upaya Mengurangi Tanda dan Gejala Hipertensi di Lingkungan Walitelon Utara Temanggung Maksum; Musta'in, Mukhamad; Sugiarto, Heri
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 6 No. 2 (2024): Indonesian Journal of Community Empowerment November 2024
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/ijce.v6i2.3474

Abstract

Hypertension remains a global issue to this day due to its continuously increasing prevalence. Uncontrolled hypertension, where systolic blood pressure is ≥140 mmHg and diastolic blood pressure is ≥90 mmHg, can manifest signs and symptoms such as dizziness, shoulder pain, and fatigue. In addition to medication, the signs and symptoms of hypertension can be managed with alternative methods such as foot reflexology. The results of a preliminary study in the Walitelon Utara Region of Temanggung District showed that out of 64 elderly individuals, 56% were found to have hypertension, and most of them did not understand alternative management for the symptoms of hypertension. The purpose of foot reflexology education is to enhance public knowledge in reducing the signs and symptoms of hypertension. The method were conducted using discussion, and demonstration. The activities include blood pressure checks, pretests, education, as well as demonstrations of foot reflexology and evaluations/posttests. Community service was carried out on Tuesday, August 20, 2024, at the Walitelon Utara village hall. The activity was attended by 30 participants. The results of community service showed an increase in public knowledge about foot reflexology in reducing signs and symptoms of hypertension, where there was a significant difference in average knowledge before and after education, with a paired t-test value of 0.000. There is a need for spreading information to larger public about the benefits of foot reflexology in reducing symptoms of hypertension.   ABSTRAK Hipertensi saat ini menjadi masalah global karena prevalensinya yang terus meningkat tidak hanya pada lansia namun usia produktif.  Hipertensi yang tidak terkendali, dimana ukuran tekanan darah sistolik ³140 mmHg dan tekanan darah diastolik ³90 mmHg dapat memunculkan tanda dan gejala seperti pusing, nyeri di pundak dan kelelahan. Selain dengan pengobatan, keluhan tanda gejala yang dirasakan pada penderita hipertensi dapat diberikan tindakan terapi komplementer seperti pijat refleksi pada kaki. Hasil studi pendahuluan di lingkungan wilayah Walitelon Utara Kab Temanggung, dari 64 lansia ditemukan 56% yang mengalami hipertensi dan sebagian besar belum memahami penanganan alternatif tanda gejala hipertensi. Tujuan pemberian edukasi pijat refleksi kaki yaitu untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam mengurangi tanda dan gejala hipertensi. Kegiatan dilakukan dengan metode ceramah, diskusi dan dan demonstrasi. Kegiatan meliputi pemeriksaan tekanan darah, pretest, edukasi serta demonstrasi pijat refleksi kaki dan evaluasi/ posttest. Pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan pada hari selasa tanggal 20 agustus 2024 bertempat di balai kelurahan Walitelon Utara. Kegiatan diikuti oleh 30 peserta. Hasil pengabdian kepada masyarakat didapatkan peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai pijat refleksi kaki dalam mengurangi tanda dan gejala hipertensi dimana ada perbedaan rata- rata pengetahuan sebelum dan sesudah edukasi dengan nilai uji t berpasangan 0.000. Perlu adanya penyebarluasan informasi kepada masyarakat yang lebih luas mengenai manfaat pijat refleksi kaki dalam menurunkan tanda gejala hipertensi.
Edukasi Penyakit Tidak Menular pada Siswa: Upaya Preventif Kesehatan di SMA PGRI Temanggung Alfan Afandi; Sugiarto, Heri; Kartika Dian Pertiwi
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 6 No. 2 (2024): Indonesian Journal of Community Empowerment November 2024
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/ijce.v6i2.3500

Abstract

Non-Communicable Diseases (NCDs) are one of the main public health challenges in Indonesia and globally. The risk of NCDs among adolescents is often overlooked because it is assumed that NCDs are more related to old age. In Temanggung Regency, the high risk of NCDs among adolescents has prompted the need for interventions that can increase their awareness and understanding of NCD prevention. This community service activity was carried out at SMA PGRI Temanggung, focusing on education about NCDs among students. The main objective of this study was to improve students' knowledge about NCDs. The method used in this activity is participatory education. The activity began with interactive counseling covering material on risk factors, symptoms, and prevention of NCDs. The results obtained showed a significant increase in students' knowledge about NCDs. Before the activity, 20 out of 33 students had good knowledge, while 13 students were classified as poor. After the activity, 32 students showed good knowledge, while only 1 student was still in the poor category. The main conclusion of this activity is that an interactive and participatory educational approach is effective in improving students' knowledge about NCDs. This improvement not only increases health awareness among students but also provides a strong foundation for adopting a healthy lifestyle in the future. With these results, it is hoped that similar activities can be implemented in other schools to support adolescent health more widely.   ABSTRAK Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan salah satu tantangan utama kesehatan masyarakat di Indonesia dan secara global. Risiko PTM di kalangan remaja sering kali diabaikan karena anggapan bahwa PTM lebih berkaitan dengan usia lanjut. Di Kabupaten Temanggung, tingginya risiko PTM pada kalangan remaja mendorong perlunya intervensi yang dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman mereka mengenai pencegahan PTM. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan di SMA PGRI Temanggung, dengan fokus pada edukasi Penyakit Tidak Menular (PTM) di kalangan siswa. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan siswa mengenai PTM.  Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah edukasi partisipatif. Kegiatan dimulai dengan penyuluhan interaktif yang meliputi materi tentang faktor risiko, gejala, dan pencegahan PTM. Hasil yang diperoleh menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam pengetahuan siswa tentang PTM. Sebelum kegiatan, 20 dari 33 siswa memiliki pengetahuan yang baik, sedangkan 13 siswa tergolong kurang baik. Setelah kegiatan, 32 siswa menunjukkan pengetahuan yang baik, sementara hanya 1 siswa yang masih berada dalam kategori kurang baik. Kesimpulan utama dari kegiatan ini adalah bahwa pendekatan edukasi yang interaktif dan partisipatif efektif dalam meningkatkan pengetahuan siswa mengenai PTM. Peningkatan ini tidak hanya meningkatkan kesadaran akan kesehatan di kalangan siswa tetapi juga memberikan dasar yang kuat untuk mengadopsi gaya hidup sehat di masa depan. Dengan hasil ini, diharapkan kegiatan serupa dapat diterapkan di sekolah-sekolah lain untuk mendukung kesehatan remaja secara lebih luas.
OPTIMALISASI 3M DAN JUMANTIK OLEH REMAJA SEBAGAI UPAYA PREVENTIF PENYEBARAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI TEMANGGUNG Heri Sugiarto; Mukhamad Mustain; Luvi Dian Afriyani
Joong-Ki : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 3: September 2022
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/joongki.v1i3.941

Abstract

Angka kesakitan DBD di Temanggung yaitu 19.1/100.000 penduduk. Puskesmas Dharmarini Temanggung, merupakan salah satu dengan angka kejadian tertinggi DBD pada tahun 2018 yaitu dengan kejadian 17 kasus. Salah satu wilayah kerja puskesmas tersebut adalah Lingkungan Cekelan Madureso dimana belum terbentuk tim Jumantik dan pelaksanaan 3 M belum maksimal oleh warga. Remaja merupakan usia potensial untuk kegiatan sosial seperti Palang Merah Remaja dan Juru Pemantau Jentik. Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini yaitu edukasi dan optimalisasi masyarakat tentang program 3M dan pembentukan Tim Jumantik pada remaja sebagai upaya meminimalkan kejadian DBD. Kegiatan yang dilakukan yaitu edukasi dan pembentukan tim jumantik pada remaja. Sasaran dalam kegiatan ini adalah remaja di Lingkungan Cekelan Desa Madureso Temanggung sejumlah 15 remaja. Materi edukasi yang disampaikan meliputi DBD dan cara penularannya, pencegahan dan pengendalian DBD melalui 3M serta Kader Jumantik. Instrumen evaluasi pengetahuan remaja menggunakan kuesioner. Evaluasi terhadap program dilakukan dengan melihat kemampuan remaja dalam melaksanakan tugas sebagai tim jumantik. Hasil Kegiatan menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan remaja tentang 3 M dan terbentuknya tim jumantik dari kelompok remaja. Berdasarkan evaluasi remaja telah melaksanakan tugasnya sebagai tim jumantik di Lingkungan Cekelan Madureso. Diharapkan ada upaya refreshing dan update informasi tentang DBD pada Tim Jumantik melalui berbagi sumber informasi.
Edukasi Dampak Buruk Konsumsi Mie Instan Berlebihan Sri Wahyuni; Heri Sugiarto; Sigit Ambar Widyawati; Anggi Margaretha; Mukhamad Mustain
Joong-Ki : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 3: Mei 2024
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/joongki.v3i3.3647

Abstract

Konsumsi mie instan yang berlebihan merupakan kebiasaan yang tidak sehat yang bisa berdampak pada obesitas. Kantin sekolah merupakan kantin yang umum menyediakan mie instan yang langsung di wadah (cup) agar anak-anak lebih mudah mengkonsumsinya, dimana hal tersebut jika dibiarkan dapat timbul masalah yaitu obesitas, karena mie instan tidak memiliki kandungan gizi seimbang untuk anak usia sekolah. Hasil survei dan wawancara dengan pelajar/ siswa dan staff sekolah MI Kalirejo Kec. Ungaran Timur, Kabupaten Semarang didapatkan sebagian besar pelajar belum mengetahui mengenai pemenuhan gizi seimbang, belum memahami akibat dari konsumsi mie instan yang berlebihan dan masih diperbolehkannya penjualan jajanan mie instan di lingkungan kantin sekolah. Program pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan edukasi dan media pengenalan gizi kepada pelajar, meningkatkan pengetahuan dan wawasan pada pelajar tentang apa yang sebaiknya dikonsumsi atau mengurangi konsumsi mie instan dan peningkatan kemandirian pelajar peduli terhadap asupan gizi yang dikonsumsi dengan membawa bekal dari rumah. Metode yang dilakukan yaitu berupa penyuluhan dampak buruk mie instan, edukasi gizi seimbang, kegiatan games berupa media puzzle gizi untuk meningkatkan pengetahuan terkait pengelompokan jenis makanan dan pengenalan poster isi piringku sebagai informasi acuan makanan sehat dan bergizi bagi pelajar. Siswa-siswi telah mengetahui materi terkait jenis zat gizi, pengelompokkan makanan berdasarkan zat gizinya, dan pengertian isi piringku serta materi terkait dampak bahaya mie instan.  Pada akhir sesi setiap pemaparan materi diberikan 5 pertanyaan sebagai bahan evaluasi. Siswa-siswi dapat memanfaatkan materi tersebut sebagai acuan untuk mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi dan berupaya mengurangi konsumsi mie instan. Hampir semua peserta sasaran kegiatan membawa bekal dari rumah yang berisi nasi, lauk, sayur dan buah berdasarkan acuan isi piringku dan dibuktikan hasil kuesioner terkait isi piringku sebesar 78,1% atau 50 peserta benar dalam menjawab terkait materi isi piringku.
Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Minat dan Motivasi Nursepreneurship Mahasiswa Keperawatan: Factors Related to Nursing Students' Interests and Motivation for Nursepreneurship Musta'in, Mukhammad; Maksum; Susilo, Tri; Sugiarto, Heri
Journal of Holistics and Health Sciences Vol. 7 No. 1 (2025): Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS), Maret
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jhhs.v7i1.521

Abstract

Entrepreneurship is an activity to become productive that is not limited by space, time, place, age, and gender, including the field of nursing known as nursepreneurship. The spirit of nursepreneurship needs to be nurtured early on in nursing students considering the increasingly limited job vacancies in hospitals. This study aims to identify the factors related to the interest and motivation of nursing students in pursuing nursepreneurship. The research method is an analytical survey with a cross-sectional approach. The research subjects are sixth-semester students who have taken the nursepreneurship course, using total sampling technique with a total of 30 respondents. The research results showed that 83.3% of the respondents were female and 16.7% were male. The age of the respondents: 19 years 6.7%, 20 years 3.3%, 21 years 60%, 22 years 23.3%, 23 years 3.3%, and 24 years 3.3%. Parental entrepreneurship history: no 63.3% and yes 36.7%. The interest in nursepreneurship in the high category reached 83.3% and very high 16.7%, and the motivation for nursepreneurship in the high category reached 63.3% and very high 36.7%. The p-Value indicates the relationship between gender and interest in nursepreneurship is 0.183, the relationship between gender and motivation for nursepreneurship is 0.047, the relationship between parental entrepreneurship history and interest in nursepreneurship is 0.047, and the relationship between parental history and motivation for nursepreneurship is 0.238. The conclusion of the study is that the factors related to nursepreneurship motivation are gender, and the factor related to nursepreneurship interest is the entrepreneurial background of the parents. Further research is needed regarding other factors related to interest and motivation in nursepreneurship.   ABSTRAK Wirausaha merupakan kegiatan untuk menjadi produktif yang tidak terbatas pada ruang, waktu, tempat, usia, dan jenis kelamin, tak terkecuali bidang keperawatan yang dikenal dengan nursepreneurship. Jiwa nursepreneurship perlu dipupuk sejak dini pada mahasiswa keperawatan mengingat semakin terbatasnya lowongan pekerjaan keperawatan di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan minat dan motivasi mahasiswa keperawatan dalam mengikuti nursepreneurship. Metode penelitian adalah survey analitik dengan pendekatan crossectional. Objek penelitian adalah mahasiswa semester VI yang telah mengambil mata kuliah nursepreneurship dengan teknik total sampling sejumlah 30 responden. Hasil penelitian didapatkan responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 83.3%, laki- laki 16.7%. Usia responden 19 tahun 6.7%, 20 tahun 3.3%, 21 tahun 60%, 22 tahun 23.3%, 23 tahu 3.3% dan 24 tahun 3.3%. Riwayat orangtua berwirausaha kategori tidak 63.3% dan ya 36.7%. Minat nursepreneurship kategori tinggi mencapai 83.3% dan sangat tinggi 16.7% dan motivasi nursepreneurship kategori tinggi 63.3% dan sangat tinggi 36.7%. Nilai p-Value didapatkan hubungan antara jenis kelamin dengan minat nursepreneurship sebesar 0.183, hubungan antara jenis kelamin dengan motivasi nursepreneurship sebesar 0.047, hubungan riwayat orang tua berwirausaha dengan minat nursepreneurship sebesar 0.047 dan hubungan riwayat orang tua dengan motivasi nursepreneurship 0.238. Simpulan penelitian yaitu faktor yang berhubungan dengan motivasi nursepreneurship yaitu jenis kelamin dan faktor yang berhubungan dengan minat nursepreneurship yaitu riwayat orang tua berwirausaha. Perlu penelitian lebih lanjut terkait faktor-faktor lain yang berhubungan dengan minat dan motivasi nursepreneurship.
Optimalisasi Kader dalam Peningkatan Kualitas Kesehatan Lansia di Candirejo Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang Minardo, Joyo; Musta'in, Mukhammad; Sugiarto, Heri; Eko Nur Hermansyah; Olif Rina Susanti5
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 7 No. 1 (2025): Indonesian Journal of Community Empowerment Mei 2025
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/ijce.v7i1.3921

Abstract

Elderly people are very susceptible to health problems due to decreased body function. Complaints of illness experienced by the elderly include respiratory tract disorders, headaches, hypertension, diabetes mellitus, and other degenerative diseases. Health protection for the elderly needs to be considered so that the elderly carry out healthy physical and mental life management. The health of the elderly is facilitated by the Elderly Posyandu program which aims to improve the quality of life of the elderly. Elderly Posyandu is organized by health cadres, who are volunteers recruited from the community. Cadres are not professional health workers, but the role of cadres can help health workers to empower the community. Increasing the knowledge and skills of cadres is very important to support the health of the elderly towards healthy and happy elderly people. Increasing the capacity of cadres is carried out by increasing knowledge about degenerative diseases, and basic examinations. The purpose of this activity is to provide cadres with knowledge about degenerative diseases and how to measure blood pressure as a basic health examination. The method used is to provide health education accompanied by training in blood pressure examinations. The target of this activity is elderly Posyandu cadres. The stages carried out include providing material about degenerative diseases followed by a demonstration of blood pressure measurement. At the evaluation stage, there was an increase in the knowledge and skills of cadres in measuring blood pressure. The results of this activity were that all cadres had good knowledge of 60.71% and very good knowledge of 17.8%, the rest had sufficient knowledge of 21.42%   ABSTRAK Lansia sangat rentan mengalami gangguan kesehatan karena penurunan fungsi tubuh.. Keluhan sakit yang dialami lansia berupa gangguan  saluran pernapasan, sakit kepala, hipertensi, diabetes mellitus, dan gangguan  penyakit degenerative lainnya.  Proteksi kesehatan terhadap lansia perlu diperhatiakan agar lansia  melakukan manajemen hidup sehat jasmani dan rohani. Kesehatan para lansia difasilitasi dengan  program Posyandu Lansia yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup lansia. Posyandu lansia diselenggarakan oleh kader kesehatan.yang  merupakan tenaga sukarela yang direkrut dari masyarakat.. Kader bukanlah petugas kesehatan yang profesional, namun peranan kader dapat membantu tenaga kesehatan untuk memperdayakan masyarakat. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader sangat penting untuk menunjang kesehatan lansia menuju lansia sehat dan bahagia. Peningkatan kapasitas kader dilakukan dengan peningkatan pengetahuan tentang penyakit degeneratif, dan pemeriksaan dasar.. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan  pengetahuan kader tentang penyakit degenerative dan  cara  pengukuran tekanan darah sebagai pemeriksaan kesehatan dasar.. Metode yang digunakan adalah memberikan penyuluhan kesehatan disertai melatih  pemeriksaan tekanan darah.  Sasaran pada kegiatan ini adalah kader posyandu. lansia  Tahapan yang dilakukan meliputi pemberian materi tentang penyakit degeneratif dilanjutkan demonstrasi pengukuran tekanan darah. Pada tahap evaluasi  terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader dalam mengukur tekanan darah Hasil dari kegiatan ini adalah seluruh kader dengan pengetahuan baik 60,71 % dan pengetahuan baik sekali 17,8 % sisanya dengan pengetahuan cukup 21,42%.
Tanam Selasih (Therapeutic Nape Massage dan Senam Lansia Sehat) sebagai Upaya Pencegahan Komplikasi Hipertensi Mustain, Mukhamad; Sugiarto, Heri; Minardo, Joyo; Maksum
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 7 No. 1 (2025): Indonesian Journal of Community Empowerment Mei 2025
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/ijce.v7i1.3947

Abstract

Hypertension is a non-communicable disease that is commonly experienced by the elderly, with a prevalence that continues to increase. Uncontrolled hypertension, where systolic blood pressure is ≥140 mmHg and diastolic blood pressure is ≥90 mmHg, can lead to various complications such as heart disease, stroke, kidney failure, and vision disturbances. In addition to regular medication, hypertension complications can be minimized with complementary therapies such as Therapeutic Nape Massage and elderly exercises. The results of a preliminary study in the Ngadipiro Walitelon Utara area, Temanggung Regency, found that out of 70 elderly individuals, 54% were experiencing hypertension. Most elderly people do not regularly exercise, such as doing gymnastics, and do not understand alternative treatments for hypertension complications. The purpose of providing Tanam Selasih is to increase the knowledge of the community, especially the elderly, in minimizing hypertension complications and promoting healthy living behaviors through exercise. The activities were conducted using lecture, discussion, and demonstration methods. The activities included blood pressure checks, pre-post tests, education, as well as demonstrations of Therapeutic Nape Massage and elderly exercises. Community service was conducted on Tuesday, December 7, 2024, in the Ngadipiro area, Walitelon Utara. The activity was attended by 36 participants. The results of the community service showed an increase in public knowledge about Tanam Selasih to minimize hypertension complications, where there was a difference in the average knowledge before and after the education with a paired t-test value of 0.000. There is a need for the dissemination of information to a wider community regarding the benefits of planting basil in reducing hypertension complications. There is a need for the dissemination of information to the wider community regarding the benefits of Tanam Selasih in reducing hypertension complications.   ABSTRAK Hipertensi adalah penyakit tidak menular yang banyak dialami oleh lansia dengan prevalensi yang terus meningkat. Hipertensi yang tidak terkendali, dimana ukuran tekanan darah sistolik ³140 mmHg dan tekanan darah diastolik ³90 mmHg dapat memunculkan berbagai komplikasi seperti penyakit jantung, stroke, gagal ginjal dan gangguan penglihatan. Selain dengan pengobatan teratur, komplikasi hipertensi dapat diminimalisir dengan tindakan  terapi komplementer seperti Therapeutic Nape Massage (pijat tengkuk) dan senam lansia sehat (Tanam Selasih).   Hasil   studi   pendahuluan   di lingkungan   Ngadipiro Walitelon   Utara   Kab Temanggung, dari 70 lansia ditemukan 54% yang mengalami hipertensi. Sebagian besar lansia juga belum rutin berolahraga seperti senam dan belum memahami pencegahan alternatif komplikasi hipertensi. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat Tanam Selasih yaitu  untuk  meningkatkan  pengetahuan  masyarakat khususnya lansia  dalam  meminimalkan komplikasi hipertensi dan meningkatkan perilaku hidup sehat melalui senam. Kegiatan  dilakukan  dengan  metode  ceramah,  diskusi dan demonstrasi.  Kegiatan meliputi  pemeriksaan  tekanan  darah,  pre-posttest,  edukasi  serta demonstrasi Therapeutic Nape Massage dan senam lansia. Pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 7 Desember 2024  bertempat  di  lingkungan Ngadipiro,  Walitelon  Utara Kab Temanggung.  Kegiatan  diikuti  oleh  30  peserta.  Hasil pengabdian  kepada  masyarakat  didapatkan  peningkatan  pengetahuan  masyarakat  mengenai tanam selasih  dalam  meminimalkan komplikasi hipertensi  dimana  ada  perbedaan  rata-rata pengetahuan  sebelum  dan  sesudah  edukasi  dengan  nilai  uji  t  berpasangan  0.000. Perlu  adanya penyebarluasan informasi kepada masyarakat yang lebih luas mengenai manfaat tanam selasih dalam menurunkan komplikasi hipertensi.
The Effect of Competency and Remuneration on Healthcare Workers Performance Mediated By Work Discipline at Rumah Sakit Pusat Pertamina Sugiarto, Heri; Zainal, Veithzal Rivai
International Journal of Social and Management Studies Vol. 6 No. 3 (2025): June 2025
Publisher : IJOSMAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to examine and analyze the influence of competency and remuneration on the performance of healthcare workers, with work discipline as an intervening variable. A quantitative research method was employed, and data were collected through the distribution of research instruments to 149 healthcare workers at Rumah Sakit Pusat Pertamina. The data were analyzed used the Structural Equation Modeling-Partial Least Squares (SEM-PLS) approach. The results indicate that competency has a positive and significant effect on work discipline and the performance of healthcare workers, remuneration does not have a significant effect on either work discipline or performance, work discipline has a positive and significant effect on performance. Competency also has a positive and significant indirect effect on performance through work discipline, whereas remuneration does not affect performance through work discipline. This study develops a holistic model linking competency and remuneration to healthcare workers’ performance, while also exploring the simultaneous role of work discipline as an intervening variable. It is recommended the hospitals optimize the productivity of healthcare workers by improving a transparent and fair remuneration system, enhancing training and educational opportunities, providing recognition and feedback on employee performance, and reinforcing adherence to work discipline.
Knowledge and Attitude with Hypertension Prevention Behavior in Adolescents Sugiarto, Heri; Endharti, Restu Sri; Cahyati, Widya Hari
Journal of Creativity Student Vol. 8 No. 2 (2025)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jcs.v8i2.26458

Abstract

Background: prevalence of hypertension worldwide reaches more than 1.3 billion people (31%) The prevalence of hypertension in Indonesia is 34.1%. This is an increase compared to the prevalence of hypertension in Riskesdas in 2013 of 25.8%. This study aims to determine the relationship between knowledge and attitudes with hypertension prevention behavior in adolescents. Methods: This research used type of descriptive quantitative research with a cross sectional approach. The number of samples used was 384 adolescent respondents in the Sidorejo Health Center were using nonprobability sampling technique, namely accidental sampling. The research instrument used a questionnaire to adolescent respondents and for data analysis using univariate and bivariate analysis. Results: Knowledge about hypertension prevention is still lacking, attitudes towards hypertension prevention are mostly supportive and hypertension prevention behavior is categorized as good. The results showed that there was no relationship between adolescent knowledge and hypertension prevention practices, and there was a relationship between attitudes and hypertension prevention practices in adolescents. Conclusion: There is no relationship between knowledge and hypertension prevention practices, there is a relationship between attitude and hypertension prevention practices in adolescents. Efforts are needed to improve adolescents' attitudes towards hypertension, so as to support the practice of hypertension prevention.