Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Gambaran Pelaksanaan Patient Safety Di Ruang IBS (Instalasi Bedah Sentral) RSUD Brebes Isnaeni Maulina Azkiyah; Made Suandika; Danang Tri Yudono
Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan Vol 10 No 7 (2024): Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan
Publisher : Peneliti.net

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.11159874

Abstract

The impact of inaccurate diagnosis codes is a decrease in the quality of hospital services, payment of INA-CBG's tariff claims that will hamper payment, inaccurate morbidity, mortality, and hospital statistics reports. The research was conducted at RSIJ Cempaka Putih. The purpose of this study was to identify the SPO of disease and action codes, analyze the accuracy of the diagnosis code of pulmonary tuberculosis disease for inpatients, and identify the causes of inaccurate diagnosis codes of pulmonary tuberculosis disease for inpatients. The research method used was descriptive method with quantitative approach. The population amounted to 658 medical records with a sample of 96 medical records. The sample was determined using the slovin formula. SPO for diagnosis and action coding has generally been running. The results showed that there were 46 medical records (48%) with the correct diagnosis code, 25 medical records (26%) with incorrect 3rd digit, 20 medical records (21%) with incorrect 4th digit, 5 medical records (5%) with incorrect 3rd digit and 4th digit. Factors causing inaccurate diagnosis codes are found in the man factor, in this case the coder does not pay attention to the accuracy of the notes detailing the accuracy of coding in ICD-10. Material factors, the unavailability of coding tools such as medical dictionaries and ICD-10 books. Method factors, the SPO has not specifically described the steps of how to code.
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Nyeri Kepala Pasca Tusukan Dural Pada Pasien Anestesi Spinal di Rumah Sakit Khusus Bedah Jatiwinangun Nabila Azizah Yurindani; Made Suandika; Danang Tri Yudono
Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan Vol 10 No 7 (2024): Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan
Publisher : Peneliti.net

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.11188939

Abstract

Tujuan: Kasus komplikasi anestesi spinal adalah sakit kepala pasca tusukan dura (PDPH), dengan angka kejadian berkisar antara 0,5-25%. dengan faktor timbulnya PDPH antara lain usia, jenis kelamin, BMI, karakteristik jarum, teknik penusukan, penusukan berulang, riwayat PDPH sebelumnya. Biasanya muncul 6-12 jam setelah anestesi tulang belakang. Metode: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor kejadian nyeri kepala pasca pungsi dura pada pasien anestesi tulang belakang di RS Bedah Khusus Jatiwinangun. Desain penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional yang berjumlah 55 responden, dengan teknik pengambilan sampel konsekutif. Analisis data menggunakan uji Chi-square dan regresi logistik berganda. Hasil: Hasil penelitian uji regresi logistik ganda bahwa ukuran jarum, pengulangan penusukan dan usia mempunyai pengaruh terhadap kejadian nyeri kepala pasca pungsi dura pada pasien anestesi tulang belakang dengan hasil usia p-value 0,007 OR 6,606, ukuran jarum p -nilai 0,007 ATAU 16,873, penusukan berulang p-value 0,42 ATAU 15,252. Hasil ini menunjukkan bahwa ukuran jarum mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kejadian nyeri kepala pasca pungsi dura pada pasien anestesi tulang belakang di RS Bedah Khusus Jatiwinangun Purwokerto. Kesimpulan : Penggunaan ukuran jarum dan penusukan yang berulang diharapkan dapat lebih diperhatikan agar timbulnya komplikasi PDPH tidak terus terjadi dan dapat menurunkan angka komplikasi pada pasien anestesi tulang belakang.
Gambaran Angka Kejadian Post Dural Puncture Headache pada Pasien Sectio Caesarea Pasca Spinal Anestesi veni gratia sipayung sipayung; Danang Tri Yudono; Emiliani Elsi Jerau
Jurnal Kesehatan Ilmiah Aufa Royhan Vol 9 No 2 (2024): Vol. 9 No. 2 Desember 2024
Publisher : Universitas Aufa Royhan di Kota Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51933/health.v9i2.1680

Abstract

Post Dural Puncture Headache (PDPH) merupakan kondisi yang umum terjadi setelah tindakan medis yang melibatkan tusukan dura, seperti prosedur epidural atau tulang belakang, kondisi ini dapat terjadi ketika tusukan tersebut menyebabkan kebocoran cairan serebrospinal. Kasus PDPH jarang terjadi komplikasi, namun PDPH yang berkepanjangan dapat mempengaruhi kualitas hidup bahkan kematian. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran angka kejadian PDPH pada pasien sectionio cesarea pasca anestesi tulang belakang. Metode penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode observasional rancangan cross-sectional . Sampel penelitian ini adalah pasien yang menjalani operasi sectionio caesarea dengan anestesi tulang belakang sejumlah 32 responden. Teknik pengambilan sampel penelitian ini adalah aksidental sampling . Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden pada rentang usia 30 - 39 tahun yang mengalami PDPH sejumlah 5 responden (15,6%), responden yang memiliki riwayat sakit kepala sebelumnya yang mengalami PDPH sejumlah 5 responden (15,6%), sebagian besar responden yang menggunakan ukuran jarum 25G yang mengalami PDPH sejumlah 9 responden (28,1%). Responden yang mengalami PDPH dengan kategori nyeri ringan sejumlah 2 responden (6,3%), dan nyeri sedang sejumlah 7 responden (21,8%), sehingga dapat disimpulkan faktor usia, riwayat sakit kepala sebelumnya, dan penggunaan ukuran jarum yang berhubungan dengan kejadian PDPH . Penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian PDPH masih perlu dikembangkan untuk mendapatkan informasi yang lebih luas
Hubungan Pengetahuan Pengetahuan Tentang Operasi dengan Tingkat Kecemasan Pre Operasi pada Pasien Sectio Caesarea di RSUD Dr. Soedirman Kebumen anggini dwi pangestu; Danang Tri Yudono; Ita Apriliyani
Jurnal Kesehatan Ilmiah Aufa Royhan Vol 9 No 2 (2024): Vol. 9 No. 2 Desember 2024
Publisher : Universitas Aufa Royhan di Kota Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51933/health.v9i2.1681

Abstract

Beberapa prosedur pembedahan, seperti Sectio Caesarea, dapat membuat pasien cemas sebelum operasi. Kemampuan pasien untuk mengatasi kecemasan sebelum operasi secara signifikan dipengaruhi oleh tingkat kesadaran mereka tentang operasi ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara tingkat kecemasan pra operasi pasien sectio caesarea dengan tingkat pengetahuan pasien tentang operasi di RSUD Dr. Penelitian ini menggunakan strategi penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dan analisis korelasional. Metode pengambilan sampel dengan cara memilih purposive sampling sebanyak 37 orang. Kuesioner pengetahuan dan kecemasan operasi versi APAIS dibagikan untuk mengumpulkan data. Nilai korelasi spearman rho sebesar 0,781 dan nilai p sebesar 0,001 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara keahlian bedah dan tingkat kecemasan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kecemasan pra operasi pasien menurun dalam korelasi dengan tingkat kompetensi bedah mereka.
Gambaran Mual Dan Muntah Pada Pasien Pasca Operasi Dengan Anestesi Umum Pada Bedah Orif Di Rumah Sakit Umum Daerah Koja Jakarta Utara Aslam Amanullah; Danang Tri Yudono; Septian Mixrova Sebayang
Borneo Nursing Journal (BNJ) Vol. 7 No. 1 (2025)
Publisher : Akademi Keperawatan Yarsi Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61878/bnj.v7i1.88

Abstract

Pada tindakan bedah ORIF dapat menggunakan anestesi umum dengan kelebihan untuk mendapatkan kenyamanan pada pasiennya. Sebagian besar pasien mengalami pemulihan dari anestesi dan pembedahan tanpa kejadian-kejadian khusus, tetapi ada sebagian kecil yang mengalami komplikasi diantaranya mual dan muntah.Tujuan penelitian untuk mengetahui Mengetahui gambaran mual dan muntah pada pasien pasca anestesi umum pada bedah ORIF berdasarkan karakteristik meliputi usia, jenis kelamin, dan lama durasi operasi di Rumah Sakit Umum Daerah Koja Jakarta Utara. Metode penelitian ini deskriptif, Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, Pendekatan dalam penelitian ini yaitu pendekatan cross sectional. Insturemen yang digunakan adalah dari lembar kuesioner. Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data menggunakan lembar observasi mual dan muntah di ruang pasca anestesi dari 15-60 menit. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan dari bulan Juli sampai dengan bulan Agustus. Sampel penelitian ini berjumlah 55 responden menggunakan total sampling. Lokasi penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Koja. Data dianalisis menggunakan tehnik analisis univariat. Hasil analisis penelitian menunjukan bahwa ada variasi yang cukup besar dalam usia, jenis kelamin, dan durasi operasi di antara responden. Gejala mual muntah cenderung lebih banyak terjadi pada interval waktu awal (15 menit), dan kemudian menurun secara signifikan pada interval waktu yang lebih lama.
Relationship of Lemon Score with Prediction of Difficulty Intubation in General Anesthesia Patients Rista, Rista; Danang Tri Yudono; Made Suandika
Java Nursing Journal Vol. 3 No. 1 (2025): November - February 2025
Publisher : Global Indonesia Health Care (GOICARE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61716/jnj.v3i1.86

Abstract

Background: General anesthesia is the most widely practiced anesthetic technique, and mishandling of the airway may lead to serious and even life-threatening complications. Intubation success is maximized when the LEMON assessment is applied to cases where the anesthesia assessment also assesses for prediction of intubation difficulty.  Purpose: This study aims to find out the relationship between the LEMON scoring and the prediction of intubation difficulty encountered during general anesthesia. Methods: This quantitative study follows a cross-sectional design with data being collected within one single period. The sample consisted of 52 individuals undergoing general anesthesia with endotracheal intubation (ETT). Chi-square testing was performed with Fisher's Exact Test as the alternative for statistical analysis. Results: The analysis yielded a p-value of 0.019, which is below the 0.05 cutoff, demonstrating a significant association between the LEMON score and the prediction of intubation difficulty in patients undergoing general anesthesia at RSUD Dr. Soedirman Kebumen. Conclusions: A statistically significant association was found between the LEMON score and the prediction of intubation difficulty. The implication is that LEMON scoring can be another useful tool for anesthetic pre-evaluation in predicting probable airway management concerns during general anesthesia in patient.
Kombinasi Relaksasi Benson Dan Aromaterapi Peppermint Terhadap Mual Muntah Pada Pasien Post Operasi Sectio Caesarea Dengan Spinal Anestesi Sindy, Sindy Amelia; Danang Tri Yudono; Emiliani Elsi Jerau
Borneo Nursing Journal (BNJ) Vol. 7 No. 2 (2025)
Publisher : Akademi Keperawatan Yarsi Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61878/bnj.v7i2.97

Abstract

Operasi caesar melibatkan pembuatan sayatan pada rahim dan dinding perut untuk melahirkan janin Operasi sesar saat ini banyak menggunakan anestesi tulang belakang karena keamanan, biaya rendah, keandalan, kemudahan penerapan, efektivitas langsung, dan kondisi bedah yang baik. Anestesi spinal menyebabkan berbagai efek samping, salah satunya ialah Postoperative Nausea and Vomiting (PONV). Relaksasi Benson sebagai teknik yang dipergunakan untuk meringankan mual pada pasien kanker, menawarkan banyak manfaat seperti meningkatkan ketenangan, meningkatkan kualitas tidur, serta mengurangi rasa khawatir. Penanganan mual serta muntah menggunakan intervensi nonfarmakologis yang efektif, salah satunya dengan memanfaatkan aromaterapi. Penelitian ini menerapkan penelitian kuantitatif dengan memanfaatkan desain pra-eksperimental yang ditandai dengan format pretest-posttest satu kelompok. Temuan penelitian ini mengungkapkan integrasi relaksasi Benson serta aromaterapi peppermint efektif mengurangi mual dan muntah pada pasien pasca operasi caesar. Hasil uji statistik memperlihatkan nilai p-value kurang dari 0,05.
Gambaran Nyeri Tenggorokan Post Intubasi Endotrakeal Tube (ETT) Dan Laringeal Mask Airway (LMA) Dengan Anestesi Umum Di RSUD Cibabat Rayhan Fitra Ramadhan; Danang Tri Yudono; Linda Yanti
Borneo Nursing Journal (BNJ) Vol. 7 No. 2 (2025)
Publisher : Akademi Keperawatan Yarsi Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61878/bnj.v7i2.104

Abstract

Post–Operative Sore Throat (POST) menjadi salah satu keluhan yang paling sering dilaporkan pasien setelah general anestesi. Insidensi nyeri tenggorokan pasca operasi memiliki angka bervariasi sekitar 14,1%–50% pada pasien yang dilakukan ekstubasi. Tujuan: Mengetahui gambaran nyeri tenggorokan pasca operasi pada pasien yang mengalami anestesi umum dengan intubasi endotrakeal di Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat Cimahi. Metode: penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang dilakukan dengan dengan pendekatan cross sectional. Pada penelitian ini penulis mengambil metode sampling No Random Sampling dengan teknik sampling purposive sampling. Bentuk analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisa univariat. Hasil: hasil penelitian ini menunjukan bahwa kejadian nyeri tenggorokan pasca intubasi intubasi ETT didapatkan sebanyak 15 orang tidak mengalami nyeri, 21 orang mengalami nyeri ringan, 7 orang mengalami nyeri sedang, dan 2 orang mengalami nyeri berat. Sedangkan pada intubasi LMA didapatkan 33 orang tidak mengalami nyeri, 10 orang mengalami nyeri ringan, 2 orang mengalami nyeri sedang dan tidak ada yang mengalami nyeri berat. Kesimpulan: Respon nyeri tenggorokan pasca intubasi terbanyak yaitu pada penggunaan endotracheal tube dibandingkan penggunaan laryngeal mask airway
Pengaruh Coloading Cairan Kristaloid Terhadap Perubahan Tekanan Darah Dan Heart Rate Pada Pasien Spinal Anestesi Di Rumah Sakit Emanuel Banjarnegara Nur Fatichahtus Sa'adah; Danang Tri Yudono; Feti Kumala Dewi
Borneo Nursing Journal (BNJ) Vol. 7 No. 2 (2025)
Publisher : Akademi Keperawatan Yarsi Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61878/bnj.v7i2.132

Abstract

Anestesi spinal merupakan teknik umum yang efektif yang memiliki risiko komplikasi seperti hipotensi dan bradikardia. Pemberian cairan kristaloid secara coloading adalah salah satu cara untuk mengurangi risiko tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh coloading cairan kristaloid terhadap perubahan tekanan darah dan heart rate pada pasien anestesi spinal di RS Emanuel Banjarnegara. Studi ini menggunakan desain pra-eksperimental dengan pendekatan pretest-posttest design. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dan didapatkan sampel sebanyak 111 sampel. Pengambilan data dilakukan pada bulan Maret – April. Karakteristik usia sebagian besar responden berusia 26-35 tahun kategori dewasa awal sebanyak 56 responden (50,5%) dengan jenis kelamin yang paling dominan yaitu jenis kelamin Perempuan sebanyak 67 responden (60,4%), status pasien dengan ASA 2 sebanyak 84 responden (75.7%). Hasil analisis menggunakan uji Wilcoxon menunjukkan bahwa pemberian coloading cairan kristaloid mencegah terjadinya penurunan tekanan darah (p value 0,000 < 0,05), terjadi kenaikan rata – rata diastolik sebesar 8,73 mmHg dan rata – rata kenaikan sistole sebesar 23,25 mmHg dan terhadap penurunan heart rate (p value 0,000 < 0,05), rata – rata kenaikan heart rate setelah pemberian coloading cairan kriataloid sebesar 11,96 kali per menit pada pasien spinal anestesi di RS Emanuel Banjarnegara. Pemberian coloading efektif dalam menurunkan insidensi kejadian hipotensi dan bradikardi pada pasien spinal anestesi.
Gambaran Faktor - Faktor Waktu Pulih Sadar Pada Pasien Post General Anestesi Di RSUD dr. Soedirman Kebumen Reivita Amelia; Danang Tri Yudono; Magenda Bisma Yudha
Borneo Nursing Journal (BNJ) Vol. 8 No. 1 (2026)
Publisher : Akademi Keperawatan Yarsi Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61878/bnj.v8i1.193

Abstract

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 140 juta orang di seluruh dunia menjalani operasi setiap tahun, dengan 1,2 juta di antaranya terjadi di Indonesia saja. General anestesi merupakan metode umum untuk menghilangkan rasa sakit dan kesadaran sementara selama prosedur bedah. Sejumlah variabel, termasuk usia, jenis kelamin, IMT, kondisi fisik ASA, dan jenis operasi, memengaruhi waktu pemulihan setelah anestesi. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami faktor – faktor yang memengaruhi waktu pemulihan.Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik faktor - faktor yang mempengaruhi masa pemulihan pasien di RSUD Dr. Soedirman Kebumen pasca anestesi umum. Metode : Penelitian ini menggunakan metodologi kuantitatif dengan desain deskriptif pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel purposif sampling digunakan untuk memilih sampel penelitian, yang mencakup pasien yang menjalani operasi dengan anestesi umum. Aldrete score dan rekam medis pasien digunakan mengumpulkan data melalui observasi untuk variabel-variabel berikut: usia, jenis kelamin, IMT, status fisik ASA, dan jenis operasi. Distribusi frekuensi dan persentase digunakan dalam analisis data untuk mengkarakterisasi variabel-variabel yang memengaruhi waktu pemulihan. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan faktor yang mempengaruhi lama waktu sadar kembali adalah umur 26-35 tahun sebanyak 26 (23,4%) responden, jenis kelamin perempuan 65 (58,6%) responden, IMT normal 87 (78,4%) responden, ASA II 69 (62,2%) responden, dan jenis operasi kecil 59 (53,2%) responden. Kesimpulan : Sejumlah faktor fisiologis dan prosedural memengaruhi waktu pemulihan setelah anestesi umum. Risiko masalah pascaoperasi dapat dikurangi dan pemulihan dipercepat dengan penggunaan anestesi yang tepat dan pemantauan yang optimal.