Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Improving Playing Skills: Implementation of Play-Teach-Play in Football Training for the 6-9 Years Old Group Vicki Ahmad Karisman; Dedi Supriadi; Bangbang Syamsudar
Kinestetik : Jurnal Ilmiah Pendidikan Jasmani Vol 8 No 2 (2024): JUNE
Publisher : UNIB Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/jk.v8i2.35211

Abstract

The aim of this research is to improve soccer playing skills in the 6-9 year old group through the implementation of Play-Teach-Play. Playing skills are very important for soccer players to be able to play well and effectively. Good and effective mastery during childhood will make it easier for soccer athletes to play well in the future. The research method used in this research is experimental with a pretest and posttest group design. The treatment was given in 7 meetings with a material focus in accordance with the Play-Teach-Play model. Participants in this research were 52 Football School students in the 6-9 year age group. The sample technique used was purposive sampling with the criteria, boys, aged between 6 and years. To obtain research data, all soccer athletes will be tested using the Game Performance Assessment Instrument (GPAI). The research results showed that there was a significant increase in the implementation of Play Teach-Play in soccer training for the 6-9 year old group. Play-teach-play effectively improves students' playing skills. The conclusion of this research is that playing skills can be improved through play-teach-play activities, students are required to practice according to real conditions in the field. Improving these skills will help students in handling real games.
Pengembangan Budidaya Jamur Desa Wargaluyu, Kecamatan Tanjungmedar, Kabupaten Sumedang Dedi Supriadi
Bandung Conference Series: Economics Studies Vol. 4 No. 2 (2024): Special Issue: Perguruan Tinggi Mandiri Gotong Royong Membangun Desa (PTMGRMD)
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcses.v4i2.12529

Abstract

Abstract. The low number of jobs in the countryside has resulted in high unemployment and depopulation from rural to urban areas in order to increase unemployment rate and depopulation from rural to urban areas with the aim of improving standard of living. In order to overcome these problems, LLDikti through the Thematic KKN program held Program (KKN) Thematic held Gotong Royong Membangun Desa (GRMD) service activities, one of which is the Village (GRMD), one of whose programs is One Village One Product (OVOP). The activity This service activity aims to explore and develop regional superior products in Wargaluyu Village, Tanjungmedar District, Sumedang Regency through oyster mushroom cultivation in order to reduce poverty levels and expand employment opportunities. in order to reduce poverty levels and expand employment opportunities. The collection of data collection was carried out through observations and interviews based on SWOT analysis, namely analysis of the internal environment consisting of strengths (Strengths) and weaknesses (Strengths). analysis of the internal environment consisting of strengths and weaknesses and the external environment consisting of opportunities. external environment consisting of opportunities (Opportunities) and threats (Threats). The results of The results of this analysis show that it is necessary to hold a socialization of mushroom cultivation in the form of training, production and marketing management, and entrepreneurship. The result of this service is the formation of economic independence in Wargaluyu village through an oyster mushroom business in the form of baglog making, production and marketing management, and entrepreneurship. oyster mushroom business in the form of baglog making, mushroom cultivation and various processed oyster mushrooms. Abstrak. Rendahnya jumlah lapangan pekerjaan di pedesaan mengakibatkan tingginya angka pengangguran dan adanya depopulasi dari pedesaan ke perkotaan dengan tujuan meningkatkan taraf kesejahteraan hidup. Guna mengatasi masalah tersebut, LLDikti melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik mengadakan kegiatan pengabdian Gotong Royong Membangun Desa (GRMD) yang salah satu programnya adalah one village one product (OVOP). Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan mengembangkan produk unggulan daerah di Desa Wargaluyu Kecamatan Tanjungmedar Kabupten Sumedang melalui budidaya jamur tiram dalam rangka mengurangi tingkat kemiskinan dan memperluas lapangan pekerjaan. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara berdasarkan analisis SWOT yaitu analisis lingkungan internal yang terdiri dari kekuatan (Strengths) dan kelemahan (Weaknesses) serta lingkungan eksternal yang terdiri dari peluang (Opportunity) dan ancaman (Threats). Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa perlu diadakan sosialisasi mengenai budidaya jamur berupa: pelatihan sumber daya, manajemen produksi dan pemasaran, serta kewirausahaan. Hasil dari pengabdian ini adalah terbentuknya kemandirian ekonomi di desa Wargaluyu melalui usaha jamur tiram berupa pembuatan baglog, budidaya jamur dan aneka olahan jamur tiram.
SOSIALISASI PENGELOLAAN MANAJEMEN TEMPAT KEBUGARAN DENGAN KKG KECAMATAN SOREANG KABUPATEN BANDUNG Akhmad Sobarna; Dedi Supriadi; Rony M Rizal; Aep Rohendi; Sumbara Hambali; Muchamad Ishak; Akhmad Olih Solihin; Bangbang Syamsudar; Henry Asmara; Sony Hasmarita
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 5 (2024): Vol. 5 No. 5 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebugaran merupakan suatu keadaan yang menggambarkan seseorang untuk dapat melakukan suatu aktivitas fisik dengan tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Maka dari itu, sudah seyogyanya setiap individu memiliki kebugaran yang prima, sehingga akan dapat melakukan aktivitas atau kegiatan fisiknya sehari-hari. Berdasarkan hal tersebut, setiap individu harus melakukan latihan fisik untuk dapat mendapatkan kebugaran tubuh yang optimal, dan salah satu tempat untuk melakukan latihan fisik adalah di tempat-tempat kebugaran/gym. Tempat kebugaran atau Gym sekarang-sekarang ini cukup diminati oleh semua kalangan, mulai dari kaum muda hingga dewasa, baik laki-laki dan juga perempuan. Ini tentunya menjadi sebuah peluang bagi dunia usaha olahraga khususnya untuk dapat membangun dan juga mengelola sebuah tempat kebugaran yang sesuai dan masuk dikalangan semua orang. Berdasarkan hal tersebut maka perlu Sosialisasi Pengelolaan Manajemen Tempat Kebugaran. Tentunya disini perlu adanya pengelolaan manajemen tempat kebugaran yang baik, yang sesuai dan relevan dengan karakteristik masyarakat atau pasar di lingkungan sekitar.
Program Istruktur Kebugaran Jasmani Dedi Supriadi; Akhmad Olih Solihin; Bangbang Syamsudar; Henry Asmara; Sony Hasmarita; Awan Suryawana
QUADHELIX (Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Prodi Magister Penjas Vol. 1 No. 1 (2024): QUADHELIX : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : STKIP Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37742/quadhelix.v1i1.1

Abstract

Program pengabdian kepada masyarakat yang berjudul "Program Instruktur Kebugaran Jasmani" bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensi instruktur kebugaran jasmani dalam mengelola program latihan yang efektif dan aman bagi masyarakat. Metode yang digunakan dalam program ini adalah pelatihan intensif yang melibatkan sesi teori dan praktik. Pelatihan difokuskan pada aspek-aspek penting seperti teknik dasar kebugaran, pengetahuan anatomi dan fisiologi, serta kemampuan dalam merancang program latihan individual. Populasi yang menjadi target program ini adalah instruktur kebugaran yang berdomisili di kab soreang. Dari populasi tersebut, dipilih sampel sebanyak 30 instruktur kebugaran melalui metode purposive sampling, untuk memastikan partisipasi dari instruktur yang memiliki motivasi tinggi untuk meningkatkan kompetensi mereka. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi kuesioner untuk mengukur pengetahuan sebelum dan sesudah pelatihan, serta lembar observasi untuk menilai keterampilan praktis selama sesi latihan. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan signifikan pada pengetahuan dan keterampilan para instruktur kebugaran setelah mengikuti program pelatihan. Kuesioner post-test menunjukkan peningkatan skor rata-rata sebesar 25% dibandingkan dengan pre-test. Selain itu, observasi selama sesi praktik menunjukkan peningkatan dalam penerapan teknik yang benar dan efisiensi dalam merancang program latihan. Dengan demikian, program ini berhasil mencapai tujuannya dalam meningkatkan kompetensi instruktur kebugaran jasmani, yang diharapkan dapat berdampak positif pada kualitas layanan kebugaran di masyarakat.
Aktivitas Fisik Dalam Kurikulum PJOK Akhmad Olih Solihin; Dedi Supriadi; Bangbang Syamsudar; Henry Asmara; Sony Hasmarita; Deden Gugi
QUADHELIX (Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Prodi Magister Penjas Vol. 1 No. 1 (2024): QUADHELIX : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : STKIP Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37742/quadhelix.v1i1.3

Abstract

Tujuan untuk mengevaluasi implementasi aktivitas fisik dalam Kurikulum Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) di sekolah-sekolah di Kota Cimahi. Tujuan utama dari penelitian ini adalah mengidentifikasi tingkat keterlibatan siswa dalam aktivitas fisik selama pembelajaran PJOK dan dampaknya terhadap kesehatan dan kebugaran mereka. Metode Penelitian ini menggunakan metode survei deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Survei dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai frekuensi dan intensitas aktivitas fisik yang dilakukan siswa selama pembelajaran PJOK. Populasi dan Sampel: Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 7 hingga 9 di sekolah menengah di Kota Cimahi, dengan sampel yang diambil secara acak sebanyak 150 siswa. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang dirancang untuk mengukur tingkat keterlibatan siswa dalam aktivitas fisik, frekuensi latihan, dan persepsi mereka terhadap pembelajaran PJOK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 75% siswa terlibat dalam aktivitas fisik dengan intensitas sedang hingga tinggi selama pembelajaran PJOK, sementara 25% siswa memiliki keterlibatan yang rendah. Selain itu, 85% siswa melaporkan bahwa aktivitas fisik dalam kurikulum PJOK berkontribusi positif terhadap kesehatan dan kebugaran mereka. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa aktivitas fisik yang diterapkan dalam kurikulum PJOK di Kota Cimahi memiliki dampak positif terhadap kesehatan dan kebugaran siswa. Namun, ada kebutuhan untuk meningkatkan keterlibatan siswa yang memiliki tingkat aktivitas fisik rendah melalui pendekatan yang lebih menarik dan interaktif.