Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

UNDERSTANDING DISASTER PREVENTION LITERACY OF VILLAGERS IN MAGELANG REGENCY Anisa Setya Arifina; Jaduk Gilang Pembayun; Mercedes Amanda
Bricolage : Jurnal Magister Ilmu Komunikasi Vol 7, No 1 (2021): Accredited by Kemenristekdikti RI SK No. 36/E/KPT/2019
Publisher : Universitas Bunda Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30813/bricolage.v7i1.2446

Abstract

 This research aims to measure the disaster literacy of residents in Disaster-prone Area (DPA) III and its support villages in Magelang Regency related to the Sister Village-based disaster mitigation. The four-level disaster literacy model (basic disaster literacy, functional disaster literacy, communicative/interactive literacy, and critical disaster literacy) is used to explain the manifestation of awareness, knowledge and understanding of DPA III villagers and their support villages regarding the Sister Village program. This qualitative research uses a constructivist approach. The data was collected through in depth-interview with research respondents, namely village officials and the Disaster Risk Mitigation Team in Ngargosoko, Nglumut, and Kapuhan villages (located in DPA III) as well as Sucen, Gulon and Mangunsari villages (support villages). The results showed that there are concrete manifestations of awareness, knowledge understanding and behavior of the villagers regarding the Sister Village program at these four levels. However, the context is preparedness or non-disaster and before disaster conditions. For example, the understanding of the table-top exercise and field exercise function held by BPBD Kabupaten Magelang. The function of the Sister Village program is to collect population and pre-existing facilities data on a regular basis, conduct awareness programs in accordance with respondents’ job description in the Sister Village program and map the aspects of disaster mitigation to minimize disaster risks. As for the condition during disaster and after disaster, it is still cannot be seen from the research results because at the time of the research, the respective community was not facing eruption disaster, given that the last Merapi eruption occurred in 2010 and the Sister Village program was only initiated a year later.
HIDROPONIK DARI BOTOL PLASTIK BEKAS SOLUSI KETAHANAN PANGAN KELUARGA DI DUSUN GANDOK PADA MASA PANDEMI COVID-19 Dwi Aryanti; Khotiyah Khotiyah; Siswanto Siswanto; Jaduk Gilang Pembayun
ABDIPRAJA (Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat) Vol 1, No 1 (2020): September
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (831.784 KB) | DOI: 10.31002/abdipraja.v1i1.3158

Abstract

Dusun Gandok merupakan salah satu dusun yang berada di Kelurahan Kalikajar, Kecamatan Kalikajar, Kabupaten Wonosobo yang merupakan daerah pegunungan. Di masa new normal pandemi Covid-19 ini, pemerintah Kabupaten Wonosobo telah menyiapkan Grand Design “New Normal” sejak bulan Mei 2020 yang mana salah satunya bertajuk “Tidak Lapar”. Berdasarkan kebijakan dari Kelurahan Kalikajar, masyarakat diminta untuk memanfaatkan lahan perkarangan rumah mereka di Dusun Gandok dengan menanam beberapa jenis sayuran menggunakan polybag dan pembuatan green house oleh pengurus KWT dan PKK RW 7. Tetapi, tanaman tidak terawat dengan baik karena sebagian besar warganya bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil yang sibuk. Sehingga, kelompok KKN Tematik Kalikajar membuat program yang bersifat komplementer dengan membuat hidroponik dari botol plastik dengan metode sistem sumbu yang dapat meningkatkan ketahanan pangan keluarga. Langkah pembuatan hidroponik sistem sumbu yaitu penyemaian, pembuatan media hidroponik, dan evaluasi. Para Warga sangat antusias mengikuti sosialisasi dan pembuatan hidroponik dari awal sampai akhir. Kegiatan ini berjalan dengan sukses dan menjadi solusi bagi permasalahan yang ada di Dusun Gandok. Selain praktis dan perawatannya yang mudah yang mana tanpa pupuk, hidroponik sistem sumbu dapat membantu mengurangi sampah botol plastik dan mengolahnya menjadi lebih bermanfaat.
Laut Cina Selatan: Menakar Peran Indonesia Dalam Dewan Keamanan United Nation Satrio Ageng Rihardi; Jaduk Gilang Pembayun; Arnanda Yusliwidaka
PROGRESIF: Jurnal Hukum Vol 16 No 2 (2022): PROGRESIF: Jurnal Hukum
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33019/progresif.v16i2.3435

Abstract

Indonesia telah terpilih menjadi Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (Anggota Tidak Tetap DK PBB) pada periode 2019-2020. Hal ini merupakan salah satu prestasi yang luar biasa, mengingat Indonesia dipercaya oleh negara-negara anggota PBB untuk menjadi salah satu anggota dari Organ Utama PBB yang memiliki tugas untuk menjaga perdamaian dan keamanan dunia. Wilayah Laut Tiongkok Selatan (LTS) merupakan wilayah yang tengah menjadi sengketa antara negara-negara sekitar yang merasa memiliki klaim atas wilayah tersebut. Sengketa ini telah menjadi perhatian dunia dimana ketegangan-ketegangan sikap yang ditunjukkan oleh negara-negara tersebut semakin hari semakin mencemaskan dalam stabilitas keamanan di wilayah tersebut. Berbagai provokasi dan kebijakan luar negeri dari masing-masing negara dilakukan untuk memenangkan klaim atas wilayah tersebut. Indonesia sebagai Anggota Tidak Tetap DK PBB memiliki salah satu kewajiban untuk ikut serta dalam menyelesaikan sengketa internasional atas wilayah LTS tersebut yang di klaim oleh negara-negara. Indonesia dapat menjadi pihak penengah untuk memberikan sudut pandang lain dalam menyelesaikan sengketa tersebut secara damai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji keterlibatan Indonesia dalam upaya menyelesaikan sengketa di wilayah LTS berdasarkan United Nations Convention on the Law of the Sea 1982 (UNCLOS 1982). Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian hukum normatif. Penelitian ini dilakukan dengan cara meneliti dan mengkaji bahan-bahan pustaka yang telah dikumpulkan oleh tim peneliti. Bahan pustaka yang diteliti dan dikaji terdiri atas bahan primer, bahan sekunder, dan bahan tersier. Pencarian data dilakukan dengan studi pustaka atau studi dokumen dan keseluruhan data yang diperoleh akan dianalisis secara kualitatif.
Penerimaan Khalayak pada Kampanye #Stopbodyshaming Ida Sutriani; Jaduk Gilang Pembayun; Apsari Wahyu Kurnianti
Jurnal Communio : Jurnal Jurusan Ilmu Komunikasi Vol 11 No 1 (2022): January
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/jikom.v11i1.5172

Abstract

Penelitian ini membahas tentang bagaimana pemaknaan followers Instagram @Cindercella pada kampanye stop body shaming Cindercella. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui makna yang timbul pada followers Instagram Cindercella mengenai kampanye stop body shaming. Analisa digunakan dengan paradigma kritis dan menggunakan metode Analisis Resepsi milik Stuart Hall. Dalam menganalisis latar belakang informan dalam memaknai pesan kampanye tersebut, peneliti menggunakan Teori uses and gratification. Hasil penelitian ini adalah Cindercella ingin menunjukkan bahwa body shaming berbahaya bagi mental health korbannya. Selain itu Cindercella juga mengajak khalayak untuk selflove dan percaya diri apapun bentuk fisiknya. Pesan kampanye stop body shaming Cindercella diterima oleh masing-masing informan dengan makna yang berbeda. Akhirnya penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi public relation atau humas dalam melihat persepsi atau pemaknaan sebuah kampanye pada khalayak melalui media sosial.
PERLAWANAN PEREMPUAN TERHADAP KETIDAKADILAN GENDER (Semiotika Film “Yuni”) Pembayun, Jaduk Gilang; Afrilia, Ascharisa Mettasatya
SOURCE : Jurnal Ilmu Komunikasi Source : Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 9 Nomor 2 Oktober 2023
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/source.v9i2.8102

Abstract

Gender issues and discrimination against women are widely found in indonesian society. The presence of films that raise stories and issues about gender is proof that in the midst of the community these problems and phenomena are true. The film Yuni (2021) by director Kamila Andini is one of the films that raises the theme of gender and women's problems that often occur in the community. Yuni's film presents a story inspired by a true story where a teenage girl has to face a difficult time in her school days because the culture encountered in the middle of her environment seems to glorify early marriage. This study aims to find forms of female resistance in Yuni's film. This research was conducted by conducting sign analysis using the semiotic theory of Roland Barthes. The research method used in this study is a qualitative research method with a qualitative descriptive approach. The results of this study found that there are at least three forms of female resistance in Yuni's film that are relevant to the liberal feminism movement and radical feminism. The form of female resistance in question is women's resistance in choosing to continue their education, then women's resistance in determining their own soul mate or partner, and women's resistance to the right in the form of women's freedom in reproductive life and the right to virginity.
MODEL PERLINDUNGAN DARING: IMPLEMENTASI MODEL BARU DALAM MENGHADAPI TANTANGAN CYBERBULLYING DI KOTA MAGELANG Mulyani, Sri; Rihardi, Satrio Ageng; Pembayun, Jaduk Gilang
JURNAL TRIAS POLITIKA Vol 8, No 1 (2024): April 2024, Jurnal Trias Politika
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33373/jtp.v8i1.6310

Abstract

Abstract: This research aims to analyze and evaluate a new online protection model in response to the increasing challenges of cyberbullying in Magelang City. With a focus on the case study of the Regional Child Protection Commission (KPAD) of Magelang City, this research provides an in-depth insight into the dynamics of child protection in the digital era. Qualitative methodology and R&D methods were used to test the new cyberbullying prevention and handling model of KPAD Kota Magelang. Data were analyzed using descriptive qualitative methods and NVivo 12 Plus software. The results of the research analysis show that the proposed online protection model can overcome the limitations and challenges identified from previous research. It is expected that this research will not only develop an innovative and effective online protection model to protect children from the negative impact of information technology but will also contribute significantly to the development of understanding and implementation of child protection in facing the challenges of cyberbullying at the local, regional, and national levels. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengevaluasi model perlindungan daring baru sebagai respons terhadap meningkatnya tantangan cyberbullying di Kota Magelang. Dengan fokus pada studi kasus Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Magelang, penelitian ini memberikan wawasan mendalam tentang dinamika perlindungan anak di era digital. Metodologi kualitatif dan metode R&D digunakan untuk menguji model pencegahan dan penanganan cyberbullying yang baru dari KPAD Kota Magelang. Data dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dan software NVivo 12 Plus. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa model perlindungan daring yang diusulkan dapat mengatasi keterbatasan dan tantangan yang teridentifikasi dari penelitian sebelumnya. Diharapkan bahwa penelitian ini tidak hanya akan menyusun model perlindungan daring yang inovatif dan efektif untuk melindungi anak-anak dari dampak negatif teknologi informasi, tetapi juga akan memberikan kontribusi signifikan terhadap perkembangan pemahaman dan implementasi perlindungan anak dalam menghadapi tantangan cyberbullying di tingkat lokal, regional, dan nasional.
Pemaknaan Khalayak Terhadap Feminisme dan Patriarki dalam Film Enola Holmes (2020) Fadillah, Azzahra Dyan Nur; Amaliyah, Anita; Pembayun, Jaduk Gilang
Jurnal Audience: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 8 No. 1 (2025): FEBRUARI 2025
Publisher : Universitas Dian Nuswantoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33633/ja.v8i1.12314

Abstract

Feminisme dan patriarki di kehidupan nyata maupun di media memiliki pemaknaan yang beragam dari tiap khalayak. Seperti ulasan-ulasan di Quora mengenai Film Enola Holmes (2020) yang memiliki pemaknaan yang beragam mengenai feminisme dan patriarki yang terkandung dalam film tersebut. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana pemaknaan khalayak terhadap feminisme dan patriarki dalam film Enola Holmes (2020). Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan analisis semiotika John Fiske dan analisis resepsi milik Stuart Hall. Ditemukan 4 makna dominan dari analisis semiotika John Fiske. Dari unsur feminisme ditemukan makna dominan berupa adanya bentuk feminisme liberal abad-18 mengenai Pendidikan yang setara; adanya bentuk feminisme liberal abad-20 mengenai bagaimana perempuan dapat setara dengan laki-laki; dan adanya bentuk feminisme radikal-libertarian mengenai perempuan dan laki-laki dapat androgini. Kemudian dari unsur patriarki ditemukan makna dominan berupa adanya bentuk ketidakadilan gender seperti subordinasi, marginalisasi, dan stereotipe. Lalu, dari analisis resepsi dihasilkan dua informan berada pada dominant hegemonic position dan satu informan berada pada negotiated position. Perbedaan posisi pemaknaan dari tiap informan itu berdasarkan latar belakang mereka yang beragam. Informan 1 dan 2berada pada dominant hegemonic position karena mereka memiliki pemahaman dan pengalaman yang serupa terhadap feminisme dan patriarki yang ada di Film Enola Holmes (2020). Sedangkan, informan 3 berada pada negotiated position karena keempat makna dominan yang ditemukan dia terima tetapi tidak secara utuh. Tiga makna dominan yang kurang dia setujui yaitu berupa jenis feminisme dan satu makna dominan dia setujui yaitu berupa unsur patriarki. Dengan demikian informan 3 berada di negotiated position.Kata kunci: Enola Holmes (2020); Feminisme; Patriarki; Pemaknaan Khalayak; Semiotika
Pemberitaan Prabowo Gibran jelang pilpres 2024: Analisis framing pada media online Pandiangan, Chelsea Uly Artha; Pembayun, Jaduk Gilang; Ratnasari, Eny
Comdent: Communication Student Journal Vol 2, No 1 (2024): Mei 2024 - Oktober 2024
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/comdent.v2i1.61361

Abstract

Latar Belakang: Pilpres 2024 memicu banyak polemik di kalangan masyarakat. Majunya Gibran sebagai cawapres mendamping Prabowo dinilai tidak etis. Pasalnya berdasarkan putusan MK 141/PUU-XXI/2023, Gibran tidak memenuhi syarat usia minimal. Bukan bertindak sebagaimana mestinya, Radar Semarang justru menjadi wadah kandidat 02 untuk berkampanye dalam bentuk produk jurnalistik. Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui framing yang dibangun media online Radar Semarang pada pemberitaan Prabowo Gibran. Metode: Analisis yang digunakan adalah konsep framing Robert Entman melalui empat perangkat analisis yaitu define problem, diagnose causes, make moral judgement, dan treatment recommendation. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan paradigma konstruktivistik. Teknik pengumpulan data dimulai pada tanggal 2-31 Januari 2024. Periode tersebut dipilih karena mendekati masa akhir sekaligus masa tenang kampanye Pilpres 2024. Setelah melalui seleksi data, terpilih 19 artikel. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembingkaian berita yang dilakukan media online Radar Semarang terhadap isu pemilihan presiden dan wakil presiden Prabowo Gibran menunjukkan adanya keberpihakan. Keberpihakan dapat dilihat dari dominasi Prabowo Gibran pada berita pilpres 2024, penekanan terhadap judul maupun isi berita yang mengarah pada kesan baik, penggunaan metafora yang cenderung menjatuhkan kandidat lawan, menampilkan fakta yang dikehendaki media juga memasukan propaganda kepentingan beberapa pihak. Dari sisi jurnalistik, wartawan belum menerapkan prinsip cover both side dalam membuat produk jurnalistik. Hal ini menyebabkan peran Radar Semarang sebagai arus komunikasi politik tidak berjalan dengan baik. Radar Semarang berusaha menjadi wadah membangun citra bagi Prabowo Gibran untuk berkampanye demi memperoleh dukungan suara. Oleh karenanya, konstruksi realitas yang dilakukan Radar Semarang mampu menggiring opini publik.
Laut Cina Selatan: Menakar Peran Indonesia Dalam Dewan Keamanan United Nation: International Dispute Resolution; South China Sea; UNCLOS 1982. Rihardi, Satrio Ageng; Pembayun, Jaduk Gilang; Yusliwidaka, Arnanda
PROGRESIF: Jurnal Hukum Vol 16 No 2 (2022): PROGRESIF: Jurnal Hukum
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33019/progresif.v16i2.3435

Abstract

Indonesia has been elected as a Non-Permanent Member of the United Nations Security Council (Non-Permanent Member of the UN Security Council) in the 2019-2020 period. This is an extraordinary achievement, considering that Indonesia is trusted by UN member countries to be one of the members of the UN Main Organ which has the task of maintaining world peace and security. The South China Sea (LTS) is an area that is being disputed between neighboring countries that feel they have a claim to the area. This dispute has become the world's attention where the tensions shown by these countries are increasingly worrying about security stability in the region. Various provocations and foreign policies from each country were carried out to win claims to the territory. Indonesia as a non-permanent member of the UN Security Council has one of the obligations to participate in resolving international disputes over the LTS area which is claimed by countries. Indonesia can be a mediator to provide another point of view in resolving the dispute peacefully. The purpose of this study is to examine Indonesia's involvement in efforts to resolve disputes in the South China Sea region based on the 1982 United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS 1982). The method used in this research is normative legal research. This research was conducted by researching and reviewing library materials that had been collected by the research team. The library materials that were researched and studied consisted of primary materials, secondary materials, and tertiary materials. Data search is done by literature study or document study and all data obtained will be analyzed qualitatively
Manajemen Produksi Pemberitaan Isu Kekerasan Seksual dan Potensi Represi Ningrum, Kisna Hesti; Arifina, Anisa Setya; Pembayun, Jaduk Gilang
Jurnal Studi Jurnalistik Vol. 5 No. 2 (2023): Jurnal Studi Jurnalistik
Publisher : Faculty of Da'wa and Communications Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/jsj.v5i2.35366

Abstract

The issue of sexual violence is one of the issues that is often attacked by the media. Konde.co is an alternative media with the perspective of women and minorities who have experienced repression in the form of digital attacks and verbal violence when reporting sexual violence. This study aims to explain how Konde.co's editorial management in reporting the issue of sexual violence in the midst of potential repression. This study uses a qualitative method with a case study approach. Data collection techniques used are interviews, observation, and documentation studies. Based on the results of the research, it is known that Konde.co carries out editorial management, such as planning, organizing, actuating, and controlling in reporting on issues of sexual violence with a gender perspective, where reporting is always on the side of the victim. The findings of further research, Konde.co anticipate repression in reporting sexual violence by implementing a Journalistic Code of Ethics and guidelines for reporting sexual violence, prioritizing the protection of journalists' safety in covering sexual violence, and mitigating digital attacks.