Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Internal Resources of Dairy Cattle Farming Business and Their Effects On Institutional Performance and Business Development Amam, Amam; Jadmiko, Mohammad Wildan; Harsita, Pradiptya Ayu; Yulianto, Roni
ANIMAL PRODUCTION Vol 21, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Jenderal Soedirman, Faculty of Animal Science, Purwokerto-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.297 KB) | DOI: 10.20884/1.jap.2019.21.3.740

Abstract

The purpose of this research was to identified the internal resources of dairy cattle farming business and assess their effects on institutional performance of the business risk aspects. The research was conducted at the Kawasan Pengembangan Sapi Perah Nasional (KPSPN), Malang District, East Java Province. Respondents of this reserach were all of the dairy cattle farmers who were members of the KUB (Kelompok Usaha Bersama) of the Tirtasari Kresna Gemilang. Generally, the respondent of this study was 174 person. Data were analyzed using the method of PLS (Partial Least Square). The results showed that internal resources had an effect on institutional performance by 23,4%, while business risk aspects were influenced by internal resources and institutional performance by 54,7%. Conclusion of the study was the internal resources of dairy cattle farming business consist of financial resources, technological resources and physical resources.
Usaha Ternak Sapi Perah di Kelompok Usaha Bersama (KUB) Tirtasari Kresna Gemilang: Identifikasi Sumber Daya dan Kajian Aspek Kerentanan Amam, Amam; Jadmiko, Moh. Wildan; Harsita, Pradiptya Ayu; Yulianto, Roni; Widodo, Nur; Soetriono, Soetriono; Poerwoko, Moh. Setyo
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science) Vol 10 No 1 (2020): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Vete
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (536.029 KB) | DOI: 10.46549/jipvet.v10i1.90

Abstract

Resources have an important role in livestock farming business, while the aspect of vulnerability can hamper the development of livestock farming business. The purpose of this study is to identify the resources of dairy cattle farming business and examine its effects on the aspects of vulnerability. The resources of this study consisted of economic resources, environmental resources, and social resources. The research was conducted in June-September 2019 at the Joint Business Group (KUB) of Tirtasari Kresna Gemilang which is located in Malang District, East Java Province. The 174 respondents are all dairy farmers who are the members of the group. The data collection methods used are Focus on Group Discussion (FGD), observation, and survey. The survey method was carried out through interviews and questionnaires. Data were analyzed using the Partial Least Square (PLS) method. The results showed that the vulnerability aspect of dairy cattle farming business was positively and significantly affected by economic and environmental resources (0,249 and 0,317, respectively). On the other hand, social resources had a negative influence, although it was not significant to the vulnerability aspect of dairy cattle farming business. The conclusion of the research shows that the aspect of the vulnerability of dairy cattle farming business is influenced by economic, environmental, and social resources by 29.5%.
Profil Produksi Hijauan Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) di Universitas Jember Kampus Bondowoso Anggraini, Mei; Yulianto, Roni
Jurnal Peternakan Lingkungan Tropis Vol 6, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jpltrop.v6i2.11714

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil produksi rumput gajah pada umur pemotongan berbeda, produktivitas rumput gajah dan daya tampung hijauan ternak di Universitas Jember Kampus Bondowoso. Penelitian ini dilaksanakan pada bula Februari – Mei 2023 di lahan Program Studi Peternakan, Universitas Jember Kampus Bondowoso. Penelitian ini menggunakan metode RAL, dengan 3 perlakuan dan 5 ulangan untuk masing-masing perlakuan umur pemotongan 40 hari, 50 hari dan 60 hari. Analisis menggunakan keragaman ANOVA, dilakukan uji lanjut menggunakan DMRT. Parameter yang diamati yaitu profil karakteristik (tinggi tanaman, jumlah daun, tinggi daun, lebar daun, jumlah anakan dan produksi berat segar), produksi segar pada musim hujan dan kapasitas tampung ternak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur pemotongan berbeda pada umur 60 hari mendapatkan hasil terbaik yaitu tinggi tanaman 425,90 cm, jumlah daun 16,65 cm, panjang daun 117,25 cm, lebar daun 4,70 cm, dan jumlah anakan 2,60 cm.. Produksi rumput gajah pada lahan prodi peternakan pada musim hujan pada umur 40 hari sebesar 8,38 ton/ha, umur 50 hari sebesar 13,81 ton/ha dan umur 60 hari sebesar 14,58 ton/ha dan populasi ternak adalah 17,025 ST.
Suplementasi Fermentasi Probiotik dengan Campuran Kunyit pada Air Minum Broiler sebagai Pengganti AGP Astika, Tia Fitri; Yulianto, Roni
Jurnal Peternakan Lingkungan Tropis Vol 7, No 1 (2024): Jurnal Peternakan Lingkungan Tropis
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jpltrop.v7i1.15244

Abstract

Larangan pemakaian Antibiotic Growth Promoter telah diatur dalam Undang Undang No 18/2009 dan ditambah dengan Undang-Undang No 41/2014 tentang Peternakan Kesehatan Hewan Pasal 22 Ayat 4C. Sejak penegasan akan larangan penggunaan AGP menimbulkan kondisi ayam mengalami krisis kesehatan pencernaan. Kunyit merupakan tanaman herbal yang banyak ditemukan di Indonesia, umumnya kerap digunakan sebagai pakan tambahan pada pemeliharaan ayam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian fermentasi probiotik dengan campuran kunyit terhadap nilai konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum dan indeks performa. Metode pada penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 4 perlakuan dan 5 ulangan disetiap perlakuannya, meliputi P0 = 0% (kontrol), P1 = probiotik 0.37%, P2 = probiotik 0.75%, dan P3 = 1.5%. Hasil penelitian menunjukkan pemberian fermentasi probiotik dengan campuran kunyit sebagai pengganti AGP berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap semua variabel. Berdasarkan rata-rata variabel didapatkan hasil terbaik pada perlakuan P2 yang meliputi rataan konsumsi ransum tertinggi (2269,6 g/ekor/4 minggu), rataan pertambahan bobot badan tertinggi (1723,6 g/ekor/4 minggu), rataan indeks performa (IP) tertinggi (467), dan rataan konversi pakan (FCR) terendah (1,32). Disimpulkan bahwa pemberian fermentasi probiotik dengan campuran kunyit pada perlakuan P2 sebesar 0,75% dapat meningkatkan konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, nilai IP dan menurunkan nilai FCR secara optimal.
Training on Increasing and Developing the Quantity of Sheep in Improving the Economic Welfare of Farmers in Jenggawah Village Yulianto, Roni; Himmatul Khasanah Nur Widodo; Desy Cahya Widianingrum
Jurnal Inovasi Sains dan Teknologi untuk Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2024): Mei
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Sciences, University of Jember. Jl. Kalimantan No.37, Krajan Timur, Jemberlor, Kec. Sumbersari, Jember Regency, East Java 68121

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/instem.v2i1.480

Abstract

Jenggawah Village has extensive agricultural land and plantations, especially rice, corn and coffee crops whose waste has not been utilized. The potential of Jenggawah Village, Jember Regency is very potential for development in the agricultural sector. Innovations for utilizing agricultural waste can be used to process agricultural waste as animal feed and livestock waste to be used as organic fertilizer, which is a superior environmentally friendly product that has great potential and can improve the economy of farmers from product sales. The objectives of this service activity are: 1) providing assistance from educational related agencies in optimizing the increase and development of the quantity of sheep livestock, 2) conducting training and management of sheep farming business development, 3) creating product innovations using rice straw biotechnology to improve the nutritional quality of sheep feed. The target of this service program is: together with the Jenggawah village government, we can empower farmers and breeders in fermented straw processing so that they can realize the independence and welfare of breeders in reducing feed production costs, so that they can reduce feed production costs and increase breeder profits by utilizing feed biotechnology innovations. ruminant livestock. The conclusion of this service activity is: increasing sheep production can be increased by utilizing biotechnological innovations in animal feed from rice straw waste fermentation, and can minimize feed costs, so that this opportunity can increase the income and welfare of farmers
Assessment of water quality in agricultural systems in Candipuro, Lumajang Regency, East Java, Indonesia Hani, Evita Soliha; Alfarisy, Fariz Kustiawan; Widuri, Laily Ilman; Soeparjono, Sigit; Muhlison, Wildan; Saputra, Tri Wahyu; Yulianto, Roni
Journal of Degraded and Mining Lands Management Vol. 11 No. 3 (2024)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15243/jdmlm.2024.113.5597

Abstract

The current challenges of industrial agriculture focus on environmental safety. Water quality is an indicator of environmental sustainability. The cultivation system has an impact on water quality. The aim of this study is to assess the water quality of agricultural systems. Anthropogenically, agricultural activities have an impact on environmental aspects. Identification of agricultural systems is clustered into organic and non-organic agriculture. The agricultural system in Indonesia is regulated based on SNI 6729;2016. Water sampling was carried out at three points, including upstream, middle (irrigation), and downstream (river). Water sampling at each point was repeated three times. Assessment of the physical quality of water using the Combo Quality Meter. Water samples for chemical and biological analysis at the Environmental Laboratory, Perum. Jasa Tirta 1. Determination of water quality standards refers to Government Regulation No. 82 of 2001. In the upstream section, pollution can be seen in the biological oxygen demand (BOD) indicator, with an average of 15.03 mg L-1 for organic and conventional systems. The phosphate indicator averaged 1.96 mg L-1. In the middle section (irrigation), the pollution indicators for BOD, phosphate, and total Coliform parameters were 6.76 mg L-1 for the organic system, 7.37 mg L-1 for the non-organic system, and 1,290 CFU mL-1. In the downstream (river), pollution indicators consist of total suspended solids (TSS), BOD, chemical oxygen demand (COD), and total Coliform. Anthropogenic identification for clustering agricultural systems at the research location uses stratified disproportional sampling. The results of this research provide recommendations for water quality management for sustainable agricultural environmental management.
Pengaruh Penambahan Mikroorganime Lokal (MOL) Rumen Sapi sebagai Starter terhadap Kualitas Organoleptik dan Nilai pH Limbah Kulit Kopi (Coffe sp) Fermentasi Rizky, Yanuar; Yulianto, Roni
Jurnal Peternakan Lingkungan Tropis Vol 7, No 2 (2024): Jurnal Peternakan Lingkungan Tropis
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jpltrop.v7i2.15631

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas organoleptik yang meliputi warna, tekstur, aroma, dan nilai pH dari limbah kulit kopi setelah difermentasi menggunakan 4 perlakuan sebagai berikut P0 : 5 kg Limbah Kulit kopi (Kontrol), P1 : P0 + Dedak Padi 10% + Molases 3% + MOL rumen sapi 125 ml, P2 : P0 + Dedak Padi 10% + Molases 3% + MOL rumen sapi 175 ml, P3 : P0 + Dedak Padi 10% + Molases 3% + MOL rumen sapi 225 ml, dengan lama fermentasi 14 dan 21 hari, kemudian di uji organoleptik menggunakan 20 panelis. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan, apabila terdapat hasil berpengaruh nyata (P<0.05) dilanjutkan dengan uji DMRT. Hasil penelitian menunjukan fermentasi 14 hari dengan pemberian jumlah MOL berbeda menunjukan hasil berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap uji organoleptik hasil terbaik untuk uji warna dan aroma ditunjukan pada perlakuan P3 jumlah (225 ml) pemberian MOL terbanyak dibandingkan perlakuan lainnya, sedangkan pada uji tekstur hasil terbaik diperoleh pada P0 jumlah (0 ml). Pada uji pH hasil yang didapatkan tidak terdapat berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap nilai pH, sedangkan fermentasi 21 hari dengan pemberian jumlah MOL yang berbeda menunjukan hasil berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap uji organoleptik dengan hasil uji warna dan aroma ditunjukan pada P3 dengan jumlah pemberian MOL terbanyak dibandingkan perlakuan lainnya, sedangkan pada uji tekstur hasil terbaik diperoleh pada P0, untuk nilai pH terbaik terdapat pada P3 dengan hasil pH terendah 4,5. Kesimpulan hasil penelitian ini yaitu bahwa perlakuan terbaik terdapat pada P3 dan lama fermentasi 21 hari.
Sustaining Biodiversity and Ecological Roles in a Heritage Landscape: The Role of Coffee Agroforestry in Kluncing, Indonesia Kurnianto, Agung Sih; Dewi, Nilasari; Sulistyowati, Hari; Siddiq, Arif Mohammad; Ratnasari, Tri; Khowatini, Husnul; Yulianto, Roni; Firdaus, Anggun Sausan
HAYATI Journal of Biosciences Vol. 32 No. 2 (2025): March 2025
Publisher : Bogor Agricultural University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.4308/hjb.32.2.459-471

Abstract

This study investigates the role of coffee agroforestry in sustaining biodiversity and ecosystem functions in Kluncing, Ijen, Indonesia. By quantifying bird, butterfly, and coffee insect diversity using the Shannon-Wiener index, it evaluates ecological dynamics and their implications for sustainable land management. Bird communities demonstrated the highest diversity (2.911), indicating ecosystem stability, while butterflies (2.481) and coffee insects (1.841) exhibited lower diversity, reflecting habitat and resource limitations. Trophic network modeling using NetworkX identified keystone species like Collocalia linchi (21.9% relative abundance) among birds and the Formicidae family (29.8% relative abundance) among coffee insects, emphasizing their critical roles in ecosystem balance. Canonical Correspondence Analysis (CCA) highlighted the influence of environmental factors on species distribution. Species such as Ariadne ariadne and Delias belisama were sensitive to humidity and temperature, while Collocalia linchi favored areas with higher light intensity. The findings underscore the importance of tailored management practices to address species-specific responses to microclimatic variations. Sustainable agroforestry management is vital for preserving biodiversity, maintaining ecosystem stability, and ensuring agricultural productivity. This study also highlights challenges posed by habitat degradation and climate change, emphasizing the need for adaptive strategies to safeguard this unique agroforestry landscape.
ECO-FRIENDLY FEED MIGRATION: QUALITY OF LOCAL BROILER FINISHER PELLETS WITH NATURAL ADHESIVES Widianingrum, Desy Cahya; Zamzami, Ahmad; Yulianto, Roni; Widodo, Nur; Khasanah, Himmatul
Jurnal Ilmu Ternak Vol 25, No 1 (2025): Volume 25 No. 1 Maret 2025
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jit.v25i1.54079

Abstract

Penggunaan bahan pengikat sintetik pada pakan pelet dianggap mahal, sehingga mendorong pencarian alternatif yang lebih ekonomis dan mudah didapat dari sumber alami yang melimpah di Indonesia. Tepung sagu, tepung tapioka, dan molase diidentifikasi sebagai bahan alami yang kaya akan pati dan energi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas pakan pelet dengan menggunakan bahan pengikat yang berbeda berdasarkan sifat fisik dan nilai gizinya. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan: PO: Pelet broiler finisher komersial, P1: Ransum broiler finisher + tepung tapioka 2%, P2: Ransum broiler finisher+ 2% molase, dan P3: Ransum broiler finisher+ 2% tepung sagu , masing-masing dengan 10 ulangan. Variabel yang diamati meliputi analisis proksimat untuk menilai kandungan protein kasar dan energi metabolisme pelet, serta uji kualitas fisik seperti berat isi, gaya putus, berat jenis, dan kepadatan tumpukan. Data uji kualitas fisik dianalisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) dan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Penambahan bahan pengikat P1 (tepung tapioka 2%) dan P3 (tepung sagu 2%) tidak memberikan perbedaan sifat fisik seperti berat badan hulk, gaya putus, berat jenis, dan berat jenis tumpukan pelet (P<0,05). Sedangkan P2 (2% molase) menunjukkan perbedaan nyata pada berat jenis dan kepadatan tumpukan (P<0,05), namun tidak berbeda nyata pada berat jenis dan gaya putus. Kesimpulannya, penggunaan tepung tapioka 2% sebagai bahan pengikat terbukti merupakan perlakuan yang optimal untuk mencapai mutu fisik dan nilai gizi terbaik, dilihat dari berat isi, kekuatan putus, berat jenis, dan kepadatan tumpukan pelet.
Pemberdayaan masyarakat Desa Jenggawah dalam meningkatkan kualitas pakan ternak kambing melalui fermentasi Pradana, Ankardiansyah Pandu; Tanzil, Ahmad Ilham; Setyawati, Intan Kartika; Masnilah, Rachmi; Astuti, Deviana Fitria; Putri, Thia Mahardikha Ra; Santi, Ollyvia Eswinda; Kuncoro, Efrian; Ayunita, Bela Indri; Arijaya, Shavanna Ardhelia; Yulianto, Roni
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 9, No 2 (2025): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v9i2.29963

Abstract

Abstrak Peternak kambing di Desa Jenggawah, Kabupaten Jember masih mengandalkan pakan konvensional tanpa pengolahan khusus, sehingga rendahnya kecernaan dan nilai gizi pakan menjadi masalah yang berdampak pada produktivitas ternak. Program pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan motivasi peternak melalui penerapan teknologi fermentasi pakan ternak kambing untuk menghasilkan pakan yang lebih bernutrisi dan efisien. Program pengabdian dilaksanakan pada September–Oktober 2025 dengan pendekatan pelatihan di lapangan. Metode ini dilakukan melalui sosialisasi teori dan demonstrasi langsung teknik fermentasi, yang terdiri atas penyiapan bahan, pencacahan, pencampuran dengan inokulan bakteri asam laktat, dan penyimpanan produk dalam ruang kedap udara. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner sebelum dan sesudah pelatihan, kemudian dianalisis dengan uji T untuk mengukur peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan motivasi. Analisis SWOT juga dilakukan untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam penerapan teknologi ini. Hasil pengabdian menunjukkan terjadi peningkatan pada skor pengetahuan (2,0 menjadi 8,0, t = –17,75; p = 5,39×10⁻¹¹), keterampilan (2,0 menjadi 8,0, t = –16,02; p = 3,99×10⁻¹⁰), dan motivasi (4,0 menjadi 7,93, t = –14,63; p = 1,72×10⁻⁹). Program ini berhasil diimplementasikan dan membawa dampak perubahan positif bagi masyarakat mitra. Kata kunci: bakteri asam laktat; gizi; hijauan; kecernaan; silase. AbstractGoat farmers in Jenggawah Village, Jember Regency, continue to rely on conventional feed without specialized processing, resulting in low digestibility and nutritional value, which negatively affects livestock productivity. This community service program aimed to enhance farmers' knowledge, skills, and motivation by introducing fermented feed technology for goat farming, thereby producing more nutritious and efficient feed. The program was implemented from September to October 2025 using a field-based training approach. The methodology included theoretical dissemination and hands-on demonstrations of feed fermentation techniques, covering material preparation, chopping, mixing with lactic acid bacteria inoculants, and storing the product in an airtight environment. Data were collected through pre- and post-training questionnaires and analyzed using a t-test to assess improvements in knowledge, skills, and motivation. Additionally, a SWOT analysis was conducted to identify the strengths, weaknesses, opportunities, and threats associated with the adoption of this technology. The results demonstrated a significant increase in knowledge scores (from 2.0 to 8.0, t = –17.75; p = 5.39×10⁻¹¹), skills (from 2.0 to 8.0, t = –16.02; p = 3.99×10⁻¹⁰), and motivation (from 4.0 to 7.93, t = –14.63; p = 1.72×10⁻⁹). The program was successfully implemented and had a positive impact on the partner community, contributing to the improved efficiency and sustainability of goat farming practices. Keywords: digestibility; forage; lactic acid bacteria; nutrition; silage.