Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Pengaruh Perbedaan Bahan Pengikat yang dikombinasikan dengan Bahan Penghancur dalam SediaanTabletHisap Ekstrak Habbatus Sauda' (Nigella sativa L.) Anugerah Suciati; Andi Sri Suriati Amal; Lija Oktya Artanti
Pharmasipha : Pharmaceutical Journal of Islamic Pharmacy Vol 3, No 2 (2019): September
Publisher : University Of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (837.023 KB) | DOI: 10.21111/pharmasipha.v3i2.3381

Abstract

Habbatus sauda ' (Nigella sativa L.) have been examined have the content of flavonoid compounds that act as antioxidants. In order to be utilized more effectively and efficiently, it needs to be made innovation preparations with active substances habbatus sauda '. One of the innovations of preparations that can apply habbatus sauda ' as the active substance is troches. This research was conducted to find out the influence incurred due to the difference in binders combined with disintegrant on troches dosage habbatus sauda' extract. Binders used are amylum manihot and PVP while disintegrant used is Avicel PH 102. Troches’ made in four different formulas. The method used in the manufacture of troches is wet granulation with 70% ethanol spraying. On the stage of preformulation, carried out an analysis of halal ingredients. The analysis shows the critical point of halal ingredients used in the formulation is not found. The results of the evaluation of physical properties of granule and tablet indicates that the difference in binders combined with disintegrant affect the physical properties of granule and tablet. The best formula is the Formula 3 with an average value of hardness 8,69 kg/cm3 and the fragility of 0,54%.
EVALUASI FISIK SEDIAAN KONDISIONER DENGAN VARIAN EKSTRAK RIMPANG LENGKUAS MERAH (Alpinia purpurata K. Schum.) Solikah Ana Estikomah; Anugerah Suciati; Vita Kaunia
Pharmasipha: Pharmaceutical Journal of Islamic Pharmacy Vol 5, No 2 (2021): September
Publisher : University Of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/pharmasipha.v5i2.6648

Abstract

Rimpang lengkuas merah (Alpinia purpurata K. Schum) jenis tumbuhan yang sering dimanfaatkan sebagai obat herbal.  Rimpang lengkuas merah mengandung minyak atsiri terdiri dari metilsinamat, eugenol, senyawa flavonoid, alkaloid, steroid yang dapat berfungsi sebagai antijamur dan antibakteri, yang dapat berfungsi sebagai sediaan kondisioner. Sediaan kondisioner memiliki keunggulan lebih praktis dan merupakan salah satu sediaan semi padat yang digunakan untuk pemakaian luar dengan cara dioleskan pada bagian rambut setelah penggunaan shampo. Tujuan penelitian ini untuk mendapakan formulasi sediaan kondisioner dengan konsentrasi ektrak rimpang lengkuas 5%, 10%, dan 15%  pembanding yang digunakan dalam penelitian ini yaitu formulasi sediaan kondisioner tanpa zat aktif. Evaluasi fisik yang dilakukan dalam penelitian ini berupa uji stabilitas dengan metode cycling-test selama 6 siklus yaitu 12 hari yang mencakup uji homogenitas, uji pH, uji viskositas, dan uji ketahanan krim. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa formula 2 merupakan formula yang terbaik dengan konsentrasi 5% ekstrak rimpang lengkuas merah. Berdasarkan uji organoleptik menunujukkan kondisioner pada penelitian ini memiliki bau khas rimpang lengkuas merah, berwarna coklat, berstektur lembut, kental, homogenitas yang stabil, nilai pH antara 5,6-6,3, nilai viskositas antara 5.061,0-18.398,0. Semua formulasi menunjukkan mengalami kenaikan dan penurunan selama waktu penyimpanan.
Evaluasi Fisik Sediaan Kondisioner dengan Varian Ekstrak Rimpang Lengkuas Merah (Alpinia purpurata K. Schum.) Solikah Ana Estikomah; Anugerah Suciati; Vita Kaunia
Pharmasipha : Pharmaceutical Journal of Islamic Pharmacy Vol 5, No 2 (2021): September
Publisher : University Of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/pharmasipha.v5i2.6648

Abstract

Rimpang lengkuas merah (Alpinia purpurata K. Schum) jenis tumbuhan yang sering dimanfaatkan sebagai obat herbal.  Rimpang lengkuas merah mengandung minyak atsiri terdiri dari metilsinamat, eugenol, senyawa flavonoid, alkaloid, steroid yang dapat berfungsi sebagai antijamur dan antibakteri, yang dapat berfungsi sebagai sediaan kondisioner. Sediaan kondisioner memiliki keunggulan lebih praktis dan merupakan salah satu sediaan semi padat yang digunakan untuk pemakaian luar dengan cara dioleskan pada bagian rambut setelah penggunaan shampo. Tujuan penelitian ini untuk mendapakan formulasi sediaan kondisioner dengan konsentrasi ektrak rimpang lengkuas 5%, 10%, dan 15%  pembanding yang digunakan dalam penelitian ini yaitu formulasi sediaan kondisioner tanpa zat aktif. Evaluasi fisik yang dilakukan dalam penelitian ini berupa uji stabilitas dengan metode cycling-test selama 6 siklus yaitu 12 hari yang mencakup uji homogenitas, uji pH, uji viskositas, dan uji ketahanan krim. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa formula 2 merupakan formula yang terbaik dengan konsentrasi 5% ekstrak rimpang lengkuas merah. Berdasarkan uji organoleptik menunujukkan kondisioner pada penelitian ini memiliki bau khas rimpang lengkuas merah, berwarna coklat, berstektur lembut, kental, homogenitas yang stabil, nilai pH antara 5,6-6,3, nilai viskositas antara 5.061,0-18.398,0. Semua formulasi menunjukkan mengalami kenaikan dan penurunan selama waktu penyimpanan.
Formulation And Evaluation Sunflower Seed Oil With Sappan Wood Extract (Caesalpinia Sappan) Lip Balm Anugerah Suciati; Diah Ayu Mutmaina; Nurul Marfu’ah
Farmasains : Jurnal Farmasi dan Ilmu Kesehatan Vol. 9 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/farmasains.v9i1.33765

Abstract

Lip balm preparations can be used to prevent and treat chapped lips due to UV exposure and synthetic ingredients. Natural ingredients such as sappan wood extract and sunflower seed oil can be used to reduce the use of synthetic ingredients. The brazilin compound in sappan wood has anti-free radical, antibacterial, and anti-inflammatory abilities. While chlorogenic type polyphenol compounds in sunflower seeds have potential as antioxidants. The purpose of this study was to make a lip balm preparation of a combination of sunflower seed oil with sappan wood extract. This research is an experimental research by extracting sappan wood using the socletation method and 70% ethanol solvent. Lip balm preparations were made from a combination of sunflower seed oil: secang wood extract in the ratio of 5%:1,25% (F1), 10%:2.5% (F2) and 15%:3,75% (F3). Evaluation of the preparation includes organoleptic test, homogeneity, pH, spreadability, adhesiveness, melting point, and moisture capacity. While the results of the stability test were analyzed using the paired t-test parametric test with SPSS 24.0 and a significance level of 95%. The results showed that the characteristics of the lip balm preparation of a combination of sunflower seeds and sappan wood extract showed results in organoleptic testing, namely having a yellowish beige and yellow color. The aroma is typical of beeswax with an oily semi-solid texture. The lip balm preparation shows that all preparations are homogeneous, with pH test results of 4.90-6.12; leachability of the lip balm.
GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE PADA SANTRIWATI DENGAN KEJADIAN MUNCULNYA PENYAKIT HERPES SIMPLEKS DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM GONTOR PUTRI 1 MANTINGAN, NGAWI, JAWA TIMUR Meylisa, Meylisa; Fadholah, Amal; Fatihah, Nadia Iha; Suciati, Anugerah
Jurnal Ilmiah Global Farmasi (JIGF) Vol. 2 No. 1 (2024): JIGF - Januari
Publisher : PC IAI Sragen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/jigf.v2i1.33

Abstract

Penyakit herpes simpleks merupakan suatu penyakit yang tidak dapat disembuhkan serta bersifat kambuhan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran antara perilaku personal hygiene dan pola penyebaran dengan terjadi munculnya penyakit herpes simplek pada santriwati di Pondok Pesantren Pondok Pesantren Darussalam Gontor Putri 1 Di Mantingan, Ngawi Jawa Timur. Rancangan penelitian ini adalah dengan deskriptif observasional menggunakan pendekatan Retrospektif. Populasi dalam penelitian ini yang terdiagnosa mengalami herpes simplex di BKSM Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor Putri 1, sebanyak 23 santriwati. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup, dengan menggunakan uji validasi secara SPSS yaitu uji Analisis Reliability. Hasil penelitian diperoleh rata-rata skor perilaku personal hygiene pada santriwati Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor Putri 1, sebesar 97,61 % dengan katagori baik. Pada hasil disetiap aspek kebersihan, dari kebersihan kulit diperoleh rata-rata 99,51% dengan katagori baik, kebersihan tangan dan kuku diperoleh rata-rata 96,13% dengan katagori baik, untuk kebersihan gigi dan mulut diperoleh 95,65% dengan katagori baik, kebersihan rambut diperoleh rata-rata 99,27% dengan katagori baik, dan kebersihan pakaian diperoleh rata-rata 97,82%, sedangkan pola penyebaran diperoleh rata-rata 97,68% dengan katagori baik. Berdasarkan hasil penelitian menyimpulkan bahwa santriwati Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor Putri 1 memiliki perilaku personal hygiene yang baik serta pola penyebaran mengenai penyakit yang baik. Namun terjadi herpes simplek, dan penyebaran di lingkungan disebabkan oleh kurangnya kebersihan kulit yang terletak diarea tersembunyi, belum menggunakan sabun antiseptik, merawat dan menjaga kebersihan gigi dan mulut dalam berkumur dengan obat kumur, serta aktivitas yang padat dan kegiatan bersama. Dengan dukungan dari lingkungan sekitar dan sumber penyakitnya tersebut, serta imun tubuh yang kurang baik.
Formulasi Sabun Cair Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) Dengan Variasi Kombinasi Crude Palm Oil (CPO) Dan Virgin Coconut Oil (VCO) Kurniawan, Kurniawan; Maulidah, Fildzah; Mira K, Nadia; Suciati, Anugerah
Jurnal Ilmiah Global Farmasi (JIGF) Vol. 2 No. 2 (2024): JIGF - Mei
Publisher : PC IAI Sragen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/jigf.v2i2.51

Abstract

Daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) Telah banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai bentuk sediaan topikal dan oral. Dalam studi ini, para peneliti memilih bentuk sediaan sabun cair yang bertujuan untuk memberikan perawatan yang dapat digunakan di setiap lingkaran dan mudah digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik sabun cair dengan kombinasi CPO dan VCO sebagai dasar pembuatan sabun cair. Ekstrak daun sirih merah tebal dibuat dengan pelarut etanol 70%. Formulasi sabun cair ekstrak daun sirih merah dengan variasi kombinasi CPO dan VCO dibuat dalam 5 formula, dengan variasi kombinasi CPO dan VCO yaitu; Formula 1 (CPO 50), Formula 2 (VCO 20: CPO 30), Formula 3 (VCO 25: CPO 25), Formula 4 (VCO 30: CPO 20), Formula 5 (VCO: 50). Persiapan diuji untuk sifat fisik termasuk organoleptik, uji pH, uji busa tinggi, kadar air dan uji homogenitas yang dianalisis menggunakan uji One Way Anova. Uji stabilitas meliputi uji organoleptik, pH, dan busa tinggi. Hasil uji sifat fisik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan konsentrasi CPO dan VCO, yang ditunjukkan oleh perbedaan warna, tekstur, pH, kadar air, dan tinggi busa sabun cair ekstrak daun sirih cair. Dapat disimpulkan bahwa sabun ekstrak daun sirih merah cair dengan kombinasi CPO dan VCO dengan konsentrasi VCO 25 dan CPO 25 memiliki kriteria baik sebagai sabun cair dengan pH 9,6, tinggi busa 1,7 cm, kadar air 27 cm. , 4%, dan stabil dalam uji stabilitas penyimpanan dipercepat.
Uji efektivitas kombinasi ekstrak rimpang lengkuas merah (Alpinia purpurata) dan minyak zaitun sebagai antijamur Pityrosporum ovale Marfu'ah, Nurul; Sulikhah, Novia Anggreani; Fajri, Mathla’il; Suciati, Anugerah
Pharmasipha : Pharmaceutical Journal of Islamic Pharmacy Vol. 8 No. 1 (2024): Maret
Publisher : University Of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/pharmasipha.v8i1.12317

Abstract

Indonesia memiliki iklim tropis dan kelembapan yang tinggi sehingga membuat potensi tumbuhnya ketombe yang disebabkan oleh jamur Pityrosporum ovale semakin tinggi. Lengkuas merah memiliki senyawa eugenol, sedangkan minyak zaitun memiliki senyawa fenolik yang berfungsi sebagai antifungi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efektivitas kombinasi ekstrak rimpang lengkuas merah dan minyak zaitun sebagai antijamur Pityrosporum ovale.  Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, proses esktraksi lengkuas merah menggunakan metode maserasi dengan pelarut n-heksan. Uji daya hambat pertumbuhan jamur Pityrosporum ovale dengan metode difusi menggunakan paper disc. Kombinasi ekstrak rimpang lengkuas merah dan minyak zaitun yaitu P1 (25%:75%), P2 (75%:25%), P3 (50%:50%), P4 (100%:0%), P5 (0%:100%), kontrol positif (ketoconazole 2%) dan kontrol negatif (DMSO 1%). Data berupa zona hambat dianalisis menggunakan one way ANOVA dan dilanjutkan dengan uji Pos-hoc LSD. Program statistic yang digunakan adalah SPSS 24.0 dengan taraf signifikansi 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak n-heksan rimpang lengkuas merah dan minyak zaitun efektif sebagai antijamur Pityrosporum ovale (p < 0,05). Kombinasi ekstrak n-heksan rimpang lengkuas merah 75% dengan minyak zaitun 25% (P2) paling efektif sebagai antijamur Pityrosporum ovale dengan zona hambat 11,14 mm (kriteria hambat kuat).
FORMULASI dan UJI ANTIOKSIDAN EKSTRAK BAYAM MERAH (Amaranthus tricolor linn) SEBAGAI SEDIAAN GUMMY CANDY Kurniawan, Kurniawan; Prasetia, Dien Aji; Suciati, Anugerah
Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 13, No 2 (2024): Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Harapan Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/pjif.v13i2.6718

Abstract

Daun Radikal bebas merupakan gugus atom yang memiliki satu atau lebih elektron tidak berpasangan. Antioksidan dapat menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi kurangnya elektron dan menghambat reaksi berantai. Antioksidan sebagai penyumbang radikal hidrogen dan bertindak sebagai akseptor radikal bebas sehingga bisa menunda tahapan pembentukan radikal bebas pada tubuh. Salah satu alternatif sumber antioksidan yaitu antosianin yang terdapat dari bayam merah (Amaranthus tricolor Linn). Ekstrak bayam merah dibuat sediaan gummy candy agar mempermudah anak-anak dalam mengonsumsi sayuran dengan rasa, bentuk warna dan aroma lebih menarik. Tujuan penelitian ini untuk membuat sediaan gummy candy kemudian mengetahui kandungan antioksidan dalam sediaan gummy candy. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan tiga formula sediaan gummy candy pada konsentrasi ekstrak berbeda yaitu F1(5%), F2(10%), F3(15%). Kontrol positif yang digunakan untuk melihat nilai antioksidan dari sediaan yaitu asam askorbat. Proses ekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%. Evaluasi karakteristik sediaan meliputi uji organoleptik, pH, kadar air, dan antioksidan menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasil penelitian ini menunjukkan semua formula memenuhi karakteristik dari uji organoleptik dan dengan nilai pH (3,5-3,8). Kadar air formula 1 dan 2 memenuhi standar SNI namun formula 3 melebihi standar SNI dengan presentase (21,27. Kadar antioksidan semua formula digolongkan sangat aktif. Berdasarkan hasil penelitian sediaan disimpulkan bahwa gummy candy ekstrak bayam merah memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat untuk menangkal radikal bebas dan karakteristik sediaan memenuhi standar SNI, dengan formulasi terbaik sediaan yaitu formula 1 dengan nilai IC50 4,45 ppm.
Efektivitas Sun Protecting Factor Serum Ekstrak Biji Pinang (Areca catechu L.) Sebagai Tabir Surya Sawitri, Satwika Budi; Dewi, Yulisa Raras; Suciati, Anugerah; Agustin, Brillian Sindi
Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 14, No 2 (2025): Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Harapan Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/pjif.v14i2.8613

Abstract

The impact of UV exposure on the skin is to increase the risk of skin cancer, cause sunburn, accelerate premature aging, dark spots and various other skin problems. Based on various research data on the activity of areca nut extract, it can support the development of herbal ingredients for the pharmaceutical and cosmetic industries. The purpose of this study was to determine the effectiveness of areca nut extract serum preparations as sunscreen by calculating the SPF value. The research method used was an experimental method in the laboratory by varying the concentration of areca nut extract in the serum preparation at F0 0%; F1 1.5%; F2 3%; F3 4.5% and F4 6%. The results showed that the extract serum with organoleptic brick red preparations, the distinctive aroma of areca nuts and a semi-solid texture. The resulting pH value ranged from 5.10 to 5.63 with a spreadability of the preparation between 5.13 to 6.07 cm and a viscosity of the preparation in the range of 1363.03 to 4703.03 cPs. The test results on the SPF value showed that F4 had the highest SPF value of 7.088 which was included in the maximum protection category. Based on this study, it can be concluded that the areca nut extract serum in the Oneway Anova test obtained a significance value of 0.05, meaning that there was no significant difference in the SPF activity of each sample. So it can be concluded that the difference in the concentration of areca nut extract in the serum formulation does not significantly affect the sun protecting factor value in the areca nut extract serum preparation.
Edukasi Jamu sebagai Obat Tradisional Indonesia pada Remaja di Pondok Modern Widyaratna, Indriyanti; Suciati, Anugerah; Fajri, Mathla’il; Nurani, Asyfi
NuCSJo : Nusantara Community Service Journal Vol. 1 No. 4 (2025)
Publisher : Lembaga Penelitian Dan Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70437/8f55yv61

Abstract

Jamu merupakan salah satu kekayaan Indonesia yang telah digunakan secara turun temurun dan diakui secara Internasional sebagai warisan budaya non produk oleh UNESCO. Namun saat ini, masih banyak remaja di pondok Modern yang tidak mengetahui informasi akurat seputar jamu dan manfaatnya. Kegiatan pengabdian masyarakat ini merupakan sebuah studi pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan informasi seputar obat tradisional pada remaja di pondok modern. Data diperoleh dari 82 responden remaja dengan rentang usia 18–23 tahun dengan hasil yang menunjukkan bahwa sebanyak 64,6% remaja mengetahui bahwa jamu sudah diakui secara Internasional sebagai obat tradisional. Kendati demikian, sebanyak 47,6% remaja menganggap bahwa jamu hanya dapat digunakan sebagai pemeliharaan kesehatan saja. Hal ini dapat berkaitan dengan pendapat dari 91,5% responden yang berasumsi bahwa jamu hanya terdiri dari 1 bahan ramuan saja. Kesimpulan dari studi ini adalah bahwa tingkat pengetahuan remaja di pondok modern sudah baik (81,7%), namun perlu peningkatan informasi seputar jamu sebagai obat tradisional dan khasiatnya sebagai bahan pengobatan komplementer