Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENGOLAHAN AIR BANJIR MENJADI AIR BAKU DI DAERAH RAWAN BANJIR Dwiratna, Sophia; Pareira P, Boy Macklin; Kendarto, Dwi Rustam
Dharmakarya Vol 7, No 1 (2018): Maret
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (643.061 KB) | DOI: 10.24198/dharmakarya.v7i1.11444

Abstract

Saat terjadi bencana banjir, ketersediaan air menjadi sangat krusial. Kebutuhan akan air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi, memasak, mencuci dan sebagainya sangat sulit dipenuhi ditengah-tengah keadaan bencana banjir. Salah satu wilayah di Kabupaten Bandung yang sering terkena dampak banjir adalah Desa Rancaekek Wetan Kecamatan Rancaekek. Desa ini setiap musim hujan selalu terkena dampak luapan sungai Cikeruh. Pada saat banjir, sumur sumur yang biasa digunakan tercemar air banjir sehingga kondisinya keruh dan berbau. Melalui kegiatan penyuluhan dan pelatihan pengolahan air banjir menjadi air bersih, diharapkan dapat meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan pengolahan air banjir menjadi air bersih dan air baku bagi masyarakat yang terkena dampak banjir. Salah satunya adalah menggunakan teknologi sederhana melalui proses koagulasi-sedimentasi-filtrasi untuk menghasilkan air bersih yang layak pakai oleh masyarakat di pengungsian. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan guna memasyarakatkan teknologi sederhana pengolahan air banjir menjadi air baku sebagai upaya penanganan bencana banjir.
MODEL OPTIMASI AGRO ECO-INDUSTRIAL PARK BERBASIS INDUSTRI TAHU DENGAN PENDEKATAN GOAL PROGRAMMING Setiawan, Timotius; Suryadi, Edy; Prawiranegara, Boy Macklin Pereira
J@ti Undip : Jurnal Teknik Industri Vol 14, No 3 (2019): September 2019
Publisher : Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.771 KB) | DOI: 10.14710/jati.14.3.129-138

Abstract

Industri tahu di Kabupaten Sumedang menghadapi beberapa permasalahan terkait limbah, inefisiensi penggunaan air, dan ketergantungan terhadap bahan baku (kedelai) impor. Konsep Agro Eco-industrial Park (AEIP) berbasis industri tahu dapat menjadi alternatif solusi untuk memperbaiki kinerja industri tahu dan agroindustri terkait lainnya. Pengembangan AEIP perlu mempertimbangkan keseimbangan kapasitas untuk mengoptimalkan kinerja sistem. Penelitian ini bertujuan membangun suatu model optimasi AEIP berbasis industri tahu yang didukung agribisnis ternak sapi, usaha tani kedelai, produksi pupuk organik, dan unit biodigester. Penelitian dilakukan di sentra industri tahu Giriharja, Kabupaten Sumedang dengan menggunakan metode Goal Programming untuk memodelkan pertukaran material antar agroindustri. Model memasukkan lima variabel keputusan yaitu jumlah produksi tahu, jumlah produksi ternak sapi, jumlah produksi kedelai, jumlah produksi pupuk organik, dan jumlah produksi biogas. Kinerja model diukur dari sisa pertukaran material dan derajat daur ulang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model yang dibangun mampu memberikan solusi optimal berupa jumlah produksi untuk masing-masing agroindustri. Model juga menunjukkan kinerja yang lebih baik dibanding sistem yang sedang berjalan yang diindikasikan dengan penurunan sisa limbah dan peningkatan Recycle Rate.
Kinerja dan Karakteristik Konsumsi Energi, Air, dan Nutrisi pada Sawi Pagoda (Brassica narinosa) Menggunakan Sistem Fertigasi Deep Flow Technique (DFT) Hidayah, Aidah Luthfi; Dwiratna, Sophia; Prawiranegara, Boy Macklin Pareira; Amaru, Kharistya
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jkptb.2020.008.02.02

Abstract

Hidroponik dapat membantu tanaman untuk tumbuh. Keberhasilan penggunaannya dapat ditinjau dari kinerja yang dihasilkan serta mengetahui karakteristik konsumsi yang dibutuhkan selama satu kali masa tanam sawi pagoda. Penelitian ini dilaksanakan di rooftop gedung Departemen Teknologi Industri Pangan Universitas Padjadjaran. Fertigasi hidroponik yang digunakan pada penelitian ini adalah Deep Flow Technique (DFT) dengan parameter yang diukur adalah jumlah penggunaan air konsumtif, jumlah penambahan pekatan nutrisi dan jumlah energi listrik yang digunakan serta keseragaman dari hasil pertumbuhan tanaman dan hasil panen. Hasil penelitian menunjukkan kinerja pertumbuhan ditinjau dari keseragaman masuk dalam kategori cukup hingga sangat baik dengan hasil rata-rata tinggi 17,95 cm, jumlah daun 26,71 lembar, diameter tajuk 23,26 cm, bobot 79,11 gram, dan panjang akar 72,82 cm yang mampu dicapai dalam waktu yang lebih cepat dibanding budidaya secara konvensional yaitu hanya 28 hari. Efisiensi penggunaan air yang dihasilkan sebesar 50,441 Kg/m3 dan produktivitas lahan sebesar 1,736 Kg/m2 ditunjang dengan konsumsi energi listrik 38,57 MJ/m2, konsumsi air 1,57 liter/tanaman dan konsumsi nutrisi 12,17 ml/tanaman yang terhitung lebih kecil dibanding dengan budidaya secara konvensional.
Evaluasi kualitas nutrisi microgreen bayam merah dan hijau menggunakan cahaya buatan Aida Fadlilah Rahmani; Syariful Mubarok; Mochammad Arief Soleh; Boy Macklin Pareira Prawiranegara
Kultivasi Vol 20, No 3 (2021): Jurnal Kultivasi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kultivasi.v20i3.33365

Abstract

AbstrakPermasalahan yang muncul untuk mengusahakan pertanian perkotaan adalah semakin sulitnya menemukan lahan pertanian yang dimiliki masyarakat dan kesempatan waktu yang minim untuk budidaya tanaman. Permasalahan tersebut dapat diatasi salah satunya dengan menggunakan sistem hidroponik ditambah pencahayaan buatan untuk kebutuhan pertumbuhan tanaman. Penanaman microgreen dalam ruangan merupakan salah satu cara untuk memudahkan masyarakat dalam berbudidaya tanaman. Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari jenis warna cahaya buatan terhadap kualitas nutrisi microgreen bayam merah dan bayam hijau. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Analisis Tanaman dan Pasca Panen Hortikultura, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok dengan dua faktor perlakuan, yaitu warna cahaya yang terdiri dari 5 level dan jenis tanaman yang terdiri dari 2 level. Faktor warna cahaya terdiri dari kontrol-cahaya matahari, kontrol artifisial-neon, lampu light emitting diode (LED) full spectrum, LED warna biru, dan LED warna merah. Faktor varietas tanaman yaitu microgreen bayam merah dan bayam hijau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi pengaruh interaksi antara warna cahaya dan varietas tanaman terhadap kualitas nutrisi microgreen yaitu kandungan fenol, flavonoid, dan aktivitas penangkap radikal diphenyl picril hydrazil hydrate (DPPH). Respon masing-masing varietas menunjukkan kualitas nutrisi yang berbeda. Perlakuan pencahayaan LED warna biru dan full spectrum memberikan kualitas hasil terbaik pada microgreen bayam merah, sedangkan perlakuan pencahayaan LED warna merah dan biru memberikan kualitas hasil terbaik pada microgreen bayam hijau.Kata kunci: Bayam ∙ LED ∙ Microgreen  ∙ Warna cahaya Abstract. Agricultural problems in urban area are the obstacle to provide proper agricultural land owned by the local community and  time limitation for plant cultivation activities. This problem can be overcome by using hydroponic system equipped by artificial lighting for plant growth needs. The concept of microgreen culture in indoor condition may ease people to have plant cultivation activities.  The experiment was carried out to study the effect of different types of artificial light color on the nutritional quality of red and green spinach microgreen. The experiment was conducted at the Laboratory of Plant Analysis and Post-Harvest Horticulture, Faculty of Agriculture, Universitas Padjadjaran. The experimental design was randomized block design with two factors: artificial light color consisting of five levels and plant species consisting of two levels. The light color factor consisted of sunlight-control, artificial neon tube lamp-control, full spectrum light emitting diodes (LEDs), blue LEDs, and red LEDs. Plant varieties were red and green spinach. The results showed that there was an interaction between light color and plant varieties on nutritional quality of microgreen, such as phenol, flavonoid content, and diphenyl picril hydrazil hydrate (DPPH) radical scavenging activity. The responses of red and green spinach showed different nutritional quality. Blue and full spectrum LED lighting gave the best nutritional quality to red spinach microgreen, while red and blue LED lighting treatments gave the best results to green spinach microgreen. Keywords: Spinach ∙ LED ∙ Microgreen ∙ Light colors
OPTIMASI PEMAKAIAN JAM KERJA DAN BAHAN BAKU DALAM MEMPRODUKSI MINUMAN INSTAN TRADISIONAL Sondang Kiki Rosita; Totok Herwanto; Ahmad Thoriq; Boy Macklin Pareira
AGROINTEK Vol 13, No 2 (2019)
Publisher : Agroindustrial Technology, University of Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agrointek.v13i2.5052

Abstract

CV. Cihanjuang Inti Teknik is a small or medium-sized business (UKM) engaged in the traditional beverage processing industry. The company is faced with problems of use to optimize the use of work time so that there is no idle work time or overtime working hours. Other problems, so far the procurement of raw materials carried out is also only based on estimates, namely with raw materials made in stock without taking into account quantitative calculations. The goal programming method is used with the aim of analyzing and describing the optimal use of resources in working hours and raw materials from the average production target needed by the company. The calculation of goal programming is supported by using LINDO (Linear Interactive Discrete Optimizer) program to obtain the optimal number of products from working hours and raw materials needed by the company. The results of the study obtained optimal regular working hours in scenarios I, II, III, and IV respectively in the amount of 159.95 hours/month, 174.25 hours/month, 176.26 hours/month and 192.37 hours/month. There was also an increase in the use of raw materials for ginger, coffee, ginseng and pepper in scenario II, raw materials for ginger, white and vanilla sugar in scenario III, raw materials for white sugar, vanilla and cinnamon in scenario IV.
KAJIAN MODEL POTENSI PEMBERDAYAAN MASTERPLAN BERBASIS AGRO TECHNOPARK (ATP) DI KOLEBERES KECAMATAN CIKADU KABUPATEN CIANJUR Boy Macklin Pareira Prawiranegara; Asep Yusuf; Mohamad Sapari Dwi Hadian; Cipta Endyana
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 2, No 1 (2008)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian mengenai Kajian Model Potensi Pemberdayaan Masterplan Berbasis Agro Technopark (ATP) di Koleberes Kecamatan Cikadu Kabupaten Cianjur ini dilakukan di wilayah Koleberes Cianjur Selatan mulai bulan Juni hingga Desember 2007. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membangun sebuah model awal bio-cylo farming di wilayah translok Koleberes sesuai keadaan sebenarnya dengan menggunakan metodologi pemodelan Agro Technopark dengan kajian pertanian terpadu.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey dan modeling. Penelitian ini didahului dengan penggambaran secara umum model ATP center Koleberes tentang sistem pertanian terpadu di wilayah tersebut termasuk keterlibatan masyarakat yang akan ditingkatkan pendapatannya. Kemudian, model tersebut dikembangkan menjadi model Improvisasi model ATP yang merupakan modifikasi dari model ATP Center Koleberes dengan menghubungkan sektor pertanian, peternakan, dan perikanan dalam sebuah siklus bio-cylo farming. Model pada ATP center Koleberes dan Improvisasi model ATP selanjutnya di simulasikan dengan menggunakan software Vensim PLE 32 Versi 4.2a 2000. Variabel yang di ukur adalah pendapatan masyarakat dan selanjutnya dilakukan komparasi antara pendapatan masyarakat model ATP center Koleberes dan pendapatan masyarakat di model Improvisasi model ATP untuk melihat pola pendapatan masyarakat.Hasil penelitian menunjukkan antara model ATP center Koleberes dan Improvisasi model ATP memperlihatkan perbedaan yang signifikan terhadap pendapatan masyarakat pada sektor pertanian, peternakan, dan perikanan dengan melakukan perubahan pola tanam yang pad akhirnya menghasilkan beberapa kali panen diantaranya panen harian, musiman, bulanan, tahunan, winduan, dan sektor usaha kecil menengah. Kata kunci: Agro technopark, Bio-cyclo farming
Penanganan Limbah Cair Industri Pengolahan Produk Hewani Serta Pemanfaatannya Menjadi Sabun Cair Nadya Shita Kemala; Boy Macklin Pareira; Asri Widyasanti
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 12, No 1 (2018): TEKNOTAN, April 2018
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3062.69 KB) | DOI: 10.24198/jt.vol12n1.2

Abstract

Industri makanan merupakan salah satu sumber penghasil limbah cair. Industri makanan pada penelitian ini berada di tengah kota yang limbahnya berdampak langsung pada masyarakat. Tujuan penelitian ialah melakukan proses pemisahan minyak dan lemak serta membuat sabun cair berbahan dasar minyak dan lemak limbah cair. Metode pertama yang digunakan ialah grease trap dan metode kedua ialah pemurnian dengan degumming dan deodorizing. Penggunaan metode pertama menunjukkan peningkatan dengan karakteristik BOD menjadi 5.371 mg/liter, TSS menjadi 117 mg/liter, minyak dan lemak menjadi 5,0 mg/liter, berkurangnya bau serta pH menjadi 7,44. Selanjutnya, penggunaan metode kedua dengan penambahan 2% bentonit dan 2% zeolit mendapatkan hasil kadar air 0,015%, kadar abu 0,11%, kadar protein 0,45%, kadar lemak 100% dan kadar karbohidrat 0%. Sabun cair dapat dihasilkan dengan penambahan VCO (Virgin Coconut Oil) yang mampu meningkatkan pembusaan. Perbandingan penggunaan bahan utama sebesar 50:50. Hasil analisa mutu SNI 06-2048-1990 adalah alkali bebas 0,0077%, lemak tak tersabunkan 1,9808% dan minyak pelikan negatif telah memenuhi persyaratan. Namun, jumlah asam lemak tidak memenuhi persyaratan dengan nilai sebesar 7,151%. Kadar air sebesar 53,9696% tetapi tidak ada angka spesifik pada SNI untuk parameter ini. Hasil pengujian organoleptik menunjukkan panelis menyukai sabun tersebut dengan nilai rata-rata lebih tinggi dibandingkan sabun pembanding dengan interpretasi baik.Kata kunci: Limbah cair, minyak dan lemak, sabun cair
Analisis Penjadwalan Irigasi pada Budidaya Tanaman Talas Pratama (Colocasia esculenta (L). Schott var. Pratama) Menggunakan CROPWAT 8.0 Leni Nurliani; Sophia Dwiratna; Boy Macklin Pareira Prawiranegara
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 13, No 2 (2019): TEKNOTAN, Desember 2019
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (609.024 KB) | DOI: 10.24198/jt.vol13n2.3

Abstract

Tanaman Talas (Colocasia esculenta (L). Schott ) merupakan salah satu bahan pangan lokal yang dapat digunakan sebagai penunjang swasembada pangan nasional. Salah satu cara untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan yang baik dilakukan kajian analisis penjadwalan irigasi yang tepat. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji penjadwalan irigasi pada budidaya Talas Pratama (Colocasia esculenta (L). Schott var. Pratama) di lahan penelitian menggunakan aplikasi Cropwat 8.0 untuk mengoptimalkan ketersediaan air. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis yaitu dengan mengumpulkan data-data yang dibutuhkan serta menganalisis dan menggambarkan besarnya kebutuhan air dan interval pemberian air irigasi dengan menggunakan Software Cropwat 8.0 yang dikembangkan oleh FAO. Interval waktu yang digunakan yaitu berdasarkan setiap tahap pertumbuhan talas dengan jumlah air yang diberikan hingga memenuhi kapasitas lapang pada lahan penelitian. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa jumlah kebutuhan air tanaman Talas Pratama (Colocasia esculenta (L). Schott var. Pratama) berdasarkan Cropwat 8.0 yaitu sebesar 1093.9 mm sedangkan kebutuhan air irihasi untuk interval 3 hari, dan 1.853.400 liter untuk interval 4 hari adalah 1.605.150 liter pada lahan seluas 1500 m2.
Pertumbuhan, Hasil dan Serapan Fosfor (32P) Tanaman Jagung Manis (Zea mays L. saccharata Sturt) akibat Pemberian Biochar dan SP-36 Candra Melati; Boy Macklin Pareir Prawiranegara; Anggi Nico Flatian; Edy Suryadi
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 16, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jair.2020.16.2.5804

Abstract

Penelitian pengaruh biochar yang dikombinasikan dengan pupuk kimia fosfor (P) terhadap produksi dan serapan hara tanaman perlu dieksplorasi lebih lanjut, terutama pada tanah tropis. Unsur hara P merupakan salah satu faktor pembatas utama produksi tanaman di daerah tropis. Jumlah P yang tersedia jarang melebihi 0,01% dari total P tanah karena sebagian besar P berada dalam bentuk yang tidak tersedia bagi tanaman. Pemberian pupuk P menjadi tidak efisien karena dalam tanah sebagian besar P teradsorbsi dan terpresipitasi sehingga tidak dapat diserap oleh tanaman.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian biochar yang dikombinasikan dengan SP-36 (superfosfat) terhadap pertumbuhan, produksi dan serapan P tanaman jagung manis di tanah latosol Pasar Jumat. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor dan 3 kali ulangan. Faktor pertama adalah dosis pupuk SP-36 yang terdiri dari 4 taraf perlakuan: 0 ppm, 42 ppm P, 46 ppm P, dan 53 ppm P dengan faktor kedua adalah dosis biochar yang terdiri dari 3 taraf perlakuan: tanpa biochar 37,5 g/pot, dan 75 g/pot. Teknik isotop 32P digunakan untuk merunut P yang diserap oleh tanaman. Hasil penelitian menggunakan teknik isotop 32P menunjukkan bahwa pemberian pupuk SP-36 disertai pemberian biochar meningkatkan penyerapan P berasal dari pupuk SP-36 (%P-bdp) sebesar 6,7% - 8,8% dibanding tanpa pemberian biochar, tetapi tidak signifikan (P>0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa pemberian biochar dengan dosis 37,5 – 75 g/pot (ekuivalen dengan 2 - 4 ton/ha) menyebabkan penyerapan pupuk SP-36 oleh tanaman lebih besar. Namun, hal tersebut tidak menyebabkan pertumbuhan, hasil dan serapan P total tanaman meningkat secara signifikan. Pemberian pupuk SP-36 dengan dosis 43 - 53 ppm P (ekuivalen dengan 200 - 250 kg SP-36/ha) secara mandiri menyebabkan tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, dan bobot kering tanaman meningkat secara signifikan bila dibandingkan tanpa pemupukan SP-36. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa sebagian besar P yang diserap tanaman adalah berasal dari tanah, yaitu sebesar 188,4 - 199,4 mg/tanaman. P berasal dari pupuk yang diserap tanaman adalah sebesar 16,3 - 20,5 mg/tanaman.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENGOLAHAN AIR BANJIR MENJADI AIR BAKU DI DAERAH RAWAN BANJIR Sophia Dwiratna; Boy Macklin Pareira P; Dwi Rustam Kendarto
Dharmakarya Vol 7, No 1 (2018): Maret
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (643.061 KB) | DOI: 10.24198/dharmakarya.v7i1.11444

Abstract

Saat terjadi bencana banjir, ketersediaan air menjadi sangat krusial. Kebutuhan akan air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi, memasak, mencuci dan sebagainya sangat sulit dipenuhi ditengah-tengah keadaan bencana banjir. Salah satu wilayah di Kabupaten Bandung yang sering terkena dampak banjir adalah Desa Rancaekek Wetan Kecamatan Rancaekek. Desa ini setiap musim hujan selalu terkena dampak luapan sungai Cikeruh. Pada saat banjir, sumur sumur yang biasa digunakan tercemar air banjir sehingga kondisinya keruh dan berbau. Melalui kegiatan penyuluhan dan pelatihan pengolahan air banjir menjadi air bersih, diharapkan dapat meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan pengolahan air banjir menjadi air bersih dan air baku bagi masyarakat yang terkena dampak banjir. Salah satunya adalah menggunakan teknologi sederhana melalui proses koagulasi-sedimentasi-filtrasi untuk menghasilkan air bersih yang layak pakai oleh masyarakat di pengungsian. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan guna memasyarakatkan teknologi sederhana pengolahan air banjir menjadi air baku sebagai upaya penanganan bencana banjir.