Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

Implementasi Sistem Penilaian Berbasis Oucome Based Education di Perguruan Tinggi Setiono Setiono; Sistiana Windyariani; Aa Juhanda
Jurnal Pendidikan Vol 11 No 1 (2023): Jurnal Pendidikan
Publisher : Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36232/pendidikan.v11i1.2617

Abstract

Abstrak: Pendidikan di perguruan tinggi harus diorientasikan ke masa depan. Disrupsi pada dunia Pendidikan memberikan tantangan tersendiri bagi perguruan tinggi dalam menyiapkan kompetensi mahasiswa yang semakin berkembang dan kopleks. Kebijakan kurikulum MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) diharapkan mentranspormasi sistem pendidikan nasional khususnya di perguruan tinggi agar kurikulum Pendidikan tinggi dapat menyesuaikan dengan cepat terhadap berbagai perubahan. Kurikulum MBKM disiapkan untuk menjamin bahwa proses pembelajaran yang diselenggarakan dapat memberikan bekal kompetensi yang cukup bagi mahasiswa untuk menghadapi masa depan. Tidak hanya hanya pengalaman belajar yang harus disiapkan oleh dosen untuk mendukung implementasi OBE, system penialaian atau evaluasi pun harus disiapkan dalam upaya untuk menjamin outcome diperoleh oleh mahasiswa setelah mengikuti suatu program pembelajaran. Penelitian deskripsip yang dilakukan pada penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang bagaimana presepsi dosen serta implementasi system penilaian berbasis OBE yang sudah dilakukan oleh dosen pada program studinya. Penelitian ini melibatkan (n=36 dosen) pada salah satu perguruan tinggi swasta yang ada di wilayah Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa system penilaian berbasis OBE belum sepenuhnya di implementasikan oleh dosen di program studinya. Dosen masih menghadapi berbagai kendala sehingga belum system penilaian berbasis OBE belum sepenuhnya di ilmplementasikan
Profile of higher order thinking ability in differentiation-based problem-based learning models Satia Zulfiani Rosyid; Setiono Setiono; Billyardi Ramdhan
BIO-INOVED : Jurnal Biologi-Inovasi Pendidikan Vol 5, No 3 (2023): October 2023
Publisher : Master Program of Biology Education, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/bino.v5i3.16601

Abstract

The high-level thinking abilities of students in Indonesia still need to improve. This is shown by the results of international studies such as PISA and TIMSS; Indonesia's ranking in these programs still needs to be at a higher level. Therefore, this research aims to determine the profile of high-level thinking abilities in problem-based learning differentiation. The method used is quantitative descriptive. The research subjects were MAN 2 Sukabumi City students, with a total of 26 students. The sampling technique, namely purposive sampling, is based on the student's ability to see a problem and play an active role in the learning process. This is based on recommendations from the subject teacher. This research shows that the N-gain value for high-level thinking abilities in the upper, middle, and lower groups is in the medium category, namely in the upper group with a value of 0.64, the middle group with 0.37, and the lower group with a value of 0.36. Therefore, differentiation-based problem-based learning (PBL) is effective for all groups in improving high-level thinking abilities.AbstrakKemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik di Indonesia masih cukup rendah hal ini ditunjukan dari hasil studi internasional seperti PISA dan TIMSS, peringkat Indonesia pada program tersebut masih berada ditingkat rendah oleh karena itu, penelitian ini bertujuan mengetahui profil kemampuan berpikir tingkat tinggi pada pembelajaran problem based learning berbasis diferensiasi, Metode yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif. Subjek penelitian adalah peserta didik MAN 2 Kota Sukabumi dengan jumlah 26 peserta didik. Teknik sampling yaitu purposive sampling berdasarkan dari kemampuan peserta didik dalam melihat suatu permasalahan dan berperan aktif dalam proses pembelajaran hal ini didasarkan atas rekomendasi dari guru mata pelajaran. Hasil penelitian ini menunjukan nilai N-gain pada kemampuan berpikir tingkat tinggi pada kelompok atas, tengah dan bawah ini berada pada kategori sedang yaitu pada kelompok atas dengan nilai 0,64, kelompok tengah 0,37 dan kelompok bawah mendapat nilai 0,36. Oleh karena itu pembelajaran problem based learning (PBL) berbasis diferensiasi ini efektif untuk semua kelompok dalam meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi.
PROFIL KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS BERBASIS GENDER DAN DIFERENSIASI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS ETNOSAINS Ibnu Ubaidillah; Setiono Setiono; Jujun Ratnasari
JURNAL BIOEDUCATION Vol 10, No 2 (2023): Jurnal Bioeduction
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/bioed.v10i2.5577

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan berpikir kritis berbasis gender dan diferensiasi pada pembelajaran biologi berbasis etnosains. Subjek penelitian adalah siswa kelas IX dari salah satu SMP di Kabupaten Sukabumi dengan sampel sebanyak 62 peserta didik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen semu atau quasi eksperimen dengan desain non-equivalent control group. Instrumen yang digunakan adalah soal tes kemampuan berpikir kritis berupa pilihan ganda sebanyak 15 soal dan angket sikap sebanyak 7 soal dengan 5 indikator kemampuan berpikir kritis. Data hasil penelitian menunjukan pembelajaran biologi berbasis etnosains dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik yang terlihat dari adanya peningkatan dari nilai n-gain pretest dan posttest sebesar 0,58 atau kategori sedang.  Kemampuan berpikir kritis peserta didik laki-laki lebih unggul dibandingkan peserta didik perempuan dan peserta didik kelompok kelas atas lebih tinggi dibandingkan peserta didik kelompok tengah dan bawah. Rata-rata angket sikap kemampuan berpikir kritis sebesar 76,61 atau kategori sangat baik. Hasil uji Korelasi berganda nilai Sig. F Change adalah 0,040 atau <0,05 maka terdapat hubungan antara gender dan diferensiasi terhadap kemampuan berpikir kritis. Simpulan dalam penelitian ini, kemampuan berpikir kritis berbasis gender dan diferensiasi meningkat pada pembelajaran biologi berbasis diferensiasi.
Pelatihan dan Pendampingan Online Penulisan Artikel Ilmiah bagi Guru IPA SMP Kabupaten Sukabumi Setiono Setiono; Aa Juhanda; Sistiana Windyariani; Billyardi Ramdhan; Suhendar Suhendar; Jujun Ratnasari; Gina Nuranti
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 8 No 4 (2023): Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat
Publisher : Universitas Mathla'ul Anwar Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30653/jppm.v8i4.501

Abstract

Kebijakan belajar secara online telah merubah pola serta kebiasan pembelajaran yang selama ini dilakukan. Kebiasaan baru dalam pembelajaran ini memberikan peluang bagi guru untuk melakukan penelitian untuk mengembangkan strategi pembelajaran dalam pembelajaran online. Hal ini mendorong program studi pendidikan biologi FKIP universitas muhammadiyah sukabumi untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat (PPM) untuk menjembatani guru melakukan penelitian. Kegiatan PPM ini merupakan bentuk aktifitas tridarma yang bisa dilakukan oleh dosen di perguruan tinggi. Bentuk PPM yang dilakukan berupa pelatihan penulisan karya tulis ilmiah terhadap Guru IPA SMP (Sekolah Menengah Pertama) se-Kabupaten Sukabumi (n=30). Pelatihan ini dibutuhkan oleh para guru untuk mendorong produktifitas penelitian guru khususnya pada masa pandemi serta mendorong guru melakukan publikasi pada jurnal imiah bereputasi. Metode yang digunakan adalah ceramah, pelatihan dan coaching clinic penulisan artikel untuk terbit di jurnal bereputasi. Materi yang diberikan dalam pelatihan ini adalah: Penelitian Tindakan Kelas, Trend Penelitian Pendidikan IPA, Penulisan Artikel Ilmiah dan Mendeley Hasil dari pelatihan ini adalah meningkatnya kemampuan guru dalam melakukan penelitian dan dapat menulis karya ilmiah dan mengirimkannya ke jurnal nasional bereputasi. The online learning policy has changed the learning patterns and habits that have previously been carried out. This new habit in learning provides opportunities for teachers to research to develop learning strategies in online learning. This encourages the biology education study program at FKIP Muhammadiyah University Sukabumi to carry out community service (PPM) to provide a bridge for teachers to conduct research. This PPM activity is a form of tridharma activity that can be carried out by lecturers at universities. The form of PPM carried out was in the form of scientific writing training for junior high school (Junior High School) science teachers throughout Sukabumi Regency (n=30). This training is needed by teachers to encourage teacher research productivity, especially during the pandemic and to encourage teachers to publish in reputable scientific journals. The methods used are lectures, training, and coaching clinics for writing articles to be published in reputable journals. The material provided in this training is Classroom Action Research, Science Education Research Trends, Scientific Article Writing, and Mendeley. The result of this training is an increase in teachers' ability to conduct research and be able to write scientific papers and send them to reputable national journals.
The Influence of Inquiry Lesson Learning on Students' Scientific Reasoning Ability in Ecosystem Material Melani Ajijah; Aa Juhanda; Setiono Setiono
BIOEDUSCIENCE Vol 7 No 2 (2023): BIOEDUSCIENCE
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/jbes/11964

Abstract

Background: This study aims to determine the influence of applying the Inquiry Lesson learning model on the scientific reasoning abilities of Grade X students. Method: This type of research uses a quasi-experiment. The sample for this research was A total of 55 students in the science program grade 10 at one of the Madrasah Aliyah Public Schools (MAN) were involved. The instrument used is in the form of scientific reasoning ability test questions in the form of reasoned multiple-choice questions of 15 questions. The research design used is the Non-equivalent Control Group. The second instrument uses a student response questionnaire to learning using the inquiry lesson learning model, which consists of 12 questions. Results: The average N-Gain score was 0.48 in the moderate category, and the scientific reasoning abilities of students in the control class produced an average pretest score of 56.12 and a post-test average score of 70.13 with an average score of 70.13. N-Gain score of 0.32. The hypothesis test obtained a significance value of sig (2-tailed) 0.004, then H0 was rejected, and H1 was accepted. The emergence of scientific reasoning abilities of experimental class students on each indicator varies but generally has an N-Gain score in the moderate category. Student response questionnaires regarding the inquiry lesson learning model showed an average score in the excellent class (61-80). Conclusion: the conclusion in this study is that there is an increase in inquiry lesson learning on students' scientific reasoning abilities in Grade X ecosystem material.
Kemampuan Higher Order Thinking Skill Melalui Model Contextual Teaching and Learning Berdiferensiasi Ai Halimatus Salamah; Jujun Ratnasari; Setiono Setiono
Jurnal Educatio FKIP UNMA Vol. 9 No. 4 (2023): October-December
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/educatio.v9i4.6101

Abstract

Abstrack The research conducted was motivated by the demands of the school curriculum in improving learning with students who had difficulty doing HOTS questions, so that students' HOTS abilities were still low. This study aims to determine the ability to think higher order (hots) in CTL is distinguished by looking at the increase in students' higher order thinking skills (hots) based on student learning styles. The method used in this study is quantitative descriptive. The subjects of the study were 30 students of SMP Negeri 1 Kota Sukabumi. The sampling technique used is purposive sampling using the Multiple Choice HOTS test instrument. The results showed that the percentage of students' HOTS ability averaged 72.87 ± 18.26% with good criteria, with the average pretest and posttest results of the linguistic learning group were 43.37 ± 8.34% and postest 70.89 ± 6.29 %. While in the visual-auditory learning style, the pretest value was 43.64 19.10%, and the postest value was 78.64 ± 9.33%. Furthermore, the percentage of N-gain scores on the ability of HOTS students in the linguistic and visual-auditory learning groups was in the medium category, namely in the linguistic learning group with a value of 0.48 and in visual-auditory learning got a value of 0.62. Therefore, learning using the CTL model is well differentiated to improve HOTS seen from the increase in the percentage of HOTS ability and N-Gain value of each linguistic and visual-auditory learning style group, with the highest value obtained by the visual-auditory group. Thus, the HOTS ability of the visual-auditory group is superior to the HOTS ability of the linguistic learning group. Abstrak Penelitian yang dilakukan dilatar belakangi oleh tuntutan kurikulum sekolah dalam meningkatkan pembelajaran dengan siswa yang kesulitan mengerjakan soal HOTS, sehingga kemampuan HOTS siswa masih rendah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kemampuan berpikir tingkat tinggi (hots) melalui model belajar CTL dibedakan melalui peningkatan kemampuan berpikir tingkat tinggi (hots) siswa berdasarkan kebutuhannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Subyek penelitian adalah siswa SMP Negeri 1 Kota Sukabumi yang berjumlah 30 siswa. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling menggunakan instrumen tes HOTS Pilihan Ganda. Hasil penelitian menunjukkan persentase kemampuan HOTS siswa rata-rata 72,87 ± 18,26% dengan kriteria baik, dengan rata-rata hasil pretest dan posttest kelompok pembelajaran linguistik adalah 43,37 ± 8,34% dan postest 70,89 ± 6,29%. Sedangkan pada gaya belajar visual-auditory nilai pretest 43,64 19,10%, dan nilai postest 78,64 ± 9,33%. Selanjutnya persentase skor N-Gain pada kemampuan HOTS siswa kelompok pembelajaran linguistik dan visual-auditory berada pada kategori sedang yaitu pada kelompok pembelajaran linguistik dengan nilai 0,48 dan pada pembelajaran visual-auditory mendapat nilai 0,62. Oleh karena itu, pembelajaran melalui model CTL berdiferensiasi baik untuk meningkatkan kemampuan HOTS dilihat dari kenaikan persentase kemampuan HOTS dan nilai N-Gain setiap kelompok gaya belajar linguistik dan visual-auditory, dengan nilai tertinggi diperoleh oleh kelompok visual-auditory. Sehingga, kemampuan HOTS kelompok visual-auditory lebih unggul dibandingkan kemampuan HOTS kelompok belajar linguistik.
Analisis Profil Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Materi Sistem Pencernaan Fachri Muhammad Fajri; Setiono Setiono; Billyardi Ramdhan
ORYZA ( JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI ) Vol 12 No 2 (2023): ORYZA: Jurnal Pendidikan Biologi
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi STKIP Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33627/oz.v2i2.1173

Abstract

Tujuan dari penelitian yaitu untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi sistem percernaan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Sampel yang dipilih tidak secara acak melainkan dengan tujuan tertentu yaitu dengan Teknik Purposive sampling yang berjumlah 18 orang siswa. Instrument penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu soal berupa soal tes berbentuk uraian untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif berjumlah 11 soal yang sudah dinyatakan valid oleh dosen ahli. Soal tersebut mewakilkan indikator pembelajaran pada materi sistem pencernaan, serta mewakilkan berpikir kreatif yaitu kelancaran, keluwesan, kepekaan masalah, orisinalitas, dan elaborasi berpikir kreatif. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI tahun ajaran 2022/2023. Data hasil penelitian menunjukan hasil analisis profil kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi sistem pencernaan termasuk kedalam kategori baik. Jika dilihat dari gender, perempuan memiliki kemampuan berpikir kreatif lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Indikator yang paling dominan adalah indikator fluency. Pada soal fluency, peserta didik mampu memberikan beragam jawaban dan disertai alasan yang jelas. Sedangkan indikator yang paling rendah adalah originality. Peserta didik belum mampu memberikan jawaban yang berbeda atau belum pernah ada karena kebanyakan peserta didik hanya memberikan jawaban berdasarkan buku siswa atau buku pelajaran lainnya.
Pengaruh Penerapan Bahan Ajar Berdiferensiasi Berbasis Multiple Intelligence terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Laila Rahmah; Setiono Setiono; Billyardi Ramdhan
Bioscientist : Jurnal Ilmiah Biologi Vol 11, No 2 (2023): December
Publisher : Department of Biology Education, FSTT, Mandalika University of Education, Indonesia.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/bioscientist.v11i2.8405

Abstract

Learning in the 21st-century era students are required to have critical thinking skills, but at the time these abilities were still in the low category. So we need a solution to overcome this problem. This study aims to determine the effect of applying differentiating learning materials based on multiple intelligences on students' thinking abilities. The method used is a quasi-experimental method with a non-equivalent control group design. The research subjects were students of class X SMA in Sukabumi City. The sampling technique used purposive sampling was 63 students, namely 32 in the experimental class and 31 in the control class. The instruments used are critical thinking skills test questions, and observation sheets using differentiated modules. The results of the study stated that the pretest-posttest value with an N-Gain calculation of 0.76 was in the high category with an average pretest-posttest value difference of 53.21. The limits of multiple intelligence are the two most dominant intelligence in the experimental class: linguistic intelligence and intrapersonal intelligence. Students with linguistic intelligence effectively use the differentiated module with an N-Gain value of 0.78 or in the high category. The average student response results in the use of differentiated teaching materials is 86.85 or in the very good category. The conclusions of this study, differentiated teaching materials based on multiple intelligences affect students' critical thinking abilities.
ANALISIS MISKONSEPSI BERBANTUAN CRI (CERTAINTY OF INDEX) DALAM MODEL PEMBELAJARAN DIFFERENSIASI PADA SISTEM PERNAPASAN MANUSIA Anita Anita; Billyardi Ramdhan; Setiono Setiono
EDUPROXIMA : Jurnal Ilmiah Pendidikan IPA Vol 6, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Bhinneka PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29100/.v6i1.4414

Abstract

Tujuan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui kesalahpahaman siswa dan menjelakan alasan mereka munculnya kesalahpahaman material tentang sistem pernapasan manusia. Penelitian ini termasuk ke dalam metode penelitian kuantitatif diikuti 21 peserta didik kelas VIII di salah satu sekolah di Kabupaten Sukabumi. Instrumen yang digunakan adalah two tier test disertai dengan CRI (Certainty of Index), respon siswa pada model pembelajaran differensiasi berbasis multiple intelligences. Hasil penelitian menunjukan siswa memiliki miskonsepsi terhadap materi sistem pernapasan yang terdiri dari stuktur organ serta fungsinya, mekanisme dan penyakit pernapasan pada manusia 36,90%, adapun ketika di kelompokan menjadi 3 kelompok menjukan peserta didik mendapatkan miskonsepsi pada anak kinestetik 37,50%, anak linguistik 37,50% dan anak visual 35,42%. Kesimpulan dari hasil pembahasan ini faktor yang menyebabkan miskonsepsi terjadinya kesalahpahaman adalah peserta didik beragumentasi dengan keyakinannya sendiri, dan metode pengajaran.
KETERAMPILAN METAKOGNITIF PESERTA DIDIK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN MANUSIA Fitri Fatimah; Sistiana Windyariani; Setiono Setiono
EDUPROXIMA : Jurnal Ilmiah Pendidikan IPA Vol 6, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Bhinneka PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29100/.v6i1.4382

Abstract

This study aims to determine the metacognitive skills of students using the experiential learning model on the subject of the human respiratory system. The research method used is Quasi Experiment with Non-Equivalent Control Group Design. The research population used in this research series was students at MTs Nurul Huda in the Sukabumi district, the experimental class numbered 20, and the control class had the same number, namely 20 students. Taking the two sample classes was carried out using a purposive sampling method. The research instrument used a metacognitive skills questionnaire; several tests were used, including the N-Gain, normality, homogeneity, and hypothesis testing. The results showed a difference in the mean and N-gain values of the scores obtained by the two research classes. It was shown that the experimental class had a higher average score of 86 than the control class of 76. While the N-Gain value of the experimental class was 0.33 can be categorized as moderate, and the control class 0.30 is categorized as low. Besides that, based on hypothesis testing on the independent sample t-test, it shows a 2-tailed sig value. of 0.000 which means H0 is rejected and H1 is accepted. So it can be concluded that applying the Experiential Learning model affects improving students' metacognitive skills in the subject of the human respiratory system.