Tuna grahita bukanlah sebuah penyakit tetapi hasil patologik dalam otak yang mengakibatkan keterbatasan intelektual dan fungsi adaptif. Pentingnya kemandirian oral hygiene bagi kesehatan tubuh karena mempengaruhi fungsi bicara anak tunagrahita, pengunyahan dan tingkat kepercayaan diri. Kebersihan mulut atau oral higiene merupakan tindakan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit gigi dan mulut tanpa penggunaan antiseptik. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan kemandirian oral hygiene anak tuna grahita di SLBN Bangkinang dan SLBN Bangkinang Kota. Desain penelitian ini adalah menggunakan metode cross sectional. Penelitian dilakukan pada tan tanggal 05 sampai 09 bulan Juni tahun 2024 dengan jumlah sampel 89 responden menggunakan teknik total sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat dan bivariat. Hasil analisis univariat diperoleh 44 (49,4%) orang tua menerapkan pola asuh demokratis dan 56 (62,9%) anak memiliki kemandirian oral hygiene yang baik. Kesimpulan ada hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan kemandirian oral hygiene anak tuna grahita di SLBN Bangkinang dan SLBN Bangkinang Kota dengan p value 0,004. Diharapkan kepada orang tua agar lebih memperhatikan dan meningkatkan pola asuhnya pada anaknya agar meningkatkana perkembangan anakanya terutama perkembangan dalam kemandirian oral hygiene.