Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Pembuatan Yoghurt Susu Sapi Segar dengan Penambahan Puree Ubi Jalar Ungu Sari Mustika; Sedarnawati Yasni; Suliantari Suliantari
Jurnal Pendidikan Teknologi Kejuruan Vol 2 No 3 (2019): Regular Issue
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.494 KB) | DOI: 10.24036/jptk.v2i3.5923

Abstract

Making fresh cow's milk yogurt with the addition of purple sweet potato puree is diversification in making yogurt. The purpose of this study was to analyze the effect of adding purple sweet potato puree to pH, viscosity, total titrated acid and total dissolved solids in yogurt making. In this study the RAL experimental design (complete random design) was used to test pH, viscosity, total titrated acid and total dissolved solids with 3 treatments and 2 replications, then proceed with the Tukey real difference test if there were significant differences in each treatment. The treatment given is the addition of purple sweet potato puree as much as 4%, 6% and 8%. From the research results, a formula with 8% purple sweet potato puree was selected with the following characteristics: pH 4.14, total titrated acid 1.26%, viscosity 1154.5 cp, total dissolved solids 2.2o Brix, and total lactic acid bacteria 1.25x109 cfu / ml .
Analisis Cemaran Escherichia coli, Salmonella sp., Staphylococcus aureus, dan Bacillus cereus pada Minuman Susu Kedelai di Kota Padang Sari Mustika; Ranggi Rahimul Insan; Anni Faridah
JURNAL PENDIDIKAN DAN KELUARGA Vol 11 No 02 (2019): Jurnal Pendidikan dan Keluarga
Publisher : Fakultas Pariwisata dan Perhotelan Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/jpk/vol11-iss02/735

Abstract

Minuman susu kedelai dibuat dengan bahan dasar kedelai digiling halus, ditambahkan air dan disaring, yang kemudian menghasilkan cairan berwarna putih seperti susu. Apabila pada proses pembuatannya tidak baik dan bersih, maka dapat terkontaminasi oleh beberapa bakteri pathogen seperti; bakteri Escherichia Coli, Salmonella sp. sp., Staphylococcus aureus, dan Bacillus cereus yang dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit pada orang yang mengkonsumsi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode pendekatan kualitatif, bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui adanya cemaran bakteri patogen Escherichia Coli, Salmonella sp, Staphylococcus aureus, dan Bacillus cereus yang terdapat pada minuman jajanan susu kedelai di Kota Padang. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 9 buah yang terdiri dari minuman susu kedelai yang didapat dari pasar tradisional di Kota Padang. Jumlah bakteri pada masing-masing sampel dihitung menggunakan metode Most Probable Number (MPN). Hasil penelitian diperoleh dari 9 sampel yang diuji sebagian besar sampel positif tercemar bakteri patogen dan jumlahnya melebihi dari batas yang sesuai yang syaratkan SNI 7388-2009 tentang syarat mutu minuman susu kedelai.
TOURISM RECOVERY MELALUI PELATIHAN KULINER HALAL PADA PENGELOLA HOMESTAY NAGARI HARAU DI ERA NEW NORMAL Anni Faridah; Sari Mustika; Ezi Anggraini
LOGISTA - Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 5 No 2 (2021)
Publisher : Department of Agricultural Product Technology, Faculty of Agricultural Technology, Universitas Andalas Kampus Limau Manis - Padang, Sumatera Barat Indonesia-25163

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/logista.5.2.249-254.2021

Abstract

Pandemik Covid 19 membuat wisatawan memilih tujuan wisata yaitu daerah yang jauh dari keramaian dan memilih menginap di homestay untuk menghindari kerumunan. Bagi wisatawan, objek wisata alam, kuliner dan pengalaman unik merupakan daya tarik untuk melakukan kunjungan wisata ke suatu daerah. Wisatawan datang ke suatu daerah untuk berburu atau bernostalgia dengan alam sekaligus menikmati makanan khas daerah setempat. Di era new normal ini, industri pariwsata melakukan “tourism recovery” menata kembali objek wisata, wisata kuliner dan homestay sehingga mejadi destinasi wisata yang sesuai dengan kondisi pandemik. Nagari Harau tergolong nagari yang tingkat ekonomi masyarakat rendah dan keadaan sarana dan prasarana yang belum memadai, penghasilan masyarakat yang rendah serta sumber daya manusia baik ilmu pengetahuan maupun keterampilan masih belum terlatih. Di Nagari Harau terdapat homestay yang hanya baru sebatas menyediakan tempat dan belum memiliki pengetahuan untuk memberikan pengalaman yang unik seperti menyiapkan makanan khas Harau; khas Sumatera Barat atau makanan nusantara. Setiap homestay perlu diberikan/ditingkatkan pengetahuan dan keterampilan yaitu peningkatan wawasan, keterampilan, dan manajemen, tentang penerapan olahan makanan dan minuman khas Harau, khas Minang. Kegiatan pelatihan ini bertujuan untuk melakukan pemberdayaan masyarakat lokal Nagari Harau Kecamatan Harau Kabupaten Limapuluh Kota menuju pariwisata halal khususnya dibidang kuliner halal. Kata kunci: harau, homestay, kuliner halal, new normal ABSTRACT The Covid-19 pandemic has made tourists choose tourist destinations, namely areas that are far from the crowds and choose to stay at homestays to avoid crowds. For tourists, natural attractions, culinary and unique experiences are the main attraction for visiting an area. Tourists come to an area to hunt or reminisce with nature while enjoying the local specialties. In this new normal era, the tourism industry is carrying out "tourism recovery" rearranging tourist attractions, culinary tourism and homestays so that they become tourist destinations that are in accordance with the conditions of the pandemic. Nagari Harau is classified as a nagari with a low level of community economy and inadequate facilities and infrastructure, low community income and human resources both in terms of knowledge and skills are still not trained. In Nagari Harau there are homestays that are only limited to providing a place and do not yet have the knowledge to provide unique experiences such as preparing Harau specialties; typical of West Sumatra or archipelago food. Each homestay needs to be given/improved knowledge and skills, namely increasing insight, skills, and management, regarding the application of processed food and beverages typical of Harau, typical of Minang. This training activity aims to empower the local community of Nagari Harau, Harau District, Limapuluh Kota Regency towards halal tourism, especially in the field of halal culinary. Keywords: Tourism recover, halal culinary, homestay, harau
PENGOLAHAN MAKANAN DARI JAMUR SAWIT DI KECAMATAN SANGIR BALAI JANGGO KABUPATEN SOLOK SELATAN Sari Mustika; Anni Faridah
LOGISTA - Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 5 No 2 (2021)
Publisher : Department of Agricultural Product Technology, Faculty of Agricultural Technology, Universitas Andalas Kampus Limau Manis - Padang, Sumatera Barat Indonesia-25163

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/logista.5.2.236-240.2021

Abstract

Kegiatan industri sawit menghasilkan limbah berupa tandan kosong kelapa sawit. Tandan kosong kelapa sawit ini berperan sebagai media tumbuh jamur sawit. Luasnya perkebunan sawit yang ada di Kecamatan Sangir Balai Janggo sangat berpotensi menghasilkan jamur sawit dalam jumlah banyak. Permasalahan yang ada adalah sampai saat ini, minat masyarakat Kecamatan Sangir Balai Janggo dalam memanfaatkan potensi yang ada di daerah mereka masih sangat rendah, dikarenakan masih sangat kurangnya informasi tentang pemanfaatan dan pengolahan jamur sawit ini. Padahal jamur sawit ini sangat memungkinkan untuk dijadikan bahan pangan sehat karena mempunyai kandungan protein tinggi dan kandungan lemak yang rendah. Selain itu, permasalahan lainnya adalah jamur sawit ini merupakan bahan pangan dengan karakteristik cepat mengalami pembusukan setelah dipanen, jika tidak segera dilakukan penanganan dan pengolahan lebih lanjut maka akan menurunkan kualitas aroma, bentuk, dan rasa jamur sawit. Oleh karena itu, untuk menjaga kualitas dari jamur sawit, perlu dilakukan penanganan dan pengolahan selanjutnya sehingga dapat mempertahankan kualitas jamur sawit tersebut Kata kunci: makanan, jamur sawit, sangir balai janggo, solok selatan ABSTRACT The activities of the palm oil industry produce waste in the form of empty fruit bunches of oil palm. The empty fruit bunches of this oil palm act as a medium for growing oil palm mushrooms. The extent of oil palm plantations in Sangir Balai Janggo District has the potential to produce large quantities of oil palm mushrooms. The problem that exists is that until now, the interest of the people of Sangir Balai Janggo District in utilizing the potential that exists in their area is still very low, because there is still very lack of information about the utilization and processing of this palm mushroom. Whereas this palm mushroom is very possible to be used as healthy food because it has a high protein content and low fat content. In addition, another problem is that this palm mushroom is a food ingredient with the characteristics of rapidly decaying after being harvested, if it is not immediately handled and processed further it will reduce the quality of the aroma, shape, and taste of the palm mushroom. Therefore, to maintain the quality of the palm fungus, it is necessary to carry out further handling and processing so that it can maintain the quality of the palm fungus. Keywords: food, palm mushroom, solok selatan
PENDEKATAN RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY (REBT) UNTUK MENGATASI SELF IMAGE NEGATIF PADA REMAJA : Studi LIBRARY RESEARCH: Rational Emotive Therapy, Self Image Negatif, Remaja Mustika Sari; Yeni Karneli; Netrawati
Jurnal Ilmu Pendidikan dan Sosial Vol. 1 No. 4 (2023): Januari
Publisher : CV Putra Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58540/jipsi.v1i4.92

Abstract

ABSTRCT Adolescence is a transition period that experienced many changes both physical, emotional, social, way of thinking and behavior. Negative self image arises from within the client which stems from the beliefs and negative thought patterns of the counselee towards himself. Someone with a negative self image tends to be a pessimistic person, feel his life is not happy to feel himself worthless, do not dare to face new challenges, can not stand criticism, feel insecure, inferior, can not accept its advantages and disadvantages. Where, feeling these feeling come from thinking irrational/negative, then he believed in his heart and the realization of negative behavior. The purpose of Rational Emotive Behavior Therapy is to change the irrational beliefs of the client (which have an impact on emotions and behavior) to be rational. The research method used is the studi of literature or study literature related to the discussion of the use of Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) to overcome negative self image in adolescent. Based on the result study or literature review that has been done that with a Rational approach Emotive Behavior Therapy can improve and changes attitudes, perceptions, ways of thinking irrational beliefs and views of the council to be rational so that the council can develop yourself optimally. Keywords : Rational Emotive Therapy, Negative Self Image, Adolescents ABSTRAK Masa remaja merupakan masa transisi yang mengalami banyak perubahan . baik fisik, emosi, sosial, cara beripikir, maupun tingkah laku. Self image negatif timbul dari dalam diri konseli yang bermula dari keyakinan dan pola pikir negatif dari konseli terhadap dirinya sendiri. Seseorang dengan Self image yang negatif cenderung menjadi pribadi yang pesimis, merasa hidupnya tidak bahagia, merasa dirinya tidak berharga, tidak berani menghadapi tantangan baru, tidak tahan dengan kritikan, merasa tidak percaya diri, rendah diri, tidak dapat menerima kelebihan dan kekurangan nya. Dimana, Perasaaan-perasaan tersebut berasal dari pemikiran yang irasional/negatif, kemudian ia yakini didalam hatinya lalu terwujudlah tingkah laku yang negatif. Tujuan dari penggunaan pendekatan Rational Emotive Behavior Therapy adalah untuk mengubah keyakinan irasional yang dimiliki konseli (yang memberikan dampak pada emosi dan perilaku) menjadi rasional. Metode penelitian yang digunakan adalah studi literature atau kajian pustaka yang terkait dengan pembahasan mengenai penggunaan Pendekatan Rational Emotive Behavior Theraphy (REBT) untuk mengatasi self image negatif pada remaja. Berdasarkan hasil studi atau kajian pustaka yang telah dilakukan bahwasanya dengan melalui pendekatan Rational Emotive Behavior Theraphy dapat memperbaiki dan mengubah sikap, persepsi, cara berfikir keyakinan serta pandangan konseli yang irasional menjadi rasional sehingga konseli dapat mengembangkan diri dengan optimal. Kata Kunci : Rational Emotive Therapy, Self Image Negatif, Remaja ABSTRCTAdolescence is a transition period that experienced many changes both physical, emotional, social, way of thinking and behavior. Negative self image arises from within the client which stems from the beliefs and negative thought patterns of the counselee towards himself. Someone with a negative self image tends to be a pessimistic person, feel his life is not happy to feel himself worthless, do not dare to face new challenges, can not stand criticism, feel insecure, inferior, can not accept its advantages and disadvantages. Where, feeling these feeling come from thinking irrational/negative, then he believed in his heart and the realization of negative behavior. The purpose of Rational Emotive Behavior Therapy is to change the irrational beliefs of the client (which have an impact on emotions and behavior) to be rational. The research method used is the studi of literature or study literature related to the discussion of the use of Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) to overcome negative self image in adolescent. Based on the result study or literature review that has been done that with a Rational approach Emotive Behavior Therapy can improve and changes attitudes, perceptions, ways of thinking irrational beliefs and views of the council to be rational so that the council can develop yourself optimally. Keywords : Rational Emotive Therapy, Negative Self Image, Adolescents ABSTRAKMasa remaja merupakan masa transisi yang mengalami banyak perubahan . baik fisik, emosi, sosial, cara beripikir, maupun tingkah laku. Self image negatif timbul dari dalam diri konseli yang bermula dari keyakinan dan pola pikir negatif dari konseli terhadap dirinya sendiri. Seseorang dengan Self image yang negatif cenderung menjadi pribadi yang pesimis, merasa hidupnya tidak bahagia, merasa dirinya tidak berharga, tidak berani menghadapi tantangan baru, tidak tahan dengan kritikan, merasa tidak percaya diri, rendah diri, tidak dapat menerima kelebihan dan kekurangan nya. Dimana, Perasaaan-perasaan tersebut berasal dari pemikiran yang irasional/negatif, kemudian ia yakini didalam hatinya lalu terwujudlah tingkah laku yang negatif. Tujuan dari penggunaan pendekatan Rational Emotive Behavior Therapy adalah untuk mengubah keyakinan irasional yang dimiliki konseli (yang memberikan dampak pada emosi dan perilaku) menjadi rasional. Metode penelitian yang digunakan adalah studi literature atau kajian pustaka yang terkait dengan pembahasan mengenai penggunaan Pendekatan Rational Emotive Behavior Theraphy (REBT) untuk mengatasi self image negatif pada remaja. Berdasarkan hasil studi atau kajian pustaka yang telah dilakukan bahwasanya dengan melalui pendekatan Rational Emotive Behavior Theraphy dapat memperbaiki dan mengubah sikap, persepsi, cara berfikir keyakinan serta pandangan konseli yang irasional menjadi rasional sehingga konseli dapat mengembangkan diri dengan optimal.Kata Kunci : Rational Emotive Therapy, Self Image Negatif, Remaja
Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Project Based Learning Mata Kuliah Manajemen Acara Rafidola Mareta Riesa; Alfatah Haries; Zengga Zengga; Ranti Komala Dewi; Sari Mustika
JURNAL PENDIDIKAN DAN KELUARGA Vol 14 No 02 (2022): Jurnal Pendidikan dan Keluarga
Publisher : Fakultas Pariwisata dan Perhotelan Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/jpk/vol14-iss02/1121

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan mengenai model pembelajaran berbasis proyek dan untuk mengetahui gambaran persepsi mahasiswa Program Studi Destinasi Pariwisata terhadap model pembelajaran berbasis proyek. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan kuesioner sebagai instrument penelitian. Subyek penelitian ini adalah mahasiswa yang mengambil mata kuliah Manajemen Acara. Hasil dari penelitian ini adalah model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) sangat sesuai diterapkan di mata kuliah Manajemen Acara Prodi Destinasi Pariwisata.
PERILAKU REMAJA DI KELURAHAN GURUN LAWAS NAN XX TENTANG KONSUMSI MAKANAN TRADISIONAL DAN MAKANAN MODERN Putri Yulianda Walmi; Sari Mustika; Kasmita; Lucy Fridayati
Journal of Scientech Research and Development Vol 5 No 1 (2023): JSRD, June 2023
Publisher : Ikatan Dosen Menulis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56670/jsrd.v5i1.102

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengetahuan, sikap dan tindakan mengonsumsi makanan tradisional dan makanan modern pada remaja Kelurahan Gurun Lawas Nan XX. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Sampel 91 orang yang dipilih dengan rumus slovin berdasarkan taraf kesalahan 10%. Metode pengumpulan data dengan instrumen tes ,kuesioner dan lembar food frequency questionnair. Data penelitian dianalisis melalui metode pengkategorian penilaian berdasarkan skor mean ideal dan standar deviasi ideal dengan bantuan program SPSS 23.0. Berdasarkan hasil penelitian, 1) Pengetahuan remaja tentang makanan tradisional berada pada kategori rendah dengan tingkat capaian 34%, 2) Pengetahuan remaja tentang makanan modern berada pada kategori sedang dengan tingkat capaian 45%, 3) Sikap remaja terhadap makanan tradisional berada pada kategori rendah dengan tingkat capaian 34%, 4) Sikap remaja terhadap makanan modern berada pada kategori sedang dengan tingkat capaian 38%, 5) Tindakan mengkonsumsi makanan tradisional berada pada kategori sedang dengan tingkat capaian 43%, dan 6) Tindakan mengkonsumsi makanan modern berada pada kategori sedang dengan tingkat capaian 38%.
DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN KACANG TANAH DI NAGARI MANINJAU KECAMATAN TANJUNG RAYA KABUPATEN AGAM Sari Mustika; Ezi Anggraini; Ranggi Rahimul Insan; Anni Faridah
LOGISTA - Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 6 No 2 (2022)
Publisher : Department of Agricultural Product Technology, Faculty of Agricultural Technology, Universitas Andalas Kampus Limau Manis - Padang, Sumatera Barat Indonesia-25163

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/logista.6.2.80-83.2022

Abstract

Nagari Maninjau merupakan sebuah Nagari di Provinsi Sumatera Barat yang merupakan ibu kota Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Agam. Komoditi utama daerah sekeliling danau Maninjau selain perikanan adalah padi, dan komoditi lainya seperti jagung, kacang tanah, dan umbi-umbian. Pengolahan kacang tanah menjadi berbagai produk olahan makanan bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah dan nilai ekonomis dari kacang tanah tersebut. Dari hasil survey tim pengabdian, saat ini hasil olahan kacang tanah yang sudah dipasarkan hanya dalam bentuk ‘kacang barandang’, belum ditemukan olahan kacang tanah yang lain. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat sebagai mitra dengan memanfaatkan potensi daerah yang ada tetapi belum termanfaatkan secara optimal yaitu kacang tanah menjadi produk yang bervariasi, dapat tahan lama serta memiliki nilai tambah, seperti bumbu pecel, kipang kacang dan selai kacang. Kata kunci: Maninjau, kacang tanah, kipang, bumbu pecel, selai ABSTRACT Nagari Maninjau is a Nagari in West Sumatra Province which is the capital of Tanjung Raya District, Agam Regency. The main commodities of the area around Lake Maninjau besides fisheries are rice, and other commodities such as corn, peanuts, and tubers. Processing peanuts into various processed food products aims to increase the added value and economic value of these peanuts. From the results of the service team survey, currently processed peanuts that have been marketed are only in the form of 'barandang peanuts', no other processed peanuts have been found. This activity aims to improve the knowledge and skills of the community as partners by utilizing the potential of the area that exists but has not been utilized optimally, namely peanuts into varied, durable and value-added products, such as pecel seasoning, peanut butter and peanut butter. Keywords: Maninjau, peanuts, kipang, pecel seasoning, jam
Covid-19 Adaptive Tourism Attraction: Tourism Resilience Through CHSE Certification For Visiting Decision Dwi Pratiwi Wulandari; Violintikha Harmawan; Yuke Permata Lisna; Sari Mustika
Indonesian Journal of Tourism and Leisure Vol 5, No 1 (2024)
Publisher : Lasigo Akademia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36256/ijtl.v5i1.380

Abstract

CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment) certification is implemented by the Indonesian government to restore tourism conditions post-pandemic. The research aim is to analyze tourists' visiting decisions to visit COVID-19 adaptive tourist attractions after the implementation of the CHSE certification policy as a strategy to restore tourism conditions post-pandemic. There were no studies that investigated the effect of CHSE implementation on West Sumatra tourist attractions such as Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan (TMBK) and Taman Panorama Lobang Jepang (TPLJ). The descriptive research was carried out with a causal-associative quantitative approach using 100 respondents.  The result revealed that: (1) The implementation of CHSE in COVID-19 is in the quite good category with a percentage of 50%. (2) Visiting decisions are in the quite good category with a percentage of 37.8%. (3) CHSE as a strategy to restore tourism conditions has an impact of 13.4% on visiting decisions. So, it is concluded that tourists decide to visit a COVID-19 adaptive tourist attraction, not solely because the tourist attraction has been CHSE certified. But 86.8% are influenced by other factors.
Manajemen Kesehatan Terpadu: Tinjauan Literatur tentang Pendekatan Efektif untuk Layanan Kesehatan yang Berkualitas dan Berkelanjutan Robby Prayuda; Eka Fauzihardani; Yulhendri Yulhendri; Rino Rino; Sari Mustika; Ranggi Rahimul Insan; Fahmil Haris
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol 10 No SpecialIssue (2024): Science Education, Ecotourism, Health Science
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v10iSpecialIssue.10251

Abstract

Health is a fundamental aspect of human life, and providing quality and sustainable healthcare remains a significant challenge globally. With the advancement of medical technology and health information systems, delivering effective, efficient, and affordable healthcare has become increasingly complex. In this context, Integrated Health Management (IHM) has emerged as a promising approach to improving healthcare quality and sustainability. IHM integrates various elements of the healthcare system, such as hospitals, clinics, healthcare professionals, and policies, to achieve more efficient and sustainable health outcomes. This approach aims to address fragmentation in healthcare services, where patients often receive disconnected care without coordination among specialists, medical staff, and institutions. This study conducts a systematic literature review to explore the impact of IHM on healthcare quality and sustainability. Data was gathered from three major academic databases: Scopus, ScienceDirect, and Google Scholar, using keywords such as "Health Management," "Quality Healthcare," and "Sustainable Services." The findings indicate that IHM can significantly enhance healthcare outcomes through the use of digital technologies, decentralization, and community-based models. However, challenges such as limited infrastructure, resistance to change, and financial constraints remain barriers to its widespread implementation. To maximize the effectiveness of IHM, investment in technology, improved governance, and comprehensive training for healthcare professionals are essential. A well-planned, holistic approach is necessary to overcome these challenges and build a sustainable healthcare system