Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

PEMBERIAN PMT MODIFIKASI PADA BALITA GIZI KURANG DAN STUNTING Irwan Irwan; Nur Ayini S. Lalu
Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat Vol 1, No 1 (2020): November : Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat
Publisher : Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.881 KB) | DOI: 10.37905/jpkm.v1i1.7731

Abstract

Formula yang diberikan pada anak yang mengalami gizi buruk/kurang sesuai standar yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO) adalah terbuat dari bahan minyak, gula, susu, air serta tepung. Selain itu, PMT dapat dibuat sendiri dengan komposisi yang mengandung asupan anergi dan protein dan terbuat dari bahan-bahan yang mudah diperoleh oleh masyarakat dengan biaya yang terjangkau Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini untuk menberikan PMT modifikasi berbasis kearifan lokal  yang diberikan kepada Balita adalah berupa olahan sup labu kuning, bubur labu kayu manis dan bubur labu kuning, kentang dan jagung sebanyak 1 porsi/hari dan diberikan selama 14 hari berturut-turut. Kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan di desa Bukit Tingki  Kecamatan Popayato kabupaten Pohuwato. Kegiatan ini  dilaksanakan selama 45 hari, dan diikuti oleh dosen sebanyak 2 orang dan Mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo sebanyak 30 orang.  Jenis PMT modifikasi berbasis kearifan lokal  yang diberikan kepada Balita adalah berupa olahan sup labu kuning, bubur labu kayu manis dan bubur labu kuning, kentang dan jagung sebanyak 1 porsi/hari dan diberikan selama 14 hari berturut-turut. Metode kegiatan dalam dalam bentuk pemberian makanan tambahan kepada 11 balita yang telah mengalami masalah gizi baik gizi kurang maupun stunting di desa Bukit Tingki. Metode Focuk Group Discussion (FGD} dalam bentuk Kegiatan  pelatihan kader gizi sehat dilaksankaan selama 2 hari. Hasil kegiatan pemmberian makanan tambahan (PMT) yang dimodifikasi dalam bentuk buah labu kuning dan jagung sebanyak 11 balita yang mengalami masalah gizi, 8 diantaranya termasuk kategori gizi kurang dan 3 balita yang mengalami stunting. Hasil kegiatan pelatihan kader sebanyak 30 remaja dan ibu rumah tangga telah dilatih dan diberi materi tentang PMT balita dan gizi seimbang. Kesimpulan pemberian PMT Modifikasi berbasis kearifan lokal dapat menjadi alternatif program pemberantasan stunting dan gizi kurang di desa.Kata kunci : Gizi kurang; Stunting; PMT modifikasi.
PELATIHAN KADER REMAJA PEDULI NARKOBA Irwan Irwan; Putri Ayuningtias Mahdang
Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat Vol 3, No 1 (2022): Mei : Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat
Publisher : Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (492.25 KB) | DOI: 10.37905/jpkm.v2i2.12473

Abstract

Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) atau istilah yang populer dikenal masyarakat sebagai NARKOBA (Narkotika dan Bahan/ Obat berbahaya) merupakan masalah yang sangat kompleks, yang memerlukan upaya penanggulangan secara komprehensif dengan melibatkan kerja sama multidispliner, multisektor, dan peran serta masyarakat secara aktif yang dilaksanakan secara berkesinambungan, konsekuen dan konsisten. Upaya yang dilakukan di desa Katialada adalah melakukan kerjasama dengan pihak yang berwenang atau BNN untuk melakukan penyuluhan tentang bahaya Narkoba dan mengadakan kerjasama dengan pihak BNN untuk membentuk tim relawan anti narkoba. Kebaruan pengabdian ini adalah untuk pelatihan kader remaja peduli narkoba. Tujuan kegiatan untuk membentuk tim relawan anti narkoba dan mengembangkan potensi desa terhadap bahaya narkoba melalui sosialisasi pada masyarakat. Metode kegiatan dalam bentuk pelatihan, Focus group discussion dan sosialisasi.  Hasil pelaksanaan kegiatan telah dibentuk kader relawan anti narkoba sebanyak 30 orang remaja dalam wadah organisasi Warga peduli AIDS (WPA) lembaga ini disahkan melalui surat keputusan Kepala Desa Katialada, Sosialisasi dalam bentuk workshop dilakukan bekerjasama dengan BNNK Gorontalo Utara,  materi sosialisasi tentang bahaya penyalahgunaan narkoba di lingkungan pendidikan, melakukan observasi di setiap dusun desa Katialada terkait pemberitahuan bahwa telah terbentuknya kader tim relawan anti narkoba di desa Katialada, pembuatan mapping, agen pemulihan (AP) melakukan kegiatan sosialisasi, pemetaan dan jangkauan pelayanan korban penyalahgunaan narkoba. Kesimpulan pemberdayaan masyarakat melaui pelatihan kader efektif dapat mencegah penyalahgunaan Narkoba.Kata Kunci : Pelatihan; Remaja; Narkoba
PENANGGULANGAN PENYAKIT ZOONOSIS MELALUI METODE OH –SMART Irwan Irwan; Nur Ayini S. Lalu
Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat Vol 1, No 1 (2020): November : Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat
Publisher : Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (757.475 KB) | DOI: 10.37905/.v1i1.7285

Abstract

Penyakit zoonosis didefinisikan sebagai  penyakit menular yang ditularkan secara  alamiah dari hewan domestik atau hewan liar ke manusia. ‘Emerging zoonoses’ merupakan penyakit zoonosis yang baru muncul, dapat terjadi  dimana saja di dunia, dan dampaknya berpotensi menjadi begitu parah. Tujuan kegiatan pengbdian kesehatan masyarakat untuk melakukan penanggulangan penyakit zoonosis dimasyarakat melalui Metode “One Health Systems Mapping and Analysis Resource Toolkit  (OH SMART). Metode OH SMART adalah sebuah instrumen atau alat bantu sumber daya pemetaan dan analisisa sistem One health yang dkembangkan  untuk menanggulangi maslah penularan penyakit khususnya penyakit bersumber binatang (Zoonosis). Kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan selama 30 hari di Desa Hutabohu Pelaksanaan kegiatan ini melibatkan  masyarakat sebanyak 20 orang dan kader kesehatan sebanyak 15 orang yang  bekerja dalam area dengan  saling berkolaborasi untuk mencapai pemahaman yang lebih baik mengenai  semua faktor yang terlibat dalam penyebaran penyakit, kesehatan ekosistem, serta kemunculan patogen baru dan agen zoonotik.  Hasil kegiatan tersusunya dokumen penanggulangan penyakit zonoisis di desa Hutabohu, dokumen tersebut menjelaskan peran fungsi dan cara melakukan pencegahan terhadap penyakit zoonoissi melalui diagram OH-SMART yang meliputi ; Mengidentifikasi siapa saja instansi mana saja yang terlibat dan apa perannya, memetakan proses/interaksi pada masing-masing instansi, sektor dan lintas sektor lainnya, mengidentifikasi kesenjangan/ketidaksesuaian  dan membangun kepemimpinan partisipatif, bekerja multidisiplin, lintas sektor dan lintas  budaya . Kesimpulan penanggulangan penyakit zonoisis dapat dicegah melalui perencanaan dalam kerangka OH SMART di tingkat Desa.Kata kunci: Kolaborasi; Penyakit zoonosis; OH SMART.
RISK FACTORS FOR SEXUALLY TRANSMITTED DISEASE AND HIV/AIDS TOWARDS MALES SEX MALES IN GORONTALO CITY Irwan Irwan
International Journal of Health Science & Medical Research Vol 1, No 1 (2022): February 2022
Publisher : UNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (27.679 KB) | DOI: 10.37905/ijhsmr.v1i1.9280

Abstract

Sexually transmitted diseases (henceforth called STD) are infections that are passed through sexual contact, i.e., vaginal, anal, and oral intercourse. The purpose of this research is to analyze contributing factors of the transmission of HIV/AIDS in the behavior of males sex males.This observational analytic research employed the cross-sectional study approach. It involved 148 males who have sex with males; 30 of them were selected as the sample. The data were analyzed by using Kolmogorov Smirnov and Fisher Exact method.A number of studies focusing on males who have sex with males in areas with a low number of HIV case, i.e., in Gorontalo, are limited; most research examines the risk of STD or HIV/AIDS in a prostitution case. The result shows that maintaining reproductive organs by males sex males does not significantly influence the risk of being infected with STD and HIV/AIDS (P=0.586). This is different from the variable of sexual behavior and understanding of the risk of the transmission of the disease. Such factors significantly contribute to the risk of STD with the p-value p=0.005 and P=0.007 respectively.
DETECTION OF ANTI-SEVERE ACUTE RESPIRATORY SYNDROME CORONAVIRUS 2 (SARS-COV-2) ANTIBODY IGM AND IGG IN ADOLESCENTS IN GORONTALO Yasir Mokodompis; irwan Irwan
International Journal of Health Science & Medical Research Vol 1, No 1 (2022): February 2022
Publisher : UNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.613 KB) | DOI: 10.37905/ijhsmr.v1i1.13567

Abstract

Background : COVID-19 is the disease that caused by SARS-CoV-2 infection. Due to the increasing spread of COVID-19 infection in various countries, WHO declared the infection of COVID-19 as a pandemic situation. Detection of IgM and IgG antibodies using the principle of immunochromatography is considered easier to perform than other test. This method can be used as an initial prediction of SARS-CoV-2 infection.Aim : The aims to detect IgM and IgG antibodies anti SARS-CoV-2 in North Sulawesi office workers.Method : This is an descriptive study with cross sectional design. Antibody detection was carried out by dropping the serum of Balai Wilayah Sungai Sulawesi I workers on the examination tool and interpreted according to the result shown.Result : The test carried out 112 workers showed two workers gave reacrive IgM and IgG reactive results, and four workers gave IgG reactive results.Conclusion : IgM and IgG were detected in Balai Wilayah Sungai Sulawesi I workers and this results could be use as a markers for further examination.
THE RELATIONSHIP BETWEEN FAMILY SUPPORT AND MATERNAL ANXIETY LEVELS WITH FAILURE TO PROVIDE BASIC IMMUNIZATION AS SCHEDULED DURING THE COVID-19 PANDEMIC AT SIPATANA HEALTH CENTER Irwan Irwan; Moh. Rivai Nakoe; Febrina Ganio
Journal Health & Science : Gorontalo Journal Health and Science Community Vol 6, No 3 (2022): OKTOBER: JOURNAL HEALTH AND SCIENCE : GORONTALO JOURNAL HEALTH AND SCIENCE COMMU
Publisher : Gorontalo State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35971/gojhes.v6i3.11609

Abstract

Imunisasi yaitu suatu upaya untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Berdasarkan data dari Dinas Kota Gorontalo menunjukkan bahwa imunisasi pada tahun 2019 ke tahun 2020, memiliki penurunan yang cukup dari pencapaian target 95% setiap tahun. Kebaruan penelitian ini karena meneliti tentang hubungan dukungan keluarga dan tingkat kecemasan ibu dengan kegagalan pemberian imunisasi dasar sesuai jadwal di masa pandemic Covid-19 di Puslesmas Sipatana. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan keluarga dan tingkat kecemasan ibu dengan kegagalan pemberian imunisasi dasar sesuai jadwal di masa pandemic covid-19 di Puskesmas Sipatana. Metode penelitian ini adalah observasional analitik yaitu dengan pendekatan Cross Sectional.Populasi dan sampel pada penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi 0-12 bulan sebanyak 187 responden. Analisis data menggunakan ujistatistik Chi-Square. Hasil penelitian dalam variabel dukungan keluarga dengan kegagalan pemberian imunisasi yaitu nilai p-value 0,000 atau p ≤ 0,05. Dan  Tingkat Kecemasan Ibu dengan kegagalan pemberian imunisasi yaitu nilai P value 0,0002 atau P ≤ 0,05. Simpulan penelitian berdasarkan perhitungan menggunakan uji statistik Chi-Square bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dan tingkat kecemasan ibu dengan kegagalan pemberian imunisasi sesuai jadwal di masa pandemic Covid-19.Kata Kunci : Imunisasi; Dukungan Keluarga; Tingkat Kecemasan Ibu  AbstractImmunization is an effort to actively increase a person's immunity to a disease so that if one day exposed to the disease will not get sick or only experience mild pain. Data from the Gorontalo City Office shows that immunization from 2019 to 2020 has a sufficient decrease from achieving the target of 95% every year. The novelty of this study is that it examines the relationship between family support and maternal anxiety levels with the failure to provide basic immunizations as scheduled during the Covid-19 pandemic at Puslesmas Sipatana. The purpose of the study was to determine the family relationship and the level of maternal anxiety with the failure to provide primary immunization as scheduled during the COVID-19 pandemic at the Sipatana Health Center. Data analysis using Chi-Square statistical tests. This research method is analytical observational, namely with a Cross-Sectional approach. The population and sample in this study were mothers who had babies 0-12 months, with as many as 187 respondents. The study results in the family support variable with the failure to provide immunization were a p-value of 0.000 or p ≤ 0.05. And the level of maternal anxiety with the inability to provide immunization is a P value of 0.0002 or P ≤ 0.05. Based on calculations using the Chi-Square statistical test, the study concluded that there is a relationship between family support and maternal anxiety levels with the failure to provide immunizations as scheduled during the Covid-19 pandemic.Keywords: Immunization; Family Support,  Mother's Anxiety Levels
PENGUATAN KAPASITAS SURVEILANS PENYAKIT MENULAR TERTENTU YANG DAPAT MENIMBULKAN WABAH DI PROVINSI GORONTALO Syafruddin Syafruddin; Irwan Irwan; Paulus Pangalo; Bun Yamin Badjuka; Zulfiayu Sapiun; Tumartony Thaib Hiola; Sabri Panigoro; Rahman Suleman
Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat Vol 3, No 2 (2022): November: Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat
Publisher : Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/jpkm.v3i2.16875

Abstract

Pandemi Covid-19 belum dicabut menandakan bahwa kejadiannya masih saja berlangsung, di sisi lain penyakit menular tertentu potensi wabah mulai bermunculan. Kebaruan kegiatan ini karena penguatan kapasitas surveilans penyakit menular tertentu yang dapat menimbulkan wabah. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah terlaksananya penguatan kapasitas surveilans bagi petugas di unit surveilans dalam pengendalian Covid-19 dan penyakit menular potensi wabah. Lokasi kegiatan mencakup dinas kesehatan provinsi/kabupaten/kota dan puskesmas terpilih se Provinsi Gorontalo. Metode pelaksanaan yaitu pelatihan/workshop, Coaching, dan Monitoring dan evaluasi. Hasil penguatan kapasitas pada unit surveilans di masing-masing level menunjukkan adanya peningkatan kapasitas individu dan diikuti dengan semakin membaiknya manajemen data surveilans di tingkat provinsi, kabupaten/kota dan puskesmas, yang semula 27% menjadi 77%. Hal yang sama terjadi pada umpan balik perbaikan data laporan dari 72% menjadi 94%. Fragmentasi data antar program makin kecil dan bahkan dapat dieliminir. Jaminan tersedianya data base surveilans “evindence base” di fasilitas Kesehatan makin baik dan terdokumen dalam bentuk laporan Sistem Terpadu Penyakit (STP) dan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR).  Kesimpulan Puskesmas telah membuat Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) penyakit potensi menular tertentu potensi wabah dan melakukan tahapan manajemen data dengan mempertimbangkan aspek epidemiologi berdasarkan tempat, waktu dan orang. Tampilan datanya sudah variatif berupa tabel, grafik, dengan menggunakan ukuran epidemiologi dengan tepat dan diuraikan dalam bentuk distribusi frekuensi, insidensi rate, prevalensi rate, dan case fatality rate.Kata Kunci: Penguatan; Surveilans; Wabah.    
THE RELATION BETWEEN HYPERTENSION IN PREGNANCY WITH LOW BIRTH WEIGT IN MAKASSAR CITY Nurul Hudayah; Henny Fauziah; Utami Murti Pratiwi; Fhirastika Annisha Helvian; Muhammad Dahlan; Nadirah Rasyid Ridha; Irwan Irwan
Jambura Journal of Health Sciences and Research Vol 5, No 1 (2023): JANUARI: JAMBURA JOURNAL OF HEALTH SCIENCES AND RESEARCH
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35971/jjhsr.v5i1.15766

Abstract

AbstrakHipertensi dalam kehamilan merupakan penyebab utama morbiditas akut yang berat, cacat jangka panjang, dan kematian ibu. Hipertensi dalam kehamilan dapat berlanjut hingga ke masa persalinan yang akan menyebabkan gangguan pertumbuhan janin yang akan mempengaruhi berat badan lahir bayi sehingga pada ibu yang memiliki tekanan darah tinggi memiliki resiko melahirkan bayi berat lahir rendah lebih tinggi. Kebaruan dalam penelitian ini karena meneliti tentang hubungan antara hipertensi dalam kehamilan dengan kejadian bayi berat lahir rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara hipertensi dalam kehamilan dengan kejadian bayi berat lahir rendah. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini diambil menggunakan metode consecutive sampling. Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 350 orang sampel. Teknik analisis data menggunakan uji Chi-Square. Hasil uji Chi Square menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara hipertensi dalam kehamilan dengan kejadian berat bayi lahir rendah (p value ≤ 0,05). Hasil perhitungan Prevalence Ratio (PR) menunjukkan bahwa ibu hamil yang mengalami hipertensi berisiko 1,661 kali mengalami kejadian bayi berat lahir rendah (95% CI 1,284-4,849). Kesimpulan pada penelitian ini adalah terdapat hubungan antara hipertensi dalam kehamilan dengan kejadian bayi berat lahir rendah di Kota Makassar.Kata Kunci: Hipertensi Dalam Kehamilan; Bayi Berat Lahir Rendah; Ibu Hamil. AbstractHypertension in pregnancy is considered to be the major cause of severe acute morbidity, long-term disability, and maternal death. Hypertension in pregnancy can continue until the day of labor which may cause fetal growth disorders that will affect the baby's birth weight. Therefore, a pregnant mother with a high blood pressure tends to have a higher risk of having a low-birth weight baby. The novelty in this study is because it examines the relationship between hypertension in pregnancy and the incidence of low birth weight babies. The major objective of this study was to investigate the relationship between hypertension in pregnancy and the occurrences of low-birth weight in babies. The methodological approach used in this research was an observational analytical study by using a cross sectional approach. The samples of this research were selected by using a consecutive sampling method where 350 samples were selected as samples of this research. The data analysis was conducted by using Chi-Square test.Based on the Chi-Square test, it was apparent that there was a significant relationship between hypertension in pregnancy and the occurrences of low birth weight with the p value of 0.05. The calculation results of the Prevalence Ratio (PR) showed that pregnant women with hypertension were at risk at 1.661 times to have low-birth weight babies (95% CI 1.284- 4.849). It could be concluded  from this research that there was a relationship  between hypertension in pregnancy and the occurrences of low birth weight in Makassar.Keyword: Hypertension in Pregnancy; Low-birth Weight Babies; Pregnancy.
THE INFLUENCE OF NUTRITION SCIENCE LEARNING ON STUDENTS ON THE CONSUMPTION ATTITUDE OF TRADITIONAL GORONTALO FOOD (The Influence of Learnng Nutrition Sciences on Students to Attitudes of Gorontalo Tradisional Food Consumption) Arifasno Napu; Irwan Irwan; Hartati Inaku; Anna Y. Pomalingo; Yuszda K. Salimi; Alimuddin Alimuddin
Jambura Journal of Health Sciences and Research Vol 5, No 1 (2023): JANUARI: JAMBURA JOURNAL OF HEALTH SCIENCES AND RESEARCH
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35971/jjhsr.v5i1.17347

Abstract

AbstrakMakanan tradisional sudah mulai kurang dikenal dan bahkan ditinggalkan oleh generasi muda termasuk di Gorontalo. Mengantisipasinya, di Gorontalo telah dilaksanakan kebijakan pelestarian dan pengembangannya melalui mata pelajaran muatan lokal (mulok) ilmu gizi berbasis makanan tradisional Gorontalo (MTG) pada pendidikan dasar (SD,SMP) dan menengah (SMA/SMK). Kebaruan dalam penelitian ini karena meneliti tentang pembelajaran Ilmu Gizi terhadap sikap konsumsi makanan traditional Gorontalo. Tujuan penelitian ini adalah  menganalisis pengaruh pembelajaran Ilmu Gizi terhadap sikap konsumsi MTG pada siswa yang menerima mata pelajaran mulok dan tidak mulok. Metode penelitian dilakukan secara purposive ditentukan contoh SMP di kabupaten/kota yang punya kesamaan letak geografi dan tingkat akreditasi. Provinsi Gorontalo punya 6 daerah kabupaten/kota sehingga contoh sekolah berjumlah 24 SMP (12 sekolah mulok dan 12 tidak mulok) dan setiap sekolah diwakili oleh 13 contoh siswa. Penentuan contoh siswa ini secara stratified random sampling karena populasi terdiri dari siswa yang mendapat mulok dan tidak mulok.Total contoh siswa dalam penelitian ini ada 305. Hasil penelitian bahwa sikap konsumsi MTG meliputi suka dengan alasan karena penampilan, tekstur, aroma khas, cita rasa, menyehatkan dan mudah diperoleh pada siswa mulok berbeda nyata dengan tidak mulok (p0,05). Kesimpulan bahwa pembelajaran mulok ilmu gizi berbasis MTG berpengaruh pada perubahan sikap contoh siswa. Kata kunci: Pembelajaran ilmu gizi; Makanan tradisional Gorontalo; Sikap konsumsi.AbstractTraditional food has begun to be less known and even abandoned by the younger generation, including in Gorontalo. Anticipating this, in Gorontalo a policy of preservation and development has been implemented through the subject of local content (mulok) of Gorontalo traditional food-based nutrition science (MTG) in primary (SD, SMP) and secondary (SMA / SMK) education. The novelty in this study is because it examines the learning of Nutrition Science towards the attitude of traditional Gorontalo food consumption. The purpose of this study was to analyze the effect of Nutrition Science learning on the attitude of MTG consumption in students who received mulok and non-mulok subjects. The research method was carried out purposively, determining the example of junior high schools in districts/cities that have similar geographical locations and accreditation levels. Gorontalo Province has 6 districts/cities so that the example schools are 24 junior high schools (12 mulok schools and 12 non-mulok) and each school is represented by 13 examples of students. The determination of this student example is stratified random sampling because the population consists of students who get mulok and not mulok. The total number of examples of students in the study was 305. The results of the study that the attitude of MTG consumption includes liking with the reason because the appearance, texture, distinctive aroma, taste, healthy and easy to obtain in mulok students are significantly different from not mulok (p0.05). The conclusion that mtg-based nutrition science mulok learning has an effect on changing the attitudes of student examples.Keywords: Nutrition science learning; Gorontalo traditional food; Consumption attitude.
THE EFFECT OF SMOKING BEHAVIOR AND PHYSICAL ACTIVITY ON THE RISK OF DIABETES MELLITUS TYPE 2 AT THE TELAGA HEALTH CENTER Siti Rahmatia Ali; Irwan Irwan; Lia Amalia
Journal Health & Science : Gorontalo Journal Health and Science Community Vol 7, No 1 (2023): JANUARI: JOURNAL HEALTH AND SCIENCE : GORONTALO JOURNAL HEALTH AND SCIENCE COMMU
Publisher : Gorontalo State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35971/gojhes.v7i1.16390

Abstract

Diabetes Mellitus Tipe 2 (DM Tipe 2) yaitu kadar gula darah yang tinggi akibat penurunan sel terhadap insulin. Penderita DM Tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Telaga sebanyak 66 orang (0,29%), Kebaruan Penelitian ini karena peneliti menganalisis perilaku merokok dan aktivitas fisik terhadap risiko kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2. Tujuan penelitian untuk menganalisis pengaruh perilaku merokok dan aktivitas fisik pada terhadap risiko kejadian Diabetes Mellitus. Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan desain case control study. Populasi yaitu seluruh penderita DM Tipe 2 yang tercatat sebagai peserta Posbindu di wilayah kerja Puskesmas dengan penentuan sampel menggunakan rumus Lameshow didapatkan 87 sampel, terdiri , maka perbandingan sampel kasus dan sampel kontrol yaitu 1:3 dimana jumlah kasus sebanyak 21 sampel dan jumlah kontrol 66 dengan menggunakan analisis data Odds Ratio. Hasil penelitian uji Odds Ratio umur OR 1 berarti responden yang berumur ≥45 tahun memiliki risiko 5,1 kali untuk menderita DM tipe 2 dibandingkan responden yang berumur 45 tahun, aktivitas fisik OR 1 berarti responden yang aktivitas fisiknya 30 menit atau 3 kali/minggu memiliki risiko 1,8 kali menderita DM Tipe 2 dibandingkan responden yang aktivitas fisiknya ≥30 menit atau 3 kali/minggu, status merokok OR 1 berarti responden yang tidak merokok mengurangi risiko terhadap kejadian DM Tipe 2 dibandingkan responden yang merokok. Kesimpulan  bahwa umur dan aktivitas fisik merupakan faktor risiko kejadian DM tipe 2.Kata kunci: Diabetes Melitus Tipe 2; Faktor Risiko; Umur; Aktivitas Fisik; Perilaku Merokok.AbstractDiabetes Mellitus Type 2 (DM Type 2) is a high blood sugar level due to a decrease in cells against insulin. Patients with Type 2 DM in the Telaga Puskesmas Working Area were 66 people (0.29%), the novelty of this study was because researchers analyzed smoking behavior and physical activity against the risk of Type 2 Diabetes Mellitus events. The purpose of the study was to analyze the influence of smoking behavior and physical activity on the risk of diabetes mellitus events. This research is analytical observational with a case control study design. The population, namely all patients with DM Type 2 who were recorded as Posbindu participants in the Puskesmas work area with sample determination using the Lameshow formula, obtained 87 samples, consisting of, then the comparison of case samples and control samples was 1: 3 where the number of cases was 21 samples, and the number of controls was 66 using Odds Ratio data analysis. The results of the Odds Ratio test or age 1 mean that respondents aged ≥45 years have a 5.1 times risk of suffering from DM Type 2 compared to respondents aged 45 years OR 1. Physical activity means that respondents whose physical activity is 30 minutes or 3 times/week have a risk of 1.8 times suffering from DM Type 2 compared to respondents whose physical activity is ≥30 minutes or 3 times/week. OR 1 smoking status means that non-smoking respondents reduce their risk of developing DM Type 2 compared to respondents who smoke. The conclusion is that age and physical activity are risk factors for the incidence of DM Type 2. The decision is that age and physical activity are risk factors for the incidence of DM Type 2.Keywords: Diabetes Mellitus Type 2; Risk Factors;  Age; Physical Activity; Smoking Behavior.