Claim Missing Document
Check
Articles

Found 40 Documents
Search

PKM KONSENTRAT FERMENTASI JANGGEL JAGUNG SEBAGAI PAKAN ALTERNATIF DI KELOMPOK TERNAK KAMBING LEMBAH MERU Khasanah, Himmatul; Purnamasari, Listya; Suciati, Luh Putu
Jurnal Abdimas Vol 24, No 1 (2020): June
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M), Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mitra program pengabdian kemitraan adalah Kelompok Lembah Meru yang berada di Desa Wonoasri Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember. Kelompok ternak Lembah Meru membudidayakan kambing perah Peranakan Ettawah sebagai penghasil daging dan susu sebagai usaha sampingan dengan jumlah  anggota 30 orang. Desa Wonoasri merupakan desa penyangga Taman Nasional Merubetiri (TNMB). Tujuan dari PKM ini adalah mengatasi permasalahan yang dihadapi mitra yaitu kesulitan pakan berkualitas sehingga produktivitas daging dan susu kambing perah sangat rendah dan manajemen kelembagaan dan agribisnis peternakan yang tidak berjalan dengan baik sehingga usaha peternakan yang dijalani tidak berkembang. Solusi yang ditawarkan untuk permasalah mitra adalah: (1) penyuluhan peternak tentang potensi limbah pertanian termasuk janggel jagung, ledekan jagung dan rendeng kacang tanah, (2) Pelatihan cara mengolah limbah pertanian menjadi konsentrat fermentasi (complete feed) (3) Pelatihan dan penyuluhan tentang pengorganisasian kelompok dan manajmeen bisnis peternakan yang baik. Kegiatan penyuluhan dan pelatihan berjalan lancar dengan antusiasme peternak yang sangat tinggi. Produk konsentrat fermentasi yang dibuat tidak terkontaminasi jamur, warna normal kecoklatan dan berbau seperti tape. Hasil kegiatan FGD dan analisis kelayakan usaha ternak adalah model usaha ternak dengan sistem gaduh 70 (peternak):30 (investor). 
PKM KONSENTRAT FERMENTASI JANGGEL JAGUNG SEBAGAI PAKAN ALTERNATIF DI KELOMPOK TERNAK KAMBING LEMBAH MERU Khasanah, Himmatul; Purnamasari, Listya; Suciati, Luh Putu
Jurnal Abdimas Vol 24, No 1 (2020): June 2020
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/abdimas.v24i1.18503

Abstract

Mitra program pengabdian kemitraan adalah Kelompok Lembah Meru yang berada di Desa Wonoasri Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember. Kelompok ternak Lembah Meru membudidayakan kambing perah Peranakan Ettawah sebagai penghasil daging dan susu sebagai usaha sampingan dengan jumlah  anggota 30 orang. Desa Wonoasri merupakan desa penyangga Taman Nasional Merubetiri (TNMB). Tujuan dari PKM ini adalah mengatasi permasalahan yang dihadapi mitra yaitu kesulitan pakan berkualitas sehingga produktivitas daging dan susu kambing perah sangat rendah dan manajemen kelembagaan dan agribisnis peternakan yang tidak berjalan dengan baik sehingga usaha peternakan yang dijalani tidak berkembang. Solusi yang ditawarkan untuk permasalah mitra adalah: (1) penyuluhan peternak tentang potensi limbah pertanian termasuk janggel jagung, ledekan jagung dan rendeng kacang tanah, (2) Pelatihan cara mengolah limbah pertanian menjadi konsentrat fermentasi (complete feed) (3) Pelatihan dan penyuluhan tentang pengorganisasian kelompok dan manajmeen bisnis peternakan yang baik. Kegiatan penyuluhan dan pelatihan berjalan lancar dengan antusiasme peternak yang sangat tinggi. Produk konsentrat fermentasi yang dibuat tidak terkontaminasi jamur, warna normal kecoklatan dan berbau seperti tape. Hasil kegiatan FGD dan analisis kelayakan usaha ternak adalah model usaha ternak dengan sistem gaduh 70 (peternak):30 (investor). 
Pengaruh Pemberian Asam Amino Metionin-Sistin Pada Pakan Yang Terkontaminasi Aflatoxin B1 Terhadap Mortalitas Dan Kinerja Organ Dalam Ayam Broiler Listya Purnamasari; Ali Agus; Cuk Tri Noviandi
Jurnal Ilmu Ternak Vol 20, No 1 (2020): June
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jit.v20i1.27564

Abstract

Kondisi iklim di Indonesia dengan suhu dan kelembapan yang tinggi merupakan kondisi optimal bagi perkembangan jamur Aspergillus flavus penghasil toksin alflatoksin. Aflatoksin dapat menurunkan produktivitas ternak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek penambahan asam amino metionin-sistin untuk menurunkan efek toksin dari aflatoksin B1 (AFB1) pada pakan ayam broiler terhadap mortalitas dan kinerja organ dalam ayam broiler. Sebanyak 240 ekor ayam broiler mixed sex diteliti dengan 9 macam perlakuan dengan pola rancangan faktorial 3×3 dengan faktor kadar asam amino metionin-sistin (75,100, dan 125%) dan kadar AFB1 (0, 200, dan 400 ppb). Variabel yang diamati adalah bobot karkas, mortalitas, bobot hati dan bobot bursa fabrisius. Hasil penelitian menunjukkan interaksi tidak terjadi bobot relatif hati, bobot relatif bursa fabrisius, bobot relatif karkas. Mortalitas tertinggi terjadi pada perlakuan T3 (M+C 125% dan AFB1 0 ppb). Kombinasi pemberian asam amino metionin-sistin sebesar 75, 100, dan 125% serta AFB1 0, 200 dan 400 ppb yang dikonsumsi ayam broiler, belum mampu memperbaiki kinerja organ dalam ayam broiler.
Potensi Tepung Magot Black Soldier Fly (Hermetia illucens) sebagai Agen Antibakteri dan Immunomodulator Pakan Ternak Unggas secara In vitro Desy Cahya Widianingrum; Melinda Erdya Krismaputri; Listya Purnamasari
Jurnal Sain Veteriner Vol 39, No 2 (2021): Agustus
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jsv.53347

Abstract

Tepung Magot dalam pakan unggas tidak hanya dapat digunakan sebagai alternatif sumber protein namun juga diharapkan memiliki efek antibakterial dan immunomodulator. Penelitian ini menggunakan metode in vitro untuk mengetahui efek antimikrobial dan immunomodulator tepung magot. Uji sensitivitas dilakukan dengan metode disc difusi agar, uji aktivitas fagositosis diamati pada makrofag peritoneum mencit Balb-C jantan berumur 8 minggu terhadap Staphylococcus aureus (S. aureus), serta uji tantang S. aureus terhadap tepung magot dilihat di bawah scanning electron microscopy (SEM). Data hasil uji sensitivitas dan pengamatan dengan teknik SEM dilaporkan secara deskriptif. Perbedaan aktivitas fagositosis makrofag antar perlakuan diuji dengan analisis varian satu arah dengan uji lanjut honestly significant difference (HSD) Berdasar hasil penelitian diketahui bahwa tepung memiliki 38,22% kandungan protein dengan profil asam amino yang lengkap. Kandungan asam amino tertinggi pada tepung magot adalah (7685,84 mg/kg), aspartat (5864,19 mg/kg), leusin (5034,31 mg/kg). Asam lemak esensial yang terkandung pada tepung magot adalah asam laurat (13,39%) Hasil uji sensitivitas diketahui tepung magot tidak memberikan zona hambat pada bakteri S. aureus. Introduksi tepung magot pada fagositosis secara in vitro dapat meningkatkan kinerja makrofag dengan perannya seperti opsonin berdasar pengamatan SEM. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tepung magot potensial digunakan sebagai imunomodulator natural dan pengganti protein pakan unggas.
Effects of Methionine-Cysteine Amino Acid Supplementations in the Aflatoxin B1 Contaminated Diet on Broiler Production Performance Listya Purnamasari; Ali Agus; Cuk Tri Noviandi
Buletin Peternakan Vol 43, No 4 (2019): BULETIN PETERNAKAN VOL. 43 (4) NOVEMBER 2019
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21059/buletinpeternak.v43i4.31150

Abstract

This research aimed to observe the interaction of methionine-cysteine amino acid supplementation to decrease the effect of aflatoxin B1 (AFB1) on diet against production performance of broiler chicken. A number of 240 mixed sex broiler chickens were treated in 9 treatments by factorial design 3 x 3 with methionine-cysteine amino acid (M+C) (75,100, dan 125%) factors and AFB1 levels (0, 200, dan 400 ppb). Variables observed were: Weight gain, feed consumption, and feed conversion ratio (FCR). The results showed that increased AFB1 content in diet from 0 to 400 ppb increased chicken body weight (P <0.05) in each age group. The high body weight was balanced with high feed consumption along with increased nutrient needs, mainly sulfuric amino acid (M+C) as the precursor of glutathione to eliminate toxic through conjugation reactions. The interaction effect was firstly occurred between M + C and AFB1 treatment (P <0.05). Meanwhile increased supplementation of M + C from 75 to 125% caused decreased feed consumption in each age group of chickens, but increased AFB1 levels further increased feed consumption (P<0.05). The interaction effect between the level of M + C and AFB1 contamination in diets on feed consumption were seen in 21-day-old chickens (P<0.05). FCR was also increased (P <0.05) with the reduction of M + C content in diet at 7 days old. The effect of AFB1 on diet and interaction between M + C and AFB1 on chicken FCR in this study was not significant in all age groups. It can be concluded from the current study that supplying methionine-cystine amino acid with 75, 100 and 125% in AFB1 contaminated diet of 0, 200 and 400 ppb improves the performance of broiler chicken production.
Pengembangan Pembibitan Kambing Peranakan Etawah di Wonosari, Kabupaten Jember Himmatul Khasanah; Listya Purnamasari; Luh Putu Suciati
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (Indonesian Journal of Community Engagement) Vol 6, No 3 (2020): September
Publisher : Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1529.946 KB) | DOI: 10.22146/jpkm.52806

Abstract

Kelompok Ternak Lembah Meru merupakan salah satu kelompok yang mengusahakan pembibitan ternak kambing PE (Peranakan Etawah). Permasalahan dalam  kelompok ini adalah sulitnya mendapatkan bibit unggul yang dapat menunjang keberhasilan usaha. Adapun solusi permasalahan tersebut adalah dengan mengembangkan dan menerapkan sistem pembibitan pola inti terbuka (open nucleus breeding scheme) karena sistem ini cocok diimplementasikan di peternakan rakyat. Metode pelaksanaan kegiatan berupa FGD (Focus Group Discussion) dengan UPTPT-HMT Jember sebagai sumber parent stock, sosialisasi dan pelatihan sistem pembibitan kambing PE, sosialisasi dan pelatihan manajemen pencatatan dan pembibitan ternak, dan evaluasi serta pemonitoran keberhasilan program. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa terjadi peningkatan perilaku (100%), pengetahuan (100%), dan keterampilan peternak dalam melakukan usaha pembibitan ternak kambing PE dengan sistem pembibitan inti terbuka (100%). Akan tetapi, penerapan teknologi pengolahan pakan dan penggunaan smartphone untuk pencatatan masih rendah (55%). Kelompok ternak berperan sebagai inti yang memelihara dan mengembangkan ternak unggul. Adapun anggota kelompok berperan sebagai plasma dan multiplier. Program ini sangat bermanfaat bagi peningkatan struktur sistem pembibitan ternak kambing PE di Kelompok Ternak Lembah Meru.
Study of the Bioconversion Process of Black Soldier Fly (Hermetia Illucens) Larvae in Decomposition of Various Variations of Organic Waste Wildan Muhlison; Listya Purnamasari; Irwanto Sucipto; Tri Wahyu Saputra; Nanda Khoirun Nisa Ahmad
TECHNO: JURNAL PENELITIAN Vol 10, No 2 (2021): Techno Jurnal Penelitian
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/tjp.v10i2.2803

Abstract

Poor waste management will affect various aspects such as environmental pollution due to piles of garbage that disturb the community. It needs a waste treatment process and one of them is the bioconversion process. This process uses the biological agent Black Soldier Fly (Hermetia illucens). This research was conducted with three organic matter variations, namely tofu pulp, eggplant pulp, and pumpkin pulp as bioconversion media. The ability of BSF larvae in bioconversion organic waste can be seen from several parameters, namely temperature, media pH, larvae weight growth, WRI (Waste Reduction Index), survival rate, consumption substrate and feed residue. The results were analyzed by one-way ANOVA test then the Least Significant Difference (LSD) test with a significance level of 95%. The research results with different bioconversion media are significantly different results on the ability of BSF larvae in the decomposition process. Tofu pulp media show the best results compared to other media with suitable conditions for the decomposition process with a final temperature of 28.8 oC, pH 7, weight growth 28.35%, WRI 5.38%, and 80.71% substrate consumption.
KEMANDIRIAN MASYARAKAT DESA SEKARPUTIH KECAMATAN TEGALAMPEL DALAM MENINGKATKAN KUALITAS TANAH MELALUI PEMBUATAN PUPUK ORGANIK KOTORAN SAPI Basuki Basuki; Sukron Romadhona; Listya Purnamasari; Vega Kartika Sari
SELAPARANG Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 5, No 1 (2021): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v5i1.6699

Abstract

ABSTRAKLahan pertanian mengalami penurunan kesuburan tanah dengan indikasi nilai C-Organik < 1% sangat luas, termasuk di Desa Sekarputih Kabupaten Bondowoso. Masyarakat Desa Sekarputih sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani dan peternak. Survei awal menunjukkan bahwa kotoran sapi yang dihasilkan oleh ternak belum dimanfaatkan secara optimal. Banyak kotoran sapi yang dibiarkan begitu saja sehingga menimbulkan masalah lingkungan seperti bau yang menyengat. Tujuan dari program pengabdian ini adalah sosialisasi dan pelatihan pembuatan pupuk organik yang berasal dari kotoran sapi sebagai alternatif untuk meningkatkan bahan organik tanah dan mengurangi permasalahan lingkungan. hasil kegiatan pengabdian menunjukkan bahwa peserta sangat aktif dan antusias dalam bertanya dan menjawab pertanyaan dalam kegiatan sosialisasi, dan antusias aktif dalam praktek langsung pada tahap pelatihan. Kata kunci: pelatihan; pupuk organic; kotoran sapi; ternak. ABSTRACTAgricultural land experienced degradation of soil fertility with indicated C-Organic value < 1% very widely, including in Sekarputih Village, Bondowoso Regency. The people of Sekarputih village mostly make a living as farmers and ranchers. The initial survey shows that cow dung produced by livestock has not been utilized optimally. A lot of cow dung is left alone which causes environmental problems such as a strong odor. The purpose of this service program is socialization and training on the manufacture of organic fertilizer derived from cow dung as an alternative to increasing soil organic matter and reducing environmental problems. the results of the service activities showed that the participants were very active and enthusiastic about asking and answering questions in socialization activities, and enthusiastically active in direct practice at the training stage. Keywords: training; organic fertilizer; cow manure; livestock.
Exploration of Local Microorganisms from Rumen and Their Potential to Make Silage from Agricultural Waste Listya Purnamasari; Hari Purnomo; Hidayat Bambang Setyawan
ASEAN Journal on Science and Technology for Development Vol. 37 No. 3 (2020): Movement
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29037/ajstd.642

Abstract

Agricultural wastes are very diverse in type and have low nutrient values, especially in lignin and cellulose, which are difficult to digest. One way of overcoming this problem is by biological treatment using microorganisms, also known as silage. The availability of bio-activators that are both cost-efficient and easy to make further suggests that using local microorganisms may be an effective possible solution. This study focused on processing food crop waste (corn leaves) into silage using local microorganisms as the bio-activators. Research took place in the Agrotechnology Laboratory, University of Jember. The experimental design was completely randomized with four treatments: Treatment 1 (rumen), Treatment 2 (rumen + banana humps), Treatment 3 (rumen + petung bamboo shoots), and Treatment 4 (rumen + gamal leaves). The parameters tested were local microorganism quality (pH, total microbial, and organoleptic) and silage quality (nutrient composition, pH, and organoleptic). After three weeks, the organoleptic local microorganism test results in all treatments showed clear colors, an acidic aroma, small number of fungi, and normal pH (3–5). In terms of silage quality, the resulting local microorganisms could be used as a bio-activator in the silage fermentation process, with the maturity level indicated by a color change (green to brownish green), sweet and acidic aroma, softer tape and texture, and pH of 4–6. The proximate test results of this silage feed showed better nutrient content in the addition of formulations in the manufacture of local microorganisms. Petung bamboo shoots, gamal leaves, and banana humps can increase the nutrient content, mainly the protein. We therefore conclude that local microorganisms from the rumen and local materials can be used as activator materials in making silage from corn leaves with an increase in the value of waste nutrients.
Potential of Three Taro (Colocasia esculenta L.) Cultivars as Animal Feed Hidayat Bambang Setyawan; Roni Yulianto; Oviaki Zelin; Listya Purnamasari
ASEAN Journal on Science and Technology for Development Vol. 38 No. 3 (2021): Embrace Potential
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29037/ajstd.716

Abstract

The growth and yield of taro (Colocasia esculenta L.) plants are influenced by the planting material. The use of planting material derived from corms is expected to improve the quality and quantity of taro growth and yield. This research aimed to find the best type of planting material and cultivars for taro growth and the potential of taro plants as animal feed. The experiment was carried out in Jember, East Java ( elevation ±89 m asl). The experiment used the randomized completed block design method with two treatment factors, the type of planting material (B) as the first factor (B1: taro corms, B2: taro tiller, B3: taro stolon) and the use of taro cultivars (V) as the second factor (V1: green taro, V2: ketan taro, V3: Sukabumi taro). The treatment was repeated four times. The results showed that there was an interaction between the use of taro planting material and taro cultivar that could influence the tuber weight per plant. The types of planting material had a significant effect on the number of tillers, leaf area, corm weight and diameter, and the planting of several taro cultivars significantly affected all observed variables. The treatment that gave the best results was planting material from taro tuber (B1) and Sukabumi cultivar (V3) with a tuber weight yield of 362.58 g (±14.5 tons/ha). Meanwhile, the Sukabumi cultivar (V3) had the best potential as animal feed. Overall, the stems and leaves of taro had a protein content of 1.19–2.02%, while the corms had 2.82–4.09%.