Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

PAPARAN ORGANOFOSFAT KRONIK SEBAGAI FAKTOR RISIKO GANGGUAN KOGNITIF BERDASARKAN KADAR PHOSPHORYLATED TAU SERUM Ni Luh Putu Dirasandhi Semedi Putri,* Anak Agung Ayu Putri Laksmidewi,* I Made Oka Adnyana*
NEURONA Vol. 37 No. 2 Maret 2020
Publisher : Neurona Majalah Kedokteran Neuro Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

INTRODUCTION CHRONIC ORGANOPHOSPHATE EXPOSURE IS PREDICTED RELATED TO DECREASED OF NEUROCOGNITIVE FUNCTION BUT THE MECHANISM IS STILL UNCLEAR ONE POSSIBLE MECHANISM IS ABNORMAL TAU PROTEIN METABOLISM AS MEASURED IN THE SERUM
METASTASIS OTAK TIPE MILIER PADA KASUS ADENOKARSINOMA PARU DENGAN MUTASI EGFR T790M I Made Oka Adnyana*, Ni Luh Putu Eka Arisanti**
NEURONA Vol. 37 No. 3 Juni 2020
Publisher : Neurona Majalah Kedokteran Neuro Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

METASTASIS IS THE MOST COMMON INTRACRANIAL TUMOR WITH THE NUMBER OF EVENTS EXCEEDING PRIMARY BRAIN TUMORS IT STILL HOLDS HIGH MORTALITY AND MORBIDITY RATE TO DATE MOST OF THE METASTASES ARE MACROSCOPIC PARENCHYMAL MASS LESIONS WITH SURROUNDING EDEMA AND OCCURRED IN THE GRAYWHITE MATTER JUNCTION MILIARY BRAIN METASTASIS IS A RARE CONDITION WITH GENERALLY POOR PROGNOSIS
MIKROALBUMINURIA SEBAGAI PREDIKTOR LUARAN BURUK STROKE ISKEMIK AKUT DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR Hesti Heptaningrum,* I Made Oka Adnyana,* Thomas Eko Purwata,*
NEURONA Vol. 37 No. 4 September 2020
Publisher : Neurona Majalah Kedokteran Neuro Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

INTRODUCTION MICROALBUMINURIA IS ONE OF INDICATORS FOR SYSTEMIC ENDOVASCULAR DAMAGE RELATED TO ENDOTHELIAL DAMAGE AND DYSFUNCTION MICROALBUMINURIA HAS BECOME AN IMPORTANT RISK FACTOR FOR PREDICTING THE RISK AND PROGNOSIS OF CEREBROVASCULAR DISEASE HOWEVER ITS ASSOCIATION WITH ACUTE ISCHEMIC STROKE REMAINS UNCLEAR PARTICULARLY THOSE RELATED WITH OTHER COMORBIDITIES
Penatalaksanaan Medication-overuse Headache Artini, Ni Made Yuli; Adnyana, I Made Oka
Cermin Dunia Kedokteran Vol 41, No 9 (2014): Diabetes Mellitus
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.982 KB) | DOI: 10.55175/cdk.v41i9.1104

Abstract

Medication-overuse Headache (MOH) adalah nyeri kepala kronik akibat penggunaan berlebihan analgesik, triptan, atau kombinasi obat nyeri kepala lain. Patofisiologi MOH belum jelas, diduga ada peranan faktor genetik, fisiologi dan regulasi reseptor, serta faktor psikologis. Tujuan pengobatan MOH adalah mengurangi frekuensi dan atau keparahan nyeri kepala, mengurangi konsumsi obat akut, memperbaiki respon terhadap obat akut dan obat preventif, mencegah kecacatan dan memperbaiki kualitas hidup. Langkah-langkah pencegahan termasuk membatasi konsumsi obat, menghindari kafein dan obat-obatan mengandung kafein atau kodein. Profilaksis dini mungkin diperlukan. Penanganan MOH meliputi edukasi pasien serta withdrawal obat. Pasien diikuti secara teratur untuk mencegah kambuh, terutama di tahun pertama setelah withdrawal.Medication-overuse Headache (MOH) is a chronic headache caused by overuse of analgesics, triptans, or other drugs. Pathophysiology of MOH is unknown, presumably influenced by genetics, physiology and regulation of the receptor, as well as psychological factors. The goal of MOH treatment is to reduce the frequency and/or severity of headache, to reduce acute drug consumption, to improve response to acute and preventive treatment, to prevent disability and improve quality of life. Measures to prevent MOH include limiting drugs consumption, avoiding caffeine and medications containing caffeine or codeine. Early prophylaxis either with medication or behavioral therapy may be necessary. Management consists of patient education and drug withdrawal. Patients should be followed regularly, especially in the first year, to prevent relapse.
Produktivitas Kedelai pada Lahan Sawah Tadah Hujan dengan Teknologi Pupuk Hayati dan Pupuk Organik Cair Purwanto, Oky Dwi; Hakim, Lukman; Adnyana, I Made Oka
Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan Vol 5, No 3 (2021): Desember 2021
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpptp.v5n3.2021.p183-188

Abstract

Produktivitas kedelai pada lahan sawah tadah hujan masih rendah, rata-rata 1,66 t/ha. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas kedelai pada lahan sawah tadah hujan adalah menerapkan teknologi pupuk hayati dan pupuk organik cair. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk hayati (Provibio) dan pupuk organik cair (PPC Nano) terhadap hasil biji kedelai pada lahan sawah tadah hujan. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, pada MK-1 2018. Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok dengan empat ulangan. Perlakuan terdiri atas varietas kedelai dan teknologi pemupukan. Varietas kedelai yang digunakan adalah Biosoy (V1) dan Grobogan (V2), sedangkan perlakuan teknologi pemupukan terdiri atas P0 = cara petani (200 kg NPK Phonska + 50 kg urea + 100 kg SP36/ha), P1 = ½ P0 + pupuk organik cair, P2 = ½ P0 + pupuk hayati, dan P3 = ½ P0 + pupuk organik cair + pupuk hayati. Hasil penelitian menunjukkan varietas berpengaruh nyata terhadap umur polong masak, bobot biji/tanaman, dan bobot 100 biji. Pemberian pupuk hayati dan pupuk organik cair meningkatkan jumlah polong/tanaman, bobot biji/tanaman, dan bobot 100 biji. Interaksi antara varietas dengan pupuk hayati dan pupuk organik cair berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan hasil biji kedelai. Aplikasi pupuk hayati dan pupuk organik cair memberikan hasil biji 2,85 t/ha pada varietas Biosoy dan 2,73 t/ha pada varietas Grobogan atau masing-masing 47% dan 66% lebih tinggi dibandingkan dengan pemupukan cara petani. Pada perlakuan pemupukan cara petani (P0), hasil biji kedua varietas masing-masing hanya 1,93 t/ha untuk varietas Biosoy dan 1,64 t/ha untuk varietas Grobogan
Penurunan Fraksi Ejeksi Ventrikel Kiri dalam Enam Bulan Meningkatkan Faktor Resiko Gangguan Kognitif Penderita Gagal Jantung Sistolik Risky Ilona Saputra; I Made Oka Adnyana; AAA Putri Laksmidewi; Anna Marita Gelgel; I Putu Eka Widyadharma
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 9, No 1 (2020): Online March 2020
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v9i1.1278

Abstract

AbstrakGangguan kognitif sering dijumpai pada penderita gagal jantung sistolik dan tidak terdeteksi sejak awal. Hal ini memperburuk kondisi dan luaran klinis penderita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan risiko terjadinya gangguan kognitif pada penderita gagal jantung sistolik dengan penurunan fraksi ejeksi ventrikel kiri dalam enam bulan. Metode penelitian ini adalah kontrol kasus, di Poli Jantung dan Poli Saraf RSUP Sanglah, Denpasar, periode Oktober 2018 hingga Desember 2018. Analisis data dilakukan dengan SPSS versi 22. Penelitian ini menggunakan 76 subjek, dengan rerata usia 50,3 ± 4,5 tahun. Karakteristik yang lebih dominan dijumpai pada jenis kelamin laki-laki 44 orang (57,9%), pendidikan ≥ 12 tahun 40 orang (52,6%), dan pekerjaan formal 40 orang (52,6%) Dari hasil analisis statistik didapatkan persentase penurunan fungsi kognitif pada kelompok kasus sebesar 89,5% sedangkan pada kelompok kontrol didapatkan 13,2%. Analisis bivariat dengan Chi-square, didapatkan nilai OR=56,1; IK 95% 13,844-227,338; p<0,001. Pada analisis multivariat didapatkan penurunan FEVK dalam enam bulan merupakan faktor risiko yang kuat, memiliki risiko mengalami gangguan kognitif pada penderita gagal jantung sistolik dengan adjusted OR=23,1, setelah mengendalikan jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan, OR=23,1; IK 95% 4,7-114,03; p<0,001. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penurunan FEVK dalam enam bulan sebagai faktor risiko gangguan kognitif penderita gagal jantung sistolik. Penulis menyarankan para klinisi perlu melakukan pemeriksaan fungsi kognitif pada penderita gagal jantung sistolik .Kata kunci: gangguan kognitif, penurunan FEVK, gagal jantung sistolik
PENGARUH LATIHAN ISOMETRIK TERHADAP TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI Ida Ayu Made Vera Susiladewi; Desak Made Widyanthari; I Made Oka Adnyana
Coping: Community of Publishing in Nursing Vol 5 No 3 (2017): Desember 2017
Publisher : Program Studi Sarjana Ilmu Keperawatan dan Profesi Ners, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (64.04 KB)

Abstract

Hipertensi adalah tekanan darah tinggi persisten yang memiliki lebih dari 140/90 mmHg. Salah satu latihan fisik yang dapat bermanfaat untuk mengurangi tekanan darah adalah latihan isometrik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh latihan isometrik terhadap tekanan darah pasien hipertensi. Penelitian ini menggunakan desain quasi-eksperimental menggunakan pretest-posttest dengan kelompok kontrol dari 33 sampel yang telah dipilih dengan metode purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran langsung pada tekanan darah dan dilakukan beberapa wawancara untuk mendapatkan karakteristik sampel. Hasil penelitian ini pada 17 sampel kelompok kontrol tidak menunjukkan penurunan tekanan darah yang signifikan pada pretest dan posttest, sedangkan kelompok lain dengan 16 sampel menunjukkan penurunan tekanan darah yang signifikan. Hasil penelitian ini juga menunjukkan perbedaan signifikan tekanan darah posttest pada kedua kelompok. Berdasarkan uji-t sampel independen, perbedaan ini signifikan secara statistik dengan tingkat signifikansi p = 0,000 (? <0,05). Berdasarkan hasil tersebut, disarankan kepada perawat untuk mempromosikan manajemen hipertensi melalui perubahan gaya hidup, terutama aktivitas fisik yang dapat dilakukan dengan latihan isometrik sebagai latihan harian. Kata kunci: tekanan darah, hipertensi, latihan isometrik ABSTRACT Hypertension is a persistent high blood pressure which has more than 140/90 mmHg. One of the physical exercises that can be useful to reduce blood pressure is isometric exercise. Goal of this research is to determine the effect of isometric exercise on blood pressure of hypertensive patient. This research utilizes a quasi-experimental design using pretest-posttest with control group of 33 samples that have been selected by purposive sampling method. Data collection is performed by a direct measurement on blood pressure and done some interview to get characteristic of the samples. The results of this research on those 17 samples of control group did not show any significant reduction in blood pressure on pretest and posttest, whereas other group with 16 samples showed significant reduction in blood pressure. The results of this research also showed significant difference posttest blood pressure in both groups. Based on the independent sample t-test, this difference is statistically significant with significance level of p=0.000 (?<0.05). Based on those results, it is suggested to nurses to promote the management of hypertension through lifestyle changing, especially physical activity that can be performed with isometric exercise as daily exercise. Keywords: blood pressure, hypertension, isometric exercise
TNF-α and IL-1 in migraine, current knowledge and future perspectives: literature review Putri Rossyana Dewi; I Made Oka Adnyana; I Putu Eka Widyadharma
Bali Anatomy Journal Vol 3 No 2 (2020): Bali Anatomy Journal (BAJ)
Publisher : Department of Anatomy, Medical Faculty, Universitas Udayana, Bali-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36675/baj.v3i2.45

Abstract

Background: Migraine is closely related to physical and biopsychosocial problems on human. The increasing number of migraine cases can affect the quality of life and increasing financial burden. Aim: The study aims to simply review the presentation of TNF- α and IL-1 in migraine mechanisms as well as the perspective of their future agenda. Review: The characteristics of migraine symptoms include unilateral and pulsating headaches precede by fatigue, irritability, decrease of concentration, and daytime sleepiness. Vascular and neurovascular theory are previous theory about the pathophysiology of migraine. Recent knowledge state that cortical spreading depression is the underlying mechanism of the aura and migraine. Other literatures showed that neurogenic inflammation also play a role in migraine particularly mast cells. Mast cells degranulate pro-inflammatory cytokines including TNF-α and IL-1, chemokines, and other substances. The involvement of TNF-α and IL-1 in migraine will be discussed in this review.
Characteristics, comorbidities, and outcomes of acute ischemic stroke cases treated with thrombolysis in Sanglah General Hospital Bali: A case series Ida Ayu Sri Indrayani; Valentina Tjandra Dewi; Ida Bagus Kusuma Putra; I Gusti Ngurah Ketut Budiarsa; Nyoman Angga Krishna Pramana; Kumara Tini; I Made Oka Adnyana
Bali Anatomy Journal Vol 4 No 1 (2021): Bali Anatomy Journal (BAJ)
Publisher : Department of Anatomy, Medical Faculty, Universitas Udayana, Bali-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36675/baj.v4i1.56

Abstract

Background: Intravenous recombinant tissue plasminogen activator (IV rt-PA) in eligible patient groups is the main therapy for acute phase ischemic stroke within 4.5 hours of symptom onset which can significantly improve functional outcome. However, not all patients who underwent thrombolysis had a good outcome. Case: We report a series of seven patients cases undergoing IV thrombolysis from 2019-2020 at Sanglah General Hospital with varying baseline conditions and outcomes. Most cases benefit from IV rt-PA administration. There was one case with a poor outcome and one case with a rare anaphylactic reaction following alteplase administration. Conclusion: The number of thrombolysis procedure which is the main treatment of acute ischemic stroke is quite small. It is necessary to increase public education and understanding regarding the rapid response to acute stroke symptoms. Most of the cases yielded good outcomes while several cases had unfavorable outcomes related to variable factors. Hemorrhagic transformation does not directly associate with poor outcome. Clinicians also need to increase awareness of allergic reactions risk to rt-PA and provide prompt treatment.
CARDIAC CEPHALALGIA Adriana Marsha Yolanda; I Made Oka Adnyana
Callosum Neurology Vol 3 No 2 (2020): Callosum Neurology Journal
Publisher : The Indonesia Neurological Association Branch of Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (136.603 KB) | DOI: 10.29342/cnj.v3i2.108

Abstract

Cardiac cephalalgia merupakan nyeri kepala seperti migraine, umumnya namun tidak selalu diperberat dengan aktivitas fisik, timbul selama peristiwa myocardial ischaemia, membaik dengan pemberian nitroglycerine. Cardiac cephalalgia merupakan kasus nyeri kepala yang jarang namun dapat mempengaruhi aspek biopsikososial dan kualitas hidup penderita. Berdasarkan The Internasional Classification of Headache Disorder (ICHD), cardiac cephalalgia digolongkan ke dalam nyeri kepala sekunder yang terkait dengan kelainan homeostasis. Artikel ini membahas pengetahuan terbaru mengenai cardiac cephalalgia terkait definisi, epidemiologi, patofisiologi, gambaran klinis, penegakan diagnosis, diagnosis banding, serta pilihan terapinya dengan melakukan pencarian, review dan telaah serta menyimpulkan berbagai literatur terbaru terkait hal tersebut. Cardiac cephalalgia sering ditemukan pada usia dekade lima. Penegakkan diagnosis berdasarkan nyeri kepala yang berkaiatan dengan adanya myocardial ischaemia, dan berespon baik dengan pemberian nitroglycerine. Penatalaksanaan cardiac cephalalgia menitikberatkan pada penanganan myocardial ischaemia. Nitroglycerine merupakan pilihan utama untuk nyeri kepala Kata Kunci : Cardiac Cephalalgia, Nyeri Kepala Sekunder, Myocardial Ischaemia