Kesenjangan akses terhadap pendidikan berkualitas antara masyarakat Jawa dan luar Jawa merupakan persoalan serius yang melanggengkan ketidakadilan sistemis. Di Pulau Jawa, daerah perkotaan mendapatkan manfaat dari pendidikan tinggi yang lengkap, dosen yang berkualitas, dan sumber daya pendidikan lainnya yang melimpah, sedangkan di daerah pedesaan dan terpencil sering kali mengalami hal yang sebaliknya. Para peneliti telah menyoroti isu ketidakadilan dalam pendidikan dari konteks, di antaranya, kurikulum, fasilitas dan kualitas dosen. Namun, tidak banyak yang melihat isu ketidakadilan ini dalam konteks program magang. Itulah yang menjadi kebaruan dari penelitian ini. Fokus kajiannya adalah pada perbedaan kinerja mahasiswa Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka (MBKM) dari perguruan tinggi dalam dan luar Pulau Jawa, dengan pendekatan kuantitatif. Rubrik penilaian kinerja mahasiswa disusun oleh Tim MBKM instansi tempat magang yang meliputi student log book, tes akademik, formulir observasi, artikel, dan presentasi. Penilaian dilakukan oleh para mentor yang telah dilatih. Data penelitian berasal dari 144 mahasiswa baik perguruan tinggi negeri maupun swasta di dalam dan luar Pulau Jawa. 120 mahasiswa dari Jawa dan 24 dari luar Jawa. Uji independent T-test dilakukan untuk melihat perbedaan signifikan kinerja magang mahasiswa di DPR RI. Ditemukan bahwa terdapat perbedaan nilai akhir yang signifikan antara kinerja magang mahasiswa yang berasal dari universitas di dalam dan di luar Pulau Jawa, dibandingkan dengan mahasiswa yang mengikuti program magang dari universitas di dalam Pulau Jawa. Penelitian ini menyoroti disparitas kualitas pendidikan dilihat dari program magang. Kajian ini merekomendasikan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi RI untuk menghasilkan kebijakan afirmatif bagi mahasiswa luar pulau Jawa termasuk kebijakan program magang.AbstractThe disparity in access to quality education between regions within Java and those outside it perpetuates systemic inequality. While urban areas in Java benefit from comprehensive higher education, skilled faculty, and ample resources, students in non-Java regions often face significant limitations. This study uniquely examines this educational inequality through the lens of student performance in the Merdeka Campus’s Certified Internship Program (MBKM), comparing students from universities within Java to those outside. Using a quantitative approach, the research analyzed the internship performance of 144 students—120 from Java and 24 from outside Java—based on a performance rubric developed by the MBKM Team at their respective internship institutions. This rubric includes assessments from student logbooks, academic tests, observation forms, article papers, and presentations. Evaluations were conducted by trained mentors, and an independent t-test was applied to identify performance differences. Results indicated a significant disparity in final scores, with students from Java-based universities outperforming those from outside Java. This study highlights the need to address educational disparities in internship performance and recommends affirmative policies from the Ministry of Higher Education, Science, and Technology to support students from outside Java, particularly in internship programs.