Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmu Ternak

Review efek ekstrak tanaman berbeda sebagai anti-toxocara Gosha G. Parugrug; Desy Cahya Widianingrum; Listya Purnamasari; Himmatul Khasanah; Joseph Flores dela Cruz
Jurnal Ilmu Ternak Vol 22, No 1 (2022)
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jit.v22i1.40182

Abstract

Toxocara canis and Toxocara cati are important zoonotic parasites of dogs and cats. The increasing use of medicinal plants as anti-parasitic agents are attributed to its advantages like less side effects, with lower risk of anthelmintic resistance, and as cheaper alternatives. Although there are still no reports of anthelmintic resistance in Toxocara spp, the tendency of it happening should always be anticipated. This review summarized the in vitro and in vivo studies of the anti-Toxocara activity of plants, to enumerate the different plant extracts and the isolated active compounds in relation to their activity. In vitro studies investigated were primarily done in Toxocara larvae, mostly second-stage larvae, while in vivo studies were performed in animals mainly to assess the effect of the plant extracts on larval migratory behavior. Among the all plants described in this review, family Asteraceae was the most studied for their anthelmintic activity against toxocara species. The isolated active compounds with promising results were pyrethrin, kaurenes, palasonin, certain piperamides and curcuminoids, asarone, ascaridole, quercetin, thymohydroquinone (TQ), and secondary metabolites like flavonoids, alkaloids, tannins, saponins, and glycosides. However, The mechanism of action of each active ingredient of the plant as an anti-toxocara requires further research.
ECO-FRIENDLY FEED MIGRATION: QUALITY OF LOCAL BROILER FINISHER PELLETS WITH NATURAL ADHESIVES Widianingrum, Desy Cahya; Zamzami, Ahmad; Yulianto, Roni; Widodo, Nur; Khasanah, Himmatul
Jurnal Ilmu Ternak Universitas Padjadjaran Vol 25, No 1 (2025): Volume 25 No. 1 Maret 2025
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jit.v25i1.54079

Abstract

Penggunaan bahan pengikat sintetik pada pakan pelet dianggap mahal, sehingga mendorong pencarian alternatif yang lebih ekonomis dan mudah didapat dari sumber alami yang melimpah di Indonesia. Tepung sagu, tepung tapioka, dan molase diidentifikasi sebagai bahan alami yang kaya akan pati dan energi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas pakan pelet dengan menggunakan bahan pengikat yang berbeda berdasarkan sifat fisik dan nilai gizinya. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan: PO: Pelet broiler finisher komersial, P1: Ransum broiler finisher + tepung tapioka 2%, P2: Ransum broiler finisher+ 2% molase, dan P3: Ransum broiler finisher+ 2% tepung sagu , masing-masing dengan 10 ulangan. Variabel yang diamati meliputi analisis proksimat untuk menilai kandungan protein kasar dan energi metabolisme pelet, serta uji kualitas fisik seperti berat isi, gaya putus, berat jenis, dan kepadatan tumpukan. Data uji kualitas fisik dianalisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) dan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Penambahan bahan pengikat P1 (tepung tapioka 2%) dan P3 (tepung sagu 2%) tidak memberikan perbedaan sifat fisik seperti berat badan hulk, gaya putus, berat jenis, dan berat jenis tumpukan pelet (P<0,05). Sedangkan P2 (2% molase) menunjukkan perbedaan nyata pada berat jenis dan kepadatan tumpukan (P<0,05), namun tidak berbeda nyata pada berat jenis dan gaya putus. Kesimpulannya, penggunaan tepung tapioka 2% sebagai bahan pengikat terbukti merupakan perlakuan yang optimal untuk mencapai mutu fisik dan nilai gizi terbaik, dilihat dari berat isi, kekuatan putus, berat jenis, dan kepadatan tumpukan pelet.