Claim Missing Document
Check
Articles

Found 40 Documents
Search

FAKTOR RISIKO KETERPAPARAN PESTISIDA PADA PETANI TANAMAN HORTIKULTURA DI PERKEBUNAN WAWO KOTA TOMOHON 2017 Rumondor, Frity D.; Akili, Rahayu H.; Pinontoan, Odi R.
KESMAS Vol 6, No 3 (2017): Volume 6, Nomor 3, Mei 2017
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dampak negatif yang di timbulkan pestisida bagi kesehatan masyarakat sangat beracun dan berbahaya. Kontak langsung dengan pestisida ini berisiko keracunan akut maupun kronis. Sakit kepala, mual, muntah dan sebagainya bahkan iritasi pada kulit dan kebutaan merupakan gejala keracunan akut dari pestisida. Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 1-5 juta kasus keracunan pestisida terjadi pada pekerja di sektor pertanian sebagian besar kasus keracunan pestisida tersebut terjadi di negara sedang berkembang yang 20.000 diantaranya berakibat fatal. Para petani diperkebunan Wawo kebanyakan saat melakukan penyemprotan pestisida tidak menggunakan APD sehingga risiko untuk terpapar pestisida sangat rentan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor risiko keterpaparan pestisida pada petani tanaman Hortikultura di perkebunan Wawo Kota Tomohon. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan rancangan potong lintang (cross-sectional study) pada bulan September-Oktober 2017. Populasi dalam penelitaian ini adalah petani yang bekerja di perkebunan wawo yaitu sebanyak 91 orang yang berjenis kelamin laki-laki. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu Purposive Sampling dengan mengunakan rumus Slovin sehingga yang menjadi sampel penelitian hanya 30 responden. Hasil penelitian menunjukkan variabel pengetahuan, sikap, lama kontak, dikatakan cukup baik sehingga dapat mengurangi keterpaparan pestisida, sedangkan untuk masa kerja dan tata cara menggunakan pestisida kurang baik. Tata cara para petani diperkebunan Wawo kurang baik, karena kebanyakan pada saat melakukan penyemprotan dan mencampur pestisida tidak menggunakan APD sehingga mengakibatkan mudahnya pestisida masuk kedalam tubuh dan dapat menyebabkan keracunan jika terjadi secara terus menerus apalagi masa kerja para petani ≥ 5 tahun yang sangat rentan terhadap keterpaparan pestisida.Kata Kunci:Pengetahuan, Sikap, Lama Kontak, Masa Kerja, Tata Cara, Keterpaparan PestisidaABSTRACTNegative effects from pesticide to public health is poisonous and hazardous.Direct contact with pesticide will risk acute poisoning or chronic headache, nausea. Also, skin irritation and blindness are two acute poisoning over pesticide. World Health Organization;s data shows over 1 to 5 million pesticide poisoning cases are occured around agriculture section and mostly from the cases are happening in development countries which 20.000 cases are becoming fatal among them. Most of the farmers in Wawo plantation don’t use proper protectors so the risk of getting pesticide poisoning are more likely to happen to them. The purpose of this research is to find out risk factors of pesticide exposure at horticultural farmers in Wawo plantation, Tomohon. This research is a descriptive research with cross sectional study along September-October 2017. The populations are 91 male farmers and by purposive sampling technique with Slovin formula, 30 respondents were included as samples. The results show knowledge, posture, contact period are well enough that the factors are holding back pesticide exposure on farmers. Meanwhile, working period and working procedures of using pesticide are quite deficient. Farmers in Wawo plantation mostly do not use proper self-protectors as they mix and spray pesticide. This is a risk factor the pesticide is easy to flow inside the body dan could cause poisoning if happens continously to the susceptible farmers in Wawo who have working period for ove than 5 years.Keywords: Knowledge, Posture, Contact Period, Working Period, Working Procedures, Pesticide Exposure
UJI KUALITAS AIR DANAU BERDASARKAN KANDUNGAN ESCHERICHIA COLI DAN TOTAL COLIFORM DI DANAU MOOAT KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR TAHUN 2019 Mokodompit, Muh. Sahri P.; Umboh, Jootje M. L.; Pinontoan, Odi R.
KESMAS Vol 9, No 2 (2020): VOLUME 9, NOMOR 2, MARET 2020
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Danau merupakan perairan yang tergenang berbentuk cekungan berisi air yang dikelilingi oleh daratan, baik secara alami maupun buatan. Penurunan kualitas air akan menurunkan daya guna produktivitas, daya dukung, serta daya tampung dari sumber daya air yang akhirnya dapat menurunkan kekayaan dari sumber daya alam itu sendiri. Hal ini memiliki risiko dalam penyebaran berbagai macam penyakit salah satunya yaitu, penyakit yang disebabkan oleh bakteri E.coli dan Total coliform pada danau yang tercemar. Untuk mengetahui kandungan E.coli dan total coliform di Danau Mooat Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Jenis penelitian yang dilakukan, yaitu cross sectional. Sampel yang diambil, yaitu air Danau Mooat Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Untuk parameter E.coli, titik 1 (43/100ml), titik 2 dan 3 (240/100ml), titik 4 (460/100ml). Parameter total coliform, titik 1 (93/100ml), titik 3 (240/100ml), titik 2 dan titik 4 (460/100ml). Titik 1 menunjukan kualitas air danau tidak melebihi standar baku mutu untuk parameter E.coli tetapi pada titik 2, titik 3 dan titik 4 menunjukkan hasil yang melebihi standar baku mutu. Parameter total coliform pada titik 1, titik 2, titik 3, dan titik 4 menunjukkan hasil yang melebihi standar baku mutu yang telah ditetapkan menurut Permenkes RI Nomor 32 Tahun 2017.  Kata Kunci: Kualitas Air Danau, Escherichia coli, Total coliform, Danau Mooat Kabupaten Bolaang      Mongondow Timur ABSTRACTLake is stagnant water that form basin filled with water surrounded by land, both naturally and artificially. Lake waters can be used for agriculture, industry, transportation, tourist attractions and others. Declining water quality will reduce the usability of productivity, carrying capacity, and capacity of water resources which can ultimately reduce the wealth of natural resources themselves. This has risked in the spread of various diseases one of them is diarrhea caused by Escherichia coli (E.coli) and Total coliform in polluted lake. To find out the content of Escherichia coli and total coliform in Mooat Lake, East Bolaang Mongondow Regency. The type of research conducted was cross sectional. Sample was taken at Lake Mooat East Bolaang Mongondow Regency water. For E.coli parameters, point 1 (43/100ml), points 2 and 3 (240/100ml), point 4 (460/100ml). The parameters of total coliform, point 1 (93/100ml), point 3 (240 / 100ml), points 2 and 4 (460/100ml). Point 1 shows the quality of lake water does not exceed the quality standard for the Escherichia coli parameters but at point 2, point 3 and point 4 shows results that exceed the quality standard. The Total coliform parameters at point 1, point 2, point 3, and point 4 show results that exceed the quality standards that have been set according to the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number 32 of 2017. Keywords: Quality of Lake Water, Escherchia coli, Total coliform, Danau Mooat Kabupaten Bolaang Mongondow Timur 
UJI KUALITAS AIR DANAU BERDASARKAN KANDUNGAN ESCHERICHIA COLI DAN TOTAL COLIFORM DI DANAU MOOAT KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR TAHUN 2019 Mokodompit, Muh. Sahri P.; Umboh, Jootje M. L.; Pinontoan, Odi R.
KESMAS Vol 9, No 2 (2020): VOLUME 9, NOMOR 2, MARET 2020
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Danau merupakan perairan yang tergenang berbentuk cekungan berisi air yang dikelilingi oleh daratan, baik secara alami maupun buatan. Penurunan kualitas air akan menurunkan daya guna produktivitas, daya dukung, serta daya tampung dari sumber daya air yang akhirnya dapat menurunkan kekayaan dari sumber daya alam itu sendiri. Hal ini memiliki risiko dalam penyebaran berbagai macam penyakit salah satunya yaitu, penyakit yang disebabkan oleh bakteri E.coli dan Total coliform pada danau yang tercemar. Untuk mengetahui kandungan E.coli dan total coliform di Danau Mooat Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Jenis penelitian yang dilakukan, yaitu cross sectional. Sampel yang diambil, yaitu air Danau Mooat Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Untuk parameter E.coli, titik 1 (43/100ml), titik 2 dan 3 (240/100ml), titik 4 (460/100ml). Parameter total coliform, titik 1 (93/100ml), titik 3 (240/100ml), titik 2 dan titik 4 (460/100ml). Titik 1 menunjukan kualitas air danau tidak melebihi standar baku mutu untuk parameter E.coli tetapi pada titik 2, titik 3 dan titik 4 menunjukkan hasil yang melebihi standar baku mutu. Parameter total coliform pada titik 1, titik 2, titik 3, dan titik 4 menunjukkan hasil yang melebihi standar baku mutu yang telah ditetapkan menurut Permenkes RI Nomor 32 Tahun 2017.  Kata Kunci: Kualitas Air Danau, Escherichia coli, Total coliform, Danau Mooat Kabupaten Bolaang      Mongondow Timur ABSTRACTLake is stagnant water that form basin filled with water surrounded by land, both naturally and artificially. Lake waters can be used for agriculture, industry, transportation, tourist attractions and others. Declining water quality will reduce the usability of productivity, carrying capacity, and capacity of water resources which can ultimately reduce the wealth of natural resources themselves. This has risked in the spread of various diseases one of them is diarrhea caused by Escherichia coli (E.coli) and Total coliform in polluted lake. To find out the content of Escherichia coli and total coliform in Mooat Lake, East Bolaang Mongondow Regency. The type of research conducted was cross sectional. Sample was taken at Lake Mooat East Bolaang Mongondow Regency water. For E.coli parameters, point 1 (43/100ml), points 2 and 3 (240/100ml), point 4 (460/100ml). The parameters of total coliform, point 1 (93/100ml), point 3 (240 / 100ml), points 2 and 4 (460/100ml). Point 1 shows the quality of lake water does not exceed the quality standard for the Escherichia coli parameters but at point 2, point 3 and point 4 shows results that exceed the quality standard. The Total coliform parameters at point 1, point 2, point 3, and point 4 show results that exceed the quality standards that have been set according to the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number 32 of 2017. Keywords: Quality of Lake Water, Escherchia coli, Total coliform, Danau Mooat Kabupaten Bolaang Mongondow Timur 
HUBUNGAN ANTARA PERAN KADER JUMANTIK DENGAN PERILAKU KELUARGA DALAM PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DBD DI KELURAHAN TINGKULU KECAMATAN WANEA KOTA MANADO Panungkelan, Melisa S.; Pinontoan, Odi R.; Joseph, Woodford B. S.
KESMAS Vol 9, No 4 (2020): VOLUME 9, NOMOR 4, JULI 2020
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan yang ada di Indonesia. Penyakit ini termasuk dalam salah satu penyakit menular dan sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB). Peran juru pemantau jentik (jumantik) dibutuhkan dalam menerapkan kegiatan upaya pencegahan DBD terhadap perilaku keluarga untuk menurunkan angka kasus kejadian DBD. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara peran juru pemantau jentik dengan perilaku keluarga dalam pemberantasan sarang nyamuk DBD di Kelurahan Tingkulu. Penelitian ini menggunakan survei analitik dengan desain penelitian yaitu cross sectional (potong lintang) pada bulan Februari – Juli 2020. Populasi penelitian yaitu seluruh kepala keluarga di Kelurahan Tingkulu. Sampel diambil secara purposif yaitu Kepala Keluarga di lingkungan 3,7, dan 8 dengan jumlah responden sebanyak 66 orang. Data diperoleh menggunakan kuesioner. Hubungan antar variabel ditentukan dengan uji chi-square (α=0,05, CI:95%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran kader jumantik sebagian besar tergolong baik (57,6%). Perilaku keluarga dalam pemberantasan sarang nyamuk (PSN) DBD sebagian besar tergolong baik (53%).Uji statistik hubungan antar variabel menunjukkan nilai p=0,000. Kesimpulan penelitian ini yaitu terdapat hubungan antara peran jumantik dengan PSN DBD.  Peran jumantik yang baik akan mendorong terciptanya perilaku keluarga yang baik dalam PSN DBD. Kata Kunci : Juru Pemantau Jentik, Perilaku Keluarga, Demam Berdarah Dengue  ABSTRACTDengue Hemorrhagic Fever (DHF) is one of the health problems in Indonesia. This disease is included in one infectious disease and often causes Extraordinary Events (KLB). The role of larva monitors (jumantik) is needed in implementing DHF prevention activities on family behavior to reduce the number of dengue cases. The purpose of this study was to determine the relationship between the role of larva monitors and family behavior in eradicating dengue mosquito nests in the village of Tingkulu. This study uses an analytical survey with a research design that is cross sectional (cross sectional) in February - July 2020. The study population is all family heads in Kelurahan Tingkulu. The sample was taken purposively, namely the heads of households in the neighborhood of 3,7 and 8 with 66 respondents. Data obtained using a questionnaire. The relationship between variables was determined by the chi-square test (α = 0.05, CI: 95%). The results showed that the role of most jumantik cadres was classified as good (57.6%). Family behavior in the eradication of dengue mosquito nests (PSN) is mostly classified as good (53%). Statistical test of the relationship between variables shows the value of p = 0,000. The conclusion of this study is that there is a relationship between the role of jumantik and DHF PSN. The role of a good jumantik will encourage the creation of good family behavior in DHF PSN. Keywords: Wiggler Monitoring Officers, Family Behavior, Dengue Hemorrhagic Fever
HUBUNGAN ANTARA PERAN KADER JUMANTIK DENGAN PERILAKU KELUARGA DALAM PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DBD DI KELURAHAN TINGKULU KECAMATAN WANEA KOTA MANADO Panungkelan, Melisa S.; Pinontoan, Odi R.; Joseph, Woodford B. S.
KESMAS Vol 9, No 4 (2020): VOLUME 9, NOMOR 4, JULI 2020
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan yang ada di Indonesia. Penyakit ini termasuk dalam salah satu penyakit menular dan sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB). Peran juru pemantau jentik (jumantik) dibutuhkan dalam menerapkan kegiatan upaya pencegahan DBD terhadap perilaku keluarga untuk menurunkan angka kasus kejadian DBD. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara peran juru pemantau jentik dengan perilaku keluarga dalam pemberantasan sarang nyamuk DBD di Kelurahan Tingkulu. Penelitian ini menggunakan survei analitik dengan desain penelitian yaitu cross sectional (potong lintang) pada bulan Februari – Juli 2020. Populasi penelitian yaitu seluruh kepala keluarga di Kelurahan Tingkulu. Sampel diambil secara purposif yaitu Kepala Keluarga di lingkungan 3,7, dan 8 dengan jumlah responden sebanyak 66 orang. Data diperoleh menggunakan kuesioner. Hubungan antar variabel ditentukan dengan uji chi-square (α=0,05, CI:95%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran kader jumantik sebagian besar tergolong baik (57,6%). Perilaku keluarga dalam pemberantasan sarang nyamuk (PSN) DBD sebagian besar tergolong baik (53%).Uji statistik hubungan antar variabel menunjukkan nilai p=0,000. Kesimpulan penelitian ini yaitu terdapat hubungan antara peran jumantik dengan PSN DBD.  Peran jumantik yang baik akan mendorong terciptanya perilaku keluarga yang baik dalam PSN DBD. Kata Kunci : Juru Pemantau Jentik, Perilaku Keluarga, Demam Berdarah Dengue  ABSTRACTDengue Hemorrhagic Fever (DHF) is one of the health problems in Indonesia. This disease is included in one infectious disease and often causes Extraordinary Events (KLB). The role of larva monitors (jumantik) is needed in implementing DHF prevention activities on family behavior to reduce the number of dengue cases. The purpose of this study was to determine the relationship between the role of larva monitors and family behavior in eradicating dengue mosquito nests in the village of Tingkulu. This study uses an analytical survey with a research design that is cross sectional (cross sectional) in February - July 2020. The study population is all family heads in Kelurahan Tingkulu. The sample was taken purposively, namely the heads of households in the neighborhood of 3,7 and 8 with 66 respondents. Data obtained using a questionnaire. The relationship between variables was determined by the chi-square test (α = 0.05, CI: 95%). The results showed that the role of most jumantik cadres was classified as good (57.6%). Family behavior in the eradication of dengue mosquito nests (PSN) is mostly classified as good (53%). Statistical test of the relationship between variables shows the value of p = 0,000. The conclusion of this study is that there is a relationship between the role of jumantik and DHF PSN. The role of a good jumantik will encourage the creation of good family behavior in DHF PSN. Keywords: Wiggler Monitoring Officers, Family Behavior, Dengue Hemorrhagic Fever
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN TINDAKAN MASYARAKAT TENTANG PENGENDALIAN VEKTOR DEMAM BERDARAH DENGUE DI DESA TOUURE KABUPATEN MINAHASA TAHUN 2020 Lesar, Elisa; Joseph, Woodford B. S.; Pinontoan, Odi R.
KESMAS Vol 9, No 7 (2020): VOLUME 9, NOMOR 7, DESEMBER 2020
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah salah satu penyakit menular yang dapat dan sering menimbulkan wabah yang tidak jarang menyebabkan kematian. Berdasarkan data kasus DBD di tahun 2017 kasus DBD yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tompaso berjumlah 9 kasus, pada tahun 2018 terdapat 8 kasus DBD di wilayah kerja Puskesmas Tompaso, sedangkan di tahun 2019 sebanyak 36 kasus yang berada di wilayah kerja Puskesmas Tompaso dan 18 kasus (50% dari total kasus) berasal dari Desa Touure Kecamatan Tompaso Kabupaten Minahasa. Masih tingginya angka kesakitan dan kematian DBD salah satu faktornya adalah kurangnya pengetahuan masyarakat tentand DBD dan tindakan masyarakat yang kurang baik dalam pengendalian vektor DBD berpotensi menjadi factor risiko penularan penyakit DBD. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan tindakan masyarakat tentang pengendalian vektor DBD di desa Touure kecamatan Tompaso tahun 2020. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian survei deskriptif. Sampel penelitian adalah masyarakat desa Touure kecamatan Tompaso sebanyak 70 masyarakat. Analisis data dilakukan secara deskriptif berdasarkan distribusi frekwensi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian berupa kuesioner selain itu, penelitian ini menggunakan alat tulis menulis, komputer/ laptop dan kamera. Data yang diperoleh ditampilkan menggunakan tabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan responden paling banyak terdistribusi pada kategori tidak baik (78,6%), menunjukkan bahwa tindakan responden paling banyak terdistribusi pada kategori tidak baik (70%).         Kata Kunci :Demam Berdarah Dengue, Pengetahuan masyarakat, Tindakan masyarakat ABSTRACTDengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a contagious disease that can and often causes epidemics that often cause death. Based on data on dengue cases in 2017 there were 9 cases of dengue fever in the Tompaso Puskesmas work area, in 2018 there were 8 cases of dengue in the Tompaso Puskesmas work area, while in 2019 there were 36 cases in the Tompaso Puskesmas work area and 18 cases (50% of the total cases) came from Touure Village, Tompaso District, Minahasa Regency. The high rate of DHF morbidity and mortality is one of the factors is the lack of public knowledge about DHF and poor community action in controlling the DHF vector which is a risk factor for DHF transmission. The research objective was to describe the knowledge and actions of the community about dengue fever in the village of Touure, Tompaso District in 2020. The type of research used was descriptive survey research. The research sample was 70 people in Touure village, Tompaso district. Data analysis was carried out descriptively based on frequency distribution. The instrument used in the research was a questionnaire in addition to that, research using written stationery, computers / laptops and cameras. Data that can be used using tables. The results showed that the respondents' knowledge was mostly distributed in the bad category (78.6%), indicating that the respondent's actions were mostly distributed in the bad category (70%). Keywords : Dengue Hemorrhagic Fever, Community Knowledge, Community Action
PELAKSANAAN PROGRAM 3M PLUS DALAM MENANGGULANGI KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAESAAN KECAMATAN MAESAAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN Lontaan, Evangeline A.; Pinontoan, Odi R.; Maddusa, Sri Seprianto
KESMAS Vol 9, No 6 (2020): VOLUME 9, NOMOR 6, OKTOBER 2020
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypti dan menyebabkan kasus Kejadian Luar Biasa (KLB). Kasus DBD di Sulawesi Utara pada tahun 2016 mencapai 2.217 penderita ini merupakan kasus tertinggi pada 5 tahun terakhir, pada tahun 2017 jumlah penderita menurun hingga mencapai 587 penderita dan pada tahun 2018 jumlah meningkat hingga 1.713. Di Kabupaten Minahasa Selatan, penyakit ini merupakan salah satu penyakit dari 10 kasus tertinggi. Salah satu upaya untuk memutus siklus penularan yaitu melalui kegiatan 3M Plus. Kegiatan ini merupakan salah program pemerintah dalam mencegah penyakit DBD. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pelaksanaan program 3M Plus dalam menanggulangi kejadian DBD. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan wawancara mendalam (indepth interview) dan metode analisis data menggunakan analysis content. Subjek penelitian ini yaitu petugas puskesmas yang menangani DBD, Pemerintah dan Masyarakat. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam upaya promotif dan preventif untuk mewujudkan program ini belum maksimal seperti melakukan fogging, turun langsung dan penyuluhan pada masyarakat mengenai 3M Plus pada masyarakat belum merata. Sebaiknya Puskesmas Maesaan lebih meningkatkan pelaksanaan penyuluhan mengenai cara pencegahan penyakit DBD secara rutin di setiap desa. Kata Kunci : 3M Plus, Deman Berdarah Dengue ABSTRACTDengue hemorrhagic fever (DHF) is a transmitted or infectious disease caused by the bites of a aedes mosquito and causing extraordinary condition (EC). DHF cases in North Sulawesi in 2016 has reached 2.217 patients and this is the highest case in the past five years. In 2017 the amount of the patient has decreased to 587 and in 2018 has increased up to 1.713. In the South of Minahasa regency this disease is one of the top 10 cases. One of the efforts to break the cycle is through the 3M plus activity. This activity is one of the government programs in preventing DHF disease. The purpose of this research is to analyze the implementation of the 3M plus program in tackling DHF incidents. This research uses a qualitative method with in-depth interview and data analysis method uses analysis content. The subject of this research is the health center officer who handled the DHF, government and society. The results of the research show that in promotive and preventive efforts to realize this program have not been maximized, such as conducting fogging and outreach the society regarding 3M plus is not prevail yet. It is better if Health Center of Maesaan Village improve the implementation of counseling on how to prevent the DHF disease regularly in every villages. Keywords: 3M plus, Dengue hemorrhagic fencer
GAMBARAN PENERAPAN SISTEM TANGGAP DARURAT KEBAKARAN DI PT EQUIPORT INTI INDONESIA BITUNG Supit, Apriliyanti; Joseph, Woodford B. S.; Pinontoan, Odi R.
KESMAS Vol 10, No 4 (2021): VOLUME 10, NOMOR 4, APRIL 2021
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebakaran merupakan api yang tidak terkendali, yang berarti  kebakaran itu di luar kemampuan dan kehendak dari manusia. Bahaya kebakaran industri perusahaan  dapat menyebabkan kerugian atau kemorosotan sangat besar pada perusahaan dikarenakan melekat dengan jumlah nilai aset harta benda yang ada di tempat kerja, proses produksi terhambat, merusak fungsi kerja, peluang kerja dan bahkan korban jiwa. Kegiatan operasional yang ada di lingkungan kerja di PT. Equiport Inti Indonesia memliki potensi bahaya kebakaran yang asalnya dari penggunaan suatu alat atau mesin yang bahan bakarnya di isi dengan bahan bakar seperti bensin, solar dan juga potensi bahaya lainnya yaitu bahaya akibat korsleting dari penggunaan listrik. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui gambaran  penerapan sistem tanggap darurat kebakaran  di PT. Equiport Inti Indonesia. Tempat penelitian ini dilakukan di PT. EII Kota Bitung. Penelitian ini dilaksanakan pada April-Oktober 2020. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pengumpulan data secara (wawancara mendalam) kepada 5 informan yang terdiri dari Site Manager, Service Engginer, Ahli K3, Teknisi (CC) dan Teknisi (RTG). Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT. Equiport Inti Indonesia Kota Bitung telah mengikuti tata aturan kerja yang telah dibuat oleh PT Pelindo sebagai induk perusahaan yang meliputi kebijakan, perencanaan sistem tanggap darurat kebakaran, pengorganisasian dan sistem komunikasi, prosedur pelaksanaan, evaluasi pengendalian dan penanggulangan sistem tanggap darurat kebakaran. Kata Kunci: Kebakaran, Sistem tanggap darurat ABSTRACTFire is uncontrolled, which means it is beyond the ability and will of humans. The danger of a company's industrial fire can cause a very large loss or decline to the company because it is attached to the total value of property assets in the workplace, the production process is hampered, damages work functions, job opportunities and even casualties.Operational activities that exist in the work environment in PT. Equiport Inti Indonesia has a potential fire hazard which originates from the use of a tool or machine whose fuel is filled with fuel such as gasoline, diesel fuel and also other potential hazards, namely the danger due to a short circuit from the use of electricity. This research was conducted to determine the description of the application of the fire emergency response system by PT. Indonesia's Core Equiport. Where this research was conducted at PT. EII Bitung City. This research was conducted in April-October 2020. This study used a qualitative research method by collecting data (in-depth interviews) to 5 informants consisting of Site Manager, Service Engineer, K3 Expert, Technician (CC) and Technician (RTG). The results showed that PT. Equiport Inti Indonesia Kota Bitung has followed the work regulations that have been made by PT Pelindo as the parent company which includes policies, fire emergency response system planning, organizing and communication systems, implementation procedures, evaluation of control and handling of fire emergency response systems. Keywords: Fire, emergency response system
GAMBARAN PERASAAN KELELAHAN KERJA PADA PETANI POHON AREN PEMBUAT GULA DAN CAP TIKUS DI DESA SAWANGAN KECAMATAN SONDER Tueyeh, Virginia; Pinontoan, Odi R.; Kaunang, Wulan P. J.
KESMAS Vol 10, No 6 (2021): VOLUME 10, NOMOR 6, JUNI 2021
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kelelahan merupakan kondisi ketahanan fisik untuk melangsungkan aktivitas yang dapat menurunkan kemampuan prestasi kerja. Kelelahan kerja perlu ditanggulangi karena sebagai satu dari beberapa masalah penting yang dikarenakan kelelahan bisa membuat keadaan kesehatan jadi menurun yang kemudian dapat berdampak kecelakaan kerja, juga produktivitas serta kecakapan dalam bekerja menghilang, prestasi kerja berkurang. Performa kerja tidak ergonomis dapat menimbulkan kelelahan, nyeri dan gangguan kesehatan lainnya. Suatu perlawanan (reaksi) terhadap suatu beban (aksi) mengakibatkan otot mengalami kontraksi yang berlebihan. Tujuan penelitian ini yakni untuk mendapatkan gambaran perasaan kelelahan kerja pada petani pohon Aren pembuat gula dan cap tikus di Desa Sawangan Kecamatan Sonder. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian non eksperimental dengan rancangan deskriptif survey, metode kuantitatif yang dilaksanakan di Desa Sawangan Kecamatan Sonder pada bulan Januari-Juli 2021 dengan jumlah sampel berjumlah 33 responden. Instrument pada penelitian ini yaitu Kuisioner Alat Ukur Perasaan Kelelahan Kerja adalah parameter yang dipakai pada pengukuran perasaan kelelahan kerja sebagai gejala subyektif yang di rasakan tenaga kerja juga perasaan yang tidak menyenangkan. Berdasarkan hasil survey deskriptif mengenai kelelahan kerja pada responden didapati bahwa sebanyak 4 (12.1%) responden tidak merasakan lelah. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden yang tidak melebihi nilai median untuk merasakan lelah dimana responden yang tidak merasakan lelah berada pada kategori umur muda yaitu >40 tahun. Dan sebanyak 29 (87.9%) responden mengalami kelelahan atau lelah. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden yang lebih dari nilai median untuk merasakan lelah.Kata Kunci : Kelelahan KerjaABSTRACTFatigue is a condition of physical endurance to carry out activities that can reduce work performance abilities. Work fatigue needs to be overcome because fatigue is one of several serious problems that can cause health decline which can cause work accidents, the productivity and skills at work disappear, and also reduced work performance. Work performance that is not ergonomic can cause fatigue, pain and other health problems. A resistance (reaction) to a load (action) causes the muscle to contract excessively. The purpose of this study is to get a picture of feeling of fatigue from a palm tree farmers while they are working to make palm sugar and cap tikus (Traditional alcoholic drink) in Sawangan Village, Sonder District. This type of research uses non-experimental research with a descriptive survey design, the quantitative method applied in this study in Sawangan Village, Sonder District in January-July 2021 with a total sample of 33 respondents. The instrument in this study, the Questionnaire for measuring feelings of work fatigue, is a parameter used to measure feelings of work fatigue as a subjective symptom felt by the workforce as well as an unpleasant feeling. Based on the results of a descriptive survey regarding work fatigue in respondents, it was found that as many as 4 (12.1%) respondents did not feel tired. This can be seen from the answers of respondents who did not exceed the median value for feeling tired where respondents who did not feel tired were in the young age category, namely >40 years. And as many as 29 (87.9%) respondents experienced fatigue or tiredness. This can be seen from the respondents' answers, which are more than the median value for feeling tired.Keywords : Work fatigue
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN MASA KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY AREA LAHENDONG PLTP UNIT V DAN VI TOMPASO KABUPATEN MINAHASA Tamunu, Tesalonika J; Pinontoan, Odi R.; Ratag, Budi T.
KESMAS Vol 10, No 5 (2021): VOLUME 10, NOMOR 5, MEI 2021
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia tercatat masih memiliki tingkat produktivitas kerja yang rendah dalam lingkup regional Asia. Posisi Indonesia masih dibawah Malaysia dan Singapura dijelaskan dalam laporan Asian Productivity Organization (APO) Productivity Databook 2019. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis hubungan  motivasi dan masa kerja dengan produktivitas kerja karyawan PT Pertamina Geothermal Energy Area Lahendong PLTP Unit V dan VI di Tompaso Kabupaten Minahasa. Penelitian ini bersifat survei analitik dengan desain cross sectional study, dilaksanakan Maret 2020 – Februari 2021 pada karyawan PT Pertamina Geothermal Energy Area Lahendong PLTP Unit 5 dan 6 Tompaso dengan jumlah sampel sebanyak 63 responden. Analisis data dalam penelitian ini meliputi analisis univariat dan bivariat menggunakan uji Pearson (p≤0.05). Hasil uji Pearson menunjukan nilai signifikansi atau p value= 0,000 (< 0,05) yang berarti terdapat hubungan antara motivasi kerja dan produktivitas kerja. Arah korelasi positif yang berarti semakin tinggi motivasi kerja karyawan produktivitas kerjannya akan semakin meningkat. Nilai Pearson Correlation sebesar (0,466) artinya motivasi kerja karyawan berkorelasi cukup dengan produktivitas kerja. Hubungan antara masa kerja dan produktivitas kerja menggunakan uji Pearson didapati nilai signifikansi atau p value= 0,012 (< 0,05) artinya terdapat hubungan masa kerja dan produktivitas kerja. Arah korelasi positif yang berarti semakin bertambah masa kerja karyawan,  produktivitas kerjannya cenderung semakin meningkat. Nilai Pearson Correlation sebesar (0,313) artinya masa kerja karyawan berkorelasi cukup dengan produktivitas kerja. Kata Kunci: Motivasi, Masa Kerja, Produktivitas Kerja ABSTRACTIndonesia is recorded as having a low level of work productivity in the Asian region. Indonesia's position is still below Malaysia and Singapore is explained in the Asian Productivity Organization (APO) Productivity Databook 2019 report. The purpose of this study is to analyze the correlation between motivation and working period with the work productivity of PT Pertamina Geothermal Energy Area Lahendong PLTP Unit 5 and 6 Tompaso Minahasa employees. This research is an analytical survey with cross sectional study design, conducted in March 2020 – February 2021 of PT Pertamina Geothermal Energy Area Lahendong PLTP Unit 5 and 6 Tompaso employees with 63 respondents. Data analysis includes univariate and bivariate analysis using Pearson test (p≥0.05). Pearson's test results showed a significance value of 0.000 (< 0.05) meaning there was correlation between work motivation and work productivity. Pearson Correlation value (0.466) means that employee work motivation is sufficiently correlated with work productivity. Correlation between work period and work productivity using the Pearson test found a significance value or p value= 0.012 (< 0.05) meaning there was correlation between working period and work productivity. Pearson Correlation value (0.313) means that an employee's work period is sufficiently correlated with work productivity. Keyword: Motivation, Work Period, Work Productivity
Co-Authors Adisti A. Rumayar, Adisti A. Antje A Wuwungan Bastian, Amanda M.H Betsy A.N. Pinaria Boky, Harvani B. Budi T. Ratag Caroulus S. Rante Christina Salaki Dantje T Sembel Dantje Tarore Doda, Diana V.D. Duhupo, Dewanti Dumbela, Feiby M. Edi . Handoko Emmy Senewe Esther Boas, Esther Fien Lumolo, Fien Frangky J. Paat Hans Huijbregts Henny V.G. Makal James B. Kaligis Jehosua S. V. Sinolungan Jimmy Posangi Joice R.T.S.L Rimper Jootje M. L. Umboh Joy M. Rattu, Joy M. Juliet M.E. Mamahit Jusuf Manueke Kaligis, Glory I Kansil, Eugenia Katuuk, Mario Esau Kawatu, Paul A.T Kesek, Mutiara Lesar, Elisa Lolowang, Erika Venda Lontaan, Evangeline A. Lukito, Royke Maddusa, Sri Seprianto Mareyke Moningka Margareta M. Kawulusan Max Tulung Maxi Lengkong Mokodompit, Muh. Sahri P. Mokodompit, Muh. Sahri P. Mudul, Seila Firganita Noritha Ahuluheluw Olii, Galis Panambunan, Meiyati Pandeirot, Anggreyani Panungkelan, Melisa S. Panungkelan, Melisa S. Pontororing, Maria E.I Rahayu H. Akili, Rahayu H. Rantung, Adriana R.H. Rianna J Sumampouw Ricky C. Sondakh Riedel Lolong rolos, Thesa Rompis, Riane Rumondor, Frity D. Saartje J Lumanauw Samper, Trisnawati P. Sangande, John B. Sengkey, Omega Prisilia Sumampow, Oksfriani J. Sunny Wangko Suoth, Lery Suoth, Lery F. Supit, Apriliyanti Suwuh, Rendy Tamunu, Tesalonika J Taroreh, Yeheskiel V. Tikulembang, Waraney A. Tueyeh, Virginia Warouw, Finny Waywind Soewarno Woodford B. S. Joseph Woodford B.S Joseph, Woodford B.S Woodford B.S. Joseph, Woodford B.S. Wulan P. J. Kaunang Wulandari, Priscilla Eka