Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Analisis Pendapatan Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Wortel Pada Usahatani Pengguna IoT Dan Non-IoT (Studi Kasus: Desa Gobleg, Kabupaten Buleleng, Bali) Hidayat, Nia Kurniawati; Hardjanto, Arini; Amanda, Dea; Nuva, Nuva; Koswara, Titin Suhartini
Jurnal Agribisnis Indonesia (Journal of Indonesian Agribusiness) Vol. 13 No. 1 (2025): Juni 2025 (Jurnal Agribisnis Indonesia)
Publisher : Departmen of Agribusiness, Economics and Management Faculty, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jai.2025.13.1.94-104

Abstract

The decline in production of various agricultural commodities is caused by climate change. Mitigation programs in the agricultural sector continue to be carried out by both the government and farmers such as utilizing digital technology known as the Internet of Things (IoT). The use of IoT aims to simplify the work of farmers and make time and labor efficient. The use of IoT has been carried out by the “Kelompok Petani Muda Keren” (Farmers Group) in Gobleg Village, Buleleng Regency, Bali Province by building an application called Blynk. The purpose of this study is to analyze the income of IoT and non-IoT farmers with R/C ratio and identify factors that affect carrot production with multiple regression analysis. The results show that the income of IoT farmers is more profitable than non-IoT farmers and the factors that affect production are land area, seed and the adoption of IoT. Based on the results, it can be concluded that the use of IoT technology can increase income so that the government can make policies for the use of internet-based technology for farmers so that climate change can be mitigated and ensure food security.
Alternatif Strategi Kebijakan Keberlanjutan Budi Daya Rumput Laut di Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Yusuf, La Ode Muhammad Iksan; Ismail, Ahyar; Nuva, Nuva
Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 15, No 1 (2025): JUNI 2025
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jksekp.v15i1.14300

Abstract

Produksi rumput laut di Sulawesi Tenggara, khususnya di Kabupaten Muna mengalami fluktuasi pada periode 2018–2022 meskipun memiliki potensi lahan budi daya yang luas dan garis pantai yang panjang. Kondisi ini mengindikasikan belum optimalnya strategi kebijakan yang mampu mendorong keberlanjutan.Tujuan dari penelitian ini merumuskan alternatif strategi kebijakan dalam mendorong usaha keberlanjutan budi daya rumput laut di Kabupaten Muna yang dilakukan pada pemangku kepentingan dari Dinas Perikanan dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Muna. Penelitian ini menggunakan Preference Ranking Organization Method for Enrichment Evaluation (PROMETHEE) merupakan bagian dari Multi Criteria Decision Analysis (MCDA), dimana menggunakan empat alternatif kebijakan keberlanjutan, yaitu alternatif I melanjutkan budi daya rumput laut dengan penguatan ekonomi lokal, alternatif II melanjutkan program budi daya rumput laut dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, alternatif III melanjutkan kegiatan budi daya rumput laut dengan program penguatan ekonomi, sosial budaya dan lingkungan serta alternatif IV pengembangan sumber daya manusia. Hasil analisis berdasarkan Complete Ranking dan skor net flow pada keempat alternatif yang menggambarkan pada Phi+ berada di atas nol atau mendekati satu yaitu alternatif III dengan total skor 0,6364, skor tersebut merupakan kategori tertinggi dibandingkan alternatif I, II dan IV. Title: Alternative Policy Strategies Ffor Sustainable Seaweed Cultivation in Muna District, Southeast Sulawesi Province Seaweed production in Southeast Sulawesi, particularly in Muna Regency, fluctuated between 2018 and 2022, despite its extensive cultivation potential and long coastline. This situation indicates a suboptimal policy strategy to promote sustainability. The purpose of this study is to formulate alternative policy strategies in encouraging sustainable seaweed cultivation efforts in Muna Regency which are carried out by stakeholders from the Fisheries Service and the Environmental Service of Muna Regency. This study uses the Preference Ranking Organization Method for Enrichment Evaluation (PROMETHEE) which is part of the Multi Criteria Decision Analysis (MCDA), which uses four alternative sustainability policies, namely alternative I continuing seaweed cultivation by strengthening the local economy, alternative II continuing the seaweed cultivation program by considering environmental aspects, alternative III continuing seaweed cultivation activities with economic, socio-cultural and environmental strengthening programs and alternative IV developing human resources. The results of the analysis based on Complete Ranking and net flow scores on the four alternatives that describe Phi+ are above zero or close to one, namely alternative III with a total score of 0.6364, this score is the highest category compared to alternatives I, II and IV.
PELUANG DAN TANTANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SAMPAH (PLTSa) BANTARGEBANG DALAM PRINSIP EKONOMI SIRKULAR Dharmawan, Arya Hadi; Nuva, Nuva; Tampubolon, Arisandy Fernando
RISALAH KEBIJAKAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN Rumusan Kajian Strategis Bidang Pertanian dan Lingkungan Vol 12 No 2 (2025): Agustus
Publisher : Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (PSP3) dan Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jkebijakan.v12i2.65768

Abstract

Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Bantargebang dibangun sebagai respons terhadap krisis over kapasitas Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang dan menjadi proyek percontohan teknologi Waste-to-Energy (WtE) di Indonesia dengan menggunakan metode insinerasi. Namun, kontribusinya terhadap pengurangan sampah DKI Jakarta masih sangat kecil, dan belum sepenuhnya terintegrasi dalam kerangka ekonomi sirkular. Tantangan utama mencakup karakteristik sampah yang basah dan heterogen, minimnya kesadaran sistem pemilahan di masyarakat, serta minimnya pelibatan pelaku daur ulang informal seperti pemulung. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dan analisis Strengths, Weakness, Opportunities, Threats (SWOT) untuk mengevaluasi potensi dan tantangan PLTSa dalam mendukung sistem ekonomi sirkular. Hasil menunjukkan bahwa PLTSa memiliki peluang sebagai solusi pengolahan sampah residu dan penyedia energi bersih, namun berisiko memperparah eksklusi sosial bila tidak dirancang secara inklusif. Solusi strategis mencakup penguatan pemilahan dan pre-treatment, integrasi pemulung, pemanfaatan residu sebagai produk sirkular, serta transparansi dan partisipasi publik. PLTSa seharusnya menjadi bagian dari sistem pengelolaan sampah terpadu yang menempatkan prinsip Reduce-Reuse-Recycle (3R) dan keadilan sosial sebagai fondasi utama menuju transisi ekonomi sirkular yang berkelanjutan.