Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

The Study of Site Selections of Green Open Space as a City Park in the Badung Regency Putu Andre Wicaksana Putra; Ngakan Putu Sueca; Tri Anggraini Prajnawrdhi
Journal of A Sustainable Global South Vol 4 No 2 (2020): August 2020
Publisher : Institute for Research and Community Services Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/jsgs.2020.v04.i02.p03

Abstract

The density of a city affects the power to build an area. Regional development has a large impact on compaction and land cover on an area. This will certainly affect the reduced availability of open land, especially green open space (GOS) in an area. At the mandate of the government through Law No. 26 of 2007 concerning spatial planning it is required that within an area the availability of green open space be 30% of the total area. Badung Regency need for green space with a minimum area standard / capita of 0.3 m2 will obtain the area of ??green park needs of the City of 18,900 m2. The need for green space is then initiated by the Government of Badung Regency that the procurement will be followed by the provision of public space functions in the form of city parks. In the provision of green space in the form of city parks, a study of locations that will be used as city parks is needed. This location study begins by looking at locations that have potential by looking at accessibility, social, cultural, economic, and physical conditions as well as permits and regulations related to the land status. Therefore, it is deemed necessary to conduct a site study using the Analytical Hierarchy Process (AHP) method. That way it will be easier to conclude and determine the best location as a function of green open space as well as public open space in the form of city parks. Keywords : Location, Green Open Space, City Park, Mangupura
Tato Arts Center in Badung, Bali Made Bagus Angga Maheswara; Tri Anggraini Prajnawrdhi; I Wayan Wiryawan
Journal of A Sustainable Global South Vol 1 No 2 (2017): August 2017
Publisher : Institute for Research and Community Services Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (422.425 KB) | DOI: 10.24843/jsgs.2017.v01.i02.p05

Abstract

The centre of arts was a place for activity that related to the arts itself, as a place to show the local art and culture, and provide us information about the artworks that made by the artist and show it to the visitors or consumers by displaying these artworks into art exhibition that expected to be able reach a wider market. This art centre published as a gallery that will accommodate tattoo artist to show their artwork as a paintings and tattoos on synthetic leather. The research of this study using qualitative method by spreading questionnaires, studying literature with local regulations including the application of the characteristics of traditional Balinese architecture that are harmoniously environmentally friendly, and field observation techniques on objects related to facilities found in art centers such as galleries, exhibitions and tattoo studios where the results of the research steps are the results of questionnaires with 70 respondents 98, 6% were in-terested in tattoo art and agreed to realize the planning of the Tattoo Art Center in Badung, The result of this literature study and observation were the architecture that used generally between Balinese architecture with modern architec-ture in the building that used neo vernacular concept. This building was applying the neo vernacular concept in the gallery section where the gallery facade applies the Tri Angga concept, such as the head, body and legs which were in traditional forms, using pyramid roofs which have mudras and participate in Ciledu and used local materials in the form of bricks and natural stones through application it produced concept of neo vernacular. Index Terms— neo vernacular, art center, tattoo, gallery, facade.
DISAIN FASILITAS PENDUKUNG KAYEHAN DESA ALAS JERINGO DI DESA PEDAWA T. A. Prajnawrdhi; I. N. W. Paramadhyaksa; N. M. M. Mahastuti; M. W. Satria
Buletin Udayana Mengabdi Vol 20 No 1 (2021): Buletin Udayana Mengabdi
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1053.979 KB) | DOI: 10.24843/BUM.2021.v20.i01.p06

Abstract

Kayehan Desa di Desa Pedawa merupakan sumber air dan fasilitas umum yang dipergunakan oleh seluruh lapisan masyarakt Pedawa. Kayehan desa yang berada pada daerah sumber air ditengah hutan ini memiliki kondisi yang masih belum layak dan susah ditempuh jika musim hujan. Dibawah kegiatan pengabdian masyarakat dalam skema PUU di tahun 2020, salah satu kayehan Desa yang bernama Kayehan Desa Alas Jeringo yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Tulisan ini akan menbahas tentan disain fasilitas pendukung yang dibutuhkan kayehan Desa Alas Jeringo sehingga dapat berfungsi dengan lebih optimal baik di musim kemarau maupun di musim hujan. Metode kualitatif yang melibatkan observasi lapangan, wawancara dan diskusi dipergunakan dalam menghasilkan konsep disain yang sesuai dan merupakan perpaduan dari ide perancang dan mampu mengakomodasi aspirasi masyarakat setempat. Analisis dilakukan dengan menggunakan SWOT analisis. Hasil memunjukkan bahwa disain yang sesuai untuk fasilitas pendukung Kayehan Desa Alas Jeringo ini menggunakan konsep arsitektur tropis dan disain arsitektur yang berkelanjutan sehingga fasilitas ini mampu memberikan keberlanjutan fungsi yang baik dan bisa dipergunakan oleh masyarakat setempat maupun pengunjung yang datang dalam jangka waktu panjang. Terlebih lagi, dengan konsep arsitektur tropis dan berkelanjutan, disain fasilitas penunjang tidak merusak lingkungan sekitarnya.
DOKUMENTASI DAN PENATAAN PURA DALEM KAYEHAN DESA DI DESA PEDAWA KECAMATAN BANJAR, KABUPATEN BULELENG T.A. Prajnawrdhi
Buletin Udayana Mengabdi Vol 20 No 3 (2021): Buletin Udayana Mengabdi
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (517.191 KB) | DOI: 10.24843/BUM.2021.v20.i03.p09

Abstract

Pura Dalem Kayehan Desa merupakan salah satu warisan budaya yang ada di Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng. Pura Kayehan Desa ini merupakan sebuah fasilitas umum yang dipergunakan oleh masyarakat setempat sebagai tempat kegiatan ritual, mengambil air untuk kebutuhan sehari-hari dan sebagai tempat pemandian umum. Fasilitas umum ini merupakan salah satu fasilitas penting yang ada di Desa Pedawa, namun belum mendapatkan perawatan yang optimal dan segera membutuhkan penataan. Penataan dan pengembangan fasilitas ini diperlukan karena saat ini belum mampu mengakomodasi segala kegiatan masyarakat setempat dari yang bersifat sacral hingga profan dengan optimal. Tulisan ini memaparkan tentang kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan untuk membuat dokumentasi serta disain penataan Pura Dalem Kayehan Desa sehingga mampu mengakomodasi semua kegiatan masyarakat dan sekaligus merawat fasilitas ini agar keberadaannya dapat dilestarikan di masa mendatang. Observasi lapangan serta wawancara dengan pemuka adat dan focus group dilakukan untuk memahami permasalahan dan mendapatkan masukan sebagai landasan konsep penataan. Hasil menunjukkan konsep disain penataan Pura Dalem Kayehan Desa menekankan pada peningkatkan sistim dan jaringan utilitas, penambahan fasilitas pendukung yang mampu mendukung semua kegiatan mulai dari sacral hingga profane. Kata kunci : kayehan desa, Pedawa, pura, penataan
Pola Persebaran Aktivitas Wisatawan Terhadap Pemanfaatan Lahan di Pantai Sanur Kadek Suwi Yantari; Ngakan Ketut Acwin Dwijendra; Tri Anggraini Prajnawrdhi
Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota Vol 18, No 2 (2022): JPWK Volume 18 No. 2 June 2022
Publisher : Universitas Diponegoro, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/pwk.v18i2.36468

Abstract

Pantai Sanur merupakan kawasan pariwisata yang memiliki standar fasilitas dengan beragam aktivitas wisatawan yang diwadahinya. Adanya tuntutan terhadap fasilitas penunjang dari berbagai aktivitas yang berbeda menjadikan munculnya permasalahan pemanfaatan lahan di Pantai Sanur. Permasalahan pemanfaatan lahan yang terjadi yaitu: adanya pemanfaatan lahan untuk fasilitas penunjang yang letaknya tidak terorganisir, dan adanya kepadatan pemanfaatan lahan di Pantai Sanur. Penelitian dilakukan untuk menemukan pengaruh dari pola persebaran aktivitas wisatawan di Pantai Sanur terhadap pemanfaatan lahannya. Selain itu penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan faktor penyebab terjadinya kepadatan pemanfaatan lahan di Pantai Sanur. Metode kualitatif digunakan pada penelitian ini dengan teknik pengumpulan data observasi, dokumentasi, dan kuesioner. Hasil dari penelitian menemukan bahwa di Pantai Sanur terdapat 5 (lima) kelompok aktivitas, yaitu: aktivitas penyeberangan, ekonomi, olahraga, wisata, dan aktivitas keagamaan. Penelitian ini juga menemukan pemanfaatan lahan di Pantai Sanur dipengaruhi oleh tuntutan fasilitas penunjang untuk aktivitas utama (aktivitas wisata dan aktivitas penyeberangan). Pola persebaran fasilitas pariwisata di Pantai Sanur membentuk pola linier ke arah jalan setapak, dengan kepadatan pemanfaatan lahan kearah selatan kawasan Pantai Sanur.
Sustainable Compact City as an Urban Sprawl Arrangement Concept in Penatih Dangin Puri, Denpasar Putu Pradnya Lestari Ratmayanti; Tri Anggraini Prajnawrdhi; Ciptadi Trimarianto
Journal of A Sustainable Global South Vol 7 No 1 (2023): February 2023
Publisher : Institute for Research and Community Services Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/jsgs.2023.v07.i01.p06

Abstract

The population growth in Denpasar City is happening very rapidly due to several factors and aspects of population. The growing number of people living in urban areas with aspects of life that take place continuously causes the city to no longer be able to accommodate all aspects of population activities. Therefore, there has been development in suburban areas such as Penatih Dangin Puri Village, which has become a location for filling space for an increasing population with various positive and negative impacts, one of which is the urban sprawl. To reduce the negative impact that occurs due to urban sprawl, the concept of sustainable compact city is the solution. The concept of Sustainable Compact City aims to reduce the use of conversion of agricultural land to non-agricultural land, reduce dependence on private transportation, empower public transportation, increase green open space, and make it easier for people to enjoy other public facilities. This concept is then expected to be able to produce the right strategy in accommodating all changes and indirectly control growth and be able to control the problems that arise due to the existence of this Urban Sprawl. Seeing these problems, the concept of Sustainable Compact City can be a concept for dealing with Urban Sprawl in the Penatih Dangin Puri village area, Denpasar City, which cannot be prevented from growing until now. Keywords: Urban Sprawl, Sustainable, Compact City, suburban area, structuring, land conversion.
TINGKAT LIVABILITAS RUANG TERBUKA PUBLIK PADA PANTAI NYANG NYANG BERDASARKAN PERSEPSI WISATAWAN MANCANEGARA M.D. Hermawan; S.R. Girsang; K.B.P.K. Vedanta; N. Siaindo; T.A. Prajnawrdhi
Buletin Udayana Mengabdi Vol 23 No 2 (2024): Buletin Udayana Mengabdi
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/BUM.2024.v23.i02.p05

Abstract

The beach is one of the most popular public open spaces, especially on the island of Bali, especially in Pecatu Village. The high number of beach visitors, especially foreign tourists, demands various needs and supporting facilities that need to be met to ensure visitor comfort and optimize the potential of public open spaces to accommodate activities, as a livability factor. The purpose of this survey and paper is to interpret the quality of a beach based on the livability factor and the potential of public area facilities that can be developed. Good beach open space livability will create a comfortable and pleasant feeling for visitors, thus inviting tourists to do activities in it which directly impacts the economic progress of the Pecatu Village community. This paper was made based on the results of observations on public open spaces at Nyang Nyang Beach from September 2022 to January 2023 which were processed using a quantitative analysis method. The results of the quantitative analysis of the questionnaire prove that the level of livability for public open space in Nyang Nyang Beach is still relatively low, therefore it is necessary to provide facilities and infrastructure in the area. Keywords: livability, Nyang Nyang Beach, public open space, facilities, foreign tourists
Karakter Arsitektural Bangunan Kolonial sebagai Warisan Budaya Kota Singaraja Ni Ketut Agusintadewi; Tri Anggraini Prajnawrdhi; Made Wina Satria
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 8 No. 2 (2019): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32315/jlbi.8.1.16

Abstract

Menelusuri sejarah Kota Singaraja sebagai ibukota Kabupaten Buleleng di Bali Utara selalu bertalian erat dengan peninggalan arsitektur kolonial Belanda. Peninggalan arsitektur kolonial masih dapat ditemui dibeberapa sisi kota, tetapi tidak sedikit yang sudah mengalami perubahan bentuk, bahkan tampak berbeda dengan keadaan semula. Adanya akulturasi dalam arsitektur antara penjajah dan kultur Bali dan juga penyesuaian pada iklim tropis menyebabkan arsitektur kolonial di kota ini memiliki tampilan yang unik. Tujuan penelitian ini adalah menelusuri pembentuk elemen fasade bangunan dan pembentuk elemen ruang dalam sebagai karakter arsitektural bangunan kolonial di Kota Singaraja. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan teknik pengambilan data secara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Bangunan kolonial yang dipilih sebagai kasus studi dilakukan dengan teknik purposive sampling melalui beberapa kriteria. Analisis data dilakukan secara induktif dengan lebih menekankan kepada makna dan nilai sejarah. Hasil pengamatan peneliti menjadi salah satu cara untuk memaparkan dan menyimpulkan kedua elemen pembentuk karakter arsitektural pada bangunan-bangunan kolonial tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bangunan kolonial di Kota Singaraja memiliki karakter arsitektural yang dapat ditentukan dari jendela, pintu masuk, atap, dan dinding. Sementara karakter yang lain dapat ditentukan dari denah dasar dan bentuk bangunan. Indikator dari variabel-variabel tersebut semakin memperkuat karakter arsitektural pada bangunan-bangunan kolonial tersebut secara fisik dan visual sebagai warisan budaya kota dalam memperkuat identitas Kota Singaraja sebagai kota pusaka.
Characteristics and Environmental Quality of using Tribe Settlements in Kemiren Abu Sufyan; Tri Anggraini Prajnawrdhi; Ni Ketut Agusintadewi
Wacana Journal of Social and Humanity Studies Vol. 23 No. 3 (2020)
Publisher : Sekolah Pascasarjana Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemiren Village is designated as a traditional house architecture tourism village. The development has brought Kemiren Village to economic experienced growth and will be affecting dynamic changes of physical settlements. Research using the rationalistic-qualitative, descriptive and explorative method. Data collection conducting by field observations, interviews, and documentation then be analyzed using descriptive analysis, evaluative analysis, and development analysis approach. Results from physical conditions mapping, the characteristics of settlements are highly dependent on aesthetic quality, scarcity, and exceptionalness. Result from the analysis, the value of culture is 60%, while the value of environmental quality is 50%.  
Tipologi dan Dinamika Wilayah Pesisir Padangbai di Kabupaten Karangasem I Putu Wahyu Wedanta Pucangan; Tri Anggraini Prajnawrdhi; I Nyoman Widya Paramadhyaksa
RUANG: Jurnal Lingkungan Binaan (SPACE: Journal of the Built Environment) Vol 10 No 2 (2023): October 2023
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JRS.2023.v10.i02.p01

Abstract

This study examines typologies and dynamics, disaster potential and development schemes for the Padangbai coastal area. Analysis within is based on primary and secondary spatial typologies. The results of the literary synthesis show that there is a link between coastal typologies and coastal dynamics, which are inseparable from potential disasters and coastal development. This study uses a qualitative method of descriptive analysis of both secondary data and data collected from field observations. The development of typologies for the Padangbai coastal area is divided into three stages. The first is the establishment of a man-made coastal typology. The second is the formation of beaches on cliffs due to erosion by sea waves. The third is the formation by sedimentation processes on the coast, namely sea deposition beaches. Coastal dynamics that occur in the Padangbai Coastal Area consist of two processes, namely anthropodynamics and hydrodynamics. Based on the typology of the wave erosion coast, potential forms of development for the Padangbai Coastal Area are accommodation for tourism, snorkelling, diving and water sports with a low level of disaster potential. The potential for development in the Padangbai Coastal Area based on the coastal typology of the marine deposition coast is the development of marine infrastructure (harbour) and tourism accommodation with high to low levels of disaster potential.Keywords: coastal; typology; dynamics; disaster AbstrakPenelitian ini mengkaji tipologi pesisir, dinamika pesisir, potensi bencana dan pengembangan pesisir di Wilayah Pesisir Padangbai. Analisisnya didasarkan pada tipologi keruangan primer dan sekunder. Hasil sintesa literatur didapat bahwa ada kaitan antara tipologi dan dinamika pesisir yang tidak terpisahkan dari potensi bencana serta pengembangannya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif terdiri dari deskriptif dari data yang diperoleh dari data sekunder dan observasi lapangan. Pembentukan tipologi di Wilayah Pesisir Padangbai dapat dibagi menjadi tiga tahapan. Pertama adalah pembentukan tipologi pesisir buatan manusia. Kedua pembentukan wave erotion coast pada cliff , dan ketiga pembentukan oleh proses sedimentasi di pesisir yaitu marine deposition coast. Dinamika kepesisiran yang terjadi di Wilayah Pesisir Padangbai terdiri dari dua proses yaitu antropodinamik dan hidrodinamik. Potensi pengembangan di Wilayah Pesisir Padangbai berdasarkan tipologi pesisir wave erotion coast adalah akomodasi pariwisata, snorkeling, menyelam dan olahraga air dengan potensi bencana rendah. Potensi pengembangan di Wilayah Pesisir Padangbai berdasarkan tipologi pesisir marine deposition coast adalah pembangunan infrastruktur laut (pelabuhan) dan akomodasi pariwisata dengan potensi bencana tinggi-rendah.Kata kunci: pesisir; tipologi; dinamika; bencana