Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

REINTERPRTETASI DAN REAKTUALISASI KESADARAN PENDIDIKAN EKOLOGI DI TENGAH DARURAT AGRARIA DI KABUPATEN SUMENEP Matroni Matroni
JURNAL SETIA PANCASILA Vol 1 No 1 (2020): Jurnal Setia Pancasila, September 2020
Publisher : PRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN STKIP PGRI SUMENEP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36379/jsp.v1i1.63

Abstract

Pendidikan ekologi adalah salah satu hal paling aktual di Indonesia yang selalu menjadi momok yang hangat untuk kepentingan korporasi. Masalah utamanya adalah, apa dan bagaimana reinterpretasi dan reaktualisasi; dan Bagaimana implikasinya terhadap perkembangan pendidikan ekologi? Penelitian ini berbasis pustaka dan lapangan dengan mengumpulkan data, sekaligus meneliti referensi-referensi yang terkait dengan subjek yang dikaji, baik makalah, buku, Koran, jurnal, peper sekaligus wawancara dengan menggunakan pendekatan filosofis. Dari paparan di atas di simpulkan bahwa pertama sangat penting adanya pemikiran yang lebih serius tentang agraria di Sumenep, kedua pentingnya melahirkan kesadaran ekologis bagi masyarakat Sumenep yang saat ini ada dalam keadaan darurat, ketiga membutuhkan argumentasi tentang pendidikan ekologi dalam menjaga masa depan ekologi manusia. Oleh karena itu perlu dikembangkan suatu bentuk knowledge ecology danlocal though terhadap berbagai jenis tanah tersebut agar dapat digunakan sebagai acuan dalam proses pembangunan manusia seutuhnya yang berjiwa ekologis. Modal dasar bagi segenap elit dan segenap agen pembaharu bangsa adalah ketulusan membuang ego pribadi ataupun kelompok, bersedia menggali nilai-nilai budaya masyarakat Sumenep. Masyarakat bersama-sama menggali sumber kehidupan secara arif dan bijaksana, sehingga ada jalan menuju kehidupan yang harmoni, dengan meniadakan konsep hukum rimba, menolong yang lemah, menciptakan kedamaian, keadilan dan kesejahteraan. Keterbukaan merupakan modal dasar dalam setiap reaktualisasi ekologi, beserta nilai-nilai budaya lokal yang ada di Sumenep. Pendidikan ekologi perlu ditanamkan kepada setiap elemen masyarakat baik dalam keluarga, masyarakat dan pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Ini menjadi penting supaya ada kesadaran bersama sebagai suatu bangsa yang memiliki keanekaragaman budaya dan tanah yang berbeda-beda. Hal itulah yang menjadi fondasi kekuatan bangsa kita. Jangan sampai budaya luar yang lebih konsumeristik-kapitalistik akan menghancurkan tanah yang kita memiliki.
PENGEMBARAAN KEJUJURAN DALAM PUISI (PEMBACAAN ATAS PENGEMBARAAN, PERJUMPAAN DAN PUISI DALAM BUKU ANTOLOGI PUISI MAHWI AIR TAWAR) Matroni Matroni
Jurnal Komposisi Vol 4, No 1 (2019): Jurnal Komposisi
Publisher : Universitas Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (420.714 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman pelajaran sastra dalam menggunakan kritik puisi pada antologi puisi “Pengembaraan, Perjumpaan dan Puisi dalam buku Antologi puisi Mahwi Air Tawar)”. Penelitian dilaksanakan dengan membaca semua buku puisi ini. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Validitas data menggunakan metode penelitian kualitatif difokuskan pada kritik sastra khhususnya puisi dalam buku ini. Penulis menganalisis puisi yang tertulis di antologi puisi ini. Hasilnya menunjukkan bahwa dengan kritik sastra dapat meningkatkan kemampuan berpikir mandiri dan belajar mandiri dalam membaca puisi kemudian mengkritiknya dengan mencari referensi yang sesuai dengan pembacaan puisi ini.
PEMIKIRAN MISTIKO-FILOSOFIS MULYADHI KARTANEGARA Matroni Matroni
Aqlam: Journal of Islam and Plurality Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : IAIN Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (394.943 KB) | DOI: 10.30984/ajip.v3i2.720

Abstract

Abstract. Mulyadhi Kartanegara is an Indonesian thinker has offered Islamic epistemology called as mystico-philosophic. What is Mulyadhi's concept of Mystico-philosophic? What is it's implication on development of contemporary metaphysics? It is library-based philosophical research that is studying data and references which are relevant with subject, including papers, books, newspapers, journals, and interviews. The results were firstly that mystico-philosophic offers new paradigm in Islamic philosophy. The second one, that it offers synthesis between religion and philosophy or sufism and philosophy. The third one, that it enables the synergy among rationality, senses and intuition. Those three components must be fulfilled in that epistemology. The fourth one, that is that senses, rationality and intuition are islamic epistemological foundations must be defended. The fifth one, that islamic epistemology tends to transcend daily life in order those three components keep synergy. The sixth, mystico-philosophic truly is needed in our contemporary century.Keywords: Islamic Philosophy, Islamic Mysticism, SufismAbstrak. Mulyadhi Kartanegara adalah salah satu pemikir Indonesia yang mencoba berjuang menawarkan epistemologi Islam yang dikenal dengan mistiko-filosofis. Masalah utamanya adalah, apa dan bagaimana pemikiran Mulyadi Kartanegara tentang Mistiko-Filosofis; dan Bagaimana implikasinya terhadap perkembangan metafisika kontemporer? Penelitian ini berbasis pustaka dengan mengumpulkan data, sekaligus meneliti referensi-referensi yang terkait dengan subjek yang dikaji, baik makalah, buku, Koran, jurnal, peper sekaligus wawancara dengan menggunakan pendekatan filosofis. Hasilnya adalah, bahwa mistiko-filosofis mampu memberikan paradigma baru dalam filsafat Islam. Kedua mampu memberikan penyadaran dalam mendamaikan agama dan filsafat, tasawuf dan filsafat. Ketiga dalam mistiko-filosofis peran akal, indera dan hati sama-sama harus berjalan bermesraan, artinya belum dikatakan mistiko-filosofis kalau dalam filsafat Islam tidak menyertakan akal, indera dan hati. Keempat indera, akal, dan hati merupakan fondasi epistemologi Islam yang harus tetap dijaga dan dilestarikan. Kelima ada semangat untuk mendransendenkan atau memistikkan keseharian agar tiga fondasi ini tidak bersebrangan dan tidak berdiri sendiri. Keenam ternyata mistiko-filosofis benar-benar dibutuhkan oleh abad komtemporer. Kata Kunci: Filsafat Islam, Mistisisme Islam, Tasawuf
THE CONCEPT OF COUNTRY AND LEADERSHIP IN ISLAMIC POLITICAL PHILOSOPHY OF IBN TAIMIYAH Hasan Basri; Matroni Matroni
JURNAL SETIA PANCASILA Vol 3 No 1 (2022): Jurnal Setia Pancasila, September 2022
Publisher : PRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN STKIP PGRI SUMENEP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36379/jsp.v3i1.427

Abstract

The caliphate discourse promoted by several groups of Islamic fundamentalist movements is no longer able to fulfill the goals of government in Islam. Ibn Taimiyah finally promised an Islamic political theory which was expected to be able to cover the shortcomings and limitations of the caliphate theory by referring to the classical caliphate theory. Ibn Taimiyah's political theory is contained in one of his works entitled al-Siyasah al-Syar'iyah fi islah al-Ra'i wa al-Ra'iah (Politics Based on Sharia for the Improvement of Returners and Shepherds). The existence of the historical background of the Khulafa al-Rasyidin's caliphate is nothing more than an accident, not an example of political life. Even the life of the Prophet is not seen as a basis for government that needs to be adopted in a particular political system of government, it is nothing more than a sui generis institution, not as a basis for Islamic politics. Ibn Taimiyah's rejection of historical practice as the basis of political philosophy, then Ibn Taimiyah avoided the mistake of assessing existing political power as power that was legalized by the shadow of the caliph, as was found in the characteristics of previous political theories of thought..
Historisitas Tradisi Pohon Nangker dalam Mempertahankan Identitas Budaya Lokal di Desa Gapura Tengah Abd. Halim; Mukhlisi Mukhlisi; Matroni Matroni
J-CEKI : Jurnal Cendekia Ilmiah Vol. 4 No. 2: Februari 2025
Publisher : CV. ULIL ALBAB CORP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/jceki.v4i2.7329

Abstract

This study aims to explore the role of the kapok tree (Ceiba pentandra) as a symbol of cultural identity and tradition in the community of Gapura Tengah Village, as well as the challenges faced in preserving local culture. The research method employed includes in-depth interviews with community members and participatory observation. The findings indicate that the kapok tree serves not only as a natural resource but also as a representation of the values and beliefs of the community. Traditions associated with this tree, such as the lobaran celebration, play a crucial role in transmitting local wisdom values to younger generations and strengthening social bonds among community members. However, challenges to cultural preservation arise due to the influences of globalization and rapid social change. This study recommends that the community continue to engage younger generations in cultural activities and integrate education about local culture into school curricula to maintain the continuity of cultural identity amidst changing times.