Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

KOMPARASI BIAYA PENGGUNAAN KAYU DAN BAJA RINGAN UNTUK KONTRUKSI KUDA-KUDA Hery Kristiyanto; Agung Yuntoro
CivETech Vol 2 No 2 (2020): CivETech
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Cokroaminoto Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.115 KB) | DOI: 10.47200/civetech.v15i2.799

Abstract

Perencanaan gedung pada saat ini sangat dipengaruhi oleh banyak faktor namun semua ditujukan untuk mencapai suatu struktur yang kuat dan ekonomis. Termasuk dalam hal perencanaan struktur atap yang mempunyai beberapa macam variasi bahan material yang dapat digunakan untuk bahan rangka dan bahan pembuatan kuda-kuda.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan biaya pada pekerjaan struktur rangka atap dengan kuda-kuda dari kayu dengan kuda-kuda dari baja ringan. Pengumpulan data secara langsung dari lapangan dengan ditunjang data literatur untuk perencanaan. Struktur kuda-kuda yang terpasang dilapangan adalah baja ringan. Dalam perencanaan menggunakan peraturan pembebanan PPIUG tahun 1987 dan analisa pekerjaan menggunakan SK-SNI. Untuk perhitungan gaya batang dalam perencanaan kuda-kuda menggunakan metode join. Anggaran biaya untuk pekerjaan atap dengan kuda-kuda dari kayu bengkirai mutu kayu A adalah Rp 113.803.728,77. Sedangkan anggaran biaya untuk pekerjaan kuda-kuda baja ringan yang terpasang Rp 114.285.600,00.Selisih biaya antara penggunaan kuda-kuda kayu dengan kuda-kuda baja ringan adalah Rp 481.871,23. Prosentase selisih biaya terhadap nilai pekerjaan adalah 0,42 %. Perbedaan ini menjadi lebih besar ketika penggunaan penutup atap diperhitungkan karena struktur baja ringan menuntut material penutup atap yang ringan dengan harga yang lebih mahal.Biaya setelah penutup atap diperitungkan untuk rangka atap dengan kuda-kuda baja ringan dengan penutup atap dari metal roof biaya mencapai Rp 186.373.440,00. Sedangkan rangka atap dengan kuda-kuda kayu untuk penggunaan genteng tanah liat mencapai biaya Rp 140.323.262,69 (prosentase selisih biaya = 24,7%) dan untuk penggunaan genteng beton mencapai biaya Rp 146.431.388,45 (prosentase selisih biaya = 21,4%)
Analisis Aliran Banjir Sungai Gajah Wong Daerah Istimewa Yogyakarta Muchamad Arif Budiyanto; Hery Kristiyanto; Muhammad Aditiya Savareno
CivETech Vol 4 No 1 (2022): CivETech
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Cokroaminoto Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47200/civetech.v4i1.1104

Abstract

Salah satu bencana alam yang sering terjadi di Indonesia adalah banjir, banyak faktor yang dapat menyebabkan banjir salah satunya hujan dengan intesitas tinggi, sering kali saat terjadinya banjir menimbulkan kerugian materi hingga korban jiwa. Penulusran banjir merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kerugian materi dan korban jiwa. Lokasi penelitian ini dilakukan pada aliran sungai Gajah Wong bagian hulu berada di pos Papringan dan bagian hilir berada di pos Wonokromo. Data yang digunakan berupa data debit harian, debit jam-jaman, dan data tinggi muka air. Hasil yang diperoleh dari penelusuran banjir bahwa perjalanan puncak aliran banjir dari Papringan menuju Wonokromo adalah sekitar 1 jam 24 menit.
STUDI EKSPLORASI LIMBAH GENTENG ASAL GODEAN SEBAGAI BAHAN TAMBAH PADA CAMPURAN BETON Hery Kristiyanto; Pri Susmanto
CivETech Vol 2 No 1 (2020): CivETech
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Cokroaminoto Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.641 KB) | DOI: 10.47200/civetech.v15i2.789

Abstract

Daerah Godean merupakan daerah pengrajin genteng yang cukup produktif setiap harinya pabrik-pabrik genteng di daerah Godean memproduksi genteng dengan jumlah yang cukup besar, dan tidak semua genteng yang dihasilkan bermutu baik, banyak genteng yang tidak dapat dimanfaatkan dikarenakan beberapa factor diantaranya genteng pecah pada saat pembakaran, pecah pada saat pembongkaran dan juga genteng melengkung karena pemanasan yang berlebihan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memanfaatkan limbah pecahan genteng yang tidak dapat didaur ulang di lingkungan pabrik genteng di daerah Godean yang semakin menumpuk sehingga mengganggu lingkungan sekitar. Diharapkan juga dari penelitian ini dapat diketahui apakah pecahan genteng dapat dijadikan alternatif bahan tambah yang baik atau sebaliknya dengan penambahan pecahan genteng dapat merusak mutu beton. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Bahan Konstruksi Teknik Universitas Cokroaminoto Yogyakarta dan Laboratorium Bahan Konstruksi Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Agregat yang digunakan adalah pasir dari Kali Gendol dan batu pecah dari Clereng dengan ukuran maksimal 40 mm, faktor air semen 0,48, bahan tambah yang digunakan adalah pecahan genteng dengan prosentase penambahan 0%, 25%, 50%, 75%, dan 100% terhadap agregat kasar. Pengujian yang dilakukan adalah kuat tekan dengan menggunakan cetakan silinder dengan ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm, dan kuat lentur dengan cetakan balok dengan ukuran 15 x 15 x 60 cm. Pengujian dilakukan pada beton umur 28 hari. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa kuat tekan beton maksimal terjadi pada penambahan pecahan genteng 25% dengan nilai 67,31% dari kuat tekan beton normal sedangkan kuat lentur maksimal terjadi pada penambahan pecahan genteng 75% dengan nilai 93,12% dari kuat lentur beton normal. Berat jenis beton pada penambahan pecahan genteng 75% adalah 1.977 kg/m3 sehingga dapat dikatagorikan sebagai beton ringan.
KOMPARASI HASIL JOINT DISPLACEMENT, BASE SHEAR DAN BENDING MOMENT ANTARA STRUKTUR BETON BERTULANG DAN STRUKTUR BAJA Hery Kristiyanto; Muhammad Ryan Iskandar
CivETech Vol 3 No 2 (2021): CivEtech
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Cokroaminoto Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47200/civetech.v3i2.1055

Abstract

Baja memiliki beberapa keunggulan dibandingkan beton bertulang, diantaranya beban struktur yang lebih ringan, namun baja memerlukan perlakuan khusus pada saat pemasangan dan memerlukan faktor keamanan yang lebih tinggi. Tujuan penelitian adalah melakukan komparasi hasil joint displacement, base shear dan bending moment antara struktur rangka beton bertulang dan struktur rangka baja yang dianalisis dengan program SAP2000. Dari hasil analisis SAP 2000 didapatkan perbandingan joint displacement pada struktur beton arah X rata-rata 47,74 mm atau lebih besar dari struktur baja dengan rata-rata 39,63 mm, sedangkan untuk arah Y pada struktur beton rata-rata 49,04 mm atau lebih kecil dari struktur baja dengan rata-rata 60,46 mm. Base shear untuk struktur beton dan struktur baja berturut-turut -2.279,04 kN dan -1.646,88 kN. Banding moment untuk struktur beton dan stuktur baja, masing-masing -348,85 kNm dan -266,04 kNm. Base shear dan banding moment struktur beton lebih besar dari pada struktur baja diantaranya karena struktur beton lebih berat dari struktur baja.
PERBANDINGAN DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN TANAH PADA PONDASI DANGKAL BERDASARKAN DATA SPT DAN CPT Hery Kristyanto; Fajar Purwoko; Lili Wijayanti
CivETech Vol 4 No 2 (2022): CivETech
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Cokroaminoto Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47200/civetech.v4i2.1300

Abstract

Pondasi merupakan komponen struktur yang berfungsi untuk meneruskan beban bangunan ke lapisan tanah di bawahnya tanpa adanya resiko kelongsoran geser atau terjadinya penurunan yang melampaui batas yang diijinkan. Kapasitas daya dukung tanah adalah kemampuan tanah dalam mendukung beban pondasi yang bekerja di atasnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya kapasitas daya dukung dan penurunan tanah pada pondasi dangkal berdasarkan hasil Standar Penetration Test (SPT) dan Cone Penetration Test (CPT), pada elevasi pondasi -1 meter dan -2 meter. Hasil perhitungan memperlihatkan bahwa kapasitas daya dukung tanah pada pondasi dangkal berdasarkan data SPT pada titik BH1 elevasi -1 meter dan -2 meter berturut-turut yaitu sebesar 90 kN/m2 dan 140 kN/m2 dengan penurunan tanah berturut-turut sebesar 0,435 inch dan 0,447 inch. Besar kapasitas daya dukung tanah pada pondasi dangkal berdasarkan data CPT pada titik SB1 elevasi -1 meter dan -2 meter berturut-turut sebesar 437,380 kN/m2 dan 596,244 kN/m2 dengan penurunan tanah berturut-turut sebesar 0,796 inch dan 0,318 inch, sedangkan pada titik SB2 elevasi -1 meter dan elevasi -2 meter daya dukung tanah berturut-turut sebesar 334,410 kN/m2 dan 502,101 kN/m2 dengan penurunan tanah sebesar 1,082 inch dan 0,465 inch. Kapasitas daya dukung tanah berdasarkan hasil CPT memperlihatkan nilai yang lebih besar dibandingkan hasil SPT, dan keduanya menunjukan hasil penurunan tanah yang hampir sama pada kedalaman -2 meter.
USULAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENGENDALIAN MUTU PEKERJAAN BETON KONVENSIONAL Kristiyanto, Hery; Mujib, Muhamad
Civil Engineering and Technology Journal Vol. 1 No. 1 (2019): CivEtech
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Cokroaminoto Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (421.653 KB) | DOI: 10.47200/civetech.v1i1.843

Abstract

Bidang konstruksi membutuhkan suatu sistem informasi untuk mendukung proses-proses dalam sebuah proyek konstruksi, khususnya dalam proses pengendalian mutu pada pekerjaan beton konvensional yang secara umum belum ada pada perusahaan konstruksi. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan usulan rancangan suatu sistem informasi manajemen pengendalian mutu pekerjaan beton konvensional yang dapat langsung diterapkan di perusahaan jasa konstruksi. Perancangan sistem dalam penelitian ini menggunakan metodologi pengembangan terstruktur (structured development methodology), yaitu metodologi yang menggunakan perangkat serta teknik yang sistematis dan terintegrasi berupa pemodelan sistem. Perangkat pemodelan sistem yang dipakai adalah pemodelan proses atau data flow diagram (DFD). Dari hasil perancangan yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa sistem informasi manajemen pengendalian mutu pada pekerjaan beton konvensional ini menciptakan suatu standard operational procedure (SOP) dan dapat langsung diterapkan pada perusahaan jasa konstruksi.
PERBANDINGAN MUTU BETON K-250 DENGAN MENGGUNAKAN PASIR PUTIH DARI DARAT DAN PASIR BEKAS GALIAN BAUKSIT Erlina, Erlina; Kristiyanto, Hery; Zulfikar, Muhamad Defan
Civil Engineering and Technology Journal Vol. 5 No. 1 (2023): CivETech
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Cokroaminoto Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47200/civetech.v5i1.1551

Abstract

Pasir merupakan salah satu bahan yang digunakan untuk campuran beton, adapun fungsi dari pasir dalam adukan beton adalah sebagai bahan pengisi dalam campuran beton. Pasir putih dari daratan bintan ini merupakan pasir yang diambil di daerah daratan di bintan dan pasir bekas galian bauksit ini merupakan pasir hasil bekas pertambangan bauksit di wilayah kepri. Akan tetapi sayangnya pasir ini tidak di manfaatkan oleh masyarakat setempat dalam pembuatan bangunan gedung. Penelitian ini bertujuan untuk mencari perbandingan antara pasir putih dari daratan bintan dan pasir bekas galian bauksit manakah yang lebih baik untuk digunakan. Penelitian ini menggunakan beton dengan mutu k-250, yang diuji pada umur 3,7,14,21 dan 28 hari. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang diuji langsung pada Laboratorium PUPRP serta PT. Seraya Beton Perkasa. Dari perbandingan hasil pengujian kuat tekan beton pada umur 3,7,14,21 dan 28 hari, pasir putih daratan bintan menghasilkan kuat tekan dengan nilai yang tinggi yaitu 345.66 kg/cm² sedangkan pasir bekas galian bauksit menghasilkan nilai kauat tekan 317.24 kg/cm². Yang dimana dapat diketahui bahwa pasir putih daratan bintan lebih baik dibandingkan pasir bekas galian bauksit. dan juga, kedua pasir ini dapat digunakan untuk bangunan gedung karena sudah memenuhi persyaratan.
REVIEW MUTU LAPISAN BETON FS 45 PADA RUAS JALAN KOKAP KULONPROGO Kristyanto, Hery; Nurokhman, Nurokhman; Naufali, Daffa
Civil Engineering and Technology Journal Vol. 5 No. 2 (2023): CivETech
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Cokroaminoto Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47200/civetech.v5i2.1895

Abstract

Lapisan beton FS 45 sebagai rigid pavement telah menjadi standar mutu lapisan kaku untuk mendukung beban lalu lintas yang besar dan arus lalu lintas padat. Mutu beton rigid pavement pada ruas Jalan Kokap – Pripih Kulonprogo sebagai peningkatan konstruksi jalan sebagai bagian pengembangan Kawasan Strategi setelah adanya Bandara Yogyakarta International Airport. Studi bertujuan mengetahui dan menganalisis properti bahan susun beton FS 45, proporsi campuran, dan hasil kuat tekan dan kuat lentunya. Metode penenlitian dilakukan melalui pengamatan langsung di Laboratorium Balai Pengujian DPUESDM DIY dan di lokasi pekerjaan. Hasil pemeriksaan propperti agregat terhadap abrasi berdasarkan SNI 03-2417-2008 sebanyak 500 putaran hasilnya sebesar 37,516% (maks 40%), kesetaraan pasir berdasarkan SNI 03-4428-1997 hasilnya 75,85% (min 50%), kekekalan atau soundness pada agregat halus (FA) berdasarkan SNI 3407-2008 sebesar 5,15 % dan agrgeat kasar (CA 2/3) sebesar 9,51% ( maks 18%), sesuai SNI 1970-2016 berat jenis agregat halus SSD 2,711, penyerapan (absorption) 1,771% dan untuk berat jenis SSD agregat kasar 2,509, absorption 2,927%. Proporsi beton FS 45 untuk volume 1 m3 adalah air 170 liter, PC 531,25 kg, Agegat halus 515,76 kg, agregat kasar 1147,99 kg sehingga berat total beton 2365 kg. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh rata-rata nilai slump 50 mm memnuhi 30-60 mm. Hasil pengujian kuat tekan beton rigid fs 45 kuat tekan rata-rata sebesar 42,81 Mpa memenuhi batas yang disyaratkan 39,7 MPa, hasil pengujian kuat lentur beton Fs 45 dalam bentuk balok menunjukkan kuat lentur rata-rata adalah 5,5 Mpa memenuhi yang disyaratkan 4,4 Mpa.
KOMPARASI AGREGAT PROGO DAN MERAPI DAN PENGARUNYA TERHADAP MUTU BETON FS 45 Nurokhman, Nurokhman; Kristiyanto, Hery; Subagyo, Singgih; Hermanto, Hery
Civil Engineering and Technology Journal Vol. 5 No. 2 (2023): CivETech
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Cokroaminoto Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47200/civetech.v5i2.1897

Abstract

Kekuatan beton dipengaruhi oleh bebrapa factor dan salah satunya adalah properti mutu agregat diantaranya gradasi, berat jenis, kandungan lumpur, dan keausan. Parameter tersebut akan mempengaruhi banyaknya proporsi material dalam target mutu beton. Dalam SNI 7656:2012 untuk campuran beton normal dipengaruhi butiran maksimum split, berat jenis, dan gradasi yang pada akhirnya akan memberikan porsi volume agregat dalam 1 m3. Tujuan penelitian mengetahui dan menganalisis properti agregat halus dan agregat kasar sumber Kali Progo dan sumber Merapi, dan pengaruhnya pada campuran beton FS 45. Hasil pemeriksaan agregat Kali Progo berat jenis (Bulk) agregat halus 2,64, berat jenis kering permukaan 2,69, berat jenis semu (apparent) 2,77, dan penyerapan (absorption) 1,77%. Sedangkan agregat Merapi Sleman berat jenis (Bulk) agregat halus 2,505, berat jenis kering permukaan 2,586, berat jenis semu (apparent) 2,726, dan penyerapan (absorption) 3,244%. Untuk menghasilkan kuat lentur beton FS 45 kuat lentur rencana 45 kg/cm2 dan slump 3-6 cm dengan agregat Progo diperlukan fas 0,3 dengan perbandingan 1 PC : 0,9 AH : 1,88 AK sedangkan beton agregat Merapi 1 PC : 0,9 AH : 2,25 AK yang berarti diperlukan berat agrgat kasar yang lebih banyak. Hasil pengujian kuat lentur FS 45 balok campuran beton dengan agregat Merapi telah memiliki kuat lentur relatif lebih tinggi 102% dimana kuat lentur dengan agregat Progo 52,792 kg/cm2 dan kuat lentur agregat Merapi 53,569 kg/cm2.
STUDI IDENTIFIKASI DAN DESAIN SABO DAM OP-RRC3A DI SUNGAI OPAK KABUPATEN SLEMAN Nurokhman, Nurokhman; Kristiyanto, Hery; Budiyanto, Muchamad Arif; Harjanto, Harjanto
Civil Engineering and Technology Journal Vol. 6 No. 1 (2024): CivETech
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Cokroaminoto Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47200/civetech.v6i1.2249

Abstract

Erupsi Gunung Merapi yang memiliki periode letusan tiap 3 – 7 tahun akan menyebabkan hamparan material lava letusan pada bagian hulu Sungai dan pada saat hujan dengan intensitas tinggi mengakibatkan timbunan material lava yang mengalir menjadi aliran debris. Beberapa kejadian aliran debris menjadi bencana yang merusak inftrastruktur bahkan hingga timbul korban manusia. Sabo dam merupakan salah satu konstruksi untuk pengendalian aliran Sungai sekaligus pencegahan bencana aliran sediman. Salah satu Dam Sabo Sungai Opak adalah sabo dam OP-RRC3a di Kabupaten Sleman menuju Candi Prambanan. Dalam perencanaan telah dilakukan identifikasi kondisi eksisting lokasi, penetapan lokasi, desain konsep, perancangan dimensi dan tinjauan terhadap stabilitas bangunan. Tujuan studi ini adalah untuk mengetahui identifikasi parameter desain bangunan sabo dam dan evaluasi opsi konsep desain bangunan sabo. Hasil identifikasi Sungai Opak pada lokasi OP-RRC3a memiliki panjang sungai 10,12 km dengan aliran Sungai Opak pada lokasi OP-RRC3a berasal dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Opak yang memliki luas kurang lebih 6,74 km2, elevasi sungai bagian hulu sebesar 1149,850 mdpl dan bagian hilir sebesar 465,20 mdpl serta memiliki kemiringan dasar sungai 0,068. Kondisi tata guna lahan sebagian besar masih berfungsi sebagai perkebunan dan ladang dengan dasar sungai berbatu dan lebar sungai sempit serta badan sungai masih ditutupi rerumputan. Hasil pengujian daya dukung tanah menurut Meyerhorf (1976) qa = 136,67 T/m2 dan menurut modifikasi Meyerhorf (1976 dan 1974) qa = 144,42 T/m2. Konsep desain sistem sabo dam pada OP-RRC3a dengan luas tangkapan 6,70 km2, kemiringan 8,74%, tinggi 7 m, overflow 15 m dengan tipe konsolidasi dan tambahan fungsi untuk peningkatan intake irigasi Desa Wukirsari di sebelah kanan seluas 25 Ha dan di sebelah kiri Desa Argorejo seluas 15 Ha.