Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

The Relationship Between Characteristics of Raw Water, Treatment Procedure, Hygiene and Sanitation of The Station, and Bacteriological Characteristics of The Treated Water of The Filling Stations in Manado Sondakh, Ricky C.; Rattu, Joy A. M.; Kaunang, Wulan P. J.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Pascasarjana Unsrat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Refillable bottled water has become an important alternative for the communities in Manado as the water characteristics of residential wells worsen and the local water company, PDAM, is in limited capacity for supplying adequate quantity and quality of water. Many filling stations sell bottled water for about a third of the price of the branded bottled waters, and this prompts the shift of households to these products. As a consequence, there is a proliferation of water filling stations around town. The growth goes along with the increased demand in the community of quality and safe drinking water. Unfortunately, not every filling station exercises proper control on the safety of its product. This is quite concerning because many of the residents of Manado rely on refillable bottled water as their source of drinking water. The objectives of this study were to investigate the relationship between characteristics of raw water, treatment procedure, hygiene and sanitation of the station, and bacteriological characteristics of the treated water of the filling stations in Manado. Water samples were collected from the purposively-selected filling stations spread across 9 sub-districts of Manado. There were in total 35 stations recruited for the study, or about a third of 103 stations in town that had certification of hygiene and sanitation based on the Ministry of Health Regulation No 43 of 2014. Keywords : raw water, treatment procedure, hygiene sanitation of the station, bacteriological characteristics
GAMBARAN SANITASI KAPAL DI PELABUHAN AMURANG KABUPATEN MINAHASA SELATAN Rompis, Riane; Pinontoan, Odi R.; Sondakh, Ricky C.
KESMAS Vol 8, No 7 (2019): Volume 8, Nomor 7, NOVEMBER 2019
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKSanitasi kapal yaitu suatu rangkaian kegiatan memelihara kesehatan kapal dan menjaga kesehatan keselamatan bagi penumpang dan yang lainnya. Kantor kesehatan pelabuhan (KKP) bertugas melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit karantina dan penyakit menular potensi alwabah, kekarantinaan, pelayanan kesehatan terbatas di wilayah kerja Pelabuhan/Bandara dan Lintas Batas, serta pengendalian dampak kesehatan lingkungan. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana gambaran sanitasi kapal di pelabuhan Amurang Kabupaten Minahasa Selatan. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran  sanitasi kapal di pelabuhan Amurang Kabupaten Minahasa Selatan. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dalam analisis univariate. Penelitian ini dilakukan di Pelabuhan Amurang pada 14 kapal mengenai sanitasi yaitu : pada pemeriksaan dapur diperoleh 11 kapal memenuhi syarat dan 3 kapal tidak memenuhi syarat, pemeriksaan ruang rakit makanan diperoleh 10 kapal memenuhi syarat dan 4 kapal tidak memenuhi syarat, pemerikaan gudang diperoleh 11 kapal memenuhi syarat dan 3 kapal tidak memenuhi syarat, pemeriksaan ruang tidur penumpang dan ABK 10 kapal memenuhi syarat dan 4 kapal tidak memenuhi syarat, dan pemeriksaan sampah 14 kapal memenuhi syarat. Kesimpulan pemeriksaan dapur dan gudang kapal memiliki hasil yang sama yaitu 11 kapal memenuhi syarat dan 3 kapal tidak memenuhi syarat, ruang rakit makanan dan ruang tidur penumpang/ABK 10 kapal memenuhi syarat dan 4 kapal tidak memenuhi syarat. Sedangkan pemeriksaan sampah pada kapal keseluruhan memenuhi syarat. Kata kunci. Sanitasi Kapal  ABSTRACTSanitation Vessel is a series of activities to maintain the health of the vessel and maintain the health of safety for passengers and others. Port Health Office (KKP) in charge of preventing the prevention and release of quarantined diseases and potential infectious diseases of plague, infidelity, limited health services in port/airport and cross border work areas, as well as environmental health impact control. The problem formulation in this research is how the picture sanitary hygiene of vessels in the port Amurang South Minahasa Regency. Research aims to find out the description of hygiene sanitation vessel at Amurang Port in South Minahasa regency. This type of research uses descriptive research with a quantitative approach in univariate analysis. The results of researchresearch conducted at the port of Amurang on 14 vessels on sanitary hygiene are: on the inspection of the kitchen acquired 11 qualified vessels and 3 vessels do not qualify, the inspection of the food raft room acquired 10 vessels Eligible and 4 vessels are not eligible, warehouse screening acquired 11 qualified vessels and 3 vessels do not qualify, passenger sleeping room inspection and ABK 10 vessel qualify and 4 vessels ineligible, and garbage check 14 Eligible vessels. Keyword : sanitation vessel
SURVEI BIONOMIK NYAMUK Culex spp DEWASA DI WILAYAH KECAMATAN PAAL DUA KOTA MANADO Warsoridjo, Cindy C. D.; Sondakh, Ricky C.; Joseph, Woodford B. S.
KESMAS Vol 6, No 3 (2017): Volume 6, Nomor 3, Mei 2017
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nyamuk Culex spp selain dapat mengganggu manusia dan binatang melalui gigitannya, juga dapat berperan sebagai vektor penyakit pada manusia dan binatang. Kondisi lingkungan fisik yang kurang baik memungkinkan nyamuk Culex spp untuk berkembang biak. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bionomik nyamuk culex spp berdasarkan tempat kebiasaan beristirahat dan tempat berkembang biak di wilayah kecamatan Paal Dua Kota Manado. Penelitian ini menggunakan metode survei deskriptif, sampel nyamuk culex spp ditangkap menggunakan teknik sweeping dan diidentifikasi berdasarkan kunci identifikasi nyamuk culex dari Departemen Kesehatan RI 2008. Data didapatkan melalui observasi dengan menggunakan Checklist. Hasil penelitian menunjukkan nyamuk culex spp (157) dengan jenis Culex quinquefasciatus. Berdasarkan tempat kebiasaan beristirahat didapatkan beberapa tempat yang berpotensi seperti di tirai jendela 37 %, semak- semak 28 %, tempat yang gelap dan lembab 26%, disudut tembok pintu/jendela 27% dan selokan 25% sebagai tempat yang disenangi nyamuk untuk beristirahat, dan berdasarkan tempat berkembang biak dari 80 wadah yang ada didapati dua jenis wadah atau tempat yang positif berpotensi sebagai tempat perkembangbiakan jentik nyamuk yaitu di selokan dan ember 38%. Kesimpulan berdasarkan tempat beristirahat nyamuk lebih menyukai tempat- tempat yang tersembunyi, kurang cahaya dan terpaan angin seperti tirai jendela, semak- semak, selokan, tempat yang gelap dan lembab dan tempat yang berpotensi sebagai tempat berkembang biak nyamuk secara kondisi fisik kurang terawat atau sanitasi yang kurang baik, seperti selokan sekitar rumah yang dapat menampung air karena adanya tumpukan sampah serta ember plastik yang umumnya digunakan warga sebagai tempat menampung air tidak menggunakan penutup.Kata Kunci : Bionomik Nyamuk, culex sppABSTRACTBesides irritating humans and animals through their bites, Culex spp. musquitoes can also act as the vectors of disease in humans and animals. Poor physical environment conditions enables Culex spp. mosquitoes to breed. The purpose of this research was to determine Culex spp. musquitoes bionomic based on the usual resting and breeding place in Paal Dua district, Manado. This research used descriptive survey method, the sample of Culex spp mosquitoes was caught by using sweeping technique and identified according to the key identification of culex mosquitoes from the Department of Health, Indonesia, 2008. Data were obtained through observation by using Checklist. The results indicated Culex spp mosquitoes (157) with Culex quinquefasciatus type. Based on the usual resting place, several potential places has been discovered such as 37% in the window curtains, 28% in the bushes, 26% in dark and humid place, 27% in the corner of windows or doors and 25% in sewers were places favored by mosquitoes to rest, and based on the breeding places, out of 80 containers, there were two types of containers or places which were positively served as the potential breeding ground for mosquito larvae, which was 38% in the sewers and bucket. Conclusions: Based on its resting place, mosquitoes prefer hidden places with less light and wind blowings such as window curtains, bushes, sewers, dark and humid places and the potential places for mosquitoes to breed were the poorly maintained physical or low sanitary conditions, such as sewers around the house which can hold water, due to the piles of garbage and plastic buckets without cover which were generally used by residents as a place to hold water.Keywords: Mosquito Bionomics, culex spp
ANALISIS KADAR KARBON MONOKSIDA (CO) DI AREA PARKIR BASEMENT JUMBO SWALAYAN KOTA MANADO TAHUN 2018 Rontos, Arsita Apicillya P.; Maddusa, Sri Seprianto; Sondakh, Ricky C.
KESMAS Vol 7, No 4 (2018): Volume 7, Nomor 4, Juli 2018
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Basement merupakan salah satu tempat yang berpotensi tercemar CO. Letak ruang parkir yang tertutup berpotensi memiliki durasi yang lebih lama dalam menerima beban pencemaran dari emisi kendaraan bermotor karena emisi tersebut sulit keluar dan sulit terurai di dalam ruang parkir, maka dilakukan penelitian untuk mengetahui nilai konsentrasi CO pada basement dan membandingkan kadar CO berdasakan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Faktor Fisika dan Kimia di Tempat Kerja untuk CO. Penelitian ini merupakan jenis penelitian obsevasional dengan pendekatan deskriptif. Bertujuan untuk menggambarkan distribusi kadar CO di area parkir basement Jumbo Swalayan Manado yang dilaksanakan pada hari kamis tanggal 06 September dan 13 September 2018. Pengukuran diambil 2 titik yaitu titik I di area parkir khusus kendaraan roda 4 dan titik II di area parkir khusus kendaraan bongkar muat barang. Pada tiap titik diukur nilai CO, suhu, kelembaban, kecepatan angin dan jumlah kendaraan. Pengukuran dilakukan dengan interval waktu pagi, siang dan sore. Masing-masing interval waktu diukur 1 (satu) jam. Hasil penelitian yang didapatkan adalah kadar CO di area parkir basement rata-rata sebesar 7 ppm. Berdasarkan hasil pengukuran tidak ada nilai terukur yang melewati nilai ambang batas, namun tetap perlu perbaikan kualitas udara dengan pengadaan ventilasi dan penggunaan alat pelindung diri bagi para pekerja yang ada di area basement Jumbo Swalayan ManadoKata Kunci : karbon monoksida (CO), ruang parkir, pencemaran udara dalam ruangABSTRACTBasement is one of the potential place which polluted by CO. The reclusive parking lot has longer duration of receiving the wight of polluted air by the emission of vehicle because it’s difficult to hang loosely, so that the research done to identify the value of CO consentrate on basement and comparing the CO concentrate based on Minister of Labour and Transmigration Regulation on 2011 number 13 about Physics and Chemical Factors at Working Place by CO. This is a observational research by descirptive apporach.As a purpose to describe CO consentrate distribution at Basement Parking Area of Jumbo Swalayan Manado. It has been held on Thursday September 6th and 13th 2018.The measurement taken in 2 points, the 1st point located at 4 wheels and 2 wheels parking area, and the 2nd point located at loading docks area. Each point, measured the value of CO concentrate, temperature, moist, air speed and vehicles. The measurement done by using time interval in morning period, daylight period, and afternoon period. Each time took an hour of measurement. The result of the research is the average CO concentrate at basement parking area of Jumbo Swalayan in the amount of 7 ppm. Based on the result, there were no amount which passed cicumscription, but some improvement should be done by ventilation provsions, and self safety equipment for the labours whose working at the Basement of Jumbo Swalayan Manado.Keywords: carbon monoxide (CO), parking spaces, indoor air pollution
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETAJAMAN PENGLIHATAN PADA PELAJAR SEKOLAH DASAR KATOLIK SANTA THERESIA 02 KOTA MANADO Porotu?o, Lely I.; Joseph, Woodford B. S.; Sondakh, Ricky C.
KESMAS Vol 4, No 1 (2015): Volume 4 No. 1 Januari 2015
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kelainan tajam penglihatan  pada anak usia sekolah merupakan,  masalah kesehatan yang penting. Miopia adalah salah satu penyebab penurunan ketajaman penglihatan pada anak-anak, sedangkan penglihatan yang baik sangat penting dalam proses belajar mengajar. Faktor lingkungan yang paling banyak berperan pada miopia adalah aktivitas melihat dekat di depan layar kaca yang terus-menerus dan jika tidak dikendalikan akan dapat merugikan diri sendiri. Penelitian ini merupakan survei analitik dengan rancangan Cross Sectional. Sampel adalah seluruh pelajar Sekolah Dasar Katolik Santa Theresia 02 Manado Kelas III, IV, dan V melalui kriteria inklusi dan eksklusi berjumlah 70 Pelajar. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji Chi Square. Faktor screen time dalam penelitian menunjukan persentase 80% adalah palajar yang memiliki screen time >2jam/hari dengan p=0,025 menunjukan ada hubungan antara screen time dengan ketajaman penglihatan. Faktor posisi membaca menunjukan persentase 65,7% yaitu posisi duduk tidak tegak dengan P=0,114 menunjukkan tidak ada hubungan antara posisi membaca dengan ketajaman penglihatan. Faktor jarak membaca menunjukkan persentase 72,9% yaitu jarak membaca <30cm dengan P=0,011 yang menunjukkan ada hubungan antara jarak membaca dengan ketajaman penglihatan. Kata kunci: Screen Time, Posisi Membaca, Jarak Membaca, Ketajaman Penglihatan.
ANALISIS BAKTERIOLOGI AIR DAN KONDISI FISIK SUMUR GALI DI SEKITAR LOKASI TPA SUMOMPO KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO Marpaung, Christina R.; Sondakh, Ricky C.; Joseph, Woodford B. S.
KESMAS Vol 7, No 3 (2018): Volume 7, Nomor 3, Mei 2018
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu jenis sarana penyediaan air bersih yang banyak digunakan oleh masyarakat adalah sumur gali. Keberadaan timbunan sampah dari TPA berdampak adanya indikasi pencemaran, dimana ada kemungkinan ada air lindi meresap dalam tanah dan dapat masuk ke dalam sumur-sumur penduduk disekitar TPA. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kandungan bakteriologi air sumur dan kondisi fisik sumur gali di sekitar lokasi TPA Sumompo Kecamatan Tuminting Kota Manado. Jenis penelitian ini adalah Deskriptif. Penelitian ini dilakukan di TPA Sumompo pada bulan Februari - Mei 2018. Jumlah sumur gali yang diperiksa berjumlah 12 sumur. Sampel diperiksa di laboratorium BTKL-PP Kelas 1 dan BARISTAND Manado. Variabel dalam penelitian ini adalah bakteriologi air dan kondisi fisik sumur gali di sekitar lokasi TPA sumompo kecamatan tuminting kota manado. Kandungan Total Koliform kemudian dibandingkan dengan baku mutu air dalam PERMENKES RI No. 32 Tahun 2017, dimana ambang batas untuk total koliform yang diperbolehkan yaitu 50 MPN/ 100 mL. Hasil Total koliform air sumur gali di sekitar lokasi TPA berturut-turut sebesar 48 MPN/100 mL, > 1600 MPN/100 mL, > 1600 MPN/100 mL, 47 MPN/100 mL, > 1600 MPN/100 mL, > 1600 MPN/100 mL, > 1600 MPN/100 mL, 220 MPN/100 mL, 220 MPN/100 mL, 11 MPN/100 mL, 13 MPN/100 mL dan 79 MPN/100 mL. Terdapat 4 Sumur gali yang memenuhi syarat dan 8 lainnya tidak memenuhi syarat dari aspek total koliform air. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa seluruh sumur tidak memenuhi syarat kesehatan berdasarkan aspek kondisi fisik sumur gali. Sumur gali yang berada di dekat TPA Sumompo cenderung mengandung total koliform yang lebih tinggi dibandingkan dengan sumur gali yang jauh.Kata Kunci: Tempat Pengolahan Akhir Sampah, Total Koliform, Sumur Gali.ABSTRACTOne type of clean water supply facilities that are widely used by the community is a well dug. The presence of waste dumps from the landfill has an indication of pollution where there is a possibility that water leachate permeates the soil and can enter the wells of residents around the landfill. The objective to be achieved in this research is to analyze the bacteriological content of the well water and the physical condition of the dug wells around the Sumompo TPA landfill in Tuminting Sub-district, Manado City. The type of this research is Descriptive. This research was conducted in TPA Sumompo, conducted in February - May 2018. The number of dug wells examined amounted to 12 wells spread around TPA. Samples were examined in laboratory BTKL-PP Class 1 and BARISTAND Manado. The variables in this research are water bacteriology and physical condition of dug wells around the Sumompo landfill site of tuminting district of Manado city. Total content of Koliform then compared with water quality standard in PERMENKES RI No. 32 Year 2017, where the permissible limit for total coliform is 50 MPN / 100 mL. Results The total coliform of dug wells around the landfill site were 48 MPN / 100 mL,> 1600 MPN / 100 mL,> 1600 MPN / 100 mL, 47 MPN / 100 mL,> 1600 MPN / 100 mL,> 1600 MPN / 100 mL,> 1600 MPN / 100 mL, 220 MPN / 100 mL, 220 MPN / 100 mL, 11 MPN / 100 mL, 13 MPN / 100 mL and 79 MPN / 100 mL. From the results of this study concluded that there are 4 wells that qualify and 8 others do not meet the requirements of the total aspect of coliform water. The entire well does not meet the health requirements based on the physical aspects of the dug wells. Dug wells near the Sumompo TPA tend to contain a higher total of coliforms than dug wells that are far from landfill.Keywords: Landfill, Total Koliform, Dug Well.
GAMBARAN PENGGUNAAN BAHAN ANTI NYAMUK, PEMAKAIAN KELAMBU, KAWAT KASA DAN TEMPAT PERINDUKAN NYAMUK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOTOBOI KECIL KOTA KOTAMOBAGU Mokalu, Windy A.Y.; Umboh, Jootje M.L; Sondakh, Ricky C.
KESMAS Vol 6, No 3 (2017): Volume 6, Nomor 3, Mei 2017
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang upaya menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama. Berdasarkan data dari Puskesmas Motoboi Kecil pada bulan januari 2013 - Agu–tus 2016 terdapat 60 penderita penyakit malaria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penggunaan bahan anti nyamuk, pemakaian kelambu, kawat kasa dan tempat perindukan nyamuk di wilayah kerja Puskesmas Motoboi Kecil Kota Kotamobagu. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh penderita malaria yang berada di Puskesmas Motoboi Kecil pada bulan Juni-Agustus 2016 yang berjumlah 60 sampel. Hasil uji statistic menunjukkan bahwa penggunaan bahan anti nyamuk (31,7%), penggunaan kelambu (31,7%) pemakaian kawat kasa (35,0%) tempat perindukan nyamuk (33,3%). Tidak terdapat hubungan antara penggunaan kelambu dan pemakaian obat anti nyamuk dengan malaria sedangkan tidak terdapat hubungan antara pemakaian kawat kasa dan tempat perindukan nyamuk dengan malaria. Disarankan adanya penyuluhan kepada penduduk setempat mengenai upaya pencegahan malaria.Kata Kunci : Faktor lingkungan, Penyakit MalariaABSTRACTMalaria is one of the most contagious diseases that is a major public health problem. Based on data from Puskesmas Motoboi Kecil in januari 2013 - Aug - tus 2016 there are 60 people with malaria disease. This study aims to determine the description of the use of anti-mosquito material, the use of mosquito nets, wire netting and mosquito breeding place in the work area of Motoboi Small Health Center Kotamobagu City. This research is descriptive research with cross sectional approach. The population in this study is all malaria patients who are in Puskesmas Motoboi Kecil in June-August 2016 which amounted to 60 samples. The result of statistic test shows that the use of mosquito repellent (31,7%), the use of mosquito net (31,7%) the use of wire mesh (35,0%) where the mosquito breeding (33,3%). There is no correlation between use of mosquito net and the use of mosquito repellent with malaria whereas there is no relation between usage of gauze and mosquito breeding place with malaria. Suggestion of counseling to local residents regarding malaria prevention efforts.Keywords: Environmental factors, Malaria disease
DISTRIBUSI SPASIAL NYAMUK CULEX SPP DI KECAMATAN MALALAYANG Baralang, Riolando; Umboh, Jootje M. L.; Sondakh, Ricky C.
KESMAS Vol 6, No 3 (2017): Volume 6, Nomor 3, Mei 2017
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nyamuk merupakan salah satu serangga yang memiliki peran sebagai vektor dari agen penyakit. Penyakit yang ditularkan oleh nyamuk masih merupakan masalah kesehatan di dunia, yang dikhawatirkan dari nyamuk karena habitatnya yang luas yang bisa hidup di perkotaan maupun perdesaan, terutama nyamuk rumah yaitu nyamuk Culex spp. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui distribusi spasial nyamuk culex spp dan kepadatan nyamuk culex di kecamatan Malalayang. Penelitian yang dilakukan adalah survei deskriptif untuk melihat populasi nyamuk culex spp dan jenis-jenis nyamuk yang terdapat dilapangan dengan menggunakan cara cross sectional. Penangkapan nyamuk dilakukan di 5 kelurahan yang mewakilkan 2 titik penangkapan dengan menggunakan GPS untuk mengetahui titik koordinat dari tempat penangkapan untuk SIG (Sistem informasih Geografis) guna untuk distribusi spasial. Hasil penelitian ini ditemukan 126 nyamuk culex dengan jenis Culex quenquefasciatus yang merupakan jenis nyamuk yang biasanya di dalam rumah, dengan jumlah total penangkapan nyamuk tertinggi di kecamatan Malalayang 1 dengan total 32 nyamuk dan total nyamuk terrendah di kecamatan Winangun Dua 19 nyamuk.Kata Kunci : Nyamuk, Culex, Spasial, MalalayangABSTRACTMosquito is one of insects who has the role as vector of diseases agent. The transmitted diseases by mosquito still is health problem in the world, worried about the mosquito because its habitat is extensive can live in urban and rural areas, especially the house mosquito is Culex spp mosquito. This research purpose is observe the distribution of Culex mosquito spatially and density of Culex mosquito in Malalayang Sub-district. The research is descriptive survey to observe Culex spp population and the mosquito species that exist in the field used cross sectional method. The mosquito catching were done in 5 village that represented 2 points of catching location by GPS to find the coordinate point from the catching location for GIS (Geographic Information System) useful for spatial distribution. The result of this research had found 126 mosquitoes in Culex quenquefasciatus species are usually mosquito species in house with the highest total catching count of mosquito in Malalayang 1 Sub-District with 32 mosquitoes as total and the lowest mosquito total in Winangun Sub-District were had 19 mosquitoes.Keyword: Mosquito, Culex, Spatial, Malalayang
DISTRIBUSI SPASIAL NYAMUK CULEX SPP DI KECAMATAN TUMINTING KOTA MANANDO TAHUN 2017 Kawulusan, Wullan R.; Sondakh, Ricky C.; Boky, Harvani B.
KESMAS Vol 6, No 3 (2017): Volume 6, Nomor 3, Mei 2017
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nyamuk Culex spp seringkali dikenal sebagai nyamuk rumahan karena paling sering berada di dalam rumah serta keberadaannya yang sangat dekat dengan manusia. Tempat kesukaan dari nyamuk ini yaitu di genangan air yang penuh polutan. Nyamuk Culex spp adalah vektor dari penyakit virus West Nile dan Japanese Encephalitis. Lingkungan yang tidak terjaga kebersihannya dapat meningkatkan perkembangbiakan dari nyamuk ini. Kecamatan Tuminting adalah salah satu kecamatan yang berada di kota Manado yang sebagain daerahnya berada di sekitaran pesisir pantai dengan keadaan perumahan yang cukup padat serta keadaan lingkungan yang sangat mengkhawatirkan yaitu banyak ditemukan genangan-genangan air kotor serta rawa yang tidak dijaga kebersihannya, sehingga sangat memungkinkan bagi perkembangbiakan nyamuk Culex spp di daerah ini. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kepadatan dan distribusi spasial nyamuk Culex spp di Kec. Tuminting, Kota Manado. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan metode cross sectional. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel dilakukan di 10 titik di 8 Kelurahan Kec. Tuminting Kota Manado. Sampel yang diteliti adalah semua nyamuk Culex spp yang ditangkap di Kec. Tuminting Kota Manado. Jumlah nyamuk Culex spp yang tertangkap di 8 Kelurahan Kec. Tuminting adalah 167 ekor nyamuk Culex jenis quinquefasciatus. Dari hasil penelitian survei kepadatan dan distribusi nyamuk Culex spp yang dilakukan di wilayah Kec. Tuminting Kota Manado di 8 Kelurahan, didapatkan 78,4% adalah nyamuk Culex jenis quinquefasciatus. Kepadatan dan distribusi nyamuk culex spp yang tertinggi berada di Kelurahan Sumompo dengan nilai MHD 12,5 org/jam dan yang terendah berada di Kelurahan Bitung Karang Ria dengan nilai MHD 5 org/jam.Kata Kunci: Nyamuk, Culex spp, Kepadatan, SpasialABSTRACTCulex spp mosquitoes are commonly known as house mosquitoes because they are most often seen inside the house and its presence is very close to human. The favorite place of this mosquito is in a polluted water. Culex spp mosquito is a vector of West Nile virus and Japanese encephalitis. Dirty environment can improve the breeding of these mosquitoes. Tuminting sub-district is one of the sub-districts located in Manado city which is part of the coastal area with quite dense housing condition and worrying environmental conditions that many puddles of water are found and dirty swamp that is not maintained, and it?s possible for breeding Culex spp mosquitoes in this area. The purpose of this research is to know the density and spatial distribution of Culex spp mosquito in Tuminting Region, Manado City. This research is descriptive with cross sectional method, using purposive sampling technique, that sampling is done at 10 point in 8 sub districts, Tuminting Manado. The samples examined were all Culex spp mosquitoes caught in Kec. Tuminting Manado City. Number of Culex spp mosquitoes caught in 8 sub-districts of Kec. Tuminting is 167 Culex mosquitoes type quinquefasciatus. From the results of the survey the density and distribution of Culex spp mosquitoes conducted in the area of Kec. Tuminting Manado City, obtained 78.4% is Culex mosquito type quinquefasciatus. The highest density and distribution of culex spp mosquitoes are in Kelurahan Sumompo with MHD value 12,5 man/hour and lowest in Kelurahan Bitung Karang Ria with MHD value 5 man/hour.Key word: Mosquito, Culex spp, Density, Spatial
ANALISIS SPASIAL PENYEBARAN NYAMUK Culex spp DI KECAMATAN PAAL DUA KOTA MANADO Tumbel, Axl Nirvana; Akili, Rahayu H.; Sondakh, Ricky C.
KESMAS Vol 6, No 3 (2017): Volume 6, Nomor 3, Mei 2017
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nyamuk adalah vektor siklik penyakit pada manusia dan hewan yang disebabkan oleh parasit dan virus. Salah satunya nyamuk yang melakukan penyebaran penyakit adalah nyamuk Culex spp, nyamuk Culex spp adalah vektor dari penyaki Filariasis, Wuchereria bancrofti, brugia malayi, dan Japanese encephalitis. Lingkungan yang tidak terjaga kebersihannya dapat meningkatkan perkembangan dari nyamuk ini. Kecamatan Paal Dua adalah salah satu Kecamatan yang berada di kota Manado yang sebagian dari Kecamatan ini memiliki wilayah-wilayah yang padat akan penduduk serta lingkungan yang cukup kotor sehingga sangat memungkinkan menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Culex spp di daerah ini. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kepadatan dan distribusi spasial nyamuk Culex spp di Kecamatan Paal Dua Kota Manado. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan metode cross sectional. Penelitian ini menggunakan purposive sampling yaitu pengambilan sampel dilakukan di 8 titik di 4 kelurahan Kec. Paal Dua Kota Manado. Sampel yang diteliti adalah semua nyamuk Culex spp yang ditangkap di Kec. Paal Dua Kota Manado. Jumlah nyamuk Culex spp yang tertangkap di 4 Kelurahan Kec. Paal Dua adalah 157 Culex jenis quinquefasciatus. Dari hasil penelitian survei kepadatan dan distribusi nyamuk Culex spp yang dilakukan di wilayah Kec. Paal Dua Kota Manado di 4 Kelurahan, didapatkan 88,70% adalah nyamuk Culex jenis quinquefasciatus. Kepadatan dan distribusi nyamuk Culex spp yang tertinggi berada di Kelurahan Malendeng dengan nilai MHD 9,5 org/jam dan yang terendah berada di Kelurahan Paal Dua dengan nilai MHD 4,5 org/jam.Kata Kunci: Nyamuk, Culex spp, Kepadatan, SpasialABSTRACTMosquito is the vector of cyclic disease for the human and animals that caused by parasite and virus. One of them who did this spreading is Culex spp mosquito. Culex spp mosquito is the vector of the diseases like Filarisis, Wuchereria bancrofti, brugia malayi, and Japanese encephalitis. Environment that’s not maintained it cleanliness could increase the spread of this mosquito. Paal Dua District is one of the district in Manado City which have some region that have dense population and dirty neighborhood which could increase the possibility of increasing the numbers of Culex spp mosquitos. The purpose of this research is to know the density and spatial distribution of Culex spp mosquito in the district of Paal Dua at Manado City. This research is descriptive with cross sectional method. This research were collecting sample at 8 points in 4 areas using the purposive sampling at Paal Dua District of Manado City. All of the investigated sample is Culex spp mosquito that captured at Paal Dua District of Manado City. The numbers of Culex spp mosquito that captured is 157 culex, quinquefasciatus type. The results of the survey research of density and distribution of culex spp mosquito that took places at 4 area in Paal Dua district, got 88.70% of Culex mosquito with quinquefasciatus type. The higest density and distribution of Culex spp mosquito is at Malendeng District with MHD score of 9.5 people/hour and the lowest is at Paal Dua District with MHD score of 4.5 people/hour.Keywords: Mostquito, Culex spp, Density, Spatial.