Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PERUBAHAN FISIK DAN PSIKOSOSIAL MEMPENGARUHI KUALITAS HIDUP PASIEN HEMODIALISIS: Physical and Psychosocial Changes Affect the Quality of Life of Hemodialysis Patients Diana Irawati; Slametiningsih; Rizki Nugraha; Dhea Natashia; Asri Narawangsa; Nyimas Heny Purwati; Roswati Handayani
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing) Vol. 9 No. 1 (2023): JIKep | Februari 2023
Publisher : LPPM STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33023/jikep.v9i1.1426

Abstract

Pendahuluan : Hemodialisis (HD) merupakan intervensi yang paling banyak dipilih oleh pasien End Stage Renal Disease (ESRD). Terapi ini dilakukan sepanjang hidup pasien sehingga dapat menyebabkan perubahan fisik dan psikologis. Perubahan yang kompleks dapat menjadi pemicu munculnya kondisi yang dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien. Tujuan: Mengidentifikasi hubungan perubahan fisik dan psikososial pasien ESRD yang menjalani HD dengan kualitas hidupnya. Metode: Desain cross-sectional. Sebanyak 117 pasien di unit HD Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih terlibat sebagai partisipan dalam penelitian ini. Hasil: Perubahan fisik berhubungan dengan kualitas hidup (PCS) pasien dengan HD (t = -2.061, p value = 0.042). Perubahan psikologis berhubungan dengan kualitas hidup pasien dengan HD pada komponen PCS dan MCS. Analisis multivariat menunjukan ansietas sebagai prediktor kualitas hidup pada aspek fisik (? = - .252, p = .038), sedangkan lama HD merupakan prediktor kualitas hidup pada aspek psikososial (? = .235, p = .006) Kesimpulan: Perubahan fisik dirasakan oleh pasien dengan frekuensi dan tingkat keparahan yang bervariasi. Berkaitan dengan indikator psikososial, kecemasan merupakan gangguan yang paling banyak dialami oleh pasien yang menjalani HD. Kualitas Hidup Komponen Fisik (PSC) lebih rendah dari Kualitas Hidup Komponen Mental (MCS) sebagai indikator Kualitas Hidup Penyakit Ginjal (KDQOL). Kecemasan dan Durasi HD adalah prediktor potensial Kualitas Hidup Pasien dengan HD
KESIAPAN IBU DALAM MERAWAT ANAK DENGAN PNEUMONIA PASCA HOSPITALISASI: Readiness of Mothers in Treating Children with Pneumonia Post Hospitalization Nyimas Heny Purwati; Dhea Natashia; Anita Apriliawati; Emmy Putri Wahyuni
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing) Vol. 9 No. 1 (2023): JIKep | Februari 2023
Publisher : LPPM STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33023/jikep.v9i1.1427

Abstract

Pendahuluan : Pneumonia merupakan salah satu masalah kesehatan dan penyumbang terbesar penyebab kematian balita di dunia. Upaya perlu dilakukan untuk menyiapkan keluarga dalam asuhan maupun pemberian informasi sebagai persiapan pulang kepada keluarga tentang cara perawatan anak dengan pneuomonia. Hal tersebut menjadi dasar bagi keluarga menindaklanjuti pelaksanaan perawatan dan cara pencegahan pneumonia di rumah secara mandiri. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menilai kesiapan ibu dalam merawat anak dengan pneumonia pasca hospitalisasi. Metode: Desain penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan metode cross-sectional, dengan sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita pneumonia usia 2 sampai dengan 59 bulan. Hasil: Hasil analisis uji fisher exact didapatkan p value < 0,05 yang artinya ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan, persepsi, dan psikomotor/keterampilan ibu dalam merawat balita dengan pneumonia pasca hospitalisasi. Hasil analisis juga didapatkan nilai OR yang bermakna ibu dengan pengetahuan dan sikap rendah memiliki risiko 88,0 kali lebih besar untuk tidak siap merawat anak dengan pneumonia, dan ibu yang tidak terampil berisiko 16,0 lebih besar untuk tidak siap merawat anak dengan pneumonia pasca hospitalisasi. Kesimpulan: Sehingga penting dilakukannya edukasi kepada orang tua terutama ibu saat berada di rumah sakit untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam rangka kesiapan merawat anak dengan pneumonia pasca hospitalisasi
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA Nyimas Heny Purwati; Dhea Natashia; Sefa Aryanti
Husada Mahakam Vol 13 No 1 (2023): Mei 2023
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur (URL: http://poltekkes-kaltim.ac.id/)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35963/hmjk.v13i1.385

Abstract

Penyakit pneumonia pada balita merupakan salah satu masalah kesehatan yang belum dapat terselesaikan, dan juga merupakan penyebab kematian balita terbesar di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan kejadian pneumonia pada balita di Puskesmas Kecamatan Koja. Desain penelitian menggunakan cross sectional. Sampel penelitian ini balita dengan keluhan batuk atau sukar bernapas yang berobat di Puskesmas Kecamatan Koja dengan jumlah 103 responden yang diambil secara purposive sampling. Analisis data menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan kejadian pneumonia pada balita (p- value = 0,004) dan ada hubungan yang signifikan antara sikap ibu dengan kejadian pneumonia pada balita di Puskesmas Kecamatan Koja (p-value = 0,001). Perawat di pelayanan kesehatan tingkat dasar diharapkan dapat meningkatkan pemberian pendidikan kesehatan tentang pneumonia kepada ibu yang memiliki balita, sehingga kejadian pneumonia pada balita dapat dicegah.
Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) dan Gastroenteritis Akut (GEA): Pendekatan Teori Henderson Ponia Mardian; Rinezia Rinza Farizal; Nyimas Heny Purwati
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 3 (2024): SEPTEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i3.33471

Abstract

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) dan Gastroenteritis Akut (GEA) merupakan penyakit yang sering menyerang anak-anak dan dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan tepat. Pendekatan asuhan keperawatan yang komprehensif diperlukan untuk menangani kasus-kasus ini secara efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan asuhan keperawatan pada anak dengan DHF dan GEA menggunakan pendekatan teori Henderson, serta mengevaluasi efektivitas pendekatan tersebut dalam mengatasi masalah keperawatan yang muncul. Studi kasus deskriptif dilakukan pada dua anak, An.MR dengan DHF dan An.YP dengan GEA, yang dirawat di RS. Primaya Hospital Bekasi Barat. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, dan studi dokumentasi. Asuhan keperawatan diberikan selama 3x24 jam menggunakan pendekatan 14 kebutuhan dasar Henderson. Diagnosa keperawatan utama pada An.MR adalah hipertermi, sedangkan pada An.YP adalah defisien volume cairan. Intervensi keperawatan difokuskan pada penurunan suhu tubuh dan pemenuhan kebutuhan cairan. Evaluasi menunjukkan perbaikan kondisi kedua pasien setelah pemberian asuhan keperawatan. Pendekatan teori Henderson terbukti efektif dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif pada anak dengan DHF dan GEA. Pendekatan ini memungkinkan perawat untuk memberikan asuhan yang holistik dan individual sesuai kebutuhan pasien.
Halotherapy pada Anak dengan Penyakit Respirasi: A Scooping Review Kartika Alifah; Suci Dewi Utami; Yuke Liza Fitri Dhadila; Tazkiah Aulia; Anita Apriliawati; Nyimas Heny Purwati; Titin Sutini; Awaliah
Journal of Innovative and Creativity Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/joecy.v5i3.4458

Abstract

Latar Belakang: Penyakit pernapasan merupakan salah satu masalah kesehatan utama pada anak, dengan angka kejadian tinggi di tingkat global dan nasional. Implementasi kebijakan seperti Practical Approach to Lung Health (PAL) masih menghadapi kendala, terutama dalam hal fasilitas diagnostik dan akses terapi inhalasi. Haloterapi, sebagai pendekatan non-farmakologis, menunjukkan potensi membantu meredakan gejala dan memperbaiki fungsi paru pada anak dengan gangguan pernapasan. Tujuan: Tinjauan cakupan ini bertujuan untuk memetakan bukti ilmiah terkait penerapan halotherapy pada anak-anak dengan gangguan respirasi. Metode: Studi ini menggunakan kerangka kerja PCC (Population, Concept, Context) dengan populasi anak usia <18 tahun yang mengalami gangguan respirasi, konsep halotherapy, dan konteks pelayanan kesehatan (RS dan klinik) tanpa batasan geografis. Literatur dicari melalui database PubMed, ProQuest, dan ScienceDirect menggunakan kombinasi kata kunci dan operator boolean. Seleksi dilakukan berdasarkan kriteria inklusi. Hasil: Terdapat 9 artikel yang diinklusikan yang menunjukkan bahwa halotherapy menjanjikan dalam meningkatkan fungsi paru, mengurangi gejala, dan memperpendek masa rawat inap pada berbagai kondisi respirasi anak. Efektivitas paling konsisten ditemukan pada penggunaan saline hipertonik 3% pada pasien bronkiolitis. Kombinasi halotherapy dan senam pernapasan juga menunjukkan manfaat tambahan pada anak dengan asma. Tidak ada efek samping serius yang dilaporkan, namun hasil antar studi masih bervariasi. Kesimpulan: Halotherapy dapat dipertimbangkan sebagai terapi komplementer yang aman dan menjanjikan bagi anak-anak dengan gangguan respirasi ringan hingga sedang, serta menjadi bagian dari pendekatan multidisiplin dalam layanan kesehatan anak.
Asuhan Keperawatan pada Bayi dengan Stenosis Pilorus Hipertrofik Menggunakan Pendekatan Teori Self-Care Orem Suci Dewi Utami; Nyimas Heny Purwati
Journal of Innovative and Creativity Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/joecy.v5i3.4462

Abstract

Latar Belakang: Stenosis pilorus hipertrofik (SPH) merupakan kelainan gastroenterologis yang umum terjadi pada bayi usia 2–8 minggu. Kondisi ini ditandai dengan hipertrofi otot pilorus yang menyebabkan obstruksi saluran keluar lambung. Pendekatan teori keperawatan diperlukan untuk memberikan asuhan yang holistik dan terstruktur. Teori Self-Care Orem menekankan peran perawat dan keluarga dalam memenuhi kebutuhan dasar bayi yang mengalami defisit self-care. Tujuan: Mendeskripsikan penerapan teori Self-Care Orem dalam asuhan keperawatan bayi dengan stenosis pilorus hipertrofik, khususnya terkait pemenuhan kebutuhan nutrisi dan cairan. Metode: Desain studi literatur yang menggambarkan proses pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi pada bayi dengan SPH. Pendekatan teori Orem digunakan untuk merencanakan intervensi dengan sistem wholly compensatory, partially compensatory, dan supportive-educative. Hasil: Masalah keperawatan utama yang ditemukan meliputi defisit nutrisi, ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, intoleransi aktivitas, nyeri akut, defisit pengetahuan orang tua, dan risiko gangguan pertumbuhan. Intervensi berbasis teori Orem berfokus pada stabilisasi cairan dan nutrisi sebelum dan sesudah operasi pyloromyotomy, manajemen nyeri, serta edukasi orang tua. Hasil menunjukkan perbaikan status nutrisi dan cairan, penurunan gejala nyeri, serta peningkatan pemahaman orang tua terhadap perawatan pascaoperasi. Kesimpulan: Pendekatan teori Self-Care Orem efektif dalam memberikan asuhan keperawatan holistik pada bayi dengan SPH. Perawat berperan penting sebagai pendukung dan pendidik keluarga dalam manajemen pra dan pascaoperasi.
Efektivitas Family Centered Care Terhadap Kadar Glukosa Darah Dan HBA1C Pada Anak Dengan DM Tipe 1: Tinjauan Sistematis Dan Meta-Analisis Suci Dewi Utami; Ika Novika; Yesa Junita Sari; Kartika Alifah; Nuryati; Yuke Liza Fitri Dhadila; Tazkiah Aulia; Elmi Susanti; Nyimas Heny Purwati; Dhea Natashia
Journal of Innovative and Creativity Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/joecy.v5i3.4464

Abstract

Latar Belakang: Diabetes Mellitus tipe 1 (DM tipe 1) merupakan penyakit kronis yang memerlukan manajemen yang kompleks. Pada anak, dukungan keluarga sangat penting untuk meningkatkan kontrol glikemik dan mencegah komplikasi. Pendekatan family-centered care (FCC) diyakini efektif untuk meningkatkan keterlibatan keluarga dalam pengelolaan diabetes anak. Tujuan: Mengidentifikasi dan mengevaluasi efektivitas intervensi berbasis keluarga terhadap kadar glukosa darah dan HbA1c pada anak dengan DM tipe 1. Metode: Systematic review dan meta-analisis dilakukan sesuai pedoman PRISMA. Pencarian artikel dilakukan melalui PubMed, ProQuest, dan ScienceDirect menggunakan kata kunci MeSH. Artikel yang disertakan merupakan randomized controlled trial (RCT) yang melibatkan anak dengan DM tipe 1, melaporkan hasil kadar glukosa darah dan HbA1c, serta menggunakan intervensi berbasis keluarga. Hasil: Dari 1.862 artikel yang diidentifikasi, enam memenuhi kriteria inklusi. Intervensi berbasis keluarga secara signifikan menurunkan kadar HbA1c (p < 0.05) dan kadar gula darah puasa dibandingkan perawatan rutin. Beberapa model efektif yang ditemukan termasuk family-centered empowerment model, edukasi keluarga intensif, dan intervensi berbasis web. Kesimpulan: Intervensi berbasis keluarga terbukti efektif meningkatkan kontrol glikemik anak dengan DM tipe 1. Penerapan FCC perlu diintegrasikan dalam praktik keperawatan anak untuk mendukung manajemen jangka panjang dan meningkatkan kualitas hidup pasien serta keluarga.
Pengaruh Intervensi Edukasi terhadap Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Mengenai Penatalaksanaan Diare pada Balita. Titin Supriatin; Nyimas Heny Purwati; Lindesi Yanti; Maya Sari; Yani Nurhayani
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Indonesia Vol. 5 No. 1 (2025): Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Indonesia
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jikki.v5i1.7464

Abstract

Diarrhea remains a major cause of morbidity and mortality in children. It is crucial for mothers to have the right knowledge and attitudes in prevention efforts. One step that can be taken is to provide easy and relevant health education regarding early diarrhea prevention. The study aims to determine the effect of health education on the level of knowledge and attitudes of mothers about diarrhea in toddlers. The study used a quasi-experimental approach with a one-group pretest-posttest, with purposive sampling and a sample size of 34 people. The analysis test of this study was the dependent T-test for the level of maternal knowledge, and the Wilcoxon Signed-Rank Test for attitudes. Based on the analysis results, there was a difference in the average knowledge score between before and after the educational intervention. The average pre-test knowledge score was 4.76 (SD = 1.50) and increased to 8.41 (SD = 2.36) post-test. For the attitude variable, the average pre-test score was 7.71 (SD = 2.05) and the post-test score increased to 16.00 (SD = 0.82). The education was proven to be effective in improving mothers' knowledge and attitudes. Health workers continuously provide education to improve knowledge and attitudes.
Asuhan Keperawatan Anak Diabetes Ketoasidosis dan Gangguan Kebutuhan Dasar: Nutrisi Dengan Pendekatan Teori Model Adaptasi Calista Roy Ika Novika; Nyimas Heny Purwati
Journal of Innovative and Creativity Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/joecy.v5i3.4616

Abstract

Latar Belakang: Diabetes Ketoasidosis (DKA) merupakan komplikasi akut diabetes melitus yang sering dialami anak-anak dan membutuhkan intervensi keperawatan yang komprehensif, terutama terkait pemenuhan kebutuhan dasar nutrisi. Tujuan : Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan makna, persepsi, dan pengalaman dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan DKA menggunakan pendekatan Roy Adaptation Model (RAM). Desain penelitian: Desain penelitian ini menggunakan pendekatan tinjauan literatur. Subjek penelitian adalah seorang anak dengan Diabetes Ketoasidosis yang dirawat di ruang perawatan anak. Penerapan teori yang digunakan adalah Roy Adaptation Model, yang mengklasifikasikan intervensi keperawatan ke dalam 4 model teori sistem: input, kontrol, efektor, output. Hasil : artikel ini menunjukkan bahwa penerapan RAM membantu perawat dalam mengidentifikasi stimulus, respon adaptasi, dan intervensi yang sesuai, terutama dalam mengoptimalkan pola nutrisi untuk mendukung pemulihan . Diagnosa keperawatan utama adalah Deficit Nutrisi, Ketidakstabilan kadar glukosa darah Berhubungan dengan Hiperglikemia, Hipovolemia, Pola Napas Tidak efektif, Risiko perfusi serebral tidak. Intervensi keperawatan yang sesuai meliputi manajemen lingkungan, manajemen nyeri, manajemen hipertermi, pemantauan fungsi neurologis, serta pencegahan infeksi. Integrasi RAM dengan standar nasional keperawatan terbukti mendukung adaptasi anak secara holistik. Studi ini menegaskan pentingnya peran perawat dalam memfasilitasi adaptasi fisiologis dan psikososial anak melalui pemenuhan kebutuhan nutrisi yang adekuat.
Asuhan Keperawatan Pada Anak Yang Mengalami Asma Dengan Pendekatan Teori Caring Watson Yesa Junita Sari; Nyimas Heny Purwati
Journal of Innovative and Creativity Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/joecy.v5i3.4617

Abstract

Latar Belakang : Asma pada anak merupakan salah satu penyakit kronis yang membutuhkan penanganan komprehensif, tidak hanya dari aspek medis, tetapi juga dukungan emosional dan psikososial. Artikel ini bertujuan untuk menggali makna, persepsi, dan pengalaman perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan asma menggunakan pendekatan teori Caring Jean Watson. Metode : Desain penelitian ini menggunakan pendekatan tinjauan litelatur. Subjek penelitian adalah seorang anak dengan asma yang di rawat diruang perawatan anak. Penerapan teori yang digunakan adalah Caring jean watson. Hasil : Pengkajian menunjukkan bahwa penerapan teori Caring Watson mampu meningkatkan rasa aman, kepercayaan, serta kolaborasi anak dan keluarga dalam manajemen asma. Pembahasan menekankan pada sepuluh faktor karatif Watson yang tercermin dalam interaksi perawat-anak-keluarga. Kesimpulan : Penelitian ini memberikan implikasi penting bagi praktik keperawatan anak, bahwa aspek caring menjadi landasan utama dalam mendukung proses penyembuhan dan kualitas hidup anak dengan asma.